Sinopsis Love Game in Eastern Fantasy Episode 6

Karena Tuan Lin sekarang sudah tidak lagi menjadi gubernur, otomatis dia jatuh bangkrut dan sekarang dia membebaskan semua pelayan di rumahnya. Jadilah dia dan Miao Miao tinggal berduaan di rumah besar mereka.


Tuan Lin sedih, tapi bukan sedih karena kehilangan semua hartanya, melainkan sedih karena putrinya harus jatuh miskin saat dia masih muda. Sejak lahir, Lin Yu selalu hidup nyaman dan mewah, dia tidak pernah tahu betapa menakutkannya hidup miskin.

Lin Yu memang tidak tahu, tapi Miao Miao jelas sangat tahu. Miao Miao tiba-tiba kepikiran sesuatu lalu menyeret Tuan Lin keluar bersamanya.

Ternyata dia mengajak Tuan Li untuk belanja ke pasar dan memperlihatkannya keahliannya menawar barang dengan gaya imutnya dan kebanyakan pedagang selalu luluh padanya walaupun harga yang dia tawar kadang tidak masuk akal.

Tak lama kemudian, mereka pulang sambil menenteng banyak barang yang semuanya didapatkan dengan harga murah. Miao Miao memang sudah lama hidup mandiri, wajar kalau dia mengetahui banyak life hack.

Bukan cuma pintar menawar barang, Miao Miao juga pintar memasak dan rasanya enak. Tuan Lin kagum juga dengan semua keahlian putrinya yang baru dia ketahui hari ini. 

Cuma masalahnya, pastinya dia heran dong. Kapan Lin Yu belajar semua ini? Perasaan, dulu dia tidak pernah melihat Lin Yu pergi ke pasar, tidak pernah pula melihat Lin Yu melakukan pekerjaan rumah tangga. Kenapa sekarang dia mendadak menguasai begitu banyak keahlian?

Selain itu, Tuan Lin juga menyadari bahwa sifat Lin Yu yang sekarang sangat jauh berbeda dari sifatnya yang dulu. Benar-benar seperti bukan putrinya. (Pfft! Emang!)

Miao Miao santai saja beralasan bahwa itu karena kedua pelayannya yang mengajarinya dan dia belajar dengan cepat. Namun terkait masalah perubahan sifatnya, dia beralasan bahwa dia pernah bermimpi berada di dunia lain.

Di dunia lain dalam mimpinya itu, sangat berbeda dengan dunia yang ini, dunia yang tidak ada siluman di dalamnya. Di dunia lain itu, Tuan Lin juga ayahnya, mereka hidup sebagai keluarga sederhana, namun orang tuanya selalu membuatnya bahagia. 

Namun kemudian, Ayah pergi selamanya dari sisinya. Awalnya, dia terlibat tawuran di sekolah demi menyelamatkan seorang temannya yang dibuli oleh geng preman sekolah.

Gara-gara itu, ayahnya pun dipanggil ke sekolah. Sesampainya di dekat sekolah, Ayah melihat Miao Miao berjalan pulang dengan wajah tertunduk sedih. Ayah pun berniat menghiburnya dengan membelikan teh susu, tapi malah tertabrak mobil dan itu terjadi tepat di depan mata Miao Miao. Ayah terluka sangat parah hingga meninggal dunia.

Aww, Tuan Lin sontak menangis sesenggukan mendengar kisah itu, benar-benar mengira putrinya banyak berubah berkat mimpi sedih itu, padahal itu kisah nyatanya Miao Miao.

"Sebenarnya aku juga berpikir, jika hari itu aku tidak ikut campur dalam masalah orang lain dan membuat masalah, apakah semuanya akan berbeda?"

"Lalu, ayah di dalam mimpimu, pada akhirnya tidak mengatakan sesuatu kepadamu?"

"Tidak sempat. Namun, aku juga sangat ingin tahu. Saat dia menatapku untuk terakhir kalinya, apa yang dia pikirkan? Mungkin... juga sedang menyalahkanku."

Tuan Lin tidak setuju, "apa yang dia pikirkan, aku tahu. Dia merasa tidak rela, merasa tidak tenang. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjaga putri kesayangannya dengan baik. Sebagai ayah, dia pergi begitu saja. Meninggalkan anak yang baik sendirian di dunia ini. Apakah dia bisa tenang? Dia justru merasa sakit hati untukmu, mana mungkin menyalahkanmu? Dia enggan meninggalkanmu."

"Benarkah? Dia tidak menyalahkanku?"

"Tentu saja."

Miao Miao sontak berlinang air mata penuh haru mendengarnya, "Lao Lin (Lin Tua), terima kasih."

"Dasar tidak sopan!"

Miao Miao penasaran, jika suatu hari nanti, putrinya kembali menjadi Lin Yu yang dulu egois, manja, tidak masuk akal dan dibenci semua orang, apa yang akan Lao Lin lakukan?

"Aku bisa bagaimana? Biar bagaimanapun, tetap putri kesayanganku."

"Benarkah? Gadis kecilmu yang hangat, mendadak berubah menjadi es stik yang dingin. Kau yakin tidak akan menangis?"

"Tidak akan."

Usai makan dan hendak kembali ke kamarnya, Miao Miao mendadak dicegat oleh Mu Sheng yang ternyata tadi mendengar percakapannya dengan Tuan Lin dan sekarang dia penasaran dengan dunia lain dalam mimpi yang dimaksud Miao Miao tadi. Dunia apa itu?

Waduh! Miao Miao dengan agak gugup mengklaim kalau itu cuma mimpi,  tidak perlu dianggap serius. Dia lalu cepat-cepat mengalihkan topik, menanyakan makanan kesukaan Mu Sheng. 

Namun Mu Sheng malah mengajaknya bertanding main Igo. Masalahnya nih, Miao Miao kan tidak bisa main Igo, jadinya bidak-bidaknya dia jejer satu baris lurus yang jelas membingungkan Mu Sheng.

Tapi Miao Miao tidak asal main juga sih. Dia memang tidak bisa bermain Igo tradisional, tapi dia bisa main Gomoku yang dia klaim adalah permainan Igo terbaru yang lagi populer di kota ini. Aturannya, bidak-bidaknya harus tersusun lurus lima baris, maka dialah pemenangnya. Mu Sheng tidak tahu, kan? Dia pasti tidak bisa memainkan ini.

Wah! Mu Sheng sontak merasa tertantang dan langsung menantang Miao Miao untuk bertanding bersamanya. Oke! Tapi Miao Miao tidak mau cuma begini saja mainnya dan langsung mengusulkan supaya siapa pun yang kalah, harus mau disentil dahinya. Deal!

Jadilah mereka main Gomoku, dan pastinya, karena dia yang paling mahir bermain Gomoku Miao Miao jadi menang terus-terusan dan terus menerus menyentil dahinya Mu Sheng. 

Kesempatan banget untuk balas dendam, jadi Miao Miao selalu menyentilnya dengan sekuat tenaga. Eh, si sistem komputer malah kemudian mengumumkan bahwa level sukanya Mu Sheng menurun, minus 25 persen.

Hadeh! Miao Miao kan jadi bingung. Di dunia nyata dia belum pernah pacaran. Di sini malah disuruh menggoda cowok. Dia kan tidak tahu caranya. Sulit sekali sih.

Baiklah, Miao Miao pun mulai mengubah sikapnya jadi lebih centil dan menyudahi permainan ini sampai di sini dengan alasan sudah malam, silahkan Mu Sheng beristirahat.

Tapi di luar lagi hujan. Menatap rintik hujan di luar, Mu Sheng penasaran siapa nama Miao Miao di dunia lain tersebut. Dia cuma ingin tahu.

"Ling Miao Miao. Karakter Ling dari bunga terompet, dan dua karakter Miao artinya ajaib."

"Ling Miao Miao?"

"Kelak, kau jangan panggil aku Lin Yu lagi. Lin Yu, penjara (kata Lin Yu homofon dengan penjara), terdengar tidak beruntung. Panggil aku Ling Miao Miao saja, anggap nama kecilku."

"Miao Miao," Mu Sheng merenungkan dua kata ini dengan tulus, tapi sedetik kemudian, dia mendadak berubah judes lagi mengklaim kalau nama itu juga terdengar tidak bagus.

"Kau sebenarnya bisa mengatakan hal baik atau tidak? Lalu, nama kecilmu sebagus apa?"

"Aku tidak punya nama kecil, hanya punya nama kehormatan."

"Apa namanya?"

"Kau tidak perlu tahu."

"Katakan saja. Sungguh tidak adil, aku sudah memberitahumu namaku. Apa kau tidak bisa memberitahuku? Siapa namamu? Tidak adil jika tidak memberitahuku."

Mu Sheng masih agak ragu-ragu awalnya, tapi akhirnya dia menjawab, "Zi Qi. Nama kehormatanku adalah Zi Qi."

Keesokan harinya, Fu Yi berniat mau pergi diam-diam tanpa pamitan. Namun tiba-tiba dia mendapat pesan balasan dari gurunya yang menyuruhnya untuk tetap tinggal di sisi Mu bersaudara dulu dan memerintahkannya untuk tidak bertindak apa pun untuk sementara waktu. Namun Guru tidak memberinya penjelasan apa pun tentang perintahnya tersebut.

Kebetulan, Mu bersaudara juga berniat pergi karena tugas mereka juga sudah selesai di sini. Mu Yao sebenarnya merasa agak berat untuk meninggalkan tempat ini dan sahabat barunya hingga dia berniat pergi tanpa pamitan ke Miao Miao.

Namun Miao Miao sendiri juga tahu kalau mereka mau pergi hari ini, dia cuma agak lupa sehingga dia hampir saja telat mengejar mereka.

Di cerita novelnya, Lin Yu ikut pergi bersama mereka karena dia menjadi yatim piatu setelah seluruh keluarganya dibantai. Namun sekarang ceritanya berubah, makanya awalnya dia sempat panik, mengira mereka sudah pergi dan garis ceritanya terputus.

Untungnya dia masih sempat mengejar mereka dan langsung menyatakan bahwa dia mau ikut pergi bersama mereka. Dia tahu hidup berkelana di luar itu penuh bahaya, tapi tenang saja, dia sangat tabah dan bisa menahan penderitaan apa pun.

Dia janji tidak akan menjadi hambatan bagi mereka, dia akan berlatih fisik setiap hari supaya dia melawan jika bertemu bahaya, jika tidak bisa melawan, maka dia akan lari, larinya sangat cepat loh.

Mu Yao keukeuh menolak karena tidak mau membahayakan Miao Miao, apalagi dia yang harus bertanggung jawab atas keamanan Miao Miao.

Fu Yi penasaran kenapa dia mau ikut mereka. Miao Miao awalnya bingung harus beralasan apa, akhirnya dia beralasan bahwa dia hanya tidak ingin hidup seperti ini lagi. 

Seandainya tidak bertemu mereka, mungkin dia bakalan harus terkurung di dalam kamarnya, menuruti perintah orang tuanya dan menikah dengan orang asing, lalu melewati hidup ini dengan membosankan dan putus asa.

"Aku ingin memilih hidupku sendiri. Tidak ingin selamanya terjebak di dunia kecil ini."

Mu Sheng sama sekali tak percaya mendengar omongan dramatisnya, "bicaralah dengan jujur."

"Aku... aku benar-benar sangat ingin pergi dengan kalian."

Fu Yi langsung setuju dia ikut mereka, bahkan yang tidak disangka-sangka, Mu Sheng pun setuju. Mu Yao yang masih ragu-ragu. Miao Miao sontak semakin gigih untuk membujuk Mu Yao.

Untungnya setelah mengingat kenangan mereka saat melepaskan lentera terbang dengan disertai doa supaya mereka berempat akan selalu bersama selamanya, Mu Yao akhirnya setuju juga.

Akhirnya sekarang mereka bisa menjelajah dunia dan menangkap siluman bersama-sama! Miao Miao sontak melompat-lompat imut saking senangnya.

Tapi bagaimana dengan Tuan Lin? Dia menguping mereka dari kejauhan, makanya sekarang dia sedih plus galau. Namun akhirnya dia sadar bahwa putrinya sudah dewasa, sudah waktunya dia keluar untuk menjelajah dunia dan menambah wawasan. 

Jadi rela tidak rela, dia tetap harus rela untuk melepaskan putrinya pergi sembari membekalinya dengan berbagai nasihat dan juga menuntutnya untuk rutin mengirim kabar supaya dia tahu kalau Miao Miao aman. Sebelum pergi, Miao Miao meminta Tuan Lin untuk melakukan sesuatu.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Miao Miao menyusul Mu Sheng untuk berterima kasih karena kalau bukan karena Mu Sheng membelanya, maka Mu Yao juga pasti tidak akan setuju dia ikut.

Namun Mu Sheng dengan ketusnya mengklaim bahwa dia sebenarnya tidak peduli dengannya ikut atau tidak, tapi dia juga menolak mengatakan apa pun alasannya membantu Miao Miao.

Tak lama kemudian, Tuan Lin mengantarkan mereka ke pelabuhan. Tepat saat kapal yang mereka naiki sudah semakin menjauh, Tuan Lin mendadak mendapat kabar bahwa di gunung tandus yang barusan Tuan Lin ternyata ada tambang emasnya yang berada di bawah fondasi Kuil Dewi pesona. Wow! Tuan Lin akhirnya bisa jadi orang kaya kembali, terkaya di Jiangnan.

Inilah yang sebenarnya diminta Miao Miao untuk dia lakukan sebelum Miao Miao pergi karena Miao Miao tahu dari cerita novelnya bahwa gunung tandus itu ada emasnya. Tuan Lin mampu membelinya karena Miao Miao memberinya tusuk kondenya yang paling-paling mahal.

Tuan Lin antara senang tapi juga sedih. Senang akhirnya bisa kaya lagi, tapi juga sedih karena harus berpisah dengan putrinya, dia bahkan langsung mewek berusaha meminta Miao Miao untuk balik, tapi kapalnya sudah jauh, dan jelas Miao Miao tidak ada niatan untuk balik.

Miao Miao dulu selalu bermimpi bisa mengetahui segalanya sehingga bisa mengarahkan orang tuanya untuk membeli lotre hadiah utama supaya mereka bisa hidup enak seumur hidup. Mimpi itu akhirnya bisa dia wujudkan di sini dengan mengarahkan Tuan Lin untuk membeli gunung itu.

"Sampai jumpa, Papa."

"Menyesal?" tanya Mu Sheng, "masih ada kesempatan untuk kembali kalau menyesal."

Miao Miao tidak menyesal dan dia tidak akan kembali, sekarang dia hanya bisa terus berjalan ke depan dalam jalan ini, tidak bisa kembali.

"Kau benar-bena menjengkelkan. Namun, terkadang masih sedikit berguna," ujar Mu Sheng.

Maksudnya?... Saat inilah, Mu Sheng akhirnya mengaku bahwa yang membakar Peta Lokasi Ratusan Siluman aslinya adalah dia. Hah? Peta itu adalah senjata sihir yang sangat berharga yang terbuat dari Sutra Es Beiming dan setiap goresan tintanya memiliki kekuatan spiritual misterius. Api lilin biasa tidak mungkin bisa membakarnya, jadi dialah yang diam-diam membantu Miao Miao membakar peta itu.

OMG! Jadi beneran dia pelaku pembakaran yang sebenarnya lalu mengkambinghitamkan Miao Miao yang memang kebetulan ada di sana. Alasan kenapa Jimat Pembakar Hati tidak bekerja padanya adalah karena dia bersumpah bahwa dia bukan pencuri dan memang tidak, pencurinya adalah Miao Miao.

Dia cuma membakarnya, tapi dia tidak bersumpah bahwa dia bukan pembakarnya. Makanya dia aman dari kutukan jimat itu. Dan alasannya berakting mencurigai Miao Miao karena memang dia ingin membunuhnya untuk membungkamnya waktu itu. 

"Kau sunggu pria yang kejam dan licik." 

"Bicara tentang kejam dan licik, seharusnya kita adalah orang yang sejenis."

"Siapa yang sama denganmu?"

"Benarkah? Kakakku mengira kau tulus kepadanya, dengan sepenuh hati berpikir kau sungguh menganggapnya teman, makanya kau mendekatinya dan bersikap baik kepadanya. Namun aku tahu, kau punya tujuan lain. Aku membakar Peta Lokasi untuk melindungi Kakak, mencegahnya melawan Wanita Pendendam sebelum memiliki rencana matang. Sementara kau bersusah payah untuk membakar Peta Lokasi, sebenarnya untuk apa?"

Miao Miao sontak terdiam tak tahu harus menjawab apa. Tidak masalah bagi Mu Sheng, pada akhirnya dia pasti akan mengetahuinya juga, entah cepat atau lambat. Oh, Miao Miao penasaran kan kenapa dia setuju dia ikut? Karena... 

"Aku akan terus mengawasimu dan membongkar wujud aslimu," bisik Mu Sheng seram.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments