Sinopsis Nymph's Bed Episode 1 - 2
"Pergi!" Si hantu emosi.
"P', aku... aku tidak bisa keluar sekarang. Aku lagi syuting sebuah acara sekarang ini. Kalau aku menang, aku akan dapat hadiah uang. Jadi aku tidak bisa pergi sekarang. Aku boleh tinggal di sini, yah? Kalau kau mengizinkanku, aku janji tidak akan berisik."
"Hei! Kau cari masalah denganku, yah?!"
Tapi Ton malah menganggap ucapan si hantu itu sebagai tantangan dan langsung menantang si hantu untuak main game tebak kata. Aturannya, dia akan tanya dalam bahasa Thai dan si hantu harus jawab dalam bahasa Inggris.
Dan bahkan sebelum si hantu sempat mencerna tantangannya, Ton langsung saja memulai game-nya. Dan lucunya, si hantu go with the flow aja dan jadilah mereka main tebak kata dengan seru. Wkwkwk! Stres.
Sukses dengan game-nya, Ton sekali lagi menegaskan agar si hantu membiarkannya tinggal di sini. Si hantu santai aja di tempatnya sini, dia sendiri akan menyibukkan dirinya dengan pekerjannya. Makasih, kata Ton lalu pergi.
"Apa-apaan dia itu?" Si hantu bingung.
Ton benar-benar menyibukkan dirinya dengan bekerja sampai tidak menyadari ada hantu kedua yang merangkak turun dari tangga di belakangnya. Saat Ton selesai menelepon kliennya, dia kaget mendapati si hantu dua sudah jongkok di sebelahnya sambil nangis kejer.
Ton cuma kaget, tapi tidak takut sedikitpun. Dia malah berbaik hati membantu si Hantu Dua bangkit dari lantai dan tanya kenapa Hantu Dua nangis?
Si Hantu Satu mendadak muncul kembali sambil bawa golok lalu melabrak Hantu Dua dan menuduhnya selingkuh. "Teganya kau melakukan ini padaku?!"
"Oi! Bisa tidak kau berhenti menganggap aku ini Yaya (LOL!)?! Lihatlah wajahku! Lihat! Selain kau, tak ada orang lain yang menganggapku cantik! Kaulah yang punya selingkuhan!"
"Kau berani menuduhku? Lihatlah wajahku! Siapa juga yang mau sama aku?! Kau pikir aku ini Nadech apa?!" (Wkwkwk! Hantu yang sadar diri)
"Cuih! Nadech? Lebih mirip Narok (neraka)!"
"Lihatlah aku! Lihat! Kau pikir aku sangat cantik sampai kau jadi posesif dan selalu menusukku tiap detik sepanjang hari!"
Ton sampai stres menyaksikan pertengkaran sepasang kekasih hantu itu sampai terpaksa dia harus berteriak untuk menghentikan mereka lalu ceramah panjang lebar mengingatkan mereka bahwa mereka jadi seperti ini karena mereka masih memendam dendam, makanya mereka tidak bisa bereinkarnasi.
Mereka sudah tidak terikat oleh karma dan tidak bisa pula kembali ke masa mereka, jadi kenapa juga mereka masih memendam dendam? Untuk apa memerangkap diri mereka sendiri dalam lingkaran karma? Satu-satunya cara agar mereka bisa keluar dari kesengsaraan mereka adalah dengan saling memaafkan satu sama lain.
Ton mendoakan semoga dosa dan karma mereka di kehidupan ini diampuni, lalu meminta mereka berdua untuk saling memaafkan. Dia janji akan mengirim derma untuk arwah mereka dan berharap mereka bisa terbebas dari lingkaran karma agar mereka bisa segera bereinkarnasi.
Doanya berhasil menenangkan kedua hantu itu dan seketika itu pula arwah mereka berubah dari yang awalnya seram, sekarang jadi seperti manusia biasa. Biarpun masih cemburuan, tapi sekarang mereka sudah bisa saling mengungkapkan perasaan mereka yang masih saling mencintai satu sama lain. Ton pun senang.
Uang yang didapatkannya dari acara berburu hantu itu, ternyata Ton sumbangkan semuanya pada seorang Kakek Biksu dan meminta Kakek Biksu untuk menggunakan uang itu untuk mengurus anak-anak terlantar yang Kakek Biksu asuh.
Kakek Biksu pun langsung menyuruh anak-anak untuk berterima kasih pada Ton. Bukan cuma uang, Ton juga membawa banyak mainan dan buku-buku untuk mereka.
"Kakek Biksu, jangan mengkhawatirkan apapun. Aku akan menjaga mereka sebaik mungkin. Bahkan sekalipun mereka terlahir tanpa cinta, tapi itu bukan berarti mereka tidak berhak untuk mendapatkan cinta."
Dalam flashback, ternyata Ton juga dulunya anak yang dibuang. Dulu saat Kakek Biksu melewati hutan, ia tiba-tiba mendengar suara tangis bayi dan menemukan bayi Ton dibuang di dalam sebuah keranjang di bawah sebuah pohon besar. Kakek Biksu-lah yang kemudian menamainya Ton dan membesarkannya.
Karena itulah Ton sungguh berterima kasih pada Kakek Biksu. Jika saja Kakek Biksu tidak mengadopsinya waktu itu, dia pasti tidak akan hidup hari ini.
"Aku ingin kau menjadi panutan bagi anak-anak."
"Baik, Kek."
Tepat saat itu juga, Ton ditelepon rekan kantornya yang memberitahunya bahwa dia mendapat kenaikan pangkat. Senang, Ton langsung balik ke kantor.
Tapi saat dia menghadap atasannya yang bernama Manop, Sekretarisnya Manop memberitahunya bahwa dia bisa diangkat menjadi Deputy Manager hanya jika Ton berhasil mendapatkan profit yang sama seperti Deputy Manager yang lama.
Manop merasa kalau Ton tidak pantas mendapat posisi ini, makaanya Manop menuntut Ton untuk membuktikan kemampuannya. CEO mereka juga sudah memberikan otoritas pada Manop untuk mmebuat keputusan itu.
Ton jelas kcewa mendengarnya. Manop lalu menyerahkan sebuah dokumen padanya. Itu adalah informasi tentang Sia Gumchai. Sia adalah seorang pengusaha yang sekarang ini berencana untuk merenovasi semua hotelnya dan sedang mencari perusahaan mebel yang bisa mendesign sesuai keinginannya.
Tugas Ton adalah membuat Sia mau bekerja sama dengan mereka dan membeli barang-barang mebel mereka. Jika Ton berhasil, maka perusahaan mereka bisa untung jutaan baht, dan Ton akan diangkat menjadi Deputy Manager bagian pemasaran plus kenaikan gaji.
"Lalu... bagaimana jika saya gagal?"
"Maka aku akan menulis surat rujukan pada CEO bahwa kau tidak memiliki cukup kualifikasi untuk melakukan pekerjaan ini. Kuharap kau mengerti."
Saat dia pulang malam harinya pakai motor vespa, Ton langsung disambut oleh Yoghurt, bukan... bukan nama minuman, melainkan nama seorang cewek cantik yang naksir Ton dan terang-terangan ngejar Ton, dan kayaknya dia anak orang kaya.
Dia datang malam itu tanpa pemberitahuan seolah ngasih surprise untuk Ton, tapi Ton biasa-biasa aja saat melihatnya. Dia dan temannya, Manow, bahkan sudah menyiapkan berbagai hidangan seafood mewah untuk Ton.
Tapi Ton malah protes mempermasalahkan harga semua seafood yang pastinya sangat mahal ini. Yo santai saja berkata kalau semua ini cuma seharga sepuluh ribu baht.
"Sepuluh ribu baht?!!!"
"Aduh, P'Ton. Segitu mah kecil. Aku nggak Se (serius)."
"Aku tahu kau nggak Se, tapi aku Se. Dan aku nggak O (oke). Apa kau tahu uang segitu bisa untuk biaya hidup berapa bulan? Kau tidak tahu nilai uang dengan melakukan hal ini."
Tidak ingin menyia-nyiakan uang sebanyak itu, Ton langsung saja memanggil para tetangga dan menyuruh mereka makan semua seafood itu. Pfft!
"Yo, biarkan orang-orang memakannya daripada dibuang-buang." Omel Ton lalu pergi.
Tapi Yo langsung mengejarnya dan mengkonfrontasi Ton karena tidak menjawab 22 misscall dan 30 pesan yang dia kirim. Ton bahkan tidak bilang
good morning kepadanya pagi tadi. Apa Ton tidak sadar kalau mereka belum ketemuan selama 3 hari?
"Aku cuma ingin mengadakan pesta shabu suki untukmu. Dan inikah balasan yang kudapat?"
"Aku ini sudah pusing. Harga sewa sudah naik dan aku harus mencari tempat tinggal baru. Jadi tolong kau jangan buat aku tambah pusing. Kumohon!"
Mendengar itu, Yo langsung menggenggam tangan Ton dan menasehati Ton untuk merendam kakinya di air hangat biar dia bisa tidur nyenyak dan tidak stres.
Di kamar, Yo mulai membrowsing apartemen-apartemen murah hingga akhirnya dia menemukan iklan apartemennya Chom. Tempatnya benar-benar sesuai dengan keinginan Ton, murah dan dekat kantornya juga.
Maka Ton pun langsung menghubungi Chom saat itu juga untuk menanyakan apakah ada kamar kosong. Chom mengaku kalau saat ini tidak ada. Tapi... tunggu saja sebentar lagi, satu detik saja.
Dan tepat sedetik kemudian, sepasang kekasih penghuni apartemen kamar 312 kabur dari sana sambil jejeritan ketakutan. Oke, sekarang sudah ada kamar kosong. Ton jelas bingung, secepat itu sudah ada kamar kosong?
Seperti biasanya, Chom memberi syarat dulu. Jika Ton setuju untuk menyewa kamarnya sekarang, maka Chom akan ngasih diskon 10% untuk uang depositnya.
Jelas saja Ton langsung tertarik dan setuju tanpa ragu. Dia akan datang besok untuk melihat tempatnya. Kalau dia suka, dia akan langsung tanda tangan kontraknya.
Maka keesokan harinya, Ton pergi ke apartemen itu. Sesampainya di sana, dia malah melihat para warga di sana sedang ada pertunjukkan dan para penontonnya senam mengikuti irama lagu.
Penyanyinya adalah Khun Poh yang sebenarnya nyanyinya nggak banget dan Kitty yang senamnya paling heboh. Konsernya gaje banget, tapi semua orang senang. Ton pun senang melihat mereka.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam