Sinopsis Kill Me Love Me Episode 4

Yue Qin sibuk membuat ukiran untuk dia hadiahkan pada Kaisar dalam usahanya menyelamatkan Yue Qin. Sepanjang hari dia menunggu di depan istana, namun Kaisar menolak menemuinya.

Malah, pada akhirnya Kaisar hanya mengira bahwa Yue Qin hanya mengkhawatirkan masalah keterkaitan kasus ini dengan Negara Xiyan. Makanya beliau menyuruh Liu Zhong untuk menyampaikan pesannya bahwa kasus ini tidak ada hubungannya dengan Negara Xiyan. 

Jadilah nasib Mei Lin masih sangat mengkhawatirkan. Yue Qin dan Shu Mo kemudian menyogok penjaga penjara supaya mereka mau menerima kiriman makanan untuk Mei Lin. 

Niatnya, besok dia mau mengantarkan makanan lagi, tapi untuk makanan besok, akan campur dengan semacam obat yang bisa membuat Mei Lin mati suri selama tiga hari. Kalau Mei Lin dikira mati, maka dia akan dikeluarkan dari penjara, dan mereka akan bisa menyelamatkannya dan mengamankannya.

Masalahnya, dia tidak sadar bahwa perbuatannya ini dilihat oleh Zhang Yin dan seketika itu pula Zhang Yin punya ide bagus untuk menyingkirkan Mei Lin sekaligus memfitnah Negara Xiyan. Yaitu dengan cara memanfaatkan rantang makanannya Yue Qin untuk mengirim makanan yang sama pada Mei Lin, tapi makanan itu dia campur racun.

Namun begitu melihat makanan yang kedua ini, Mei Lin langsung sadar ada yang beda dan langsung tahu kalau makanan ini beracun. Makanya Mei Lin kemudian langsung menyerang si penjaga penjara yang memberinya makanan itu.

Namun karena kali ini Mei Lin lebih lemah, makanya si penjaga penjara bisa lebih mudah mengunggulinya. Untungnya di saat genting ini, Qing Yan muncul menyelamatkannya tepat waktu lalu menangkap si penjaga penjara.

Anak buahnya Xuan Lie hampir saja ikut campur, namun Qing Yan dengan cepat menyela dan menyatakan bahwa si penjaga penjara ini berniat membungkam si pembunuh, jadi mulai sekarang, Jing He sendiri yang akan mengadili si pembunuh. Putra Mahkota tidak perlu repot lagi.

Begitu mereka hanya berduaan, Mei Lin memberitahu bahwa bukti yang dia miliki hanya akan dia berikan setelah dia bebas dari penjara. Dia tahu bahwa Jing He dan pasukan Weibei bukan pelaku pembakaran Qingzhou. Pasukan Weibei lebih memilih mengarahkan pedang ke diri mereka sendiri daripada menyakiti rakyat.

Namun Jing He lebih rela mengakui tuduhan sebagai pembantai kota dan dibenci seluruh dunia alih-alih menjelaskan yang sebenarnya. Walaupun sekarang Mei Lin mengetahui kebenaran ini, tapi dia tetap menusuk Jing He waktu itu karena dia tetap harus menyelesaikan misi Anchang demi mendapatkan obat penawar racunnya.

Walaupun pada akhirnya dia tidak mendapatkan penawar racunnya dan hampir saja dibunuh, tapi dia berhasil menemui Jing He. Dia hanya perlu bantuan Jing He untuk mengeluarkannya dari penjara ini, sisanya akan dia pikirkan sendiri.

"Kau bisa meninggalkan penjara kekaisaran dalam kondisi hidup atau tidak, harus melihat apakah buktimu sepadan atau tidak."

"Aku melihat langsung pelaku pembakaran. Mereka membawa pelat Pasukan Weibei di badan mereka. Pelat itu palsu."

"Di mana pelat itu?"

"Pasti akan kuberikan pada Raja setelah bebas dari penjara kekaisaran."

"Melakukan taruhan ekstrem bisa membuatmu semakin cepat mati."

"Raja dan aku sama-sama orang yang hidup demi orang mati. Sebelum jiwa yang tidak bersalah beristirahat dengan damai, kita tidak berani mati."

Jing He keluar dari penjara tak lama kemudian bertepatan dengan Yue Qin yang baru datang untuk mengantarkan makanan lagi, kali ini sudah dia campur obat, tapi tentu saja sekarang sudah tidak berguna lagi.

Tak lama kemudian, kedua pria itu bicara berdua sambil main igo. Saat Jing He menanyakan tujuannya mendatangi penjara kekaisaran, Yue Qin berbohong bahwa tujuannya adalah membunuh Mei Lin dengan alasan bahwa Mei Lin membahayakan hubungan kedua negara.

Namun saat Jing He mengklaim bahwa dia ingin diam-diam mengeksekusi Mei Lin, Yue Qin refleks panik memohon padanya untuk tidak melakukan itu. Jelas saja tindakannya itu membuat Jing He langsung memperingatkannya untuk berhenti ikut campur. Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Negara Xiyan, jadi tidak baik jika dia ikut campur.

Jing He jadi penasaran dengan hubungan kedua orang itu, sepertinya mereka kenalan lama. Makanya dia kemudian memerintahkan Qing Yan untuk menyelidikinya.

Xuan Lie kesal pada Zhang Yin yang begitu bodoh karena mudah terpancing oleh Jing He. Parahnya lagi, dia dengan pedenya mengira bahwa dia punya rencana hebat untuk meracuni Mei Lin dengan cara mengkambinghitamkan Pangeran Negara Xiyan yang justru bisa membahayakan hubungan kedua negara.

Sekarang satu-satunya cara supaya masalah ini tidak terhubung ke mereka adalah dengan cara merelakan bawahan. Karena itulah, Xuan Lie pun memerintahkan Zhang Yin untuk menghabisi para Prajurit Nadi Tinta.

Tepat saat itu juga, mereka mendadak mendapat kabar bahwa Jing He baru saja masuk istana. Jelas saja Xuan Lie jadi tambah kesal pada Zhang Yin, sebaiknya Zhang Yin berharap segalanya masih sempat. Jika tidak, maka nyawa Zhang Lin-lah yang akan berada dalam bahaya besar.

Jing He memohon pada Kaisar untuk tidak menghukum mati Mei Lin. Dia berusaha meyakinkan Kaisar bahwa Mei Lin punya banyak kesempatan untuk membunuhnya, yang notabene, bisa lebih aman bagi dirinya sendiri, tapi dia malah memilih untuk melakukannya di hadapan Kaisar yang jelas lebih berisiko.

Jadi pasti ada konspirasi di balik hal ini. Ada orang yang sengaja ingin menimbulkan masalah dengan memanfaatkan kebencian rakyat Qingzhou. Identitas Mei Lin terlalu berisiko bagi banyak pihak. Makanya, Mei Lin tidak boleh dibunuh.

Jika dia dibunuh, maka itu artinya, mereka akan jatuh ke dalam perangkap si pelaku. Jika dia penyintas kebakaran Qingzhou, maka membunuhnya hanya akan menimbulkan kemarahan rakyat Qingzhou dan bisa membahayakan negara. 

Selain itu, dia juga gadis cantik duta perdamaian antar dua negara. Membunuhnya hanya akan memicu kecurigaan antar kedua negara dan memengaruhi pernikahan politik. Dia meyakinkan Kaisar bahwa Mei Lin ingin membunuhnya hanya karena dia pernah mengajak Mei Lin bermalam bersama dengan cara yang tidak sopan. 

Kebencian Mei Lin padanya hanya karena masalah antar pria dan wanita, tidak ada hubungannya dengan kebencian rakyat Qingzhou ataupun masalah pernikahan politik. Namun Kaisar masih agak sulit untuk mempercayainya, apalagi dia tahu betul kalau Jing He bukan orang semacam itu, dia tidak yakin alasan ini akan bisa meyakinkan rakyat.

Jing He meyakinkan bahwa jika rakyat percaya bahwa Jenderal Weibei tega membantai rakyat, maka mereka juga pasti akan percaya bahwa dia suka main wanita.

Tepat saat itu juga, Zi Gu mendadak muncul untuk memohon ampunan bagi Mei Lin sambil menuduh Jing He sebagai penyebab utama Mei Lin berbuat demikian. Dia tidak sembarangan bicara, ada banyak saksi yang melihat Jing He berbuat semena-mena pada Mei Lin, termasuk Liu Zhong.

Pengaduan Zi Gu inilah yang akhirnya meyakinkan Kaisar untuk mengeluarkan keputusan akhir tentang Mei Lin. Dia ampuni dari hukuman mati, tapi harus tetap mendapatkan hukuman cambuk.

Xuan Lie jelas tak senang, makanya dia diam-diam memerintahkan eksekutor hukuman untuk menghabisi Mei Lin dalam hukuman cambuknya.

Namun Jing He yang bisa menebak rencananya, dengan cepat menyela sebelum si eksekutor beraksi dan menyatakan untuk menghukum Mei Lin dengan tangannya sendiri. Dia korbannya Mei Lin, jadi dia yang paling berhak menghukum Mei Lin.

Dia memilih cambuk yang paling besar dan tebal. Cambukan pertama saja rasanya sangat menyakitkan. Namun pada cambukan kedua, Mei Lin merasakan kekuatan cambukannya melemah walaupun Jing He tetap tampak mencambuk sekuat tenaga. 

Itu karena Jing He diam-diam mengalihkan kekuatan cambuk itu ke dirinya sendiri sampai-sampai membuat tangannya berdarah. Setelah beberapa cambukan, dia akhirnya mengakhirinya yang otomatis mengakhiri hukuman Mei Lin dan dendam di antara mereka.

Dia lalu menyatakan pada Xuan Lie bahwa sekarang Mei Lin adalah orangnya, jadi masalah hidup dan matinya Mei Lin, tergantung pada keputusannya. Setelah itu, Jing He pun membopong Mei Lin pergi dari sana.

Setelah para pelayan membersihkannya, Mei Lin memberitahu Jing He bahwa dia menyembunyikan pelat Pasukan Weibei di bawah pohon di Balai Honglu.

Selain itu, karena dia gagal membunuh Jing He, dia khawatir kalau grup Anchang akan mengirim orang lain untuk menggantikannya membunuh Jing He.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini, racunmu akan segera bereaksi. Dendam rakyat Qingzhou, akan kubalaskan sekaligus," ujar Jing He.

"Dendam rakyat Qingzhou harus dibalaskan orang orang Qingzhou sendiri," tegas Mei Lin.

Gara-gara dia menguras terlalu banyak energi saat mengurangi kekuatan cambukan tadi, sekarang Jing He hampir saja roboh sehingga dia harus minum obat.

Terkait racunnya Mei Lin, dia yakin bahwa Mei Lin akan bisa bertahan. Selain itu, tadi dia juga sudah berkonsultasi dengan tabib yang menyarankannya untuk mengobati Mei Lin dengan menggunakan obat Chi Fuzi.

Keesokan harinya, Yue Qin mengunjungi Mei Lin. Mereka sama-sama merasa berterima kasih pada satu sama lain karena selain Mei Lin pernah menyelamatkan Yue Qin dulu, Yue Qin juga pernah membebaskan pelayan Qingzhou.

Yue Qin memperingatkan bahwa Jing He itu Pangeran Negara Yan, jadi jika dia ingin balas dendam, maka dia harus membuat rencana jangka panjang dengan baik.

"Namun, sekarang aku hanya ingin bertahan hidup," ujar Mei Lin.

Yue Qin setuju dengan antusias. Yang terpenting sekarang adalah merawat tubuhnya dengan baik. 


"Selama terus berjalan ke depan, pasti akan ada jalan kehidupan. Jalan akan semakin cerah seiring dengan waktu," ujar Yue Qin mengulang kata-kata yang pernah Mei Lin katakan padanya dulu waktu Mei Lin menyelamatkannya.

Zhang Yin melapor pada Xuan Lie bahwa dia sudah melaksanakan perintah Xuan Lie untuk membungkam 300 prajurit nadi tinta. Tapi dia masih sangat khawatir dengan Jing He.

Kalau Jing He menyelidiki kasus lama itu, maka sudah pasti Jing He akan mengetahui keterlibatannya dan dia pasti akan dihukum mati, sedangkan Jing He akan mendapatkan jasa besar sebagai Jenderal yang mengambil kembali Qingzhou. Yang itu artinya, dia bisa saja menjadi ancaman besar bagi posisi Putra Mahkota.

Namun kepanikannya ini membuat Xuan Lie jadi mencurigainya. Dia pura-pura percaya saja, tapi begitu Zhang Yin pergi, dia memerintahkan anak buahnya yang lain untuk menghabisi semua Prajurit Nadi Tinta, karena dia yakin kalau Zhang Yin sudah berbohong padanya.

Tak lama kemudian, burung peliharaannya Xuan Lie datang membawakan kabar gembira bahwa Jenderal Yin sudah kembali. Jenderal yang dimaksud itu adalah Yin Luo Mei, seorang jenderal wanita Negara Yan.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments