Rekap Novel Love of the Divine Tree Bab 1 - Bab 3


Kisah novelnya dimulai dari Xue Ran Ran. Dia adalah putri tunggal dari Keluarga Xue. Ayahnya adalah seorang tukang kayu dan ibunya seorang IRT.
 
Mereka bertiga hidup sederhana tapi bahagia di Desa Juefeng yang berada di kaki Gunung Jue. Gunung Jue bisa dibilang, hampir tandus. Hanya ada satu tanaman besar setengah mati di hutan hampir tandus itu. Orang-orang desa menyebutnya sebagai pohon abadi. 
 
Mengapa? Karena dua puluh tahun yang lalu, pernah ada banyak murid-murid sekte yang berusaha menghancurkan pohon itu dengan kekuatan maha dahsyat, tapi gagal total, malah mereka sendiri yang terluka.
 
Sejak saat itu, gunung itu selalu diselimuti kabut seolah untuk melindungi pohon itu dan membuat gunung itu terlihat seram sehingga dijauhi orang-orang. Namun ada saja beberapa orang nekat yang mencoba pergi ke gunung itu namun berakhir tragis.
 
Ran Ran cantik dan manis. Namun berbeda dengan orang-orang Desa Juefeng yang rata-rata kuat secara fisik, Ran Ran justru lemah dan sering sakit-sakitan. Itulah mengapa orang tuanya sangat memperhatikannya.
 
Pasutri Xue sangat menyayangi putri semata wayang mereka itu. Namun mereka menyimpan rahasia besar tentang putri mereka tersebut, rahasia tentang mengapa Ran Ran lemah, beda dengan mereka yang kuat. Bahkan Ran Ran sendiri pun tak tahu tentang ini. 
 
Ran Ran sebenarnya bukan putri kandung Pasutri Xue. 16 tahun yang lalu, Qiao Lian (Ibunya Ran Ran) tak sengaja menemukannya saat dia masih bayi, tergeletak begitu saja tepat di bawah pohon besar di atas gunung saat dia sedang jalan-jalan di sana.
 
Qiao Lian pun kemudian membawanya pulang karena kasihan mengira dia bayi yang dibuang oleh orang tuanya yang tidak bertanggung jawab. Kebetulan, dia dan Tuan Xue memang sudah sejak lama mengharapkan punya anak, jadi mereka pun memutuskan untuk mengambilnya. 
 
Tidak ada penduduk desa yang tahu karena waktu itu mereka membuat rencana untuk membuat penduduk desa berpikir bahwa Ran Ran adalah putri kandung mereka. Qiao Lian kembali ke kampung halamannya selama satu tahun dengan alasan hamil. Jadi, umur Ran Ran yang sebenarnya adalah satu tahun lebih tua dari umur resminya.
 
Kemudian mereka menyadari bahwa Bayi Ran Ran lemah dan mudah sakit, namun mereka tetap merawat dan membesarkannya bagai anak kandung mereka sendiri. Dia dinamai Ran Ran karena waktu bayi, ada tanda lahir merah yang terbaca sebagai Ran di tangan Ran Ran.
 
Karena lemah dan sering sakit inilah mengapa Ran Ran tidak disukai sebagai calon menantu atau calon istri walaupun dia sangat cantik.
 
Namun ada seorang tuan muda kaya di desa yang naksir Ran Ran, tapi dia cuma mau menjadikan Ran Ran sebagai selir karena istri utamanya pastinya harus wanita dari keluarga berada, dan pastinya, lamarannya langsung ditolak mentah-mentah oleh Ran Ran dan ibunya.
 
Suatu hari, terjadi sesuatu di desa yang membuat Pasutri Xue ketakutan. Tuan Xue melihat beberapa orang asing berjubah hitam mendatangi rumah warga satu per satu untuk mencari anak yang lahir pada bulan ke sembilan Qinggeng. Itu adalah bulan saat mereka menemukan Ran Ran.
 
Karena penampilan dan sikap orang-orang itu sangat aneh, Pasutri Xue jelas cemas karena mereka yakin kalau orang-orang itu adalah keluarga kandungnya Ran Ran yang mau mengambil Ran Ran kembali. Enak aja! Mereka seenaknya membuang anak, lalu mau seenaknya mengambilnya kembali setelah dia digedein orang lain.
 
Orang-orang berjubah hitam itu sebenarnya adalah murid-muridnya kultivator iblis Wei Jiu. Yang tidak diketahui para penduduk desa, pohon abadi itu adalah pohon reinkarnasi. Menurut perkiraan mereka, seharusnya tahun ini pohon reinkarnasi itu berbuah. 
 
Buah spiritual dari pohon itu seharusnya adalah reinkarnasinya Mu Qing Ge, kultivator iblis wanita yang mati dua puluh tahun yang lalu.
 
Mereka berniat mengambilnya untuk dibina, dan pastinya, untuk dimanfaatkan bagi diri mereka sendiri. Namun alangkah terkejutnya mereka saat tiba di pohon tersebut tapi malah mendapati ada puing-puing lapuk di bawah pohon.
 
Memang sih, ada satu buah yang masih ada di pohon itu. Namun jejak-jejak buah yang sudah pecah di tanah jelas menandakan bahwa pohon ini sebelumnya sudah pernah berbuah dan buahnya sudah jatuh sejak lama.
 
Dengan menggunakan sihirnya, Wei Jiu menyadari buah itu jatuh sejak tahun Qinggeng. Itulah mengapa sekarang anak-anak buahnya keliling desa mencari anak yang lahir di tahun itu.
 
Dia yakin anak itu masih ada di dekat sini karena buah itu jatuh prematur, yang artinya, anak itu lemah dan harus selalu berada di dekat pohon. Jika dia hidup jauh dari pohon, maka dia bisa mati.
 
Hmm, tapi ada dua buah di pohon itu dan yang satunya masih belum jatuh. Jadi, buah siapakah yang kedua itu?
 
Dua puluh tahun yang lalu, Mu Qing Ge sebenarnya tidak mati sendirian, melainkan bersama saudaranya Mu Ran Wu. 
 
Dulu, Mu Ran Wu mengkhianati Mu Qing Ge, namun Mu Qing Ge menariknya mati bersamanya. Makanya jiwa mereka sama-sama terjerat di dalam pohon reinkarnasi ini. Jadi wajar jika pohon reinkarnasi ini menghasilkan dua buah.
 
Masalahnya nih, Wei Jiu kan sebenarnya tidak tahu siapa yang jatuh duluan. Mu Qing Ge atau Mu Ran Wu? Dulu, Mu Ran Wu selalu lebih lemah daripada Mu Qing Ge. Jadi, bisa saja Mu Ran Wu yang jatuh prematur. Tapi untuk jaga-jaga, lebih baik dipastikan dulu.
 
Namun untungnya, karena Pasutri Xue sejak awal memalsukan bulan dan tahun kelahiran Ran Ran, ditambah dengan penampilan Ran Ran yang kurus dan lemah, sama sekali tidak tampak memiliki kekuatan spiritual, jadi Ran Ran pun terlepas dari kecurigaan. 
 
Namun Pasutri Xue sama sekali tidak bisa tenang, terutama setelah Tuan Xue mengetahui bahwa beberapa anak di desa yang lahir pada tahun Qinggeng harus jadi korban karena orang-orang itu dengan kejamnya menyayat jari mereka untuk mengetes darah mereka untuk mengetahui apakah mereka memiliki akar atau tulang abadi. Para orang tua sama sekali tak berdaya melawan orang-orang kejam itu.
 
Karena itulah mereka diam-diam berencana menabung supaya pada musim dingin berikutnya, mereka bisa pulang kampung dan menjauh dari sini. Ran Ran tetap ceria seperti biasanya, sama sekali tidak mengetahui kekacauan di luar sana dan alasan mengapa ibunya pucat pasi belakangan ini. 
 
Mengira ibunya cuma sakit biasa, Ran Ran dengan penuh bakti membuatkan kue untuk ibunya dan ikut memakannya dengan rakus karena dia memang selalu suka makan. Qiao Lian pun menjadi ceria kembali berkat dia.
 
Beberapa waktu kemudian di puncak Gunung Jue, ada orang lain yang datang dan mengetahui tentang jatuhnya buah spiritual itu. Seseorang bertubuh jangkung, berjubah hijau, namun setengah kulit wajahnya tampak agak menakutkan tertutupi oleh kulit palsu pucat. 
 
Dia adalah Su Yi Shui, mantan muridnya Mu Qing Ge. Di masa lalu, dia melakukan pengorbanan darah, mengorbankan setengah kultivasinya yang membentuk Golden Core-nya, supaya pohon ini menghubungkan sisa-sisa jiwanya Mu Qing Ge dan mengubah ketiadaan menjadi tubuh fisik, supaya Mu Qing Ge bisa bereinkarnasi.
 
Dulu, Mu Qing Ge-lah yang memaksa Su Yi Shui untuk menjadi muridnya hanya karena Su Yi Shui tampan luar biasa. Su Yi Shui waktu itu baru berusia 16 tahun tahun. Sebelum dipaksa menjadi muridnya Mu Qing Ge, Su Yi Shui adalah putra tidak sah Pangeran Ping yang sangat berkuasa waktu itu dan murid dari sekte lain.
 
Saat Mu Qing Ge diserang oleh gabungan tiga sekte besar, Su Yi Shui justru mengkhianatinya dan membantu ketiga sekte untuk membunuhnya dan menghancurkan tubuh dan jiwanya. Namun Su Yi Shui juga yang pada akhirnya berbaik hati mengumpulkan sisa-sisa jiwanya Mu Qing Ge ke pohon reinkarnasi tersebut.
 
Namun sebelum si iblis wanita Mu Qing Ge itu meninggal, dia sempat mengutuk Su Yi Shui dengan kutukan peleleh wajah sehingga sekarang Su Yi Shui harus selalu menutupi wajahnya dengan tudung, dan seiring berjalannya waktu, sifat Su Yi Shui pun menjadi semakin pendiam.
 
Su Yi Shui pula yang selama ini selalu menjaga pohon itu. Beberapa tahun lalu saat ketiga sekte ingin menghancurkan pohon itu, Su Yi Shui-lah yang menghentikan mereka dan melawan mereka habis-habisan.
 
Pada akhirnya ketiga sekte mengalah karena gigihnya perlawanan Su Yi Shui dan juga karena mereka ingat jasa Su Yi Shui yang telah membantu kemenangan mereka atas Mu Qing Ge dulu.
 
Mereka semua kemudian membuat kesepakatan untuk membiarkan Mu Qing Ge terlahir kembali hanya supaya dia mengangkat kutukan peleleh wajah yang melekat di wajah Su Yi Shui, namun setelah itu, Mu Qing Ge harus diserahkan pada mereka.
 
Mereka semua berpikir bakalan butuh waktu beberapa tahun lagi bagi buah spiritual itu untuk matang dan terjatuh, siapa sangka ternyata buah itu jatuh jauh lebih cepat dari perkiraan mereka dan sekarang menghilang entah ke mana.
 
Selama beberapa tahun ini Su Yi Shui tidak pernah datang lagi ke sini, kebetulan saja hari ini mereka lewat dan tak sengaja menemukan perisai spritual gunung ini melemah. Dari sinilah mereka akhirnya mengetahui jatuhnya buah spiritual itu.
 
Berbeda dengan Wei Jiu yang punya banyak murid, Su Yi Shui cuma memiliki dua pengikut, kakak beradik, Yu Chen dan Yu Tong. Yu bersaudara khawatir jika yang bereinkarnasi duluan adalah Mu Qing Ge dan sifat iblisnya masih melekat dalam dirinya, itu akan sangat membahayakan dunia.
 
Mengingat sifat buruk Mu Qing Ge, Yu Tong menduga kalau yang jatuh duluan mungkin Mu Ran Wu. Mu Qing Ge pasti ingin menguasai kekuatan pohon reinkarnasi ini sendiri, makanya dia mendorong saudaranya jatuh duluan. Apalagi Mu Ran Wu selalu lebih lemah dari Mu Qing Ge.
 
Sementara Yu Chen dan Yu Tong terus berceloteh, Su Yi Shui diam saja entah memikirkan apa, lalu setelah beberapa lama, tiba-tiba saja, tak ada hujan tak ada angin, dia mengumumkan bahwa Istana Lingxi ingin merekrut beberapa murid. Jadi dia memerintahkan Yu Chen dan Yu Tong untuk merekrut murid dari desa terdekat.
 
Istana Lingxi adalah sekte yang dulunya didirikan oleh Mu Qing Ge. Berbeda dengan sekte lain, sekte ini agak nyeleneh karena hanya menerima murid-murid yatim piatu dan harus ganteng dan cantik. Su Yi Shui dulunya adalah muridnya Mu Qing Ge yang paling rupawan. (Emang seganteng itu Deng Wei, pantesan dia terpilih jadi Su Yi Shui😆)
 
Setelah Mu Qing Ge mati terbunuh, Istana Lingxi tidak memiliki penerus. Namun Mu Qing Ge meninggalkan cukup banyak emas dan perak untuk murid-muridnya.
 
Ketiga sekte lain tidak menghabisi murid-muridnya Mu Qing Ge karena sebagian besar dari mereka tidak memiliki kultivasi iblis dan akhirnya membiarkan mereka pergi dengan emas dan perak yang ditinggalkan mendiang guru mereka untuk modal bertahan hidup.
 
Makanya sekarang Yu bersaudara bingung mendengar Su Yi Shui ingin merekrut murid atas nama Istana Lingxi. Su Yi Shui menolak menjelaskan apa pun dan langsung turun gunung.
 
Bersambung...

Post a Comment

0 Comments