Rekap Novel The Days of Seclusion and Love Bab 71 - Bab 73

 

Sesuai janjinya, setelah Feng Yue membantunya, Yin Ge Zhi pun mengajak Feng Yue pulang dan tinggal di rumahnya... Untuk jadi koki pribadinya. Pfft! Feng Yue kecewa, kalau begitu mending dia tetap di Menara Menghui, setidaknya di sini dia bisa nyantai.

Tapi kamarnya lagi bau darah menyengat. Ya sudahlah, Feng Yue akhirnya mau juga pulang ke rumah Yin Ge Zhi. Tapi di rumah Yin Ge Zhi lagi kehabisan bahan makanan, jadi, ayo belanja ke pasar. 

Yin Ge Zhi awalnya ogah, masa dia yang seorang pangeran disuruh belanja ke pasar. Tapi saat Feng Yue dengan ceria menyeretnya ke pasar, dia tetap menurut dan mengikutinya.

Feng Yue berbelanja dengan riang gembira, para penjualnya juga baik banget memberinya harga murah, bahkan sampai ada yang memberinya gratisan. Saat akhirnya dia selesai, dia memeluk satu gundukan besar belanjaan.

Dia tidak berani meminta Yin Ge Zhi untuk membantu membawakannya, Yin Ge Zhi juga ogah menenteng belanjaan, jadi dia langsung membopong Feng Yue sehingga semua belanjaan yang hampir jatuh itu sekarang aman dalam pelukan Feng Yue, sedangkan Feng Yue aman dalam pelukan Yin Ge Zhi.

Guan Zhi sampai melongo heran melihat tuannya membopong Feng Yue dengan segudang belanjaannya. Padahal muka Yin Ge Zhi sangat menyeramkan, tapi Guan Zhi bisa langsung tahu kalau tuannya sama sekali tidak marah, dia justru sedang senang.

Di tempat lain, Duan Xian akhirnya tiba di depan gerbang kediaman Li. Li Xun sontak berteriak sangat kencang untuk memanggil orang rumahnya. Li Xun tidak punya istri resmi, tapi ada banyak wanita di rumahnya yang kebanyakan adalah tahanan perang atau warga sipil yang dia ambil secara paksa.

Begitu salah satu gadis muncul, Li Xun langsung teriak-teriak heboh menyuruh si gadis untuk mengusir Duan Xian. Dia hantu! Namun begitu mendengar tentang hantu, si gadis sontak menjerit ketakutan dan langsung lari sendiri sambil jejeritan ketakutan yang sontak membuat seisi rumah ketakutan juga sehingga mereka langsung menutup semua pintu kamar mereka, dan jadilah tidak ada satupun yang keluar melihat keadaan Li Xun, apalagi membantunya.

Li Xun begitu frustasi hingga dia langsung berteriak meminta Duan Xian untuk membunuhnya saja. Namun tentu saja Duan Xian tidak akan membiarkannya mati semudah itu.

Duan Xian langsung mengabaikannya untuk melaksanakan perintah Feng Yue, mencari stempelnya Li Xun, lalu menggunakannya untuk menyetempel surat yang Feng Yue tulis dan ditujukan pada Leng Yan. Dia mengklaim bahwa ini cuma surat meminta bantuan, siapa tahu akan ada orang yang akan datang untuk membantu Li Xun keluar dari penderitaannya.

Semakin malam, hujan semakin deras dengan petir dan guntur yang menggelegar hebat dan menakutkan.
Feng Yue akhirnya selesai memasak makan malam, tapi Yin Ge Zhi malah mengatainya lambat. Hadeh! Tangannya kan masih belum sembuh total dan dia sudah susah payah memasak untuk Yin Ge Zhi dalam keadaan tangan seperti ini, tapi Yin Ge Zhi malah mengeluh dia lambat.

Mendengar itu, Yin Ge Zhi langsung mengeluarkan sebotol obat baru, dari aromanya dan teksturnya, sepertinya ini obat berkualitas tinggi. Feng Yue menerimanya dengan senang, tapi... bolehkan dia tidur di kamarnya Yin Ge Zhi malam ini? Dia beralasan kalau dia takut sama guntur.

Padahal nggak. Yang takut sama guntur justru Yin Ge Zhi. Pfft! Jenderal militer gagah berani yang tak pernah takut menghadapi musuh-musuhnya ini sebenarnya justru takut sama guntur.

Dia tahu karena di masa lalu, mereka pernah tidur bersama pada malam hujan badai, dan Yin Ge Zhi menggenggam tangannya sangat erat dan gemetaran hebat. Namun dia tidak pernah mau mengakuinya dan dengan penuh harga diri beralasan kalau dia cuma kedinginan. 

Kenangan ini membuat Feng Yue hampir saja tidak bisa menahan tawanya, tapi dia harus berusaha keras menahannya dan pura-pura seolah dialah yang takut guntur.

Percaya kalau Feng Yue memang ketakutan, Yin Ge Zhi akhirnya mengizinkan. Senang, Feng Yue langsung bergegas menghabiskan tiga mangkok nasi, lalu cepat-cepat membersihkan semuanya sebelum kemudian naik ke tempat tidurnya Yin Ge Zhi.

Guntur menggelegar keras, wajah Yin Ge Zhi seketika mulai pucat. Dia buru-buru mematikan lilin lalu naik ke kasur dan memeluk Feng Yue, tapi Feng Yue yang pura-pura jejeritan ketakutan. Mendadak ada guntur yang meledak dahsyat dan Yin Ge Zhi refleks mempererat pelukannya sampai Feng Yue susah bernapas.

Merasakan badan Yin Ge Zhi gemetaran, lama-lama membuat Feng Yue tidak bisa lagi menahan tawanya dan akhirnya dia tertawa ngakak kencang. Tersinggung, Yin Ge Zhi terus berusaha sok garang mengintimidasinya. Namun mendadak guntur menggemuruh lagi dan badan Yin Ge Zhi seketika jadi sekaku baja sehingga Feng Yue sontak ngakak lagi.

Namun saat guntur terus menggemuruh dan Yin Ge Zhi semakin meringkuk ketakutan, Feng Yue akhirnya berhenti menertawainya dan kembali ke tempat tidur untuk memeluknya, hingga mereka akhirnya tertidur nyenyak dalam pelukan satu sama lain. 

Dalam tidurnya, Yin Ge Zhi bermimpi indah, mimpi seorang wanita di masa lalunya yang tidak dia ketahui wajahnya, tapi wanita itu dengan lembut menghiburnya dan menemaninya saat terjadi hujan badai.

Keesokan harinya saat dia bangun, butuh beberapa detik baginya untuk mengingat kejadian semalam dan begitu mengingatnya, wajahnya seketika berubah jelek. Melihat perubahan ekspresinya, Feng Yue refleks melepaskan diri dari pelukannya dan langsung berguling ke lantai sambil jejeritan heboh seolah dialah yang semalam ketakutan dan Yin Ge Zhi yang menyelamatkannya, tapi jelas sekali kalau dia cuma berakting.

Namun bahkan sebelum Yin Ge Zhi ngapa-ngapain dia, Guan Zhi mendadak masuk membawakan air cuci muka. Yin Ge Zhi sontak secepat kilat melempar Feng Yue ke dalam selimut karena dia cuma pakai daleman sebelum kemudian mengomeli Guan Zhi karena masuk sembarangan.

Pagi-pagi, Leng Yan menerima surat yang isinya sontak membuat wajahnya memucat. Surat itu atas nama Li Xun yang memberitahunya bahwa Zhou Zheng Shan kabur dan Yin Ge Zhi memiliki semua bukti. Dia juga ditahan, jadi dia mengancam Leng Yan untuk menyelamatkannya atau dia akan menyerahkan semua yang dia ketahui ke Yin Ge Zhi. Dia jadi bingung, Li Xun kan cuma bawahannya Zhou Zheng Shan. Apa yang dia ketahui?

Maka kemudian, dia memerintahkan anak buahnya untuk menculik Li Xun, pura-pura bersimpati atas keadaannya sekarang, padahal dia cuma peduli tentang apa yang Li Xun ketahui dan apakah Li Xun sudah memberitahu Yin Ge Zhi.

Li Xun jelas tidak tahu apa-apa, makanya dia bingung dengan pertanyaan ambigu Leng Yan. Namun karena dia terus didesak, jadi dia refleks berkata kalau dia tidak bilang apa-apa pada Yin Ge Zhi.

Leng Yan lega dan langsung pergi meninggalkannya begitu saja untuk mati di sini. Lalu kemudian Duan Xian muncul untuk benar-benar membunuhnya. Akhirnya! Dendamnya sudah terbalaskan.

Beberapa hari kemudian, cuaca kembali cerah saat Zhao Lin akhirnya dieksekusi dan Putra Mahkota menyaksikan itu dengan seulas senyum tipis. Dengan itu, posisi Zhao Lin dan Zhou Zheng Shan sekarang resmi kosong sehingga para pejabat meminta Putra Mahkota untuk menunjukkan orang-orang baru untuk menggantikan posisi mereka.

Tentu saja Putra Mahkota tidak langsung merekomendasikan kedua muridnya Yin Ge Zhi. Justru dia mengumumkan untuk diadakan pertandingan beberapa kandidat di lapangan pelatihan. Dua orang teratas nantinya yang akan terpilih  untuk menggantikan posisi Zhao Lin dan Zhou Zheng Shan.

Kedua muridnya Yin Ge Zhi memang mau ikutan bertanding, niatnya cuma ikut-ikutan doang dan cari pengalaman, tidak ada niatan untuk menang karena mereka kan masih muda. 

Namun saat mereka memberitahu guru mereka tentang masalah ini, Yin Ge Zhi malah menyuruh mereka untuk tinggal di kediamannya ini untuk berlatih di sini karena dia ingin mereka menang.

Tidak masalah biarpun mereka masih muda dan kurang pengalaman. Justru kompetisi ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Mereka harus menang, Yin Ge Zhi tidak terima jika kedua muridnya sampai kalah. Dia bisa malu.

Feng Yue pun membantu Yin Ge Zhi untuk menyemangati kedua pemuda itu dan meyakinkan mereka bahwa umur muda mereka bukanlah kekurangan, tapi justru kelebihan. Mereka kurang pengalaman, makanya mereka harus memperbanyak pengalaman mereka mumpung masih muda. Jadi menduduki kedua posisi itu sangat tepat bagi mereka.

Walaupun kedua murid masih agak ragu, tapi pada akhirnya mereka mengikuti guru mereka ke taman untuk berlatih. Feng Yue mengintip mereka dari kejauhan dan seketika kagum melihat Yin Ge Zhi yang benar-benar melatih kedua muridnya dengan tulus dan sabar.

Feng Yue penasaran, apakah Yin Ge Zhi tidak takut kedua muridnya akan melebihinya jika dia mengajarkan semua ilmunya pada mereka?... Tentu tidak. Yin Ge Zhi dengan angkuhnya menyatakan bahwa walaupun dia mengajarnya semua ilmunya ke mereka, tapi mereka paling cuma bisa mencapai 70 atau 80 persen dari keseluruhan kemampuannya. 

Bah! Sombongnya! Feng Yue geram banget melihat tampang menyebalkannya, maka dengan sengaja tapi pura-pura tak sengaja dia menginjak kaki Yin Ge Zhi. Apakah Yin Ge Zhi marah? Tidak, malah cuma menyuruh Feng Yue untuk mengurangi porsi makan malamnya, dia tambah berat soalnya.

Interaksi mereka dilihat kedua murid dari kejauhan. Xu Huai Zu merasa guru mereka itu menyukai Feng Yue. Mungkinkah mereka akan segera memiliki Nyonya Guru sebentar lagi?

Namun An Shi Chong mengingatkan bahwa itu tidak akan pernah terjadi karena status mereka terlalu berbeda. Xu Huai Zhu menyayangkannya, dan mendadak seenaknya mengutip sebuah puisi yang dia pikir cocok menggambarkan hubungan mereka berdua padahal tidak sama sekali.

An Shi Chong sontak mengibaskan pedang padanya sambil mengomelinya karena salah kutip puisi. Malu-maluin aja. Ujung-ujungnya mereka berdua malah bertarung beneran. 

Melihat itu, Yin Ge Zhi mengajak Feng Yue untuk taruhan. Deal! Feng Yue bertaruh pada Xu Huai Zhu. Maka Yin Ge Zhi memilih An Shi Chong lalu dengan liciknya menuntun dan memberi berbagai arahan pada An Shi Chong untuk mengalahkan Xu Huai Zhu, dan jelas saja An Shi Chong menang.

Namun Xu Huai Zhu ini benar-benar kurang sensitif dan berani banget ngomong seenak jidat di hadapan Yin Ge Zhi. Malam harinya saat Feng Yue membawakan makan malam mereka, dia santai saja berkomentar bahwa kehadiran Feng Yue di sini terasa seperti seorang nyonya rumah. 

Bahkan sekalipun mereka tidak bisa berakhir bersama di kemudian hari, tapi tetap saja kalau melihat Feng Yue, dia pasti akan kepikiran Yin Ge Zhi. Ucapannya sontak membuat suasana jadi canggung.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments