Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 5 - 2
Pelayan rasa, Qing Ge tidak perlu secemas itu. Kecantikan wanita adalah kelemahan para pria. Tak peduli seberapa besar kecurigan Kaisar Tian Hui, tetap saja dia seorang pria.
Qing Ge sangat cantik. Dia yakin Qing Ge pasti bisa memenangkan hati Kaisar Tian Hui. Tapi memang persaingan dengan para selir kerajaan itu berbahaya, mereka benar-benar harus sangat berhati-hati.
"Berhati-hati? Aku adalah Putri Qiu Barat. Kalau bukan karena balas dendam, aku tidak akan datang kemari untuk pernikahan diplomatik! Kalau bukan demi balas dendam, kenapa juga aku harus bersaing mendapatkan perhatian pria seperti para wanita bodoh itu?! Semua ini gara-gara Long Fei Ye!"
Berusaha menenangkan dirinya, dia lalu memberitahu pelayannya untuk menyuruh mata-mata mereka mengawasi perkembangan kasus pembunuhan menteri kehakiman tersebut. Cari tahu siapa dalangnya.
Jika mereka bisa menemukan siapa musuhnya Fei Ye, mereka bisa menjadikan orang itu sebagai sekutu mereka. Dan jika ada hal yang tidak mereka ketahui, suruh mata-mata mereka untuk pergi menemui Qi Shao ke Lembah Yao Hui untuk mendapatkan informasi.
"Suatu hari ini, akan kubuat Long Fei Ye membayar mahal atas perbuatannya!"
Dengan menggunakan kekuatan glang ajaibnya, Yun Xi masuk ke alam lain untuk mempelajari beberapa gulungan kitab racun.
"Sekte Racun itu sungguh hebat. Racun-racun buatan mereka tak pernah terdengar. Bahkan beberapa tanaman ini tidak tercatat di dalam buku medis lain." Kagum Yun Xi.
Kembali ke dunia nyata, Yun Xi berpikir bahwa jika dia bisa membuat sesuatu yang berguna untuk di es batu itu (Fei Ye), mungkin sikap Fei Ye padanya akan berubah.
"Tapi lupakan saja, dia tidak akan menghargainya."
Xi Feng melapor ke Fei Ye kalau Yun Xi selama beberapa hari ini tidak beranjak dari kediamannya dan sibuk berkutat dengan botol-botol obatnya saja.
Sedangkan Putra Mahkota, hampir sepanjang hari dia menghabiskan waktunya di Paviliun Wan Yan (rumah bordil). Sedangkan Paman, dia mengurung dirinya di kamar dan mengklaim kalau dia depresi atas kematian Menteri Kehakiman. Intinya, kedua orang ini tidak ngapa-ngapain belakangan ini.
Fei Ye mendengus sinis mendengarnya. "Mereka benar-benar rekan yang baik. Apakah ini artinya mereka sangat yakin kalau aku tidak akan melaporkan masalah zombie beracun pada Kaisar?"
Oh, yah. Xi Feng juga melapor tentang mata-mata yang dia kirim untuk mengawasi Lembah Yao Gui. Menurut pengakuan si mata-mata, pada malam Fei Ye diracuni, Qi Shao terburu-buru menunggang kuda tengah malam.
Sepertinya dia tahu kalau dia sedang diawasi, makanya dia sengaja berputar-putar hingga mata-mata mereka kehilangan jejaknya. Dan si wanita bercadar itu, tak pernah lagi muncul di Lembah Yao Gui. (Ya, iyalah. Udah muncul di rumah kalian tuh)
"Bersikaplah seperti biasanya dan lakukan apa yang perlu dilakukan. Tidak perlu lagi mengawasi Paman dan Putra Mahkota." Perintah Fei Ye.
Yun Xi menggambar seluruh tubh Fei Ye dan menyilang bagian-bagian tbuh yang sudah pernah diperiksanya seperti bagian d*da, punggung, dan kedua lengan.
Yun Xi bingung harus bagaimana. Mana Ibu Suri cuma memberinya waktu satu bulan lagi. Kalau begini caranya, dia tidak akan bisa mengecek keberadaan tanda itu.
Pusing memikirkannya lagi, dia akhirnya ketiduran. Tapi dalam tidurnya, lagi-lagi dia bermimpi buruk tentang ibunya ditangkap dan dibunuh oleh Ibu Suri. Mimpi itu kontan membuatnya tersentak bangun dengan ketakutan.
"Cuma mimpi. Tapi tidak bisa. Aku tidak boleh menunggu lebih lama lagi."
Mendadak dia punya ide untuk menggunakan racun api, tidak berwarna dan tidak berbau, dan akan menguap ke udara dalam waktu setengah hari. Jika ditabur di tempat tidur, maka orang yang tidur di atasnya, kulit bagian bawah tubuhnya akan melepuh keesokan harinya.
Dengan begitu, dia akan bisa memeriksa bagian kaki Fei Ye saat dia mengobati Fei Ye nantinya. "Pangeran Qin, kau sendiri yang memaksaku melakukan ini."
Begitu memastikan Fei Ye sudah keluar dari kamarnya, Yun Xi mengendap-endap ke kamarnya Fei Ye lalu menabur bubuk racun itu di bagian dalam selimutnya dan bantalnya.
Tapi baru juga Fei Ye melangkah dari gerbang rumahnya, sebuah panah mendadak melesat ke arahnya dan hampir saja menancap di kepalanya. Untung saja Fei Ye cekatan menangkap panah itu sebelum menancap ke kepalanya.
Para pengawalpun langsung pasang barisan melindungi Fei Ye. Tapi ternyata tak ada serangan lagi karena si pemanah misterius itu sudah menghilang entah ke mana. Xi Feng ingin mengejar mereka. Tapi Fei Ye melarang, toh orang itu sudah kabur. Tidak perlu buang-buang waktu.
Tapi Xi Feng menduga kalau orang itu mungkin pembunuh suruhan Putra Mahkota. Jika mereka bisa menangkapnya, mungkin mereka bisa mencari tahu siapa yang menjebak Fei Ye.
Fei Ye tak mengatakan apapun lagi. Tapi insiden itu membuatnya memutuskan batal keluar lalu balik ke dalam rumah. Waduh!
Selesai menabur racunnya, Yun Xi berniat keluar tapi malah ketahuan Fei Ye yang baru balik dan langsung menuntut alasan Yun Xi masuk ke kamarnya.
"Aku... ketinggalan sesuatu di dalam sana. Aku datang untuk mengambilnya... sebuah... botol obat. Betul, betul. Itu botol obatnya ibuku. Aku sudah mencarinya ke mana-mana."
Tapi Fei Ye tak mempercayainya begitu saja dan langsung menuntut bukti. Untung saja Yun Xi bawa botol obat dan menunjukkan benda itu sebagai bukti.
Tapi Fei Ye memperingatkan bahwa mulai sekarang, Yun Xi tidak boleh masuk kemari tanpa seizinnya. Yun Xi langsung komat-kamit kesal di belakang punggung Fei Ye. Tapi begitu Fei Ye berbalik, dia langsung pasang senyum manis sambil manggut-manggut.
Fei Ye masuk ke kamarnya. Tapi seketika itu pula dia bisa mengendus bau aneh dari arah ranjangnya. (Wow, indera penciumannya tajam banget) Dia langsung memanggil Zhao Momo dan menyuruhnya mengganti selimutnya.
Yun Xi yang lagi sembunyi di belakang tiang, jelas kesal melihat hal itu. Dia benar-benar bingung harus bagaimana sekarang.
Saat dia kembali ke kamarnya, dia langsung memanggil para pelayan yang lagi bersih-bersih dan tanya siapa di antara mereka yang biasanya melayani Fei Ye saat dia mandi. Tapi semua pelayan menggelengkan kepala mereka.
"Lalu apa Pangeran punya pelayan yang melayaninya di tempat tidur?"
Lagi-lagi, mereka semua menggeleng. Lalu, apa Pangeran sering pergi ke rumah bordil? Para pelayan itu kompak menggeleng. Yun Xi jadi bingung, itu artinya tidak atau mereka tidak tahu?
"Jawabannya tidak, Putri. Pangeran sangat peduli akan kebersihan, ia tidak suka dilayani. Dia tidak perlu dibantu saat mandi. Dan kami juga tidak pernah mendengarnya pergi ke rumah bordl."
Ah, Yun Xi mengerti. Pantas saja Fei Ye membuang selimut itu. Berhubung dia tidak punya pertanyaan lagi, Yun Xi-pun membubarkan para pelayan itu.
"Dia tidak pernah pergi ke rumah brdil dan tidak punya wanita lain. Dia juga tidak membiarkan siapapun melayaninya. Apa jangan-jangan dia menyembunyikan sesuatu? Karena itukah Ibu Suri menikahkanku dengannya untuk menyelidikinya?"
Tapi begitu para pelayan selesai dengan pekerjaan mereka dan pergi dari sana, mereka langsung heboh menggosipkan Yun Xi. Mereka tampak jelas meremehkan Yun Xi gara-gara dia tidak dianggap dan diusir dari kediamannya Fei Ye.
Kebetulan Gui Momo, pelayan pribadinya Nyonya Yi, lewat dan mendengarkan gosipan mereka. Mereka sedang membicarakan apa? Para pelayan itu langsung heboh membisikinya tentang Yun Xi yang tanya-tanya tentang Fei Ye.
Bersambung ke part 3
Note: Tolong kalau komentar jangan komentar spoiler yah. Aku nonton drama ini bersamaan dengan nulis sinopsisnya, aku belum tahu gimana episode2 selanjutnya. Jadi please banget jangan kasih spoiler dan ngerusak mood-ku terhadap drama ini. Terima kasih atas pengertiannya ^^
4 Comments
Ditunggu kelanjutannya.... saya ga sanggup klo hrs nonton semua episodenya. Jadi nunggu sinopsisya
ReplyDeleteTrimakasih
Semangat y nulid y
ReplyDeleteDitunggu eps selnjutnya mb imaa
ReplyDeleteSemoga sehat selalu
Aamiiinnn
Di tunggu next episod nya mbak imaa...yunxi cantik bgtt..fei ye ganteng jg..blm ad cinta aj cheimisterynya dah oke aja ..
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam