Sinopsis Are You the One Episode 23

Yun'er mengira bahwa belati yang Mian Tang arahkan padanya ini adalah belati pemberian Zi Yu dulu, dan itu membuatnya bingung, karena jelas-jelas dulu dia sudah merebutnya dari Mian Tang.

Mian Tang santai mengklaim kalau dia menemukan benda ini setelah dia menghabisi Cao Duo. Bahkan sampai mati pun, Cao Duo masih sangat setia pada Yun'er. Yun'er benar-benar memelihara seekor anjing yang sangat patuh. Tapi... Yun'er sendiri juga anjing peliharaan bos barunya, alias Raja Sui.

"Raja Sui adalah orang paling berkuasa di seluruh negeri. Membereskan masalah harus dari akarnya. Kalau kau memohon padanya, dia akan menunjukkan belas kasihan dan menguburmu bersama 20 anggota Biro Pengawal Pingyuan," sinis Yun'er.

Sontak saja pengakuannya ini membuat Mian Tang tertawa menertawai kebodohannya, karena sebenarnya Mian Tang hanya memancingnya dan berhasil membuat Yun'er mengaku sendiri kalau dialah dalang pembantaian Biro Pengawal Pingyuan. Selain itu, belati yang dia pegang ini cuma mirip doang, tapi bukan belatinya yang dulu.

Yun'er bersekutu dengan orang jahat, mengkhianati Gunung Yang, beralasan melakukan semua ini demi kebaikan Zi Yu padahal Zi Yu bahkan tidak tahu menahu tentang segalanya. Yun'er sinis mendengar kalimat terakhirnya, Mian Tang yakin kalau Zi Yu tidak tahu apa-apa? (Oww, jadi dia tahu? Berarti dia juga pengkhianat?)

Pada saat yang bersamaan, Xing Zhou dan para prajuritnya menemukan gua di atas gunung dan ada bekas tanah liat merah juga. Tahulah mereka di mana Mian Tang berada.

Begitu mereka masuk, Mian Tang langsung mengaktifkan berbagai jebakan yang dia pasang di seluruh gua yang otomatis melukai banyak anak buahnya Yun'er, termasuk Yun'er sendiri, tapi dia tidak mati.

Api dengan cepat menjalar di gua tersebut, dan saat Xing Zhou masuk, dia menemukan Mian Tang ada di seberang dengan mengarahkan busur panah padanya. Namun saat Mian Tang menembakkan panahnya, ternyata targetnya Mian Tang bukan dia, melainkan mengaktifkan jebakan yang ada di belakangnya.

Setelah itu, Mian Tang kabur lewat jalan lain sembari melepaskan beberapa kantong minyak tanah yang dia pasang di sepanjang lorong. Begitu Xing Zhou hampir mendekat, dia langsung melempar api yang otomatis menghalangi mereka. Dia menyuruh para anak buahnya untuk pergi duluan, sementara dia menghadapi Xing Zhou sendiri.

Dengan busur dan panahnya, Mian Tang mengancamnya untuk tidak mendekat atau dia akan menumpahkan sisa minyak tanah pada Xing Zhou dan membiarkan pasukannya Xing Zhou melihat jenderal mereka terbakar hangus. Saat pasukannya mendekat, Xing Zhou sontak memerintahkan mereka untuk turun gunung.

Tak lama kemudian, mereka akhirnya bicara berdua di air terjun. Mengingat ekspresi datar Xing Zhou saat melihatnya di gua tadi, Mian Tang langsung tahu kalau Xing Zhou entah sejak kapan sudah tahu kalau dia sudah mendapatkan kembali ingatannya.

Yang itu artinya, Xing Zhou juga pasti sudah tahu kalau semua ini cuma jebakan untuk memancingnya kemari. Lalu kenapa Xing Zhou masih mau datang kemari?

"Aku juga merasa ini lucu. Namun, aku ingin datang untuk melihat apakah hatimu akan melunak. Liu Mian Tang, beri tahu aku, saat api itu disulut, apakah kau tidak merasa menyesal sedikit pun?"


Mian Tang tidak menjawabnya, berarti itu artinya dia memang menyesal. Mian Tang menyangkal, sepertinya Xing Zhou mendapatkan kesan yang salah tentangnya.

Dia menegaskan bahwa Liu Mian Tang yang tinggal di Kota Lingquan, istri yang hanya memperhatikan dan memedulikan Xing Zhou itu, sama sekali bukan dirinya yang asli. Liu Mian Tang yang itu sama dustanya dengan dustanya Xing Zhou terhadapnya.

Dia sama sekali tidak terkesan dengan ketulusan Xing Zhou yang sejatinya hanya untuk menggugah dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak mencintai Xing Zhou, satu-satunya yang dia rasakan pada Xing Zhou hanya perasaan benci. Hmmm... benarkah? 

Xing Zhou langsung menantangnya, bahkan memaksanya untuk menusuknya pakai belatinya sebagai ganti dari semua dusta yang pernah dia lakukan padanya.

Mian Tang menurutinya, tapi dia menusukkan Xing Zhou dengan hanya tusuk konde kecilnya yang notabene tidak menyebabkan luka yang terlalu besar dibandingkan dengan belati.

Dengan ini, Mian Tang dengan berkaca-kaca menyatakan bahwa mereka berdua sudah tidak saling berhutang pada satu sama lain, dan mulai sekarang, mereka putus hubungan.

Xing Zhou tetap tenang saat dia menahan sakit saat menarik tusuk konde itu dari dadanya, membersihkan darahnya dari tusuk konde itu sebelum kemudian memakaikannya kembali ke rambut Mian Tang. Mian Tang sontak berlinang air mata saat dia berbalik pergi meninggalkan Xing Zhou. Saat itulah Xing Zhou baru menyerah pada rasa sakitnya.

Tiga bulan kemudian... terjadi pergolakan besar-besaran di ibu kota. Ibu Suri berhasil digulingkan oleh pemberontak dan Kaisar baru naik takhta (Zi Yu) dan kebijakan baru diterapkan. (Aih, sayang sekali bagian ini cuma dinarasi doang, jadi kurang seru)

Di Zhenzhou, Zhao Quan berceloteh mengomentari Zi Yu yang awalnya bandit gunung, sekarang berubah menjadi Kaisar. Lalu kemudian melanjutkannya dengan mengomentari Mian Tang yang menurutnya cocok banget sama Zi Yu lalu mengakhirinya dengan setengah mengejek Xing Zhou yang sekarang sudah kehilangan Mian Tang. Xing Zhou jadi sebal mendengar ocehannya sambil terus mengusap bekas luka di dadanya yang ditusuk Mian Tang. 

"Kaisar sudah naik takhta. Sedalam apa pun lukamu, seharusnya juga sudah sembuh, kan? Entah kau ini merasa sakit di dalam atau di luar," heran Zhao Quan.

"Aku dan dia sudah berpisah!"

"Begitu paling baik. Kaisar baru mengeluarkan dekret agar raja bawahan masuk ke ibu kota. Jika kau masih belum bisa melepaskan hubungan lama, pikirkanlah situasinya saat kalian bertemu. Aku ikut merasa canggung."

Awalnya Xing Zhou tidak berniat pergi ke ibu kota, tapi kemudian, dia mendapat laporan bahwa mereka menemukan jejak Qiulin Xian di ibu kota. Jika Qiulin Xian ada di sana, maka Mian Tang juga seharusnya ada di sana.

Xing Zhou sontak berubah pikiran, bahkan langsung pergi saat itu juga tanpa pamitan dulu pada keluarganya. Pfft! Semangat amat. Ibu Ratu sampai kaget mendengar putranya sudah pergi ke ibu kota dadakan padahal awalnya ogah pergi.

Mian Tang memang berada di ibu kota, membuka sebuah toko perhiasan mewah dan berhasil menarget Ratu Sui, Istrinya Raja Sui, untuk menjadi pelanggan mereka, supaya nantinya mereka akan bisa masuk ke kediaman Raja Sui.

Begitu tiba di ibu kota, Xing Zhou langsung menemui Kaisar baru yang sengaja memanggil Xing Zhou ke kediaman lamanya yang sekarang sudah direnovasi jadi istana sementara.

Alasannya adalah karena dia masih mengingat dendam lamanya terhadap Xing Zhou. Karena dulu dia pernah dikejar-kejar oleh pasukan Zhenzhou, dan juga karena Xing Zhou, dia jadi kehilangan 'teman lamanya', alias Mian Tang.

Dulu dia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Xing Zhou, tapi sekarang segalanya sudah berbeda. Namun Xing Zhou tetap santai menghadapi ancamannya.

Melihat reaksinya itu dan juga fakta bahwa Xing Zhou masuk ibu kota duluan mendahului raja-raja lainnya, Zi Yu yakin alasannya bukan karena Xing Zhou patuh terhadap perintahnya, melainkan karena dia takut. Xing Zhou takut bahwa Mian Tang ada di ibu kota dan telah membuat pilihan. Namun karena dia masih baru naik tahta, tentu saja Zi Yu akan mengesampingkan dulu masalah ini.

Setelah itu, Xing Zhou mendatangi kakak perempuannya yang tinggal di ibu kota bersama keluarga suaminya. Dia mendapati rumah kakaknya sekarang ditanami pohon bunga Begonia, dan para bangsawan dan pejabat lainnya pun melakukan hal yang sama karena Kaisar baru menyukai bunga Begonia.

Banyak yang terkesan dengan Kaisar baru mereka ini karena Kaisar baru menganjurkan kesederhaan sehingga beliau meniadakan semua pertemuan istana yang megah. Beliau juga konservatif dan sangat bernostalgia dengan membangun istana sementara di Kediaman Putra Mahkota Terdahulu. Selain itu, beliau juga suka menyendiri dan jarang keluar.

Dan juga, sampai saat ini, beliau masih belum mengambil selir atau menobatkan permaisuri walaupun dia sudah menandatangi surat pernikahan dengan Xue Ji. Ada juga Yun'er yang selalu menemani Kaisar sejak lama, tapi sampai sekarang pun, dia belum dijemput ke ibu kota.

Makanya, banyak bangsawan yang menduga-duga bahwa mungkin Kaisar mencintai wanita lain dan sengaja mengosongkan posisi Permaisuri untuk wanita lain tersebut.

Tiba-tiba Kakak menuntut hadiahnya. Xing Zhou bingung, maka kakak pun mengingatkannya tentang bedak yang setahun lalu Xing Zhou beli untuknya tapi belum dikirim-kirim.

Pfft! Xing Zhou baru ingat. Itu bedak yang dulu jatuh dari bajunya yang Mian Tang kira untuknya, jadi terpaksa Xing Zhou berikan bedak itu ke Mian Tang. Bingunglah sekarang Xing Zhou menghadapi tuntutan sang Kakak. 

Jelas saja saat melihat kecanggungan Xing Zhou ini, ditambah dengan fakta bahwa Xing Zhou batal menikah dengan Bing Lan, sang Kakak langsung sadar bahwa Xing Zhou pasti memiliki wanita yang dia cintai dan bedaknya itu dia berikan ke wanita itu.

Tak lama kemudian, Kakaknya Xing Zhou mendapat undangan dari Kediaman Raja Sui. Namun undangan itu bukan hanya ditujukan pada Kakak, melainkan juga pada Xing Zhou, karena Raja Sui ingin bertemu dengannya.

Begitu Xing Zhou datang keesokan harinya, Raja Sui menyambutnya dengan sok akrab seolah mereka bestie yang baru bertemu kembali setelah sekian lama terpisah oleh jarak. Pfft!

Raja Sui bahkan berkaca-kaca mengenang penderitaan Xing Zhou di masa lalu. Aktingnya bagus sekali, tapi jelas sekali kalau dia hanya ingin memastikan di mana keberpihakan dan kesetiaan Xing Zhou terhadap kekaisaran baru ini.

Tak lama kemudian, seseorang datang dari istana untuk menyampaikan undangan makan siang dari Ibu Suri Agung dan Kaisar untuk Raja Sui. Raja Sui pun pamit, tapi terlebih dulu dia mengundang Xing Zhou dan kakaknya untuk makan siang saja di kediamannya ini bersama istrinya, istrinya sudah menyiapkan jamuan untuk mereka.

Hari ini juga, Mian Tang datang ke Kediaman Raja Sui untuk menjual perhiasannya pada Ratu Sui. Maka saat Xing Zhou menemui Ratu Sui, otomatis dia akhirnya bertemu lagi dengan Mian Tang.

Bersambung ke episode 24

Post a Comment

0 Comments