Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 11 - 2

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 11 - 2


Mo Mo tidur sambil meringkuk kedinginan, tapi Wei Yi tidak bisa tidur memikirkan ucapan Zhou Lei kalau Mo Mo sepertinya tidak menyukai Wei Yi.


Dia akhirnya memutuskan untuk membuat teh dan saat itulah listriknya akhirnya menyala lagi. Dia lalu mengambil remote AC-nya dan menyalakan penghangat untuk Mo Mo dari luar kamar.


Melihat salju di luar, Wei Yi memutuskan keluar lalu membuat boneka salju yang sangat diinginkan Mo Mo tak peduli biarpun itu membuatnya sangat kedinginan.

Setelah menghiasnya dengan ranting-ranting, biji-bijian dan dedaunan, dia cepat-cepat memasukkannya ke dalam freezer.


Saat Wei Yi tiba di lab keesokan harinya, kedua rekannya langsung penasaran bagaimana hasil puisinya Wei Yi kemarin?

"Aku bilang angin musim gugur, dia bilang kepitingnya enak."

Zhou Lei geli mendengarnya. Prof Jiang bingung, aneh sekali, jangan-jangan Mo Mo pura-pura bodoh lagi. Zhou Lei yakin kalau Mo Mo itu tidak menyukai Wei Yi.


Yu Yin akhirnya masuk lagi setelah sembuh dari sakitnya. Zhou Lei kayak biasanya, heboh sendiri tidak mau dekat-dekat sama orang sakit, takut ketularan.

"Jangan khawatir. Pileknya manusia tidak akan menginfeksimu." Nyinyir Yu Yin. Pfft!

Di jam makan siang, Yu Yin dan Zhou Lei langsung semangat mau makan di kantin. Tapi Wei Yi malas ikut dan tampaknya dia kurang sehat. Yu Yin jadi cemas dan berniat mengeceknya, tapi Wei Yi dengan cepat menjauhkan diri darinya.

Mala Zhou Lei yang berhasil menyentuh dahinya dan langsung heboh lebay lalu melarikan diri soalnya Wei Yi demam tinggi dan dia tidak mau ketularan sakit.

Yu Yin cemas dan berusaha mengajaknya ke rumah sakit tapi Wei Yi ngotot menolak dan akhirnya cuma tidur di meja.


Tak lama kemudian, Zhou Lei kembali dengan dandanan lebay bin alay pakai gas masker dan baju anti radiasi saking takutnya ketularan.

Tapi dia perhatian juga dengan membelikan makanan untuk Wei Yi... yah, walaupun makanannya dia sodorkan pakai tongkat dan memperingatkan Wei Yi untuk tidak dekat-dekat dengannya.

Dia juga sudah memintakan izin sakit untuk Wei Yi, jadi Wei Yi bisa pulang setelah menghabiskan makan siangnya. Yu Yin juga kembali tak laa kemudian dengan membawakan obat untuk Wei Yi.


Yu Yin mengaku bahwa Zhou Lei juga melakukan hal yang sama padanya saat dia sakit kemarin. Mulutnya memang tajam, tapi Zhou Lei itu sebenarnya baik. Wei Yi akhirnya pulang cepat dan beristirahat.


Sementara itu di lapangan basket, lawannya Fu Pei tiba-tiba merebut bola tapi itu malah memuat Fu Pei emosi sampai dia hampir membuat masalah kalau saja yang lain tidak cepat-cepat bertindak.

Ah Ke berusaha memintanya untuk tenang, apalagi Shan Shan sedang menonton, jangan buat Shan Shan takut. Lagian apa yang terjadi tadi kan sudah biasa dalam pertandingan basket. Dulu juga Fu Pei pernah mengalaminya tapi dia tidak marah.

"Dulu aku takut, oke!"

"Jadi sekarang kau berani, yah?"

Shan Shan penasaran kenapa dengannya. Ah Ke memberitahu kalau belakangan ini, Fu Pei sering emosian tanpa sebab. Tolong Shan Shan hibur dia, yah. Shan Shan akhirnya hanya menasehatinya untuk melupakan masalah ini lalu mengajak Fu Pei pergi.


Mo Mo menemani Li Na belanja jus jeruk berbagai macam merek soalnya seperti inilah kebiasaan kerja Li Na, membanding-bandingkan produk klien mereka dengan merek-merek lain, buat inspirasi.

"Lalu apakah kita akan membawanya ke kantor dan mengajak yang lain ikut merasakannya?"

"Bukankah kau tinggal dekat sini?"

"Iya."

"Kalau begitu, bawa informasinya dan semua jus jeruk ini ke rumahmu. Lalu buatlah laporan setelah menganalisanya."

Hah? "Aku harus mencicipi semuanya sendiri?"

"Ada masalah?"

"Tidak ada." Mo Mo kontan pasang senyum manis. Tapi... astaga, jus jeruk sebanyak ini?


Mo Mo akhirnya harus bersusah payah membawa pulang semua jus jeruk itu sendirian. Tapi di tengah jalan, dia mendadak lupa dengan kunci rumahnya. Terpaksa dia harus menelepon Wei Yi.

Tapi saat Wei Yi mengangkat telepon, Mo Mo mendadak cemas mendengar suaranya yang serak dari biasanya. Dia kenapa?

"Demam."

"Bagaimna bisa? Apa kau sudah minum obat? Sudah ke dokter? Di mana kau sekarang?"

Senang mendengar kepedulian Mo Mo, Wei Yi berbohong kalau dia tidak punya obat di rumah. Kalau begitu tunggu sebentar, Mo Mo akan segera pulang.


Maka Wei Yi pun segera menyembunyikan obatnya. Pintu akhirnya diketuk tak lama kemudian. Wei Yi membuka pintunya dengan senyum lebar... tapi malah mendapati Yu Yin yang datang.

Yu Yin beralasan kalau dia melihat laporannya Wei Yi yang belum selesai di lab, makanya dia datang untuk menyerahkannya ke Wei Yi... sekalian menjenguknya. Senyum Wei Yi seketika memudar, dari mana Yu Tin bisa mengetahui alamat rumahnya?

"Zhou Lei yang beritahu. Kenapa? Kau tidak ingin melihatku?"


Wei Yi terpaksa menyilahkannya masuk. Parahnya lagi, pintu tiba-tiba diketuk dan Yu Yin langsung saja melesat ke pintu untuk membukakannya. Jelas saja kedua wanita keheranan melihat satu sama lain.

Mo Mo berusaha tetap ramah walaupun jelas dia gelisah dan cemburu. Yu Yin berusaha menyuruh Wei Yi minum obatnya, tapi Wei Yi cuek dan menolak.

Yu Yin akhirnya menyerah dan tidak memaksanya. Tapi begitu Mo Mo bertindak dan menuntutnya minum obat, Wei Yi langsung menurut dengan patuh.

Yu Yin jelas semakin gelisah melihat itu. Apalagi mengetahui mereka tinggal bersama karena ibu-ibu mereka dulunya teman sekelas dan memaksa mereka tinggal bersama.


Wei Yi dengan cepat menyelesaikan laporannya. Yu Yin jadi tidak punya alasan lagi untuk tinggal lebih lama dan terpaksa pamit. Tapi dia penasaran apakah Wei Yi sakit karena ketularan dirinya? Kalau memang iya, maka sebaiknya Wei Yi ke rumah sakit soalnya sakitnya kemarin cukup serius.

"Aku baik-baik saja," dingin Wei Yi.

Yu Yin kecewa. "Kalau begitu, aku pergi."


Wei Yi lalu membantu membawakan belanjaannya Mo Mo. Tapi saat dia melihat kulkas, dia mendadak berubah pikiran dan dengan senyum penuh arti memaksa Mo Mo membuka kulkasnya sendiri, bagian frezzer aja soalnya yang lain sudah penuh.

Bingung dengan sikapnya, Mo Mo terpaksa membuka frezzer... tapi malah mendapati ada ranting-ranting, dedaunan dan air. Pfft! Boneka saljunya sudah mencair. Malunya Wei Yi. Mo Mo bingung, kenapa bisa ada ranting dan dedaunan di sini?

"Nggak tahu. Aku mau tidur."


Fu Pei cuma tidur selama Shan Shan belajar di perpus. Tapi kemudian ponselnya Shan Shan berbunyi dari Mo Mo. Shan Shan gak menjauh biar tidak mengganggu Fu Pei padahal Fu Pei diam-diam sudah terbangun dan sengaja pura-pura tetap tidur biar bisa nguping.

Mo Mo tanya apa yang sebaiknya dimasak buat orang sakit, Wei Yi sakit. Maka Shan Shan pun memberitahu Mo Mo tentang resep bubur ibunya. Tapi begitu mendengar cara masaknya yang ribet, Mo Mo mendadak malas, bagaimana kalau Shan Shan datang kemari dan membantunya saja?


Shan Shan langsung menoleh ke Fu Pei dan saat itulah dia melihat Fu Pei pura-pura tidur. Shan Shan setuju untuk membantu Mo Mo lalu memberitahukan masalah ini ke Fu Pei, apa dia tidak mau menjenguk Wei Yi? Tidak mau pergi ke rumahnya?

"Mo Mo tidak ingin bertemu denganku. Aku menemuinya beberapa hari yang lalu dan dia menyuruhku untuk tidak muncul lagi."

"Jadi karena itu kau marah-marah di lapangan? Apa kalian sudah memperjelas segalanya?"

"Dia tidak memberiku kesempatan."

"Baiklah, akan kubawa kau ke sana."

Epilog:


Pasca membaca nasehat di buku petunjuk tentang gaya rambut, Wei Yi langsung mendatangi salon dan minta rambutnya dimodel kayak rambut nanasnya Jerry Yan. Pfft!

Si Hairstylist jelas tidak setuju, model rambut begini tidak cocok untuk Wei Yi. Tapi Wei Yi tidak peduli dan terus ngotot. Terpaksalah si Hairstylist menurutinya dan membuat Wei Yi berambut jabri ala Tao Ming Se yang kontan membuatnya ngeri.

Dia tidak suka dengan model rambut ini, tidak cocok sama sekali dengan Wei Yi. Reputasinya bisa hancur kalau Wei Yi keluar pakai rambut begini. Maka kemudian si Hairstylist mengganti model rambutnya Wei Yi tak peduli biarpun Wei Yi protes.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments