Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 8 - 1

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 8 - 1


Xia Lin curhat kesal sama Pi Dan. Seenaknya saja Yi Zhou menganggap menikahinya adalah kesalahan besar dan sekarang ingin memperbaiki kesalahan itu.


Xia Lin tidak akan menyerah begitu saja. Jika dia menyerah,a maka kedua orang sudah pasti akan menikah. Ah, dia punya ide?

"Dia tidak menyukai, kan? Akan kubuktikan kalau dia salah!"

Yi Zhou masuk kantor keesokan harinya dan melihat ada beberapa kotak makanan anjing tertumpuk di lobi. Apa-apaan ini?

Bukankah sudah ada aturan bahwa lobi harus tetap bersih. Masa dia harus terus menerus mengingatkan mereka tentang aturan sederhana ini? Suruh orang yang punya semua barang ini untuk menyingkirkan semuanya dan kurangi poinnya.

"Tapi Bos Ling, semua ini barang-barang anda sendiri." (Pfft!)

"Punyaku?"

"Sepertinya semua ini adalah hadiah dari para fans anda di internet. Semuanya makanan anjing."


Canggung dan bingung, Yi Zhou langsung pergi tanpa mengucap apapun lagi. Tapi begitu sampai ruangannya, dia langsung menuntut Wen Li untuk memberinya penjelasan. Wen Li menduga kalau ini pasti karena postingan weibo-nya Yi Zhou kemarin.

"Aku punya weibo?"

Yi Zhou langsung mengecek akun weibonya dan mendapati sebuah postingan foto anjing dan postingan itu mendapat banyak tanggapan positif dari para warganet. Postingan itu bahkan menjadi yang paling populer. Makanya banyak fans-nya Yi Zhou yang kemudian mengirimkan hadiah makanan anjing itu.

"Jadi maksudmu, postingan ini diposting olehku?"

"Akun weibo anda diurus oleh Nyonya."


Chu Yan melihat Xia Lin ada di perusahaan. Kenapa dia malah datang kemari, apa dia tidak takut Yi Zhou menyingkirkan anjingnya?

"Memangnya kau tidak melihat akun weibo-nya Ling Yi Zhou? Sekarang ini, Pi Dan adalah anjingnya."

Pintar juga strateginya. Tapi dia mungkin akan membuat Yi Zhou tambah marah, akan sulit bagi Xia Lin untuk membuat Yi Zhou menyukainya lagi. Xia Lin menyangkal, siapa juga yang berniat mengejar Yi Zhou.


"Siapa yah yang membaca 36 muslihat mengejar pria? Sebenarnya, aku bisa ngasih sedikit saran. Tapi sekarang, lupakan saja."

Xia Lin langsung berubah tersenyum manis dengan antusias. "Apa saranmu?"

"Hmm? Aku kurang dengar, kau bilang apa?"

"Aku tanya apa saranmu?!"

"Oh, kau mau bantuanku? Memohonlah padaku."

Kesal, Xia Lin langsung monyong-monyongin bibirnya dan mengancam akan merekam mereka berdua lalu mengirimnya ke Yi Zhou. Kesal, Chu Yan terpaksa menurutinya.


Malam harinya, Xia Lin mondar-mandir galau sambil memegangai meteran. Ternyata tadi Chu Yan menyarankannya untuk mengurus bajunya Yi Zhou.

Selama ini kan baju-bajunya Yi Zhou disiapkan oleh Wen Li, jadi sudah saatnya Xia Lin mengambil alih tugas itu karena dia adalah istrinya Yi Zhou.

Kalau Xia Lin tidak tahu ukuran Yi Zhou, maka dia harus mengukurnya. Tapi yang paling penting dari strategi ini bukanlah tentang ukuran bajunya, melainkan prosesnya yaitu skinship.


Xia Lin akhirnya memantapkan diri menemui Yi Zhou dan berkata kalau dia mau mengukur Yi Zhou dengan alasan dia mau membelikan pakaian untuk Yi Zhou.

Tapi Yi Zhou menolak, semua pakaiannya dibuat khusus oleh para designer. Lagian juga dia tidak sedang kekurangan pakaian.

"Kalau kau tidak mau, aku akan di sini menemanimu semalaman."

"Terserah." Cuek Yi Zhou.

Dia bahkan mau beranjak pergi meninggalkan Xia Lin, tapi tentu saja Xia Lin cepat menghadangnya dan ngotot mengancam Yi Zhou untuk memberinya waktu 5 menit saja untuk mengukurnya, atau dia akan memelototi Yi Zhou semalam suntuk.


Yi Zhou akhirnya menyerah, lakukan cepat! Xia Lin senang dan langsung mengukur lengannya sambil meraba-raba lalu menatap Yi Zhou dengan tatapan menggoda dalam posisi tertentu (pastinya itu berdasarkan sarannya Chu Yan).

Tapi Yi Zhou malah nyinyir. "Apa ada yang salah yang matamu?"

Pfft! Xia Lin jelas kesal cara pertamanya gagal. Masih belum menyerah, sekarang dia mengukur pnggangnya Yi Zhou yang sekaligus dia manfaatkan untuk memluknya. Tapi Yi Zhou tak suka dan langsung mendorongnya. Dia bisa mengukur tidak sih?

"Ajari aku mengukur."


Mendengar itu, Yi Zhou langsung melepaskan kancing bajunya satu per satu, berniat mau menakuti Xia Lin. Tapi Xia Lin malah jadi tambah antusias, Yi Zhou mau melepas pakaiannya dan diukur dengan cara begitu? Oke, yang benar memang harus meleaps baju.

Yi Zhou mendadak jadi ketakutan sendiri sampai tangannya berhenti di tengah jalan. Loh, kenapa? Yi Zhou mau dibantu melepaskannya? Sini, sini.

Xia Lin langsung antusias mau mendekat, tapi Yi Zhou cekatan mencengkeram kepala Xia Lin lalu buru-buru kabur. Xia Lin kecewa.


Dia langsung menelepon Chu Yan dan melaporkan kegagalannya. Pasti ada yang salah dengan caranya Chu Yan itu. Kalau tidak, bagaimana dia bisa gagal?

Baiklah, Chu Yan minta maaf, ini memang salahnya. Sayang sekali, ternyata Xia Lin, sebagai wanita, sama sekali tidak menarik bagi si tua Ling.

Kalau begitu, mereka harus ganti strategi. Chu Yan menyarankannya untuk bersikap jadi istri yang sempurna dan calon ibu yang sempurna untuk anak-anak mereka.

"Caranya?" Tanya Xia Lin yang sudah mulai ngantuk sekarang.

"Pepatyah kuno bilang, cara mendapatkan hati seorang pria adalah melalui prutnya. Untuk melakukan cara ini, kita harus... halo? Nona Xia Lin?"

Tidak ada jawaban, Xia Lin ternyata sudah tidur. Tapi Chu Yan tidak nyinyir seperti biasanya, malah tersenyum menyadari hal itu.


Di tempat lain, Yi Zhou sedang mempelajari sebuah dokumen yang ternyata data diri Xia Lin. Dia benar-bnar tampak penasaran, apalagi saat dia teringat informasi dari Wen Li bahwa dia sangat mencintai Xia Lin sebelum dia hilang ingatan.


Saat Xia Lina terbangun keesokan harinya, Chu Yan juga ikut terbangun karena mendengar suaranya. Ternyata dia tidak mematikan sambungan mereka semalaman.

Chu Yan langsung kesal menggerutui Xia Lin, sekarang kan baru jam 5 pagi. Udah gila apa?!

"Chu Yan? Kau yang gila, ngapain tidak matiin teleponnya? Apa kau tidak tahu itu buang-buang uang dan energi?"

"Hei, Nona. Kau ngorok semalam."

Xia Lin tak percaya, "kau pasti bohong."

"Sudah kurekam."

"Sinting!" Kesal Xia Lin lalu memutus teleponnya.

"Karena kau imut, makanya aku membantumu kali ini." Gumam Chu Yan sebelum kemudian melanjutkan tidurnya.


Teringat saran Chu Yan semalam, Xia Lin pun bergegas memasakkan sup herbal dan lain-lain untuk Yi Zhou. Dia menyajikan sup herbalnya dengan antusias, Yi Zhou pun mulai mencicipinya dan... langsung membeku. Wkwkwk! Nggak enak yah?

"Apa kau sudah mencicipinya?" Tanya Yi Zhou.

"Tidak, tapi baunya enak. Jadi rasanya juga pasti enak."

"Kau bilang ini... makanan herbal yang menyehatkan?"

"Jangan khawatir. Aku sudah mengeceknya, semua inia bagus untuk kesehatan otakmu. Sangat cocok untukmu."


Tepat saat itu juga, Wen Li datang untuk menjemput bosnya. Xia Lin langsung menyajikan semangkok sup herbalnya untuk Wen Li juga dan Yi Zhou diam saja sambil diam-diam berusaha menahan senyumnya.

Jelas rasanya tak enak, tapi karena tak enak hati pada nyonya-nya, Wen Li tetap menampilkan senyum cerahnya dan memuji rasanya yang 'luar biasa'.


Sebagai pernghargaan karena Xia Lin sudah susah payah membuat semua ini, Yi Zhou langsung menyodorkan sesendok sup itu padanya. Dan Xia Lin sontak memuntahkannya begitu sup itu sampai mulutnya.

"Bagaimana rasanya? Enak?" Tanya Yi Zhou dengan senyum geli.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

  1. Semangt minx 💪💪💪😚😚

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam