Sinopsis About is Love Episode 9 - 2

 Sinopsis About is Love Episode 9 - 2

Qiu Jing menunjukkan black card-nya Ning Fei, waktu itu kan Ning Fei meminta bantuannya untuk memecahkan PIN kartu ini karena dia lupa.


Sekarang Qiu Jing sudah berhasil memecahkan PIN-nya. Apa Fei Fei mau tahu berapa jumlah uang yang ada di kartu ini?

Jelas Fei Fei mau tahu. Qiu Jing pun membisikinya sesuatu yang kontan membuat mata Fei Fei membelalak shock. Qiu Jing bohong, yah? Bagaimana mungkin anak itu punya uang sebanyak itu? Apa mungkin ini black card-nya si tante itu?

"Sudah ku-cek. Ini rekening pribadinya. Dan semua uangnya ditransfer padanya secara legal dan benar. Uangnya mengalir masuk terus dan tidak keluar. Sepertinya tidak palsu."


Ah, Fei Fei ingat. Katanya, mendiang ayah Ning Fei adalah seorang master di bidang seni. Bahkan satu buah mangkok buatannya saja harganya sangat mahal. Mungkin semua uang itu milik ayahnya?

Tentang masalah itu, Qiu Jing juga sudah menyelidiki ayahnya Ning Fei dan bisa dibilang beliau itu Van Gogh-nya Cina. Semasa hidupnya, dia sebenarnya kurang terkenal dan miskin. Tapi sekitar 10 tahun setelah kematiannya, karyanya mulai ditemukan. Coba tebak siapa yang memiliki sebagian besar karya Ayah Ning Fei?

"Siapa?"

"Yun Ma Art."

"Tantenya itu?"

"Keluarga Ning dan keluarga Wei memiliki hubungan dekat. Karena itulah Nyonya He sangat baik padanya. Jadi lain kali, berhentilah memanggilnya si kecil muka putih (pria yang menggantungkan hidup pada wanita). Itu terdengar sangat buruk, Xiao Fei itu pria kaya."

"Astaga! Aku malah membiarkan seorang pria kaya tidur di ruang tamu. Hiks!" Sesal Fei Fei lalu balik ke kamarnya sambil menggerutu lebay menyesali perbuatannya sendiri.


Zhou Shi baru pulang saat itu dan jelas heran, ada apa dengan Fei Fei? Dia salah makan? Aneh sekali. Oh yah, apa Qiu Jing melihat sebuah dompet biru?

"Tidak. Apa dompetmu hilang?"

Zhou Shi kontan panik mencari-cari di seluruh ruangan dan kamarnya, tapi tetap saja dia tidak menemukannya di mana-mana. Aneh, dompet itu tidak ada di mana-mana. Di mana dia menaruh dompet itu?

"Biaya hidupku selama sebulan ini! Tidak bisa, aku harus mengingat tempat-tempat yang kukunjungi seharian ini. Pasti ada petunjuk."


Maka Zhou Shi pun mulai mengingat kembali kejadian tadi pagi... saat dia tak sengaja terjatuh ke gerobak gara-gara ulah Wei Qing. Dompetnya pasti terjatuh di gerobak itu. Gawat! Pasti sudah diambil orang tadi.

"Biaya bulananku! Oh Tuhan, belum cukupkah Engkau menyiksaku? Kenapa harus mencelakai dompetku juga?!"



Karena sudah tak punya uang lagi, terpaksalah keesokan siangnya, Zhou Shi cuma bisa makan siang makan sayuran doang. Tapi dia tidak mau bilang-bilang masalahnya ke teman-temannya dan beralasan kalau dia cuma lagi diet.

"Kukira cuma Lin Fei Fei yang biasanya melakukan itu (diet)."

Tapi saat Fei Fei muncul tak lama kemudian, dia malah membawa senampan penuh junk food. Wah! Tumben. Fei Fei tidak bakalan menyesal setelah memakan semua itu? Kalorinya banyak banget loh itu.

Tapi Fei Fei malah bilang kalau dia tidak akan memakannya. Tepat saat itu juga, dia melihat Ning Fei lewat dan langsung memanggil Ning Fei ke meja mereka.

Ah, ternyata Fei Fei lagi berusaha mendekati si cowok tajir nih. Wkwkwk! Dia bahkan memberikan semua junk food itu ke Ning Fei, sementara Zhou Shi cuma bisa mupeng merana menatap semua makanan.


Ning Fei bingung dengan sikap Fei Fei itu dan langsung menatap Zhou Shi seolah minta petunjuk. Zhou Shi menyuruhnya makan saja, maka Ning Fei pun memakannya. Tapi Zhou Shi heran juga dengan sikap Fei Fei.

"Dia jadi seperti itu begitu dia tahu ada tiram siap pakai (cowok tajir)." Bisik Qiu Jing. Zhou Shi bingung mendengar istilahnya, omong kosong apa itu?


Qiu Jing lagi-lagi dapat kiriman add friend dari Ming Cheng. Tidak semudah itu pastinya, Qiu Jing akan mengujinya dulu dengan ujian rumit yang bahkan belum bisa dia pecahkan.

Tapi walaupun begitu, kali ini Qiu Jing tidak mem-blacklist-nya, Ming Cheng senang. Berarti dia masih punya kesempatan.


Qiu Jing heran melihat Zhou Shi, dia makan sangat sedikit padahal nanti malam dia masih harus kerja. Apa dia bakalan kuat?

"Tentu saja!" Tegas Zhou Shi.

Padahal malam harinya di bar, Zhou Shi sebenarnya kelaparan dan langsung lemas begitu tamu-tamunya sudah pergi. Apalagi melihat masih ada banyak sisa makanan di meja.

"Apa kalian tidak tahu ada banyak orang di dunia ini yang kelaparan? Contohnya aku~~~"

 

Tapi tunggu dulu! Sayang sekali kalau semua makanan ini dibuang. Jadi daripada dibuang ke tempat sampah, mending masuk perut saja. Zhou Shi buru-buru menutup pintu lalu mengambil sepotong ayam tepat saat atasannya mendadak muncul. Pfft! Gagal makan deh.


Direktur Shen berkata kalau Zhou Shi tidak perlu membereskan tempat ini soalnya sudah ada pelanggan lain yang akan datang. Zhou Shi siapkan saja minumannya.

"Baik. Direktur Shen, aku mau tanya, gajiku bulan ini...?"

"Manajer keuangan sedang tugas ke luar kota, jadi mungkin tertunda sampai minggu depan. Kenapa? Kau butuh uang?"


Zhou Shi menyangkal dan buru-buru pergi. Direktur Shen lalu masuk ke ruang sebelah yang sedari tadi tidak disadari Zhou Shi, padahal di sana ada Wei Qing yang mendengarkan semua keluhan laparnya tadi. Wkwkwk!

Diretur Shen meminta maaf karena membuat Wei Qing menunggu lama. Sebentar lagi ruangan ini bisa dia gunakan kok.

"Tidak masalah sedikit menunggu. Setidaknya aku bisa melihat sesuatu yang menarik."

 

Zhou Shi bangun pagi-pagi gara-gara dering bel pintu. Tapi saat dia membuka pintu, serombongan kurir mendadak masuk membawakan puluhan kardus-kardus lagi yang pastinya dari Wei Qing. Jelas saja Zhou Shi jadi kesal. Apalagi dia sedang tidak punya uang untuk mengembalikan barang-barang ini.

 

Di kantor, Wei Qing melihat daftar gambar-gambar design perhiasan karya Ning Fei. Semuanya bagus dan Wei Qing terpaksa mengakui kenapa Xun Ran bisa jadi favorit di dunia seni.

Maka dia menginstruksikan Asisten An untuk menyerahkan gambar-gambar ini ke designer perusahaan mereka, suruh mereka membuat design-design ini untuk koleksi musim berikutnya.


Tepat saat itu juga, Zhou Shi meneleponnya dan langsung teria-teriak melabraknya. Kapan Wei Qing akan berhenti mengiriminya begitu banyak barang?

"Sudah sampai? Cepat sekali. Nanti aku akan kasih mereka (para kurir) rating yang bagus." Santai Wei Qing.

"Kau pikir aku sedang bercanda? Bukankah sudah kuperjelas segalanya waktu kau kirim bunga-bunga itu?! Berhentilah mengirim barang-barang untukku! Kau itu cuma buang-buang duit buat ongkos kirim!"

"Kau bilang apa? Nggak dengar. Halo... halo... sinyalnya nggak bagus di sini. Kalau kau mau bicara, katakan langsung saja padaku. Akan kukirim alamatnya. Kalau ada perlu, datanglah cari aku." Pungkas Wei Qing lalu menutup teleponnya.


Wei Qing langsung mengirim alamat yang dimaksudnya yang kontan membuat Zhou Shi tambah emosi karena letaknya jauh banget. Saking kesalnya, dia refleks melampiaskannya dengan membanting ponselnya yang jelas saja membuat layar ponsel itu retak. Wkwkwk!

Zhou Shi sontak mewek meratapi ponselnya. "Aku bahkan tidak punya uang untuk beli screen protector. Berani sekali kau menghancurkan ponselmu sendiri. Oh, Tuhan! Aku salah, tolong bantu aku ambil kembali si gila Wei Qing itu. Takdirku dan dia tidak cocok! Hiks!"


Wei Qing sudah menunggu saat Zhou Shi tiba di restoran itu. Wei Qing menyajikan secangkir teh untuknya dan Zhou Shi langsung meneguknya sampai habis. Haus banget soalnya.

"Aku tahu kau pasti haus, makanya aku sudah menambahkan madu."

"Makasih." Ucap Zhou Shi refleks... sebelum kemudian dia memperhatikan wajah geli mereka.

Zhou Shi langsung balik ke mode juteknya. Dia ingin membahas tujuan kedatangannya kemari, tapi Wei Qing dengan cepat memberi isyarat ke Asisten An.


Seketika itu pula, para pelayan muncul membawa puluhan menu hidangan yang memenuhi seluruh meja panjang itu dan kontan membuat Zhou Shi mupeng.

"Sekarang ini waktu minum teh. Kalau ada yang mau kau katakan, makan dulu baru bicara."

"Apa aku benar-benar bisa memakan semua ini?"

"Tentu saja."


Zhou Shi refleks mengambil sumpit. Tapi sedetik berikutnya dia sadar dan langsung memukul tangan nakalnya. "Hentikan semua ini! Jangan pikir kau bisa menutupinya dan membuatku menundukkan kepalaku! Kuberitahu kau, itu tidak mungkin! Dalam kehidupan ini, aku paling benci sama orang yang berbohong padaku! Jangan pikir orang akan memaafkanmu hanya karena menggunakan uang untuk menyenangkan orang lain. Mungkin itu bisa berhasil pada orang lain, tapi tidak padaku!"

"Terus kau mau aku bagaimana agar kau memaafkanku?"

"Minta maaf!"

"Nggak mau!"

Kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan. Sebaiknya Wei Qing kirim orang untuk mengambil barang-barang itu kembali... atau tunggu dia punya uang untuk mengembalikan semua barang-barang itu. Selamat tinggal!

Bersambung ke part 3

Post a Comment

6 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam