Sinopsis About is Love Episode 8 - 2
Qiu Jing mendapati Fei Fei sedang memmotreti barang-barang brandednya. Sedang apa dia? Apa sekarang dia sudah sadar bahwa percuma saja bergantung pada pria dan sekarang dia ingin mandiri dan membuka toko online?
"Kau setengah benar."
Dia bahkan berniat mau menjual tas mewah pemberian Gao Yang. Qiu Jing heran, bukankah ini senjata kesayangan Fei Fei? Dia tega untuk menjualnya?
"Terus apa kau mau aku menggunakan tas pemberian si baj*ngan itu untuk mencari ahli waris tampan nan kaya raya lainnya?"
"Apa kau masih belum cukup tertipu oleh ahli waris kaya tampan?"
"Aku ini sedang menghimpun pengalaman. Tentu saja aku tidak boleh mengorbankan seluruh hutan hanya demi satu pohon bengkok, iya kan? Tujuanku adalah mencari ahli waris tampan dan kaya raya, jadi memangnya kenapa kalau aku harus membayar untuk pengalaman itu?"
Tepat saat itu juga, Zhou Shi keluar sambil menyeret satu kotak penuh barang mewah yang jelas saja menarik perhatian Fei Fei. Astaga, bagaimana bisa Zhou Shi meletakkan tas Hermes di dalam kotak karton?
"Terus? Aku harus mengembalikan semua ini pada seseorang."
Penasaran, Fei Fei langsung membaca nama penerimanya: Wei Qing, Perusahaan Yun Ma. Zhou Shi benar-benar terlibat dengan orang ini?
"Siapa yang terlibat dengannya?" Sangkal Zhou Shi.
"Memangnya kau tidak menonton berita entertainment? Mereka membicarakannya setiap hari."
"Skandal semacam itu terjadi setiap bulan. Kukira itu selegram yang terlihat mirip Zhou Shi, tapi dia memberimu Birkin (tipe tas Hermes). Kalau benar tidak ada hubungan apa-apa, terus ini apa maksudnya? Gao Yang bahkan tidak mau membelikanku yang basic collection. Tekstur ini, kualitas kulitnya... wah..."
Qiu Jing sampai heran mendengar cerocosan Fei Fei, bukankah dia lagi patah hati mode on? Seharusnya dia bersedih dong.
"Kalau kau memberiku tas seperti ini, aku akan pulih dengan cepat."
Kurir datang saat itu, Zhou Shi sontak merebut kembali tas Hermes-nya untuk diserahkan pada kurir dan membuat Fei Fei mewek meratapi tas Hermes yang barusan lepas dari tangannya itu.
Zhou Shi lega sekarang. Apalagi kemudian dia mendapat telepon dari direktur kampus yang memberitahu bahwa dia sudah boleh balik ke kampus lagi mulai besok.
Zhou Shi sontak memluk Fei Fei saking senangnya. Qiu Jing sampai heran, Baru kali ini dia melihat seseorang yang begitu senang masuk kampus.
Bahkan keesokan harinya di sekolah, dia sudah tidak lagi jadi pusat perhatian. Tapi sesampainya di jelas lukis, dia langsung jadi pusat nyinyiran teman-teman sekelasnya.
Heran mereka, kenapa sekarang penampilan Zhou Shi berubah jadi tomboy lagi? Jangan-jangan dia habis dicampakkan Wei Qing?
"Kurasa dia hanya salah satu dari banyak sekali pacar yang dicampakkan oleh Wei Qing. Sepertinya dia tidak begitu disukai, makanya dia tidak dapat banyak biarpun mereka sudah putus." Nyinyir salah satu mantan teman asramanya Zhou Shi.
"We Qing itu siapa? Bagaimana mungkin dia terpikat oleh gadis macam dia. Mungkin dia sudah bosan dengan para ahli waris, makanya dia mau ganti selera. Tapi mana bisa kubis disamakan dengan harta karun di lautan?" Timpal yang satunya.
Zhou Shi jelas kesal mendengar semua hinaan itu, tapi dia tidak gentar. Yah, mereka benar, dia menyerah. Mereka semua harus berusaha keras untuk mendapatkan perhatian si kep*rat Wei Qing itu, baru mereka akan tahu betapa menyenangkannya semua itu.
Tiba-tiba Zhang Shuai masuk lalu pura-pura jatuh sambil sengaja menjatuhkan kursi. Jelas dia melakukannya untuk mengalihkan perhatian semua orang dari Zhou Shi walaupun sikapnya masih dingin pada Zhou Shi.
Begitu kelas usai, Zhou Shi langsung mengejarnya untuk mengucap terima kasih atas bantuan Zhang Shuai tadi.
"Kau salah paham, aku tadi cuma kurang hati-hati, aku tidak berpikir untuk membantumu." Dingin Zhang Shuai.
Zhou Shi kecewa. "Jadi begitu? Tapi aku tidak mengerti. Memangnya apa salahku padamu sampai kau dingin terhadapku?"
Zhang Shuai menyangkal bersikap seperti itu pada Zhou Shi. Jelas Zhou Shi tidak percaya dan ngotot meminta Zhang Shui untuk jujur saja padanya, apa sebenarnya yang tidak Zhang Shuai sukai darinya?
Zhou Shi tidak pandai menebak pikiran orang lain, makanya kalau dia ada salah sama Zhang Shuai, katakan saja sejujurnya. Yang penting jangan mengacuhkannya seperti ini.
"Kita kan teman sekelas. Aku tidak mau ada orang yang memberiku siksaan mental sepanjang tahun ini. Katakan saja, apa opinimu tentangku."
Zhang Shuai masih saja menyangkal. Dia tidak punya pendapat apapun kok, jangan narsis deh.
"Apa kau pikir aku ini bodoh? Caramu menatapku barusan, aku merasa kau bisa mengebor lubang di wajahku. Bahkan sekalipun kau membenciku, setidaknya kau harus memberiku alasannya. Bukankah sebelumnya hubungan kita baik?"
Zhang Shuai akhirnya tanya, kenapa Zhou Shi tiba-tiba berubah jadi dirinya yang dulu lagi? Apa sekarang dia sudah tidak lagi menjadi peliharaan berharganya Wei Qing lagi?
"Sudah kuduga. Jadi kau juga berpikir begitu. Mungkin seperti itulah yang orang-orang pikirkan. Yah, aku memang melakukan itu. Anggap saja sebelumnya aku dangkal dan matre. Itu saja yang mau kukatakan. Silahkan kau remehkan aku lagi."
Zhou Shi langsung berjalan pergi dengan sedih, benar-benar tak tahu bagaimana dia harus menjelaskan masalahnya yang sebenarnya pada orang asing.
Zhang Shuai bingung. "Apa aku salah paham padanya?"
Ming Cheng mencoba bermian baduk online lagi. Dia memang menang tapi masih kalah cepat dari Qiu Jing. Dia benar-benar penasaran dengan Qiu Jing, apalagi saat dia mencoba mencari tahu tentang Qiu Jing, dia malah diberitahu kalau Qiu Jing bukan anggota klub baduk.
Flashback.
Seorang profesor yang kebetulan lewat waktu itu, memberitahu Ming Cheng abahwa Qiu Jing adalah mahasiswa jurusan kimia. Kabarnya, Qiu Jing tidak mengikuti salah satu ujian di SMA-nya, tapi dia tetap berhasil masuk ke universitas ini dengan nilai sempurna.
Tapi kabar lain mengatakan bahwa Qiu Jing sebenarnya bukannya tidak mengikuti ujian itu, melainkan dia menyelesaikan ujiannya terlalu cepat sehingga dia ketiduran dan lupa menulis namanya di lembar jawabannya.
Saat dia kembali ke klub astronominya, teman-temannya memberitahu kalau Qiu Jing menolak bergabung di klub mereka. Qiu Jing bilang kalau dia sibuk main game, jadi dia tidak punya waktu untuk nongkrong bersama mereka.
"Dia juga bilang bahwa sebuah klub yang tertarik pada sebuah vas seperti Zhang Ran Yu, berarti klub itu tidak punya niatan baik. Dia kan tidak cantik, jadi dia tidak mau bergabung dengan klub yang hanya menilai penampilan luar dan menyia-nyiakan waktunya."
Ming Cheng tak percaya mendengarnya. "Menilai penampilan dari luar saja?"
Flashback end.
Ming Cheng benar-benar galau memikirkan hal itu sampai-sampai dia tidak dengar saat Zhou Shi datang dan memanggilnya. Kenapa Ming Cheng serius banget, apa dia lagi nge-game di ponselnya?
"Bukan apa-apa. Belakangan ini aku jarang melihatmu, apa kau baik-baik saja?"
Zhou Shi penasaran apakah Ming Cheng melihat Wei Bo atau gosip entertainment? Tidak. Zhou Shi lega, syukurlah kalau begitu. Ming Cheng jelas heran, memangnya kenapa? Aap Zhou Shi baik-baik saja? Iya, cuma ada sedikit masalah saja belakangan ini, tapi semuanya sudah terselesaikan sekarang.
"Baguslah. Kalau terjadi sesuatu, beritahu aku. Aku sudah berjanji ke ibumu untuk menjagamu."
Ah, kebetulan Zhou Shi datang sekarang. Dia butuh bantuan Zhou Shi. Bagaimana caranya berteman dengan seseorang dengan cepat? Dia mencoba meng-add friend seseorang (dia tidak bilang kalau orang itu Qiu Jing), tapi orang itu malah mem-blacklist-nya berulang kali.
Zhou Shi bertanya-tanya dengan cemas. Ming Cheng ingin add friend orang ini berulang kali, apa karena dia menyukai orang ini?
Tidak juga, dia dan orang ini bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Akan tetapi, dia suka cara berpikir orang ini dan cara dia bermain baduk. Dia unik dan dia tidak bermain sebagaimana biasanya pemain baduk wanita lainnya.
Zhou Shi lega, jadi Ming Cheng ingin add friend orang ini, hanya karena Ming Cheng mau mendiskusikan teknik main baduk? Yah, bisa dibilang begitu. Jadi, bagaimana caranya biar dia bisa add friend orang ini?
"Sebenarnya mudah saja. Dia pintar main baduk, kan? Berarti dia sangat pintar. Kalau begitu, lakukan saja apa yang dia sukai. Tarik perhatiannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit."
Hmm, ide yang bagus. "Shi Shi memang pintar," puji Ming Cheng.
Bersambung ke part 3
2 Comments
Lanjutkan aku penasaran bangeeeeettt deeehhhhh.......
ReplyDeleteLanjut min....penasaran nih..
ReplyDeleteCayooo min...
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam