Lu Da Shan refleks menghindar sehingga tusuk konde runcing itu gagal mengenai mata kirinya tapi tetap berhasil menusuk pipi sebelah kirinya dan menembus cukup dalam, otomatis membuat Lu Da Shan kesakitan dan murka pada Lu Tong.
Seketika itu pula mendadak terjadi berbagai hal berentetan pada saat yang bersamaan. Lu Tong berusaha menghindari Lu Da Shan secepatnya, Lu Da Shan menerjang Lu Tong dengan pisaunya, si pemanah menembakkan panahnya atas aba-aba Lei Yuan tepat ke arah Lu Da Shan.
Namun detik itu juga, muncul anak panah lain yang melesat bagai kilat menyelamatkan Lu Tong dari pisaunya Lu Da Shan, lalu seorang pria asing mendadak muncul yang dengan mudah mematahkan tangan Lu Da Shan, dan begitu pisaunya Lu Da Shan berpindah tangan kepadanya, si pria asing langsung menendang Lu Da Shan dan menggunakan pisau itu untuk menyelamatkan Lu Da Shan dengan cara menangkis anak panah yang ditembakkan ke arah Lu Da Shan.
Pria muda asing nan tampan rupawan itu adalah Pei Yun Ying, Komandan Militer Kanan dari Divisi Pengawal Istana. Jelas sekali dari konfrontasi kedua pimpinan militer tersebut kalau mereka adalah saingan yang beda prinsip.
Walaupun keduanya tampak sama-sama kejam, tapi Lei Yuan masa bodo dengan nyawa rakyat biasa dan nyawa si penjahat, sedangkan Pei Yun Ying justru sangat peduli dengan nyawa orang yang tak bersalah.
Pei Yun Ying sama sekali tak gentar menghadapi Lei Yuan dan menegaskan bahwa Lu Da Shan harus diserahkan ke pengadilan untuk diinvestigasi dan bukannya langsung dihukum mati di jalanan tanpa proses peradilan. Ataukah mungkin... Lei Yuan sengaja melakukannya untuk membungkam Lu Da Shan?
Lei Yuan sontak menyangkal keras, reaksi yang sontak membuat Pei Yun Ying tersenyum sinis dan santai mengklaim kalau dia cuma bercanda, kenapa juga Lei Yuan gugup, bisa-bisa orang-orang akan berpikir kalau Lei Yuan menyembunyikan sesuatu.
Pei Yun Ying kemudian memanggil anak buahnya yang bernama Duan Xiao Yan dan memerintahkannya untuk menyerahkan Lu Da Shan ke pengadilan.
Saat Lei Yuan memprotesnya, Pei Yun Ying santai beralasan bahwa berhubung kasus ini berhubungan dengan Divisi Pengawasan Kuda Militer jadi otomatis juga ada hubungan dengan Divisi Militer Kanan. Jadi, baik dia atau Lei Yuan yang bertindak kan sama saja. Bukankah Lei Yuan juga pada akhirnya harus menyerahkan Lu Da Shan ke pengadilan...ataukah dia berniat menghukum Lu Da Shan secara pribadi?
Ini ancaman halus yang bisa saja mengancam karir Lei Yuan jika sampai ucapan Pei Yun Ying ini didengar oleh keluarga kekaisaran. Akhirnya setelah beberapa lama kedua pimpinan militer itu saling memelototi satu sama lain, Lei Yuan pun menyerah lalu membawa orang-orangnya pergi.
Padahal yang disandera dan terluka adalah Lu Tong, tapi fokus perhatian orang-orang malah tertuju pada si Nona Qi yang cuma ketakutan. Maklum, masyarakat memang lebih peduli dengan orang kaya.
Cuma Yin Zheng satu-satunya yang peduli dengan Lu Tong. Lu Tong tetap tenang menghadapi situasi ini lalu membawa Yin Zheng ke toko perhiasan di depan mereka untuk membersihkan diri, sedangkan Bos Du menghadapi para petugas yang butuh pernyataan mereka.
Pei Yun Ying mendengar Bos Du memberitahu si petugas bahwa wanita barusan adalah Tabib Lu yang bekerja di Klinik Renxin miliknya. Namun yang paling menarik perhatian Pei Yun Ying adalah tusuk konde bunga yang tadi digunakan Lu Tong untuk menusuk Lu Da Shan.
Biasanya, tusuk konde wanita ujungnya bulat tumpul untuk menghindari cedera, tapi tusuk konde ini bukan hanya berujung sangat runcing, tapi jarumnya ada tiga di bagian belakangnya.
Si pemilik toko perhiasan baik sekali mau memberi mereka air hangat untuk membersihkan diri. Menurut Yin Zheng, kenekatan Lu Tong tadi sebenarnya tidak perlu mengingat tadi banyak petugas yang dia yakini pasti akan menyelamatkan Lu Tong juga.
Komentar yang sontak membuat Lu Tong mendengus sinis di dalam hatinya, tapi dia memahami kalau Yin Zheng memang tidak begitu memahami situasi tadi.
Karena itulah dia memberitahu Yin Zheng bahwa para petugas tadi ingin menggunakannya untuk menangkap si penjahat. Dia bukan wanita bangsawan, cuma rakyat jelata, jadi nyawanya sama sekali tidak berharga di mata para bangsawan dan pejabat. Karena itulah dia tidak mau mempercayakan hidupnya di tangan mereka. Dia hanya mempercayai dirinya sendiri.
"Sepertinya Tabib Lu memiliki dendam terhadap para bangsawan Shenjing. Mungkin karena masalah di masa lalu?" komentar Pei Yun Ying yang mendengar ucapannya barusan.
Baru sekarang setelah segalanya damai, Lu Tong memperhatikan wajah dan penampilan Pei Yun Ying yang sangat tampan dan elegan. Sepertinya dia baru berusia awal 20-an tahun, tapi sudah bisa mencapai posisi setinggi itu, sepertinya latar belakang keluarganya sangat kuat. Anak bangsawan yang pintar dan kejam lebih baik dijauhi.
Apalagi saat itu juga, tiba-tiba Pei Yun Ying menyerahkan tusuk konde bunga berlumuran darah itu dan mempertanyakan kenapa tusuk konde ini berujung sangat tajam dan ada tiga jarum di belakangnya sembari menatapnya dengan tajam seolah ingin membaca pikirannya.
Lu Tong dengan muka tembok dan nada datar beralasan bahwa ada tiga jarum karena rambutnya sangat amat lebat, satu jarum saja tidak cukup untuk menopang rambutnya. Dan masalah kenapa ujungnya sangat tajam, tidak ada hukum yang mengatur harus tajam atau tumpul, kan?
Pei Yun Ying agak kaget mendengar ucapannya sehingga dia langsung tersenyum misterius. Baiklah, dia menerima alasan Lu Tong tersebut lalu memberinya sebotol kecil obat untuk mengobati luka di lehernya Lu Tong.
Lu Tong mengucap terima kasih tapi tidak mengambil botol obat itu. Tepat saat itu juga, pengawalnya Pei Yun Ying datang untuk mengabarkan bahwa kediaman Guru Agung meminta untuk bertemu Pei Yun Ying. Jadi Pei Yun Ying pun pergi.
Lu Tong pun akhirnya bisa bernapas lega. Walaupun Pei Yun Ying tampak dan terdengar cukup ramah, tapi vibes-nya secara keseluruhan terasa berbahaya dan membuat Lu Tong waspada.
Hari itu juga Lu Tong dan Yin Zheng meninggalkan penginapan Laiyi. Niatnya mencari penginapan lain, tapi Bos Du malah membawa mereka untuk tinggal Klinik Renxin.
Ternyata walaupun bagian depan Klinik Renxin sempit, di bagian belakangnya ada halaman yang cukup luas dengan tiga kamar tidur. Hanya saja, karena halaman ini tak pernah ditempati selama bertahun-tahun sejak tabib jaga terakhir minggat, makanya sekarang tempat ini jadi kumuh dan bobrok.
Yin Zheng sontak protes karena ditempatkan di tempat semacam ini, tapi setelah Lu Tong mengelilingi halaman tersebut, dia mendadak setuju tinggal di sini, terutama karena tata ruang halaman ini terasa mirip dengan rumah keluarganya di Changwu.
Setelah Bos Du membantu beberapa keperluan mereka, dia pun pulang. Saat Yin Zheng masih protes tidak terima, Lu Tong mengingatkannya akan berbagai keuntungan tinggal di sini karena tempat ini sebenarnya sangat strategis.
Tinggal di sini lebih aman karena petugas jaga di Jalan Barat ini selalu patroli setiap malam. Jika tinggal di daerah lain, maka mereka bakalan harus menyewa pengawal, mereka tidak cukup mampu untuk itu. Tempat ini juga dekat dengan restoran dan banyak toko lainnya. Selain itu, tempat ini lebih dekat dengan kediaman Ke.
Maka malam itu juga, kedua gadis pun harus bekerja keras membersihkan seluruh halaman dan baru selesai tengah malam. Sudah bersih, halaman itu jadi lebih enak dipandang dan semakin mirip dengan rumah keluarganya Lu Tong.
Memikirkan keluarganya, otomatis mengingatkannya akan kejadian tadi siang saat si Nona Qi itu diperhatikan banyak orang padahal dia tidak kenapa-kenapa.
Lu Tong yakin kematian kakaknya juga ada hubungan keluarga Qi, karena itulah, dia harus mencari cara untuk mendekati keluarga Ke dan keluarga Qi.
Di tempat lain, Pei Yun Ying baru pulang dan langsung diprotes Duan Xiao Yan. Karena ternyata, si Nona Qi itu naksir Pei Yun Ying, makanya tadi Pei Yun Ying diminta untuk mengantarkan Nona Qi pulang, tapi Pei Yun Ying ogah dan malah menyerahkan tugas itu ke Duan Xiao Yan. Si Nona Qi jelas tak senang dan rasanya ingin sekali menelan Duan Xiao Yan hidup-hidup sepanjang jalan.
Pei Yun Ying masa bodo dan fokus menanyakan Lu Da Shan. Masalah ini, Duan Xiao Yan juga takut karena Lei Yuan kan keponakannya Menteri Kanan, dia takut masalah ini akan menyinggung Menteri Kanan. Pei Yun Ying tidak takut, dia yang takut.
Hari ini Klinik Renxin buka dengan penampilan baru yang lebih bersih dan rapi, dan ada seorang wanita cantik yang menarik perhatian warga sekitar. Penampilannya sederhana, tapi aura dan kecantikannya terpancar jauh melampaui para wanita lain yang berusaha mati-matian untuk mempercantik diri.
Sayangnya, masyarakat cuma tertarik untuk melihat-lihat si cantik tapi tidak ada yang datang untuk beli. Mereka bahkan tidak percaya kalau si cantik itu adalah tabib jaga dan mengira kalau dia cuma seorang wanita biasa yang dirayu dan diperdaya oleh Bos Du.
Di Jalan Barat itu juga ada Klinik Xinglin, saingannya Klinik Renxin. Klinik Xinglin lebih sukses dan memiliki pelanggan tetap setiap hari, tapi bosnya, Bos Bai sama sekali tidak puas.
Dia selalu ingin lebih, makanya dia mengincar Klinik Renxin karena lokasinya yang lebih strategis, hanya saja selama ini Bos Du ngotot menolak menjual kliniknya.
Namun Bos Bai tidak khawatir juga karena dengan nasib tragis Klinik Renxin yang sangat sepi, dia meyakini bahwa sebentar juga Klinik Renxin pasti akan bangkrut, dan saat itu terjadi, Bos Du tidak akan punya pilihan untuk menjualnya padanya dan dia akan membelinya dengan harga serendah-rendahnya.
Dia juga sama sekali tak gentar dengan berita adanya wanita cantik baru di Klinik Renxin. Menurut pengakuan tabib jaga Zhou Ji, beberapa waktu yang lalu, wanita cantik itu pernah datang kemari juga untuk menjual bubuk Puhuang, bonus teh herbal.
Tapi Zhou Ji meyakinkan bahwa yang dijual wanita itu sama sekali tidak berkualitas dan teh herbalnya juga sudah dia buang karena siapa tahu beracun.
Zhou Ji ini awalnya tabib jaga di Klinik Renxin, tapi setelah Klinik Renxin mengalami kemunduran, dia langsung minggat dan pindah ke Klinik Xinglin ini. Dia sangat angkuh pada yang lain tapi pintar menjilat pada Bos Bai.
Berkat omongan Zhou Ji inilah, Bos Bai tidak khawatir dengan adanya wanita baru di Klinik Renxin. Meyakini bahwa sebentar lagi Klinik Renxin akan jadi bahan tertawaan di seluruh kota.
Sementara itu di Klinik Renxin, Lu Tong baru selesai membuat beberapa kaleng teh herbal, tapi sayangnya, belum ada satu pun yang terjual.
Tepat di tengah kekhawatiran Bos Du, Tuan Hu akhirnya datang untuk membeli teh herbal pesanannya, namun saat dia mendengar bahwa Lu Tong adalah tabib jaga baru di sini, reaksi Tuan Hu juga sama seperti yang lain, tak percaya dan langsung marah, meyakini kalau seorang wanita terlalu bodoh untuk jadi tabib.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam