Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 9 - 5

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 9 - 5



Khun Lek dipulangkan dalam keadaan sekujur punggungnya melepuh. Bahkan saat Janward mencoba mengobati lukanya, ia tampak begitu menderita.

Tapi biarpun begitu, saat Khun Ban datang dan curiga kalau ini adalah perbuatan Phaulkon, Khun Lek masih saja membela Phaulkon dan menyalahkan dirinya sendiri.

"Por Ban, kenapa kau tidak membantu Khun P'?" Tangis Ibu

"Ayah sangat menderita, Paman."


Por Date sekeluarga berkumpul. Mereka semua berdiam diri dengan cemas menunggu Ayah yang tampak sibuk menulis. Sepertinya Ayah sedang meramal, saat ia selesai, ia memberitahu semua orang bahwa Khun Lek telah menemui takdirnya.

"Ia tidak akan selamat." Ujar Ayah dan kontan membuat semua orang prihatin akan nasib Khun Lek.


Dua hari kemudian, para pejabat berkumpul di kediaman Khun Lek dan menyaksikan sendiri betapa menderitanya Khun Lek yang tengah berjuang antara hidup dan mati.

Janward dengan dibantu beberapa temannya terus berusaha mengobati luka Khun Lek. Por Date sekeluarga ada di sana saat itu. Khun Lek berlinang air mata saat ia menghadapi Ayah, seolah menyadari waktunya sudah semakin dekat. Ayah pun tak sanggup mengucap apapun dan hanya menatapnya dengan mata berkaca-kaca.


Kematian Khun Lek membuat para farang rekannya Phaulkon senang. Rencana mereka berhasil. Tapi Phaulkon justru menangis. Dia sebenarnya tak ingin Khun Lek mati.

"Bukankah itu bagus? Kau sudah berusaha yang terbaik."

"Aku tak ingin ia mati. Aku tak ingin..." Kesedihannya tampak benar-benar tulus sampai dia tak sanggup melanjutkan ucapannya.


Saat Phaulkon ke kediaman Khun Lek setelah pemakamannya, Janward menyampaikan pesan terakhir Khun Lek padanya. Bahwa almarhum ingin Phaulkon mengabdikan dirinya untuk melayaninya Raja.

Khun Lek percaya kemampuan Phaulkon dan ia yakin kalau Phaulkon akan semakin sukses. Kata-kata itu kontan membuat Phaulkon berlinang air mata.


Di istana, Phetracha berusaha menahan emosinya saat ia terang-terangan mengkonfrontasi Raja Narai. Pasti si farang itu kan yang memberi informasi pada Raja? Informasi bahwa Khun Lek menerima suap, iya kan?

"Iya. Dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."

"Paduka mempercayainya dalam segala hal dan mengangkat jabatannya. Paduka tidak berpikir kalau Paduka menitahkan untuk mengeksekusi seseorang yang sudah seperti saudara sendiri. Seorang prajurit yang selalu mendampingi Paduka. Seseorang yang rela mati demi Paduka. Tega sekali Paduka padanya hanya karena orang itu?!"

Raja sendiri tampak sedih, tapi ia langsung memalingkan wajahnya dari Phetracha "Apa kau pikir aku tidak sedih?! Aku kejam! Aku bahkan menyaksikan sendiri temanku mati di hadapanku tanpa perasaan sedikitpun. Kau beritahu kau. Aku tidak ingin dia mati. Aku hanya ingin menghukumnya. Hanya sebagai contoh itu saja!"

Tapi saat ia berbalik, Phetracha malah sudah menghilang entah sejak kapan.


Phra Phetracha menceritakan percakapannya dengan Raja Narai tadi pada Luang Sorasuk dengan kesal. Ia tadi langsung pergi karena ia tidak ingin dengar apapun alasan Raja. Ia bahkan tak peduli apapun yang dikatakan Raja.

Mulai sekarang, ia tidak akan menganggap si farang bed*bah itu akan menguntungkan bagi negara mereka ini. Ia juga tidak akan memberi informasi apapun pada Raja.

"Akan kutunggu sampai aku tidak bisa menahannya lagi. Apa kau tahu kapan itu?"

"Saya tidak tahu."

"Hari saat Raja tergila-gila oleh kebohongan dan terbujuk oleh kata-katanya (Phaulkon)." Ia lalu menyuruh para pelayan keluar karena ia ingin mengatakan sesuatu yang penting pada Luang Sorasuk.


Saat Luang Sorasuk menemui Por Date dan Reung tak lama kemudian, dia memberitahu mereka bahwa ayahnya ingin mereka menemukan cara untuk menghancurkan si Phaulkon itu dengan segala cara.

"Sebentar lagi kejahatannya pasti akan terbongkar." Por Date yakin itu.

Tapi Luang Sorasuk tidak mau menunggu. Saat itu terjadi, segalanya akan sangat terlambat. Ayahnya ingin Phaulkon mati secepatnya.

Kalau begitu, Reung menyarankan agar mereka memulainya dengan perusahaan dagang Inggris yang ditipu Phaulkon. Reung punya mata-mata yang bekerja di sana.

Bagus. Luang Sorasuk pun memerintahkan Reung untuk menyuruh si mata-mata untuk membawakan mereka informasi. Nanti akan dia sampaikan ke ayahnya agar mereka bisa menemukan cara untuk menghancurkannya.


Kara, melihat Maria keluar rumah. Maka dia langsung memanfaatkan saat itu untuk menemui Phaulkon dan melapor tentang Maria yang waktu itu pergi ke rumah Por Date dan memberi informasi pada Kade.

Phaulkon sontak marah karenanya dan dengan angkuhnya mengingatkan Maria bahwa suatu hari, dia akan menjadi orang besar dan berkuasa di negara ini. Dia baru saja naik jabatan dan dia tidak akan berhenti sampai di sini.

Phaulkon bersumpah dia akan mendapatkan jabatan tertinggi di istana. Lihat saja nanti, siapa di antara dia dan pria yang Maria cintai itu, yang akan menjadi orang lebih berkuasa. 

Malas meladeninya, Maria langsung pergi mengacuhkannya dengan alasan mau masak.


Perwakilan perusahaan dagang Hindia Britania Timur datang untuk melakukan audit barang-barang dagangan mereka. Tapi tentu saja Phaulkon tidak takut karena semua laporannya sudah dia persiapkan dengan baik.

Tanpa mereka sadari, mata-matanya Reung ada di sana mengawasi mereka. Dia lalu melapor ke Reung yang kemudian menyampaikannya ke Luang Sorasuk.

"Mata-mataku bilang bahwa perusahaan di India mengirim orang untuk memeriksa catatan. Karena mereka curiga kenapa banyak barang yang tidak terjual."

"Sudah kubilang kan, Khun Reung. Mereka berkomplot untuk menipu perusahaan mereka sendiri."

Menurut informasi dari mata-matanya, barang-barang mereka dikirim dobel. Tapi begitu sampai kemari, kedua farang anak buahnya Phaulkon itu mengambilnya. Akibatnya barang-barang itu banyak yang tidak terjual karena orang-orang harus membelinya secara langsung pada para farang itu.

"Biarpun perwakilan perusahaan itu menemukan apapun, tapi Constantine Phaulkon tidak akan bersalah, kedua farang itulah pelakunya." Ujar Por Date

Luang Sorasuk benar-benar kesal mendengarnya. Kalau begitu, apa yang harus mereka lakukan untuk menghancurkan para baj*ngan itu? Por Date berpikir kalau mereka harus menemukan cara agar perusahaan dagang Inggris itu menyadari keterlibatan Phaulkon... dan seketika itu pula dia mendadak mendapat ide bagus.


Begitu petang tiba, Kade penasaran mengintip Por Date yang tampak sedang mondar-mandir dengan gelisah seperti sedang menunggu sesuatu.

Tapi di tengah-tengah acara mengintipnya, Prik mendadak muncul menghalangi pandangannya. Terpaksalah Kade buru-buru mengalihkan pandangannya lalu beringsut menjauh. Tapi begitu Prik pergi, Kade langsung balik mengintip Por Date lagi.


Prik langsung heboh melaporkan kelakuan Kade itu ke nyonya-nya. Kade itu aneh sekali. Matanya menatap lurus ke Por Date seorang. Khun Ying penasaran, memangnya putranya sedang melakukan apa sampai Kade mengintipnya?

"Oh, Thun Khun mondar-mandir, mondar-mandir, lalu mengambil buku untuk dibaca."

"Lalu untuk apa dia melihat Thun Khun?"

"Oh, dia melihat Thun Khun mondar-mandir, mondar-mandir, lalu mengambil buku, jao ka." Ujar Prik mbulet.

"Lalu kau mau aku melakukan apa, Nang Prik?"

"Itu kan sikap yang tidak pantas, jao ka."

"Begitu, kah?"

"Iya, jao ka."


Ayah tiba di rumah tepat saat Por Date dan Joi sudah bersiap keluar untuk melakukan entah apapun rencana mereka malam ini. 

Ayah sudah mengetahui rencana mereka itu dan mendoakan Por Date selamat. Por Date pun pergi dan membuat Kade jadi semakin penasaran.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments