Sinopsis I Need Romance 3 Episode 12 - Part 2

 


Sekretarisnya Se Ryeong memberi kabar dari pengacara dan beberapa akuntan bahwa jika Se Ryeong meninggalkan home shopping dalam waktu dekat, mereka memang tidak akan rugi terlalu besar. 

Tapi jika Se Ryeong mempertimbangkan laba jangka panjang maka keputusan untuk meninggalkan home shopping sekarang hanya akan berdampak pada kerugian yang lebih besar bagi perusahaan mereka ini. Apalagi keadaan finansial perusahaan mereka sedang tidak terlalu baik karena kemarin pihak bank menelepon membicarakan masalah hutang yang perusahaan mereka ambil untuk membangun gedung kantor ini.

"Jika kita meninggalkan home shopping sekarang maka kita akan menderita kerugian besar, begitu?"

"Benar"



Di kantor home shopping, Woo Young dan Hee Jae memberitahu Min Jung dan Joo Yeon bahwa ada rumor beredar luas di kantor. Rumor tentang Tae Yoon dan Se Ryeong. 

Bukan rumor tentang mereka pacaran tapi rumor yang mengatakan bahwa Tae Yoon mendukung proyek mereka demi membantu Se Ryeong. Rumor itu muncul karena proposal tim mereka aslinya tidak menang dalam kontes proposal proyek terlebih lagi dalam proposal mereka sama sekali tidak disebutkan tentang adanya style director.

"Benar. Menggunakan jasa style director adalah idenya direktur Kang" ujar Min Jung menyetujui rumor itu.


Saat Tae Yoon datang Min Jung langsung memberitahunya tentang rumor itu, tapi Tae Yoon hanya tersenyum cuek lalu menyuruh Joo Yeon untuk datang ke ruangannya.


Didalam ruang kantornya, Tae Yoon teringat perkataan Se Ryeong yang ingin Tae Yoon merasakan bagaimana rasanya berhadapan dengan rumor seperti dirinya. Se Ryeong juga ingin Joo Yeon terluka karena rumor tentang Tae Yoon sama seperti Tae Yoon yang terluka karena rumor tentang dirinya. Dan itulah cara yang diinginkan Se Ryeong untuk mengakhiri hubungan mereka.


Saat Joo Yeon masuk ke ruangannya, dia memberitahu Tae Yoon untuk tidak mengkhawatirkan rumor-rumor itu. Tae Yoon langsung protes, kenapa malah Joo Yeon yang mengatakan hal itu padanya, seharusnya kan dia yang mengatakan itu pada Joo Yeon. 

Tae Yoon lalu menyuruh Joo Yeon untuk mengulurkan tangannya, dia lalu memberi Joo Yeon sebuah kotak perhiasan.

"Kali ini jangan biarkan Jung Hee Jae mengambilnya" ujar Tae Yoon


Joo Yeon langsung tersenyum senang lalu membuka kotak perhiasannya. Senyumnya semakin mengembang saat melihat sepasang anting-anting didalam kotak perhiasan itu. Lalu tanpa memandang Joo Yeon, Tae Yoon menyuruh Joo Yeon kembali ke pekerjaannya karena hanya itu saja yang ingin dikatakannya pada Joo Yeon.

Joo Yeon langsung sadar bahwa Tae Yoon pasti sedang malu. Joo Yeon lalu berterima kasih pada Tae Yoon dan berlalu pergi. 

Tapi Tae Yoon cepat-cepat menghentikannya untuk memberitahunya bahwa Joo Yeon sendiri belum mengatakan bahwa dia menyukai Tae Yoon. Joo Yeon langsung merinding geli jika harus mengakui rasa sukanya pada Tae Yoon.


Dia langsung cepat-cepat kembali ke meja kerjanya dan memakai anting-antingnya. Joo Yeon tersenyum senang karenanya, lalu mengirim pesan pada Tae Yoon: Aku juga menyukaimu, sunbae <3 <3 <3.

Tae Yoon langsung sumringah setelah membaca pesan itu, saking bahagianya Tae Yoon sampai memeluk ponsel itu didadanya. Tapi semenit kemudian dia berubah serius lagi karena mendapat telepon dari direktur senior.


Tae Yoon dan Joo Yeon datang ke ruang kantor direktur senior yang memberitahu mereka bahwa dia berencana untuk memisahkan tim mereka dari departemen fashion menjadi departemen baru. 


Maksud direktur senior melakukan hal itu adalah dia ingin mengubah tim baru menjadi prospek bisnis baru bagi perusahaan mereka karena perusahaan lain sedang menyiapkan siaran home shopping dengan konsep yang sama dengan mereka.

Tae Yoon lalu bertanya bagaimana tentang Joo Yeon. Direktur senior mengatakan bahwa Joo Yeon akan diangkat menjadi direktur di departemen baru itu. Tae Yoon langsung tersenyum senang mendengarnya sementara Joo Yeon merasa terharu. 


Setelah Joo Yeon pergi dari ruang kantornya, direktur senior bertanya pada Tae Yoon, apakah Tae Yoon baik-baik saja melihat hoobae-nya mendapat promosi, dia sendiri saja tidak suka melihat hoobae-nya naik jabatan.

Tapi Tae Yoon sama sekali tidak khawatir, dia malah yakin bahwa Joo Yeon pasti akan bekerja dengan baik dan menguntungkan bagi perusahaan mereka. Direktur senior bingung dengan sikap Tae Yoon itu, dia bisa bersikap seperti itu karena merasa sangat yakin atau hanya karena rasa sayangnya pada hoobae-nya.


Di hari pembukaan departemen baru yang dipimpin oleh Joo Yeon. Semua anggota timnya bersama dengan Se Ryeong dan timnya Se Ryeong, bersulang untuk merayakannya. Saat Joo Yeon dan Se Ryeong ingin minum tanpa bersulang, Min Jung langsung menyuruh mereka berdua untuk bersulang. 

Mereka berdua lalu menuruti keinginan Min Jung untuk bersulang tapi dengan setengah hati. Se Ryeong memberi selamat karena impian Joo Yeon telah terwujud. Keinginannya untuk memisahkan diri dari departemen fashion, membangun departemennya sendiri dan menjadi direktur.


Min Jung langsung kagum mendengar impian Joo Yeon yang sangat berbeda dari impian orang lain itu. Min Jung berniat untuk diam saja dan menjadi pemimpin tim.

Timnya Se Ryeong kaget karena Min Jung menjadi pemimpin tim. Dengan bangganya Min Jung mengatakan bahwa walaupun dia tidak punya niat untuk menjadi pemimpin tim tapi hal itu terjadi begitu saja karena dia berada di daftar antrian (promosi menjadi pemimpin tim).

Sekretarisnya Se Ryeong menyindir Min Jung secara halus karena menjadi pemimpin tim padahal Woo Young dan Hee Jae bekerja jauh lebih baik dari Min Jung. 


Min Jung langsung tersinggung langsung membela dirinya sendiri.

"Berkeliaran dan berlagak sibuk bukan berarti kau hebat dalam pekerjaanmu. Otakmu bisa bekerja bagai mesin jika kau punya pengalaman selama bertahun-tahun dan pengetahuan teknis. Lalu pada saat yang tepat, di sebuah momen yang kritis, BANG!!" ujar Min Jung

"Kau tidak punya kesuksesan itu" sindir salah satu timnya Se Ryeong

Hee Jae dan Woo Young langsung menahan tawa geli mendengar sindiran anggota timnya Se Ryeong itu.


Se Ryeong lalu meminta Joo Yeon untuk mengucapkan terima kasih padanya, maka Joo Yeon langsung mengucapkan terima kasih pada Se Ryeong dengan setulusnya.

"Dalam hubungan kita, akan jauh lebih baik untuk tidak membawa-bawa ketulusan" ujar Se Ryeong

"Jika kau memang tahu bahwa aku tidak tulus, apa kau masih perlu mendengar kata 'terima kasih'?"


Saat melihat kedua bos mereka hampir bertengkar lagi, Woo Young langsung menghentikan mereka berdua lalu berterima kasih dengan setulus hati pada Se Ryeong dan hal yang sama juga dilakukan oleh Hee Jae. Mereka semua lalu bersulang kembali.

"Tapi, aku minta maaf karena harus merusak hari yang baik ini. Perusahaanku dan aku berencana untuk meninggalkan proyek ini" ujar Se Ryeong

Joo Yeon dan anggota timnya langsung terkejut mendengarnya sementara sekretarisnya Joo Yeon langsung panik. 

Tapi Se Ryeong tetap melanjutkan perkataannya, dia beralasan bahwa dia berencana meninggalkan mereka karena perusahaannya mendapat proyek baru di luar negeri. Karena itulah dia ingin memutuskan kontrak mereka secepat mungkin.


Setelah kejadian di kantor itu, Joo Yeon langsung pergi ke Joo Wan di studio rekamannya. Sambil mondar-mandir dengan kesal, ia curhat pada Joo Wan, mengatai Se Ryeong sebagai cewek jahat.

Joo Yeon bingung harus bagaimana, dia mencoba memikirkan sebuah cara tapi tetap saja dia kebingungan. Joo Yeon yakin Se Ryeong pasti melakukan hal ini untuk menyiksanya karena rasanya tidak masuk akal jika Se Ryeong keluar dari proyek ini di saat seperti ini.

"Jadi apa yang akan kau lakukan?" tanya Joo Wan

"Aku ingin menginjak-injaknya sedikit demi sedikit, agar dia tidak bisa bangkit lagi"


Joo Wan malah tersenyum geli mendengarnya lalu menggoda Joo Yeon dengan mengatainya sebagai wanita yang menyedihkan. Joo Yeon langsung protes agar Joo Wan tidak mengomelinya, karena jika Joo Wan melakukannya dia hanya akan terlihat seperti kakek tua.

"Karena kau tidak pernah jatuh cinta, jadi kau tidak tahu bagaimana perasaan Se Ryeong. Jika kau pernah jatuh cinta, maka tidak mungkin kalau kau tidak tahu bahwa saat ini Se Ryeong sedang dalam kondisi yang tidak normal. Orang itu putus dari orang yang dicintainya" Ujar Joo Wan

"Memangnya siapa yang tidak pernah putus?" protes Joo Yeon


Karena Joo Yeon tidak mengerti maksudnya, maka Joo Wan memberinya penjelasan dengan kedua jarinya. Ada seseorang yang bertemu dengan seseorang yang lain, lalu kedua orang ini bersatu. Saat mereka berpisah, seharusnya mereka berdua menjadi 2 individu tapi tidak berhasil. 

Dan karena itulah mereka akhirnya menghilang dan berubah menjadi kekosongan. Begitulah keadaan Se Ryeong saat ini. Dia buta dan tidak mampu melihat apapun sampai hatinya menjadi kosong sepenuhnya.


Di kantornya, Se Ryeong memberitahu sekretarisnya bahwa dia sebenarnya tidak berniat untuk pergi meninggalkan home shopping, dia melakukannya karena dia yakin sebentar lagi Joo Yeon akan datang dan memohon padanya untuk tidak pergi meninggalkan proyek ini.

Ia memberitahu Joo Yeon bahwa yang harus dilakukan oleh Joo Yeon sekarang ini adalah berusaha untuk memahami Se Ryeong dari sudut pandangnya Se Ryeong. Joo Yeon harus bisa melihat luka seseorang terlebih dulu sebelum dia berpikir untuk menginjak orang itu.


Kembali ke studio rekamannya Joo Wan. Joo Wan lalu mengingatkan Joo Yeon bahwa hari ini dia ada showcase untuk boyband barunya. Joo Yeon langsung kaget karena dia lupa, Joo Yeon lalu bertanya bagaimana hasilnya.

"Kurasa ini akan sukses besar, tapi apa gunanya? Wanita yang tinggal bersamaku bahkan tidak tertarik pada pekerjaanku" keluh Joo Wan

Joo Yeon jadi bingung apa yang harus ia lakukan untuk Joo Wan, haruskah dia membelikan Joo Wan sebuah hadiah. Apa ada yang Joo Wan inginkan. Joo Wan mengatakan bahwa dia menginginkan banyak hal.

"Apa? Katakan saja apa yang kau mau"

"Hmm, ayo kita pulang dulu"


Mereka lalu pulang ke rumah dan duduk berdua di tangga depan rumah dengan memakai selimut berdua sambil memandangi langit karena itulah yang Joo Wan inginkan, melihat hujan meteor bersama Joo Yeon.


"Karena kita dekat, jadi tidak dingin kan?" tanya Joo Wan

"Dingin" kata Joo Yeon

"Apa kau mau kuhangatkan?"

"Bagaimana kau akan melakukannya?"

Joo Wan mengatakan bahwa jika Joo Yeon menutup matanya maka dia akan hangat. Joo Wan meminta Joo Yeon untuk mempercayainya, maka Joo Yeon langsung menurut dan menutup matanya. 


Dan saat itulah Joo Wan langsung mendekatkan wajahnya dan mencium Joo Yeon dan Joo Yeon membalas ciumannya.


Mereka terus berciuman di dalam rumah, Joo Wan lalu menggendongnya ke loteng dan beberapa saat kemudian, Joo Wan sudah berbaring di atasnya Joo Yeon dengan tubuh setengah telanjang. Mereka kembali melanjutkan ciuman mereka. Joo Wan lalu membuka kancing blusnya Joo Yeon.


Eits... sebentar, jangan mikir yang aneh-aneh dulu. Karena itu semua hanya khayalannya Joo Wan saja. hahaha XD


Pada kenyataannya mereka masih berada di studio rekaman. Karena Joo Wan masih belum menjawabnya maka Joo Yeon bertanya sekali lagi 

apa yang diinginkannya. Joo Wan mencoba untuk mengatakannya, tapi kemudian dia memutuskan bahwa saat ini bukan saat yang tepat.

"Apa?"

"Cukup ketahui saja bahwa aku masih belum menyerah"


Min Seok sedang menunggu kedatangan Min Jung di depan apartemennya, saat Min Jung datang dia langsung meminta Min Jung untuk bicara dengannya. Min Jung menyuruhnya berjanji bahwa ini akan menjadi yang terakhir kalinya mereka bicara dan jangan mengganggunya lagi karena keadaan sudah cukup sulit baginya, jika tidak maka dia benar-benar akan pindah.

"Aku berjanji aku tidak akan mengganggumu lagi" janji Min Seok


Didalam apartemen, Min Seok memberitahu Min Jung bahwa dia sudah memikirkannya 100 kali dan dia tetap tidak mau menikah. Dia juga tidak suka dengan anak kecil, Min Seok sudah berusaha untuk menyukai mereka tapi tetap tidak berhasil, dia tidak akan pernah menyukai mereka.

Terlebih lagi, Min Seok takut jika dia akan menjadi seperti keluarganya. Ayahnya meninggalkan keluarganya untuk hidup bersama wanita lain dan begitu pula dengan hyung-nya.

"Aku tidak mau orang yang memanggil diri mereka 'keluarga' untuk memperumit hidupku atau memaksaku untuk perhatian atau membuat pengorbanan. Karena itulah aku tidak bisa hidup seatap dengan mereka (keluarganya)"


Jika Min Jung memutuskan untuk melahirkan bayinya maka dia tidak bisa bicara apapun. Dan hanya hal saja dalam pikirannya yaitu uang. Karena anak itu adalah anaknya maka dia akan menyokong kehidupan anak itu sampai dia berusia 20 tahun.

Min Jung menyetujuinya, jika memang itu yang Min Seok inginkan. Min Seok mengatakan bahwa dia yang akan pindah karena akan cukup sulit bagi Min Jung jika dia yang pindah mengingat kondisinya yang sekarang. 


Min Seok lalu memberi Min Jung sebuah bungkusan, sesuatu yang selalu ingin dimakan ibunya Min Seok saat ibunya Min Seok mengandungnya di musim dingin.

"Maaf, hanya ini saja yang bisa kulakukan" ujar Min Seok sambil beranjak pergi.


Setelah Min Seok pergi, Min Jung membuka bungkusannya dan isinya adalah sekotak strawberry. Dan segera setelah melihat strawberry itu, air matanya langsung mengalir. 

Dia berusaha untuk tabah karena toh sejak awal dia tidak berencana untuk membesarkan anaknya bersama Min Seok, ia lalu memakan strawberry-nya sampai pada akhirnya Min Jung tidak mampu lagi menahan tangisannya.


Keesokan harinya di kantor, Joo Yeon menyuruh anak buahnya untuk segera mencari style director pengganti. Min Jung ragu apakah jika mereka tiba-tiba mengganti style director, akankah mereka bisa meraih kesuksesan yang sama saat mereka masih bersama Se Ryeong. Tapi Hee Jae yakin bahwa mereka pasti akan sukses dan Joo Yeon pun setuju.

Woo Young merasa bahwa mereka harus mencari style director yang memiliki kemampuan yang sama dengan Se Ryeong tapi tidak banyak style director yang seperti itu. Bagi Min Jung kemampuan memang penting tapi image juga penting, pastinya akan sulit mencari seorang style director yang wajah dan figur tubuhnya secantik Se Ryeong.


Tae Yoon lalu datang dengan membawa sebuah hadiah untuk promosinya Joo Yeon, sebuah pelat nama. Anggota tim lalu menceritakan pada Tae Yoon bahwa Se Ryeong memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan mereka.


Setelah mendengar hal itu, Tae Yoon bicara berdua dengan Joo Yeon dan menawarinya agar dia saja yang bicara dengan Se Ryeong. Joo Yeon tahu Tae Yoon pasti akan melakukan hal ini karena itulah dia tidak memberitahukannya pada Tae Yoon. Joo Yeon mengatakan bahwa dia akan mengatasi masalah ini sendiri karena sekarang masalah ini sudah menjadi masalah departemennya sendiri.


Joo Yeon lalu menelepon Se Ryeong dan mengajaknya bertemu di sebuah bar. Dan sesampainya mereka di bar, Joo Yeon bertanya kenapa Se Ryeong tiba-tiba melakukan hal ini, kenapa Se Ryeong berhenti saat mereka baru saja membangun departemen baru sampai membuat mereka shock.

Se Ryeong merasa tidak melakukan kesalahan apapun karena itulah dia tidak akan meminta maaf. Lagipula ini semua hanyalah bisnis, Se Ryeong ingin pindah ke proyek lain yang jauh lebih menguntungkan.

"Apa karena sunbae Kang?"


Joo Yeon mengatakan bahwa Se Ryeong sudah melakukan terlalu banyak hal padanya dan Tae Yoon (menyakiti Joo Yeon dan Tae Yoon). Tapi Se Ryeong tidak merasa begitu, dia memang sudah melakukan banyak hal untuk Tae Yoon tapi tidak pada Joo Yeon.

Mendengar perkataan Se Ryeong itu, Joo Yeon sekarang yakin bahwa keputusan Se Ryeong untuk keluar dari proyek ini adalah karena masalah itu. 


Se Ryeong menyuruh Joo Yeon untuk berusaha menahannya saja jika memang Joo Yeon masih membutuhkannya, bukankah tiba-tiba berganti ekspresi dan tersenyum itu keahliannya Joo Yeon.

"Berjabat tangan, berpura-pura terperdaya sambil tersenyum dengan lugu seolah kau tidak merasa terganggu karenanya. Dan apa yang kau lakukan pada pacarku di belakangku? Lakukan lagi saja sekarang. Jika kau memang butuh, kenapa kau tidak bisa melakukannya (memohon pada Se Ryeong)? Aku ingin mendapatkan kembali martabatku yang telah kau injak-injak"


Joo Yeon tiba-tiba teringat perkataan Joo Wan yang meminta Joo Yeon untuk mau mengerti luka yang diderita Se Ryeong. 

Dia juga teringat pada nasehat Tae Yoon yang menasehatinya untuk tidak jatuh dalam jebakan Se Ryeong karena Tae Yoon yakin keputusan Se Ryeong untuk pergi hanyalah sebuah jebakan supaya mereka mau merevisi kontrak yang nantinya akan lebih menguntungkan untuk pihaknya Se Ryeong, karena saat ini perusahaannya Se Ryeong sedang mengalami masalah finansial.

"Ada banyak cara untuk untuk membangun dan mempertahankan hubungan. Dengan memakai cara yang lugu dengan menunjukkan niat asliku dan menunggu dengan sabar agar orang lain mau terbuka atau menggunakan cara yang sepenuhnya mengabaikan niat yang jujur untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Jika aku menunjukkan ketulusanku, apakah Oh Se Ryeong mau terbuka dan menunjukkan perasaannya?"

Itulah narasi Joo Yeon saat dia bingung akan apa yang harus ia lakukan pada Se Ryeong. 


Tiba-tiba ia mendapat pesan dari Woo Young yang memberitahunya bahwa style director pilihan mereka tidak bisa bekerja sama dengan mereka karena adanya masalah jadwal. Woo Young juga memberitahu Joo Yeon bahwa dalam situasi mereka sekarang ini mempertahankan Se Ryeong adalah cara terbaik.  

Joo Yeon kesal dengan pesan itu, namun setelah menutup ponselnya, Joo Yeon langsung berbohong dengan memberitahu Se Ryeong bahwa barusan Woo Young mengirimnya pesan yang mengatakan bahwa mereka sudah menemukan style director baru, style director yang jauh lebih baik dari Se Ryeong. Se Ryeong langsung kesal mendengarnya.


Sesampainya didepan rumah, Joo Yeon menelepon Tae Yoon dan memberitahunya bahwa sepertinya ia melakukan kesalahan, bagaimana jika Se Ryeong tidak menghubungi mereka nanti, apa Tae Yoon yakin tentang perusahaan Se Ryeong yang mengalami masalah finansial. 

Tae Yoon sangat yakin, karena itulah dia menyuruh Joo Yeon untuk menunggu karena perusahaannya Se Ryeong pasti akan segera menghubungi mereka.

"Apa kau mau nonton?" tanya Tae Yoon

"Sekarang? Aku sudah sampai rumah"

"Kalau begitu tunggulah disana, aku akan menjemputmu"


Saat Joo Yeon keluar dari mobilnya, Joo Wan yang juga baru pulang langsung berlari menghampirinya dan bertanya bagaimana pertemuannya dengan Se Ryeong. Joo Yeon mengeluh kelelahan lalu terjatuh duduk di tangga dengan lemas.

"Aku merasa sepertinya aku menang, tapi aku tidak merasa bahagia. Aku sudah memikirkannya, tapi aku tidak bisa menang darinya dengan menggunakan cara yang kau ajarkan karena itulah aku memakai caraku sendiri"

Dulu setiap kali Joo Yeon memakai cara ini dia akan merasa sangat bangga dan senang dengan hasilnya tapi sekarang entah kenapa dia malah merasa buruk. Rasanya seperti sedang melakukan sebuah dosa tanpa ia ketahui alasannya.


Joo Wan bernarasi "Setelah aku kembali padamu, aku selalu berpikir bahwa aku sedang melihat dua sisi dirimu. Dirimu yang dulu, yang lugu dan ceria. Dan dirimu yang sekarang. Aku berharap agar kau tetap menjadi dirimu yang dulu, orang yang sama yang dulu kucintai. Tapi aku sadar bahwa itu adalah keserakahanku. Semakin aku memikirkan dirimu yang dulu, semakin kau akan menunjukkan ekspresi wajah bersalah seperti sekarang ini. Jadi aku mengesampingkan keserakahanku dan memutuskan untuk menerimamu sebagai dirimu sendiri"


Joo Wan lalu tersenyum pada Joo Yeon dan membelai rambutnya. Joo Wan menyemangati Joo Yeon dan mengatakan bahwa Joo Yeon sudah melakukan hal yang benar.

"Apa kau tidak akan berteriak padaku karena melakukan hal yang salah?"

"Hiduplah dengan cara yang kau inginkan. Tidak apa-apa. Lagipula apapun yang terjadi aku akan tetap berada disisimu"


Joo Yeon langsung tersenyum senang mendengarnya. Joo Wan lalu merentangkan kedua tangannya agar Joo Yeon memeluknya. 


Joo Yeon tersenyum lalu bangkit dan melompat ke pelukan Joo Wan tepat saat Tae Yoon tiba di rumah Joo Yeon dan melihat pelukan mereka dengan pendangan marah. 


Post a Comment

0 Comments