Sinopsis Ugly Duckling - Don't episode 3

Sinopsis Ugly Duckling - Don't episode 3

Love Quote: 
Bisakah aku menjadi lebih dari sekedar teman?

 

Pagi hari, Minton datang ke rumah Maewnam untuk menjemputnya ke sekolah... tapi yang tidak mereka sangka-sangka, hari ini Zero juga ikutan datang dengan tujuan yang sama dengan Minton. Plawan langsung menyeret ayahnya keluar untuk menemui kedua pria itu.


Minton memperkenalkan dirinya dengan gaya sopan dan lucu lalu memberitahukan maksud kedatangannya. Sementara Zero langsung to the point mengatakan apa tujuannya datang kemari. Parahnya lagi, dia bahkan lupa untuk bersopan santun terlebih dulu.


Plawan yang jelas lebih menyukai Minton langsung memberitahu ayahnya kalau Minton itu sangat tampan, siswa pindahan dari luar negeri dan banyak gadis di sekolah yang naksir dia.

Sementara untuk Zero, Plawan memberitahu ayahnya kalau Zero itu adalah berandalan yang memukulinya baru-baru ini, Zero itu sangat buruk, tidak pernah belajar dan sukanya berkelahi setiap hari. Intinya, Zero itu tidak bisa dipercaya.

Pak kumis lalu bertanya bagaimana cara mereka berdua pergi ke sekolah. Minton langsung mempromosikan sepeda motornya dan berjanji akan menjamin keselamatan putri pak kumis. Sementara Zero berkata kalau dia tidak punya kendaraan dan biasanya pergi ke sekolah dengan naik bis.


Lalu siapakah yang akan dipilih Maewnam? Plawan menyarankan agar Maewnam sendiri saja yang memutuskan. Apakah dia akan memilih pergi dengan motornya Minton, dengan bis bersama Zero atau dengan mobil ayahnya?

Maewnam belum sempat milih, eh pak kumis cemburu dan langsung ikutan-ikutan mempromosikan mobilnya kayak sales mobil agar Maewnam pergi ke sekolah dengannya saja naik mobil.


Plawan tidak setuju, menurutnya ayahnya seharusnya membiarkan Maewnam punya petualangan sendiri dan pergi dengan orang lain kan petualangan. Pak kumis akhirnya setuju tapi dia tidak membiarkan Maewnam memilih dan memutuskan agar Maewnam pergi ke sekolah naik motor bareng Minton saja.

Zero langsung berlalu pergi dengan kecewa. Maewnam merasa tidak enak padanya dan memanggilnya. Zero meyakinkan Maewnam kalau dia tidak mempermasalahkan hal ini, lagipula dia datang hanya untuk melihat Maewnam "Aku baik-baik saja hanya dengan melihat wajahmu"


Saat Zero sedang menunggu bis di halte, dia memergoki Plawan yang bersembunyi di balik tiang dengan takut-takut. Ngapain Plawan mengikutinya? tuntut Zero. Plawan berkata kalau dia tidak mengikuti Zero, dia naik bis karena ayahnya menyuruhnya pergi ke sekolah sendiri. Plawan bertanya apakah dia boleh berangkat bareng Zero tapi Zero menolaknya dan menyuruh Plawan pergi sendiri saja.


Tapi Plawan tetap bersikeras mengikuti Zero, bahkan sampai duduk di samping Zero padahal ada banyak tempat duduk lain yang kosong. Plawan mencoba mengajaknya bicara lalu bertanya ini-itu pada Zero, kenapa Zero ingin bertemu kakaknya lagi? apa Zero menyukai Maewnam? seberapa sering Zero berkelahi? apa yang harus dilakukan kalau ingin memukul orang? dll. Capek mendengar kecerewetan Plawan, Zero langsung memberikan sekotak susu untuk menyumpal mulut Plawan.


Plawan kaget "Ini untukku?"

"Iya, minumlah biar kau berhenti mengomel"

"Terima kasih. Ternyata kau baik juga"

Zero tidak terima Plawan memanggilnya dengan sebutan 'kau' dan memaksa Plawan untuk memanggilnya dengan sebutan P' (Note: P' adalah panggilan kehormatan untuk menyebut orang yang lebih tua. Jadi misalnya Zero jadi P'Zero. Atau kalau di Perfect Match, Joo manggil Suea dengan sebutan P'Suea karena Suea lebih tua dari dia)


Setibanya di sekolah, Maewnam ngomel-ngomel karena Minton ngebut. Ozone kaget melihat Maewnam dan Minton datang berdua. Dan saat Minton berkata kalau dia tadi menjemput Maewnam ke rumahnya, Ozone langsung menggodai mereka berdua "Jadi kalian pacaran yah?"

Minton senang-senang saja dikira seperti itu tapi Maewnam langsung menyangkalnya dengan malu dan berkata kalau dia dan Minton cuma teman saja. Ozone yakin sekali kalau Minton itu menyukai Maewnam, kalau tidak tidak mungkin Minton mau repot-repot menjemput Maewnam. Maewnam tetap bersikeras kalau hubungannya dengan Minton tidak seperti itu, lagipula Minton sendiri yang datang ke rumahnya. Ozone tidak percaya, dia yakin kalau Maewnam sendiri juga menyukai Minton kalau tidak lalu kenapa juga Maewnam bersikap malu-malu seperti ini.


Di kelas, guru mereka mengumumkan bahwa kelas 10 akan mengadakan acara rekreasi minggu ini. Ozone langsung menggodai Maewnam lagi. Acara ini adalah kesempatan bagus untuk Maewnam dan Minton untuk berduaan dan bermesraan. Maewnam langsung protes dengan malu apalagi Minton ada di dekat mereka lagi tidur... padahal dia ga tidur.


Saat jam makan siang, Maewnam sengaja menyendiri agar Ozone tidak menggodainya terus. Saat dia hendak makan, dia melihat Zero sedang berusaha memberikan makanan untuk seekor anjing tapi anjing itu tidak mau menurut. Frustasi, Zero langsung ngomel-ngomel kesal pada si anjing.

Maewnam benar-benar tidak menyangka "Kau juga bisa bertengkar dengan anjing"


Lagipula anjing itu tidak mau makan bukan karena dia tidak menurut pada Zero tapi karena mungkin dia tidak lapar. Maewnam heran kenapa Zero suka sekali pakai kekuatan. Kalau Zero mau anjing itu menurut padanya maka tidak seharusnya Zero memaksanya karena perasaan itu tidak bisa dipaksa. Maewnam penasaran, kenapa Zero selalu bersikap seperti orang jahat padahal sebenarnya tidak jahat.

"Kenapa? Apa kau tertarik padaku?"

"Tidak"

"Kalau kau mau tahu, ayo naik bis bersamaku. Akan kuberitahu segalanya padamu"

"Dasar bodoh!" maki Maewnam dengan malu-malu


Minton mengantarkan Maewnam pulang, kali ini Maewnam sudah tidak ngomel-ngomel lagi. Sepertinya Maewnam sudah mulai terbiasa naik motor sekarang. Maewnam mengaku kalau dia tidak takut kalau Minton tidak ngebut malah rasanya cukup menyenangkan.

"Kalau begitu, mulai hari ini, bolehkah aku menjemputmu setiap hari?" tanya Minton sambil memandang Maewnam dengan puppy eyes.

Plawan tiba-tiba muncul menyela mereka dan langsung menggodai mereka. Maewnam langsung mengomeli adiknya karena Plawan bersikap tidak sopan menyela pembicaraannya dengan Minton. Plawan berkata kalau dia sebenarnya tidak mau mengganggu hanya saja tadi dia melihat Zero di sekitar sini, tapi entah dimana dia sekarang. Maewnam tidak percaya, mungkin Plawan salah lihat. Hmm... apa Plawan beneran salah lihat???


Beebrapa saat kemudian, Maewnam baru keluar dari kamar mandi... dan langsung kaget mendapati Zero berada di kamarnya. Maewnam langsung teriak-teriak dan melempari Zero dengan berbagai barang. Tapi Zero malah santai-santai menanggapinya malah menyuruh Maewnam diam biar tidak didengar ayahnya Maewnam.

"Aku mau dia dengar biar dia bisa menghabisimu! Keluar sana, dasar psiko!"


Tapi Zero malah dengan santainya berbaring di kasurnya Maewnam sambil berkata kalau ayahnya Maewnam melihatnya disini maka dia akan memberitahu kalau dia sudah pernah beberapa kali memanjat ke kamarnya Maewnam ini, jadi dengan begitu yang akan dihabisi ayahnya Maewnam nanti pasti bukan dia. Zero bahkan menantang Maewnam untuk mengeraskan suaranya biar semua orang di rumah dengar.


Tiba-tiba Plawan mengetuk pintu karena cemas mendengar ribut-ribut dari dalam kamar Maewnam. Panik, Zero dan Maewnam langsung menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh Zero dan Maewnam langsung pura-pura berbaring mau tidur. Saat Plawan masuk, Maewnam beralasan kalau ribut-ributnya tadi cuma karena dia menguap. Dia berusaha mengusir Plawan dengan alasan mau tidur, tapi Plawan tidak percaya dan langsung menyibak selimutnya Maewnam. Plawan kaget dan langsung menuntut apa yang Zero lakukan disini? Maewnam juga penasaran, apa yang sebenarnya Zero lakukan di kamarnya?


Zero berkata kalau dia hanya ingin tanya satu hal "Bagaimana perasaanmu pada Minton?"
"Apa urusannya denganmu?"
"Apa kau menyukainya?"
"Itu lebih dari satu pertanyaan. Keluar sana!"
"Kau belum menjawab pertanyaan pertama. Jadi apa kau menyukainya?"
"Aku tidak tahu"
"Aku tidak tahu siapa yang suka sama siapa. Tapi kalian berdua saling menyukai kan? Kalian bahkan melakukan sesuatu di bawah selimut" goda Plawan

Kesal, Maewnam langsung memprotes pikiran kotor adiknya dan mendorong Zero keluar dari kamarnya tanpa menjawab pertanyaan Zero.

Di tempat rekreasi, Minton lagi-lagi menggodai Maewnam. Maewnam langsung protes karena takut jatuh ke air, dia kan tidak bisa berenang. Minton meyakinkan Maewnam untuk tidak mencemaskan masalah itu dan berjanji akan selalu menjaga Maewnam dan tidak akan membiarkan setetes air jatuh ke Maewnam. Zero cemburu melihat mereka.


Acara rekreasi dimulai dengan berbagai macam aktivitas yang semuanya berhubungan dengan air. Karena Maewnam tidak bisa berenang, jadi dia tidak ikut. Saat dia sedang sendirian dan kesulitan membuka botol minuman, Zero tiba-tiba datang dan membantunya membukakan botol itu "Kau sangat lemah, gadis kepala kardus"

Berbeda dengan Minton yang tidak pernah memaksa Maewnam untuk melakukan sesuatu yang membuatnya tak nyaman, Zero malah kebalikannya. Dia dengan sengaja menggendong Maewnam dan pura-pura mau nyemplungin Maewnam ke danau, bahkan memaksa Maewnam untuk naik wahana agar Maewnam mau masuk air. Walaupun awalnya Maewnam protes keras tapi pada akhirnya dia ternyata sangat menikmatinya.


Saat Maewnam dan Zero lagi asyik-asyiknya bermain air di danau, Vivienne melihat mereka dan langsung cemburu, apalagi teman-temannya malah tambah mengompori kecemburuannya. Saat Maewnam sedang sendirian, Vivienne langsung mendekatinya dengan tujuan untuk mencari tahu apa hubungan Maewnam dan Zero, apa mereka teman?

Maewnam berkata kalau dia dan Zero bukan teman, Zero itu musuh yang suka menggodanya dan selalu membuatnya terlibat dalam masalah tiap kali mereka bertemu. Benarkah? Vivienne tidak percaya karena tadi di danau, Maewnam dan Zero tampak bersenang-senang bersama. Vivienne berkata kalau dia sudah mengenal Zero lebih dari 10 tahun tapi baru kali ini dia melihat Zero tertawa seperti itu.

Walaupun tersenyum dengan manis dan ramah, tapi Vivienne dengan sengaja menegaskan bahwa Zero adalah tunangannya yang sudah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka sejak mereka kecil bahkan mereka akan dinikahkan setelah mereka lulus nanti. Maewnam kaget dan tampak kecewa mendengar berita itu.


Sejak mendengar berita itu, Maewnam jadi murung. Ozone lagi-lagi menggoda Maewnam untuk menyatakan cintanya pada Minton. Tapi sayangnya, Maewnam mengaku kalau dia sendiri masih bingung dengan perasaannya pada Minton.

Beberapa saat kemudian, Minton mendapati Maewnam sedang melamun menatap ke atas. Maewnam berkata kalau dia hanya mengagumi pohon-pohon, langit yang sangat biru dan semua hal yang selama ini hanya dilihatnya melalui komputer karena selama ini hidupnya selalu berada didalam kardus.

Minton mengaku kalau dia sebenarnya lega karena Maewnam akhirnya melepaskan kardus itu. Saat dia melihat Maewnam memakai kardus, sejujurnya Minton cemas karena dia pikir Maewnam pasti mengalami masalah besar hingga dia memutuskan untuk mengurung dirinya didalam kardus.

"Terima kasih karena kau mau memahamiku dan terima kasih karena kau selalu menjagaku selama ini"

"Tidak masalah, aku suka menjagamu"

Setelah saling terdiam canggung cukup lama, Minton akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya dan bertanya "Apakah aku boleh menjadi lebih dari sekedar teman?"

Maewnam langsung malu-malu dan berkata kalau dia tidak tahu. Minton mengerti dan tidak memaksa Maewnam untuk menjawabnya sekarang. Hari ini, dia hanya menyatakan perasaannya pada Maewnam. Maewnam bisa memberinya jawaban kalau Maewnam sudah merasa siap.


Saat mereka sedang makan siang, Zero ikut bergabung di mejanya Maewnam dan memberinya segelas air. Tapi sejak mengetahui hubungan Zero dan Vivienne, Maewnam langsung menolak minuman itu dan mengingatkan Zero bahwa dia sudah punya tunangan. Jadi lebih baik Zero urusi saja tunangannya dan bukannya mengurusi orang lain. Zero berusaha menjelaskan kalau perjodohan itu ide orang tuanya tapi dia tidak pernah menyetujuinya. Tapi Maewnam tetap saja bersikap dingin dan mengacuhkannya.


Melihat Maewnam tidak menyukai masalah ini, Zero langsung mengumumkan pada semua orang termasuk Vivienne bahwa walaupun dia tunangannya Vivienne tapi dia tidak menyetujui pertunangan ini dan tidak akan pernah menikahi Vivienne. Vivienne sedih dan langsung pergi. Maewnam langsung mengomeli Zero, bagaimana bisa Zero sedingin ini dan tidak mempertimbangkan perasaan Vivienne sama sekali.


Maewnam pergi menyusul Vivienne karena cemas. Vivienne tampak snagat kesal tapi saat Maewnam datang, dia langsung bersikap ramah dna baik seperti biasanya. Dia bahkan memberitahu Maewnam bahwa nanti malam akan ada acara berburu hantu dan meminta Maewnam ikut serta. Maewnam ragu karena dia takut. Mendengar itu, Vivienne berinisiatif untuk memasangkan Maewnam dengan Minton agar Minton bisa menjaganya nanti. Maewnam sebenarnya masih ragu tapi Vivienne sudah tidak mau terima penolakan lagi.


Malam harinya, sesuai rencana Maewnam dipasangkan dengan Minton. Yah, walaupun tujuan utama Maewnam dipasangkan dengan Minton agar Minton bisa menjaga Maewnam. Tapi nyatanya, Minton malah jauh lebih takut hantu daripada Maewnam (hahahaha). Bahkan kali ini Maewnam lah yang berjanji akan melindungi Minton.


Bersama-sama, Minton dan Maewnam berjalan menyusuri hutan yang gelap. Minton ternyata benar-benar takut hantu, bahkan di tengah jalan dia merengek minta berhenti memainkan permainan ini. Melihat itu, si nakal Zero diam-diam memakai handuk warna putih dan topeng hantu. Saat Minton dan Maewnam sedang melakukan misi mereka, Zero menampakkan dirinya dengan wujud hantu yang langsung sukses membuat Minton menjerit ketakutan dan melarikan diri bahkan sampai meninggalkan Maewnam.


Maewnam langsung pergi mengejar Minton yang entah lari kemana. Maewnam sampai ke sebuah gudang tapi pintu itu tiba-tiba menutupu dan mengunci dengan sendirinya. Maewnam langsung takut tapi kemudian dia merasa tenang begitu melihat seseorang duduk di kegelapan. Minton kah? Entahlah karena orang itu tidak mengucap apapun.

Maewnam mengira dia Minton dan mengaku lega karena akhirnya dia menemukan Minton, tadi dia cemas sekali "Minton, kau pasti ketakutan sekali yah sampai kau bernapas seberat ini. Maafkan aku Minton, aku tidak tahu kalau kau akan ketakutan sebesar ini. Tidak seharusnya aku menyeretmu sampai kesini. Tapi baguslah kita terkurung bersama. Kurasa sebentar lagi orang-orang akan datang dan mencari kita disini"


Maewnam juga memanfaatkan kesempatan ini untuk membicarakan masalah tadi "Saat kau bertanya tentang perasaanku padamu. Kurasa kau orang yang baik, Minton. Kau orang pertama yang mau berteman dengan orang aneh sepertiku. Kau selalu bisa membuatku tertawa setiap kali aku bersamamu. Aku sangat bahagia bersamamu. Jadi, kurasa, aku menyukaimu Minton"


Mendengar itu, pria itu langsung mendekatkan wajahnya dan mencium Maewnam dengan mesra... lalu tiba-tiba saja, lampu menyala dan beberapa orang menerobos masuk sambil memotret mereka bagai reporter... tapi malah langsung kaget melihat Maewnam ciuman dengan... Zero. OMG!!!

Ternyata semua ini cuma akal-akalan semua orang untuk membuat Maewnam mengakui perasaannya ke Minton tapi dia malah ciuman sama Zero. Lalu Minton dimana?... Minton akhirnya datang tak lama kemudian dan sama seperti semua orang, kaget melihat Maewnam bersama Zero.




Post a Comment

0 Comments