Walaupun situasinya tidak berjalan sesuai yang Miao Miao bayangkan, tapi hasilnya tetap sama. Jadi, seharusnya suasana hati Mu Sheng pasti baik kali ini, iya kan?
Eh, sistem komputer mendadak mengumumkan bahwa level sukanya Mu Sheng malah menurun sebanyak 50 persen, jadi minus 250 persen. Lah? Miao Miao kan jadi bingung. Bukankah dia sudah memisahkan Mu Yao dari Fu Yi, kenapa Mu Sheng tetap tidak senang?
Mu Yao senang sekali bisa bersahabat dengan Lin Yu / Miao Miao. Makanya dia berinisiatif membelikan snack untuk Miao Miao. Bahkan saking perhatiannya pada Miao Miao, dia sampai mengabaikan Mu Sheng yang jelas saja membuat Mu Sheng semakin tidak senang. Ah! Miao Miao akhirnya mengerti kenapa level sukanya Mu Sheng semakin menurun padanya.
Mu Sheng sontak mengeluh lapar ke Mu Yao dan berusaha menjauhkan Mu Yao dari Miao Miao dengan mengajaknya keliling berdua saja tanpa gangguan dari 'Orang Luar' alias Miao Miao. Namun ucapan terakhirnya itu sontak membuatnya mendapat omelan lagi dari Mu Yao dan membuat Mu Yao jadi semakin memperhatikan Miao Miao.
Jadilah Mu Sheng memelototi Miao Miao dengan penuh cemburu sampai membuat Miao Miao canggung dan takut. Dia berusaha menawarkan satu kue pemberian Mu Yao untuknya, tapi Mu Sheng terlalu gengsi dan kesal untuk mengambilnya dan langsung pergi sambil mendengus kesal.
Di tengah jalan, tiba-tiba sepasang kakak-adik kecil tak sengaja menabraknya. Miao Miao sudah khawatir saja kalau dia bakalan mengamuk, tapi ternyata tidak. Justru melihat kakak-adik itu membuat teringat kenangan masa kecilnya bersama Mu Yao.
Dulu waktu mereka masih kecil, mereka pernah pergi ke festival berdua saja. Di tengah jalan, mereka berhenti di kedai penjual lampion. Mu Sheng kecil begitu terpana melihat gambar wanita (Dewi Pesona) yang ada di lampion itu sampai-sampai dia tidak sadar Mu Yao sudah pergi karena melihat hal lain yang menarik perhatiannya. Jadilah mereka terpisah dan Mu Sheng kecil jadi panik mencarinya.
Miao Miao langsung sadar apa yang dia pikirkan, Mu Sheng sejatinya sangat menanti-nantikan untuk menikmati festival lampion dengan kakaknya seperti dulu.
Karena itulah, Miao Miao kemudian berusaha membujuk Mu Yao untuk memperhatikan Mu Sheng juga. Namun Mu Yao malah cuek karena dia pikir, Mu Sheng sudah besar, tidak perlu ditemani kayak anak kecil.
Mendengar itu, Miao Miao dengan berakting seolah dia cuma penasaran, berusaha tanya-tanya tentang kenangan masa kecil mereka, padahal sebenarnya dia sedang berusaha mengingatkan Mu Yao tentang memori masa kecil mereka saat mereka pergi ke festival lampion bersama dulu.
Mu Yao akhirnya ingat, keluarganya sangat ketat dalam masalah keluar malam. Namun memang mereka berdua pernah pergi ke festival lampion bersama waktu kecil, tapi kemudian mereka terpisah di tengah jalan.
Kakinya terkilir waktu itu. Paman Ketujuh sangat emosi sehingga dia menyalahkan dan memukuli Mu Sheng sampai punggungnya berdarah. Mu Yao begitu panik hingga dia sekuat tenaga menyeret kakinya yang terluka demi menyelamatkan Mu Sheng.
Mu Yao begitu merasa bersalah pada Mu Sheng sehingga kemudian dia berjanji akan membawa Mu Sheng menikmati festival lampion lagi kalau lukanya Mu Sheng sembuh nanti dan berjanji akan memenangkan game apa pun yang Mu Sheng inginkan. Namun sayangnya, sejauh ini, Mu Yao belum memenuhi janjinya.
Berhubung sekarang Mu Yao berhasil memenangkan hadiah utama, dia memutuskan untuk memilih hadiah lampion, lampion bergambar Dewi Pesona yang persis seperti yang mereka lihat dulu.
Mu Yao kemudian memberikan lampion itu ke Mu Sheng yang sedang termenung sedih, dan itu berhasil membuat Mu Sheng seketika berubah bahagia.
Mu Yao memberitahunya bahwa alasan mereka terpisah waktu mereka kecil dulu adalah karena dia sebenarnya ingin memenangkan lampion bergambar Dewi Pesona karena dia lihat Mu Sheng sangat terpesona dengan lampion itu, tapi dia malah gagal dan akhirnya tersesat sampai kakinya terkilir.
Dia berjanji akan mengajak Mu Yao ke festival lampion bersama lagi, tapi dengan banyaknya hal yang terjadi selama beberapa tahun ini, dia jadi melupakan janjinya itu.
"Tidak apa-apa, Jie. Sebenarnya, aku juga sudah lupa," bohong Mu Sheng.
"Kau juga sudah lupa? Kalau begitu, waktu itu aku bilang padamu, aku akan memenangkan segala yang kau sukai, itu bisa tidak perlu dianggap? Kalau boleh tidak dianggap, aku berikan lampion ini kepada orang lain saja."
"Tentu saja tidak boleh tidak dianggap. Ini punyaku."
Yang tak disangkanya, Mu Yao bukan hanya memenangkan lampion untuknya tapi juga membelikannya kue. Mu Sheng begitu terharu sehingga dia tidak mau memakannya sekarang dan langsung dia simpan di kantong bajunya bak sebuah barang berharga.
Saking bahagianya, Mu Sheng jadi seperti anak kecil saat Mu Yao mengajaknya bertanding untuk mendapatkan lampion. Miao Miao jelas girang banget begitu melihat Mu Sheng tertawa bahagia. Akhirnya!
Fu Yi pun ikut senang melihat kakak-adik itu, tapi itu pun lebih karena dia senang melihat Mu Yao bahagia, tapi dia pada dasarnya tidak berani mengejar perasaannya, karena dia berpikir bahwa segala hal dalam hidupnya, bukan dia yang menentukan dan tidak penting.
Melihat Fu Yi begitu peduli pada Mu Yao, Miao Miao menyarankannya untuk teguh dan tegas dalam memilih pilihan hatinya. Apa yang diinginkan hatinya, itulah yang terpenting.
Mereka tidak sadar Gubernur Lin sedang menyaksikan mereka dari kejauhan dan berpikir bahwa mereka berdua memang serasi, jodoh dari surga, tapi... apakah Fu Yi bersedia menjadi menantunya?
Tepat saat itu juga Utusannya Selir Agung, Ji De, datang membawakan hadiah undangan menikmati bulan dari Selir Agung, sebuah patung kodok emas kecil, tapi Gubernur Lin tampak sama sekali tak senang. Errr... bukan! Sepertinya itu bukan patung kodok emas biasa, melainkan siluman, siluman yang harus selalu dikasih makan.
Ji De mengklaim bahwa tahun ini, makhluk ini lebih rakus dibandingkan tahun lalu, dan Gubernur Lin-lah yang disuruh mengurus makhluk ini. Ji De ini jelas sangat licik, sedangkan Gubernur Lin tampak jelas gampang diancam, makanya ancaman halus Ji De saja langsung membuatnya ketakutan sehingga terpaksa menerima tugas ini.
Demi menyenangkan putri gubernur, pihak penyelenggara lotre festival lampion terpaksa melakukan cara curang untuk menjadikan Miao Miao sebagai pemenang lampion, dan jelas saja pengumuman dia sebagai pemenang mendapat protes dari semua orang karena sebenarnya dia memang tidak layak menang mengingat kemampuannya dalam bermain game sangat amat buruk.
Pihak penyelenggara mengklaim bahwa biarpun Miao Miao hanya memenangkan dua kertas warna, tapi karena dia main game bersama ketiga temannya, jadi mereka dihitung sebagai satu tim, jadi semua kertas warna yang dimenangkan oleh ketiga temannya Miao Miao dihitung jadi satu sebagai pemenang.
Mu Sheng sebenarnya tidak terima, tapi karena Mu Yao percaya-percaya saja dengan situasi ini, jadi dia mengalah. Maka Miao Miao pun langsung mengajak mereka berempat untuk menerbangkan lampion itu bersama-sama.
Menerbangkan lampion kan untuk berdoa pada Dewi Pesona. Biasanya memang dilakukan berdua di antara kekasih, tapi kan sebenarnya bisa juga dilakukan di antara saudara atau teman.
Mereka berempat bisa menerbangkannya bersama-sama sebagai sahabat agar mereka bisa selalu bersama dan tak terpisahkan selamanya. Mu Sheng kurang setuju sebenarnya, tapi Mu Yao langsung setuju, jadi Mu Sheng dan Fu Yi pun akhirnya setuju juga.
Dalam perjalanan menuju ke lampion, Mu Sheng mengonfrontasi Miao Miao karena dia yakin bahwa Miao Miao-lah yang mengingatkan kakaknya akan kenangan masa kecil mereka saat terpisah di Festival Lampion dulu dan menyuruh Mu Yao untuk menemaninya karena takut dia kesepian.
Miao Miao sudah senang saja, mengira Mu Sheng merasa berterima kasih padanya. Eh malah Mu Sheng kesal karena dia tidak suka Miao Miao ikut campur dalam masalah mereka. Pfft! Dasar Mu Sheng. Miao Miao jadi kesal mendengarnya, tapi berhubung tidak berani melawan secara frontal, jadi dia bisa mengutuk Mu Sheng dalam hati.
Memang sih, masalah ini tidak ada hubungannya dengannya. Tapi dalam festival ini, setiap orang seharusnya melewatinya dengan bahagia..."Selain itu, kau jauh lebih tampan saat tersenyum ketimbang raut wajah saat bersedih."
Mu Sheng jadi canggung mendengar itu dan langsung buru-buru menghindar untuk menerbangkan lampion, tapi sebenarnya dia sudah mulai terpesona pada Miao Miao.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam