Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 15 - 3
Phaulkon datang tepat saat itu juga, maka Pra Py pun buru-buru menjauh untuk bicara berdua dengannya. Pra Py benar-benar ragu dengan usulan Phaulkon, dia tak yakin bisa menjadi seorang Raja. Dia juga tidak punya pendukung, ada sih tapi jauh di Phisanuloke.
"Aku punya."
"Pasukanmu berada jauh di Bangkok."
"Mereka akan segera datang kemari begitu aku mengirim pesan."
Tapi bahkan Jao Fah Apaitod mengancamnya dan mengingatkannya kalau dia tidak punya hak akan tahta. Phaulkon ngotot meyakinkan Pra Py kalau dia punya hak penuh atas tahta, bahkan Raja saja pasti akan memberikan tahtanya pada Pra Py.
Bahkan Tuhan pun sudah menakdirkan Pra Py untuk menjadi Raja. Hasutannya sepertinya sukses, Pra Py tampak mulai terpengaruh.
Kade dengan hati-hati bertanya apakah Por Date memihak pemberontak Phetracha dan Luang Sorasuk?
"Aku tidak tahu bagaimana kehidupan yang kau tinggalkan. Tapi hidup di sini adalah bagaimana mempertahankan kelangsungan keluargamu. Bahkan sekalipun aku harus sedikit ternoda, aku rela melakukannya."
Sekarang ini negara sedang dilanda kekacauan. Por Date merasa kalau Phetracha bisa memperbaikinya. Lagipula, Luang Sorasuk sebenarnya juga punya hak sebagai penerus tahta.
Pra Py juga punya hak, tapi dia sudah pindah agama. Jika dia dibiarkan naik tahta, itu sama saja dengan membiarkan musuh masuk.
"Lalu, apakah Pangeran Jao Fah Noi, Jao Fah Apaitod, dan Pra Py... apakah mereka semua akan mati?"
Por Date heran mendengar pertanyaannya, apa sebenarnya Kade ketahui? Kade berkilah kalau dia cuma tanya. Soalnya ketiga orang itu kan menentang pemberontak, jadi Phetracha tidak akan mengampuni mereka.
Tapi Por Date terus saja menatapnya tajam seolah menuntut penjelasan. Terpaksalah Kade mengakui bahwa dia mengetahuinya dari sejarah.
"Apa lagi yang dikatakan oleh sejarahmu itu? Sekarang ini, Paman Khun Ban belum bergabung. Jika dia belum bergabung, mereka tidak akan bisa menyingkirkan Pra Py dan kedua pangeran."
Khun Ban tidak mau bergabung karena dia yakin kalau Phaulkon tidak akan benar-benar mengkhianati Raja Narai. Kade menyarankannya untuk bilang ke Khun Ban bahwa dia bisa menelan kata-katanya sendiri.
Tapi Por Date tidak mengerti apa maksudnya. Begini saja, Por Date bilang saja ke Khun Ban bahwa Phaulkon telah melakukan kejahatan terhadap Ayutthaya. Jika dia tidak dihentikan, maka Ayutthaya akan hancur.
Keesokan harinya, Khun Ban, Phetracha, Luang Sorasuk berkumpul di rumah Por Date. Khun Ban tak mengerti bahaya apa yang Por Date maksud, Phetracha menduga bahwa maksudnya adalah Phaulkon akan memberikan negeri ini pada Raja Perancis.
Por Date membenarkan. Dia bahkan mengklaim ada buktinya. Seseorang menulis sebuah surat rahasia, surat itu dikirim ke seorang juru tulis yang merupakan bawahan Raja Louis XIV.
"Apa isi suratnya?" Tanya Luang Sorasuk.
"Dia bilang bahwa dia akan melakukan apapun untuk menguntungkan pihak perusahaan dagang Hindia Timur Britania. Dia akan mmbuat Bangkok berada di bawah kekuasaan Perancis. Dan Paduka Raja juga sudah sekarat, dia sudah menemukan boneka (Pra Py) untuk menjadi pemimpin Siam."
"Sebentar. Memimpin apa?" Heran Luang Sorasuk.
Siam, itu adalah sebutan para farang untuk Ayutthaya, Por Date menjelaskan. Luang Sorasuk dan Phetracha bingung kenapa mereka disebut sebagai Siam padahal nama negara ini adalah Krung Si Ayutthaya.
Pokoknya Por Date menegaskan bahwa dalam surat itu Phaulkon dengan jelas menyatakan bahwa dia punya hak dan kekuasaan untuk memimpin negeri ini scara mutlak. Dia akan melakukan apapun demi Perancis, termasuk membuat negara ini menjadi milik umat nasrani.
Phetracha jelas kesal mendengarnya. Ia bersumpah akan mengusir semua farang itu keluar dari Ayutthaya. Khun Ban penasaran dengan bukti surat yang Por Date bilang itu, apa ada seseorang yang pernah melihatnya?
"Mae Karakade."
Por Date lalu membawa Kade keluar dari kamar untuk menemui para tamu mereka. Kade mengaku bahwa ada seseorang yang menemukan surat itu. Dia tidak tahu bagaimana caranya menjamin ucapannya ini, tapi dia meyakinkan bahwa surat itu benar-benar ada dan ditulis sendiri oleh Phaulkon.
"Aku percaya padamu, aku memprcayaimu sebagaimana guru (Chiprakao) mempercayaimu. Aku mempercayaimu tanpa menginginkan bukti itu." Ujar Phetracha
"Apa kau yakin, Mae Ying Karakade?" Luang Sorasuk masih ragu.
"Saya lebih dari yakin."
Lalu apakah Raja Narai mendukung hal itu? Tanya Khun Ban. Kade mengaku tak ada bukti apakah Raja Narai mendukung aksi Phaulkon itu, tapi Phetracha yakin kalau Raja Narai pasti mendukung aksi Phaulkon dalam membawa pasukan Perancis itu ke Ayutthaya.
Phetracha yakin bahwa Raja Narai mengizinkan Phaulkon untuk membawa kapal-kapal itu masuk ke negara ini untuk menindas mereka.
"Aku sungguh kecewa pada Paduka Raja, aku tidak akan membiarkan Paduka Raja menduduki tahta lebih lama." Geram Phetracha.
"Ayah, Raja sudah sakit selama berbulan-bulan, kenapa harus takut?"
"Si Constance itu semakin lama semakin lancang. Dia dan orang-orangnya. Mereka pikir kalau orang-orang Ayutthaya itu bodoh dan lemah. Mereka pikir kita akan membiarkan mereka menjajah kita dengan mudah? Kita tidak sama dengan Khun Luang. Aku harus melakukannya, walaupun sebenarnya aku tidak ingin melakukannya."
Kade dengan hati-hati bertanya bagaimanakah seharusnya seorang raja? Tapi Khun Ban langsung mengembalikan pertanyaan itu kembali ke Kade.
Jika Kade punya kesempatan untuk berdiri di hadapan seorang raja... atau dua raja, (Yah, memang ada dua calon raja di sana, tapi dia tidak mengatakannya), maka dia akan berkata pada mereka bahwa seorang raja, haruslah memiliki keadilan.
Dia memberitahu mereka bahwa Phaulkon akan kehilangan kekuasaan dan martabatnya. Dia akan dihukum atas kejahatannya, tapi istri dan anak-anaknya tidak terlibat.
"Mereka harus... diampuni, jao ka."
Para pria itu kontan kagum pada Por Date karena memiliki istri yang punya pengetahuan luas.
Phetracha mulai menjalankan rencananya di istana. Saat Pra Py hendak menjenguk Raja, para pengawal tiba-tiba menghadangnya dan mencegahnya masuk.
Bukan cuma Pra Py, Phaulkon pun mengalami nasib serupa dan jelas itu membuatnya marah. Karena itulah, sekarang dia menulis surat yang dia tujukan untuk Jenderal Desfarges.
Dia memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengirim surat itu ke Jenderal Desfarges dan berpesan agar mereka mengirim pasukan ke Lavo. Tepat saat dia mengucap perintah itu, Maria turun dan mendengar perintahnya barusan.
"Kau menyuruh Jenderal Desfarges mengirim pasukan Perancis ke Lavo? Kau berpikir untuk melakukan pengkhianatan?!"
"Ork Phra Phetracha dan Luang Sorasuk... ingin membunuhku! Lalu kau ingin aku bagaimana?"
"Kalau kau tidak pernah memulainya lebih dulu, mana mungkin kedua orang itu berpikir untuk membunuhmu? Negara ini memberimu kehidupan dan perlindungan. Apa itu tidak cukup?"
Phaulkon sontak murka mendengarnya. Dia harus melakukan ini untuk melindungi hidupnya, hidup Maria, dan juga hidup anak-anak. Maria jelas jelas tak percaya dengan alasannya, jangan pernah gunakan dirinya dan anak-anak sebagai alasan.
"Perancis bukan negara asalmu, tapi kau melakukan banyak hal demi Perancis. Sebenarnya, kau melakukannya untuk dirimu sendiri, bukan?"
Kesal, Phaulkon sontak mencengkeram Maria dan ngotot menyangkal tuduhan Maria yang jelas saja membuat Maria ketakutan kecewa padanya. Dia rela jika Phaulkon mencambuknya berapa kalipun, tapi dia tidak setuju sedikitpun dengan apa yang Phaulkon lakukan sekarang.
"Kau membawa kehancuran untuk dirimu sendiri, dan itu bisa mempengaruhiku dan anak-anak. Setidaknya, pikirkanlah kebaikan yang Paduka Raja berikan padamu. Paduka Raja benar-benar menganggapmu sebagai temannya, mempercayaimu, dan menyayangimu. Tapi kau malah ingin mengkhianati negaranya, begitu?"
Tap Phaulkon tetap bergeming. Kecewa, Maria sontak melepaskan diri darinya. Tak lama kemudian, Jenderal Desfarges menerima surat itu.
Por Date tiba-tiba memberitahu Kade untuk tinggal saja di rumah bersama Khun Ying besok karena ada suatu hal yang harus dilakukannya. Kade cemas, memangnya ada apa?
Por Date berusaha berkilah, tapi tentu saja Kade tak percaya. Terpaksalah Por Date akhirnya mengaku bahwa dia mendengar kabar tidak bagus tentang Phaulkon. Kade menduga kalau Phaulkon pasti sudah memulai rencananya.
Betul. Sesuai apa yang Kade katakan, Phaulkon mengirim surat ke Jenderal Desfarges dan memintanya untuk mengirimkan pasukan ke Lavo. Dia bahkan mendengar kabar kalau para prajurit itu hampir mencapai Ayutthaya. Dia dan Khun Ban akan mencoba menghentikan mereka.
Bersambung ke part 4
1 Comments
Di tunggu truz mb ima lnjutannya. Request donk mb ima sinopsis china tg the eternal love season2
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam