Sinopsis Nymph's Bed Episode 1 - 4

Sinopsis Nymph's Bed Episode 1 - 4

Tepat saat itu juga, Yo akhirnya tiba di sana dan laangsung cemas melihat Ton ada di atas pohon. Dia mau menghampiri Ton, tapi Mas Ojek mendadak menariknya untuk menuntut bayarannya.

Yo malah emosi melabrak Mas Ojek gara-gara dia ngebut tadi. Untung dia tidak kenapa-kenapa. Mas Ojek tidak terima dan terus menuntut bayaran 10 baht-nya. Dia mau 10 baht? Oke, Yo sontak menginjak kaki Mas Ojek. Sekarang mereka impas.


Yo langsung lari ke pohon itu dengan cemas lalu meminta semua orang untuk memanggilkan truk pemadam kebakaran. Pfft!

Appa malah jadi heboh sendiri mengira ada kebakaran. Yo menjelaskan maksudnya tuh biar truk pemadam kebakaran membantu pacarnya itu turun.

"Hah? Pacar?!" Semua orang kompak kaget.

"Turunkan aku, baru kita bicara!"


Beberapa saat kemudian, Ton akhirnya turun dan semua orang berkumpul untuk mendengarkan penjelasannya tentang kenapa dia naik ke pohon setinggi itu.

Ton berbohong kalau tadi dia cuma sedang melihat ada bayi burung yang jatuh, jadi dia naik ke pohon itu untuk memantu si bayi burung kembali ke sarangnya. Appa percaya-percaya aja soalnya di pohon itu biasanya banyak burung pipit.

"Kau kan takut ketinggian, bagaimana bisa kau naik ke sana?"

"Errr... waktu aku membantu burung itu, aku sama sekali tidak memikirkan rasa takut. Aku cuma ingin membantunya, makanya aku tidak takut."

Vana yang mendengarkan dari belakang, jelas kesal mendengar kebohongannya. Kenapa Ton tidak bilang pada semua orang itu kalau Ton mengganggunya, makanya dia kena hukuman seperti ini?


Poh heran, apa dia tidak dengar semua orang menggosipkan bahwa kamar 321 itu berhantu. Chom sontak menabok mulut Poh dan meyakinkan Ton kalau itu adalah kamar yang nyaman untuk ditinggali.

Poh itu cuma bicara omong kosong, tidak ada yang namanya hantu. Jadi, jika Ton tertarik menyewa kamar itu, Chom sudah membawakan kontrak untuk dia tanda tangani.

Yo dan yang lain langsung melarang Ton tanda tangan, mending Ton cari apartemen lain saja. Dan Ton sepertinya termakan hasutan mereka, dia menyodorkan kontrak itu kembali ke Chom dan berkata kalau dia tidak tertarik.

Semua orang lega mendengarnya. Vana hampir saja senang... tapi Ton mendadak menarik kembali surat kontrak itu dan berkata. "Aku bercanda. Gila aja kalau aku tidak tertarik, itu benar-benar tempat yang bagus."

Dia bahkan langsung menandatangani kontrak itu tanpa ragu. Kali ini Chom akan berbaik hati ngasih diskon untuk Ton, biasanya sewanya 13.500 baht. Tapi berhubung Ton ganteng, jadi Chom akan memberinya harga paling murah.

"Terima kasih! Jadi berapa?"

"13.000." (Pfft! Pelit amat, masa cuma 500 potongannya?)

Rada kecewa, Ton akhirnya menyerahkan uang 13.000 ribu itu ke Chom. Dia akan pindah mulai besok. Vana jelas kesal setengah mati padanya, tapi Ton malah sengaja memanas-manasinya dengan mengipas-ngipas surat kontraknya.


Malam harinya, Vana ngedumel kesal ke Grarok, masih ngotot kalau dia tidak akan bisa tinggal bersama dengan manusia.

Tapi Grarok berpikir jauh lebih positif daripada Vana. Dia yakin kalau si Ton itu pasti akan bisa membantu mereka untuk membebaskan para penjaga hutan. Vana tak percaya, mana mungkin manusia itu bisa membantu mereka, Grarok pasti cuma mengharap.

"Tapi mungkin dia adalah orang terpilih yang Surga kirimkan padamu. Apa kau mengerti? Takdir?"

Vana masih tak percaya. Dia yakin ini bukan takdir. Ton itu mungkin cuma kerasukan.


Para anak buahnya Mbah Dukun memapah bos mereka kembali ke markas. Entah apa yang terjadi hingga Mbah Dukun terluka seperti bekas cakaran dan wajahnya bersimbah darah.

Salah satu anak buahnya cemas dan mengajaknya ke dokter saja. Tapi Mbah Dukun menolak dan menyuruhnya untuk mengeluarkan jantung peri itu saja.

Mbah Dukun langsung komat-kamit baca mantra untuk membuat jantung peri menyembuhkan lukanya dan berhasil. Luka itu dengan cepat menghilang seolah tak pernah ada.

Ternyata dia terluka karena dia berburu gigi raja macan, tapi malah terkena cakar macan. Tapi biarpun begitu, dia tetap berhasil mendapatka dua buah taring raja macan untuk apa lagi kalau bukan untuk ilmu perdukunannya.


Malam harinya, Mbah Dukun mengumpulkan semua barang-barang yang diperlukan untuk ilmu perdukunannya seperti tanduk rusa dengan 12 taring, tali yang dibuat dari kain 108 mayat, gigi taring macan, gading gajah, dan jantung peri hutan.

"Hanya aku satu-satunya yang tahu bagaimana menggunakan semua benda ini. Begitu aku selesai dengan ritualnya, aku akan menjadi raja dukun yang tak terkalahkan. Bahkan Dewa Kematian sekalipun, takkan bisa melakukan apapun terhadapku. Muahahaha!"

Mbah Dukun pun mulai melakukan ritualnya. Dia meneteskan darahnya pada semua benda itu lalu mengolesi wajahnya dengan darahnya sendiri. Kekuatan hitam langsung memancar dari semua benda itu dan masuk ke dalam tubuh Mbah Dukun.
Tapi cuma sebentar lalu terhenti begitu saja. Mbah Dukun bingung apa terjadi, kenapa dia tidak menerima kekuatan dari jantung peri? Dia sontak marah karena ritualnya gagal total dan dia tidak mengerti mengapa.


Keesokan harinya di apartemen Chomsri, Yo datang dengan membawa beberapa tukang karena dia ingin mendekor kamarnya Ton sebelum dia pindahan dan menuntut Chom untuk memberikan kunci kamar Ton.

Chom menolak tegas, mereka harus menunggu pemilik kamar datang dulu. Yo tidak mau, dia kan mau ngasih surprise ke pacarnya itu. Tapi Chom tetap keukeuh menolak menyerahkan kuncinya.

Terpaksalah Yo harus menggunakan jurus paling ampuh untuk merayu Chom... pakai duit. Chom seketika berubah haluan dan menyerahkan kunci kamarnya Ton pada Yo. Segampang itu.


Poh dan Mas Ojek lagi nongkrong di warungnya Kitty saat mereka melihat Yo dkk sedang mengeluarkan barang-barang dari dalam truk. Mas Ojek heran, sedang apa cewek jahat itu di sini?

"Oh, dia pacarnya P'Ton. Dia mungkin mau masuk ke kamar 321 untuk membantu P'Ton berbenah kamar."

Kitty tidak mengerti mengapa. "Oppa Ton kan cakep. Tidak seharusnya dia bersama cewek jelata kayak begitu."

PLAK! Appa sontak menabok kepala Kitty pakai nampan. "Jaga tuh mulut! Kalau dia cewek jelata, berarti kau imigran." (Wkwkwk!)

"Appa~~~!"

"Panggil aku ayah dan jangan appa kayak orang Korea!"

Seorang bibi tiba-tiba datang untuk meminta Mas Ojek mengantarkannya pergi mengantarkan uang untuk anaknya. Mas Ojek pun pergi.

 

Appa dan yang lain langsung naik karena penasaran ingin melihat Yo dkk ditakut-takuti si hantu penunggu kamar. Apalagi dia bawa banyak orang, si hantu pasti takkan suka.

Poh setuju, dia menduga kalau mereka pasti tidak akan tahan lebih dari satu menit di dalam kamar itu. Appa langsung mengajak Poh taruhan.

Jika mereka tidak bisa bertahan lebih dari dari satu menit, maka Appa akan menganggap hutang Poh lunas dan dia boleh makan gratis di warungnya. Tapi jika mereka bisa bertahan lebih dari satu menit, maka hutangnya Poh akan jadi doble. Deal!


Chom mendadak muncul dan langsung ikut taruhan. Dia bertaruh mereka takkan bisa bertahan lebih dari satu menit. Jika dia benar, maka dia boleh makan gratis di warungnya Appa selama seminggu.

Tapi jika Chom salah, maka Appa hanya perlu bayar uang sewa setengah harga saja untuk bulan ini. Deal!

"Meong!"

"Kitty, Appa! Kitty! Appa tidak pernah ingat!"

"Kitty apaan? Kau lebih mirip selokan. Setel waktunya!"


Kitty pun mulai menyetel stopwatch-nya tepat saat Yo dkk masuk ke dalam kamar itu. Yo bertekad untuk mendekor kamar ini jadi cantik dan manis... "Kayak aku. Biar nanti saat P'Ton datang, dia akan memikirkanku."

"Tapi ini kan kamar cowok." Heran Manow.

Yo tak peduli soalnya dia suka. Dan lagi, dia pasti akan sering-sering datang kemari. Pokoknya dia akan membuat kamar ini jadi imut.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

0 Comments