Tidak terdengar jawaban dari dalam, jadi Xing Zhou langsung mendekat ke pintu untuk menguping, eh mendadak Mian Tang melemparinya dengan bantal dan ngotot menolak lamarannya karena dia tidak mau dijadikan selir.
"Siapa yang memintamu menjadi selir? Aku mau menikah denganmu, tentu menjadikanmu Ratu Huaiyang."
"Ada kesenjangan di antara status kita berdua. Aku tidak mungkin mengharapkan posisi Ratu. Apalagi, kau tidak bisa memutuskan kandidat Ratu sendiri. Aku sangat berterima kasih untuk niat baik Raja."
"Ibuku sudah setuju. Selain itu, Kediaman Raja Huaiyang bukan sarang harimau yang berbahaya. Ibuku setiap hari sangat sibuk dengan perjamuan teh dan asosiasi teater, sudah bagus jika kau bisa bertemu dengannya saat salam pagi hari. Untuk apa khawatir?"
"Tetap tidak bisa."
"Sejak kapan kau berubah menjadi begitu ragu-ragu? Bukankah kau selalu mempermasalahkan semua hal? Aku sudah menipumu, maka kau tidak seharusnya melepaskanku dengan mudah. Apa yang kau inginkan, tidak peduli uang atau orang, selama yang kupunya, akan kuberikan padamu."
"Aku bisa menghasilkan uang sendiri."
"Berarti mau orang."
"Cui Xing Zhou, sejak kapan kau menjadi begitu tidak tahu malu? Malam ini aku membiarkanmu tinggal untuk merawat luka, kau pulang besok pagi!"
"Aku pulang ke mana? Tempatmu berada, barulah tempat aku seharusnya berada."
Pfft! Mian Tang galau, tapi tetap ngotot menolak mendengar rayuannya lebih jauh dengan pura-pura tidur.
Besok paginya, Xing Zhou main catur dengan Kakek Qiao dan berhasil mengalahkan Kakek dengan mudah. Sebenarnya dia berniat mengalah awalnya, tapi dia teringat ajaran Keluarga Qiao untuk menghormati yang kuat.
Pura-pura kalah dan menjilat belum tentu bisa membuat Kakek senang. Orang semacam itu, mana pantas disandingkan dengan Mian Tang. Selain itu, jika kelak ada seseorang yang ingin menikahi putrinya, maka dia juga pasti menilai dari kemampuan orang tersebut. Kakek Qiao suka dengan pemikirannya.
Namun Kakek mengharuskan Xing Zhou untuk tinggal di Beizhou kalau mau Xing Zhou mau menikahi cucunya. Xing Zhou mencoba usul agar dia memindahkan mereka sekeluarga ke Zhenzhou, tapi Kakek sontak menolak karena tidak mau meninggalkan bisnis keluarganya, pokoknya Xing Zhou yang harus mengalah.
Mian Tang juga baru membuka bisnis di sini, jadi mana bisa dia pergi ke Zhenzhou mengikuti Xing Zhou. Jadi kalau Xing Zhou mau menikahi Mian Tang, Kakek menuntut Xing Zhou untuk melepaskan segala sesuatu di kediaman Raja Huaiyang. Bagaimana Xing Zhou akan memilih? Waduh! Xing Zhou kan jadi galau, jelas tidak mungkin dia bisa melepaskan kebangsawanannya. Kakek Qiao mau mempersulit nih.
Saat Mian Tang baru keluar kamar, dia hanya mendapati sebuah surat dari Xing Zhou yang menyatakan bahwa hari ini dia akan datang ke rumah Keluarga Qiao untuk melamar.
Saat Mian Tang tiba di Kediaman Qiao, dia mendapati di halaman depan sudah ada banyak sekali barang-barang mahar dari Xing Zhou, tapi orangnya sudah tidak ada, cuma tinggal Kakek yang masih terdiam di depan papan catur dengan sedih. Apa yang terjadi?
"Mian Tang, sepertinya aku melakukan hal yang salah. Aku mungkin... sepertinya... menolak pernikahan untukmu," ujar Kakek dengan suara bergetar penuh rasa bersalah. OMG!
Tak lama kemudian, Mian Tang mendatangi Kediaman Raja Beizhou untuk mencari Xing Zhou, tapi malah diberitahu pengurus rumah bahwa Xing Zhou juga sedang tidak ada di kediaman.
Si pengurus rumah juga tidak tahu dia pergi ke mana, tapi kemarin sudah bersiap untuk pulang ke Zhenzhou, jadi mungkin sekarang sudah berangkat ke Zhenzhou.
Frustasi, Mian Tang akhirnya pergi merenung ke tepi sungai... saat tiba-tiba saja seseorang melempar batu ke sungai untuk menarik perhatiannya dan ternyata dia Xing Zhou yang belum pergi.
Dia mau memberi penjelasan dulu pada Mian Tang sebelum pergi. Pertama-tama, Zhenzhou adalah hasil kerja keras ayahnya selama setengah hidup beliau untuk meredakan pemberontakan. Rakyat Zhenzhou juga sudah lama dilindungi oleh Kediaman Raja Huaiyang. Keluarganya juga hidup di bawah perlindungan gelar bangsawan.
Karena itulah, demi semua itu, Xing Zhou tidak bisa dengan egois melepaskan status Raja Huaiyang. Mian Tang hampir saja kesal, tapi Xing Zhou tiba-tiba memberinya sebuah buku yang mana di dalamnya, dia menulis rencana masa depan hubungan mereka dan jadwal hariannya selama satu tahun ke depan.
Intinya, dia setuju Mian Tang tetap di Beizhou demi menghormati keinginan Mian Tang dan menenangkan kekhawatiran Kakek. Saat ini dia belum punya cara untuk melepaskan status Raja Huaiyang, tapi setiap masalah pasti ada solusinya. Iya, kan?
Karena itulah, dia maunya mereka LDR dan dia akan bolak-balik dari Zhenzhou ke Beizhou. Dia akan berusaha menyelesaikan berbagai pekerjaannya di Zhenzhou selama kurang-lebih 5 bulan, lalu selama 4 bulan berikutnya, dia akan bisa datang ke Beizhou untuk menemani Mian Tang.
Selain itu, dia juga memberi Mian Tang pelat kediaman Raja Huaiyang dan surat tulisan tangannya yang sudah distempel resmi. Dengan semua ini, Mian Tang akan bisa bebas bepergian ke kota-kota tempat dia berada, dan juga bebas keluar-masuk barak militer Zhenzhou.
"Maksudmu, aku harus mengikutimu ke mana pun kau berada."
"Tidak! Bukan begitu maksudku. Aku hanya berpikir, saat biro pengawalmu sedang luang, kita mungkin bisa bertemu di kediaman kota lain."
Jika Mian Tang bersedia memberinya kesempatan, dia pasti akan mengerahkan segenap upaya demi menikahi Mian Tang. Tapi dia tidak sedang memaksa Mian Tang, dia akan menghormati apa pun pilihan Mian Tang.
"Jika sekarang kau masih tidak bersedia... aku janji, aku tidak akan mengganggumu lagi."
"Aku..... tidak bersedia," ujar Mian Tang.
Aww, kecewa dan sedih, Xing Zhou akhirnya mengambil kembali semua yang dia berikan pada Mian Tang dan berjalan pergi saat Mian Tang tiba-tiba bertanya tentang apakah dia tidak akan menanyakan apa alasannya.
"Tidak perlu," lirih Xing Zhou.
"Telur kepiting bulan Juni di Zhenzhou sangat lezat, jauh lebih enak daripada di Beizhou. Jika hanya tinggal di Beizhou, bukankah akan melewatkan banyak makanan enak. Selain itu, aku juga tidak ingin melewatkan..."
AAAAHHHH! Akhirnya! Mian Tang bersedia menikah dengannya dan ikut dengannya ke Zhenzhou! Xing Zhou sontak balik badan dengan penasaran untuk mendengar kelanjutkan kalimat yang hendak Mian Tang ucapkan.
Mian Tang canggung, "Kau!"
"Pria sejati tidak boleh mengingkari janji yang sudah diberikan."
"Aku seorang wanita, bukan pria sejati."
"Pokoknya, Lu Wen yang kukenal sebelumnya selalu menepati janji ucapannya. Dia tidak akan ragu-ragu seperti ini."
"Raja Huaiyang yang itu, bisa memahami makna mendalam dari ucapan seseorang, juga tidak akan bertanya hingga dasarnya seperti ini. Oh ya, ada satu hal lagi. Aku masih punya dendam mendalam terhadap Raja Sui, dan suatu hari nanti aku pasti akan menyelesaikan dendam ini."
"Kebetulan! Aku juga bermaksud demikian... Furen."
"Tidak sopan! Kau bahkan tidak menulis surat pernikahan. Kau terus memanggil sembarangan, bagaimana jika terdengar oleh Kakekku?"
Oh, baiklah. Tapi... jika Mian Tang menandatangani surat pernikahan dengannya hari ini, maka dia tidak akan menjadi pria tidak sopan. Pfft!
Kalau begitu, Mian Tang menyuruhnya untuk meminta Kediaman Raja Huaiyang untuk mengirimkan surat pernikahan kemari. Oh tidak perlu, mereka bisa mengesahkan surat pernikahan mereka di sini, Wali Kota Beizhou yang akan mengesahkan surat pernikahan mereka.
"Kekanak-kanakan. Balai Pemerintahan Pembukuan sudah tutup."
"Kau takut."
"Siapa yang takut?!"
"Kalau begitu, mari pergi!"
"Pergi saja!"
"Kau jalan dulu!"
"Biar kulihat kau bisa mengejarku atau tidak," goda Mian Tang sambil merebut tongkatnya Xing Zhou.
"Kakiku sakit. Aku tidak berani coba. Hei!!!"
Malam harinya, akhirnya mereka tiba di Balai Resmi Beizhou dan mengganggu jam malam Wali Kota dan membuatnya hampir saja kesal. Namun begitu mendengar bahwa mereka datang untuk membuat dan mengesahkan surat pernikahan mereka, dia sontak turut bahagia untuk mereka dan mengesahkan surat pernikahan mereka saat itu juga. Ah! Akhirnya mereka menikah secara resmi sekarang.
Besoknya, Bibi Kedua berusaha memperingatkan Mian Tang tentang sulitnya kehidupan yang akan Mian Tang hadapi ke depannya di Kediaman Raja Huaiyang karena perbedaan status keluarga mereka yang terlalu jauh.
Namun tepat saat itu juga, orang-orang dari istana datang untuk menyampaikan dekret Kaisar yang menyatakan penganugerahan gelar Tuan Putri Huaisang untuk Mian Tang dengan wilayah kekuasaan 500 rumah tangga, yang itu artinya, sekarang Mian Tang memiliki status yang setara dengan Xing Zhou.
Bersambung ke episode 32
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam