Keesokan harinya, Yun'er dibawa ke tepi sungai untuk diinterogasi. Namun hanya para anak buahnya yang menghadapi Yun'er, Xing Zhao menginterogasinya dari kejauhan, dengan menyembunyikan dirinya di dalam kereta kuda.
Yun'er menjawab bertele-tele saat ditanya tentang hubungannya dengan Lu Wen dan berusaha mengelak saat ditanya tentang dendam apa yang dia miliki terhadap Mian Tang.
Namun saat dia diancam akan ditenggelamkan ke sungai, Yun'er akhirnya mau juga bicara. Dia memberitahu bahwa Mian Tang membawa banyak uang saat dia pergi dari Gunung Yang. Makanya dia datang kemari hanya untuk mencari tahu masalah itu.
"Gunung Yang sudah menyerah, dia rela menanggung bahaya menentang pejabat hanya demi uang ini? Kalau begitu, jumlah uang ini pasti tidak sedikit. Gunung Yang menyerah kepada kekaisaran bukan demi uang, artinya dia ingin mendapat sesuatu yang lebih berharga dari uang."
Dia pernah meminta mereka untuk menyerah, tapi Lu Wen lebih memilih mati daripada menyerah hingga kalah dan harus pergi ke utara. Kelihatannya sekarang dia bukan menghilang karena kalah, tapi sedang merencanakan sesuatu.
Dia akan menyingkirkan orang yang menghalang jalannya. Jadi sudah pasti tidak akan tunduk pada Zhenzhou, dia sudah melakukan kesepakatan dengan Panglima Qingzhou sejak awal. Mungkin pula dia punya penopang lain yang bisa dia andalkan.
"Sun Yun'er, siapa sebenarnya penopangnya? Sebenarnya apa yang mau dia lakukan?" tuntut Xing Zhou.
Yun'er masih saja berusaha mengelak, Xing Zhou pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk menenggelamkan Yun'er. Namun bahkan sebelum mereka sempat melakukan apa pun, tiba-tiba muncul seorang pejabat bernama Gongsun Ye yang diutus oleh Raja Sui untuk menyelamatkan Yun'er.
Bicara mewakili Raja Sui, Gongsun Ye mengklaim bahwa Gunung Yang sudah menyerah dan tunduk pada kekaisaran, jadi Raja Sui memohon (memaksa lebih tepatnya) supaya Xing Zhou mengampuni mereka dan melepaskan Yun'er.
Raja Sui-lah yang sekarang mengurus Gunung Yang, jadi Yun'er juga bawahannya sekarang. Jika Xing Zhou masih menganggap Gunung Yang sebagai bandit, lalu apakah Xing Zhou juga akan menuduh Raja Sui dan seluruh kekaisaran sebagai bandit? Xing Zhou kesal. Tapi dia sadar dia tidak bisa melawan Raja Sui, jadi terpaksa dia mengalah dan pergi.
Xing Zhou akhirnya melampiaskan kekesalannya dengan minum-minum bersama Zhao Quan. Dari percakapan mereka, diketahui bahwa Raja Sui adalah adiknya mendiang Kaisar terdahulu, pamannya Kaisar yang sekarang.
Dia tak tersentuh, dan orang yang memiliki kekuasaan sebesar itu ternyata adalah penopangnya Yun'er dan Gunung Yang. Dan fakta bahwa Yun'er mengincar Mian Tang karena uang itu, Xing Zhou jadi semakin khawatir dengan Mian Tang sekarang. Mian Tang berada dalam bahaya.
Uang yang dibawa kabur dan disembunyikan Mian Tang itu takutnya adalah uang ilegal yang tidak berani dipertanggungjawabkan secara langsung kepada kekaisaran. Xing Zhou merasa kalau Raja Sui akan membuat sebuah masalah besar yang akan melibatkan dirinya dan Zhao Quan dan mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Dipikir-pikir, Zhao Quan merasa kalau Lu Wen tuh aneh banget. Sepertinya dia punya kebiasaan meminta wanitanya untuk mengurus keuangannya. Namun sekarang Mian Tang pasti tidak ingat di mana dia menyimpan uang itu.
Eh... Xing Zhou sudah berubah ya sekarang. Sepertinya Mian Tang mulai menjadi kelemahannya Xing Zhou, dulu mana pernah dia mengatakan hal-hal tak berdaya seperti ini.
"Sejak kapan kau mulai khawatir tidak bisa melindungi seseorang dengan baik?" goda Zhao Quan.
"Kali ini..."
"Ada yang kau khawatirkan. Kau sudah punya kelemahan," komentar Zhao Quan. Kelemahan yang sangat cantik dan anggun, tapi sayangnya akan sulit dia miliki.
Di tempat lain, Raja Sui yang merupakan ayah angkatnya Yun'er, mengomeli Yun'er atas tindakan gegabah Yun'er cuma gara-gara Yun'er tidak bisa menahan diri terhadap dendam pribadinya pada Mian Tang dan hampir saja merusak rencana besarnya.
Selain itu, Raja Sui juga memberitahunya bahwa suaminya Mian Tang yang bernama Cui Jiu itu sebenarnya adalah Cui Xing Zhou, itulah mengapa Xing Zhou sangat memedulikan dendam pribadi antara Yun'er dengan Mian Tang.
Keesokan harinya di tengah kota, tiba-tiba terpasang pengumuman sebuah kasus seorang penjahat menyamar jadi suami seseorang untuk melakukan pemerasan. Bibi Li jadi khawatir membaca pengumuman kasus itu, apalagi saat dia melihat Mian Tang melamun terus memikirkan sesuatu.
Mian Tang ternyata memikirkan Yun'er. Dia bingung dengan segala hal tentang Yun'er, terutama tentang perasaannya yang sangat marah pada Yun'er entah mengapa. Apa sebenarnya hubungannya dengan Yun'er?
Bibi Li jadi cemas dan bingung bagaimana harus menjawabnya, dia berusaha berbohong bahwa Mian Tang dan Yun'er tidak pernah saling mengenal, tapi Mian Tang sama sekali tidak bisa mempercayainya mengingat betapa kuatnya perasaan marah dan bencinya terhadap Yun'er. Apalagi Yun'er juga jelas-jelas benci padanya sampai menyerangnya.
Tidak mungkin dua orang asing bisa saling membenci sekuat ini. Kira-kira apa masalah yang bisa membuat dua wanita saling membenci?... Ah! Jangan-jangan Yun'er adalah wanita simpanan suaminya?!
"Dia... dia... dia... kekasihnya Zi Yu!" bohong Bibi Li. Wkwkwk!
Mian Tang shock. Pantas saja Yun'er terus menganggunya, ternyata mereka benar-benar takdir buruk. Namun menurutnya, Zi Yu sendiri juga bukan orang baik. Dia selalu menggoda wanita lain, jelas tidak sebanding dengan suaminya.
Namun baru juga Bibi Li bisa tenang, mendadak Mian Tang mempermasalahkan masalah baru. Gara-gara akta nikah yang ditunjukkan si Cui Jiu palsu itu padanya, Mian Tang mendadak mulai penasaran menanyakan di mana keberadaan akta nikah dirinya dan suaminya. Pfft!
Dia sudah berusaha mencari itu di mana-mana, tapi tidak menemukannya. Yang ada di rumah ini cuma surat-surat kepemilikan rumah dan tanah dan uang, tidak ada akta nikah. Jangan-jangan hilang dibawa orang lain?
Hadeh! Bibi Li galau harus bagaimana... dan akhirnya terpaksa harus berbohong lagi. Sembari bersujud meminta maaf dengan heboh, dia mengklaim bahwa dia telah bersalah karena tak sengaja menghilangkan akta nikahnya Mian Tang dan Cui Jiu saat mereka pindah rumah.
Untungnya Mian Tang percaya, dia bahkan tidak tega melihat tangisan Bibi Li yang tampak benar-benar tulus sehingga dia langsung menarik Bibi Li berdiri dan meyakinkannya bahwa dia tidak mempermasalahkannya. Tidak masalah juga biarpun tidak ada akta nikah, yang penting kan pernikahan mereka asli. (Pfft!)
Hari ini He Zhen menghadiri pertemuan asosiasi perdagangan di Kediaman Raja Huaiyang mewakili Keluarga He. Tentu saja dia memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya tentang alasan Raja Huaiyang menolaknya, apakah karena dia cuma putri seorang pedagang? Ataukah Bing Lan yang tidak mau menerimanya?
Xing Zhao dengan sopan meyakinkan bahwa dia tidak pernah bermaksud merendahkan siapa pun, akan tetapi, mereka adalah orang asing. Menjadikannya sebagai selir hanya akan membuatnya menderita.
Jika He Zhen menikah dengannya, maka dia tidak akan memperlakukan He Zhen dengan sepenuh hati. He Zhen juga pasti tidak suka berbagi apa yang dia miliki dengan orang lain, dia pasti akan memiliki penyesalan di kemudian hari. He Zhen akan menderita sekalipun dia hidup bergelimang harta.
He Zhen langsung mengerti maksud tersembunyi dari ucapannya itu, Raja Huaiyang pasti memiliki wanita yang dia cintai, makanya dia memikirkan semua ini. Baiklah, He Zhen berterima kasih karena Xing Zhou telah menjawab keraguannya lalu pamit pergi.
Pernikahannya dengan Bing Lan sudah semakin dekat. Xing Zhou dengan berat hati harus pamit pada Mian Tang. Namun tentu saja dia tidak mengatakan yang sebenarnya.
Dia pamit pergi selama beberapa hari dengan alasan bahwa guru caturnya mengajaknya pergi untuk berlajar catur tingkat lanjut dan memperkenalkan pemain catur kekaisaran padanya.
Dia beralasan bahwa gurunya melarangnya membawa keluarga, jadi Mian Tang tidak boleh ikut, dan dia sudah harus berangkat malam ini juga, dan mungkin dia akan pergi selama satu bulanan.
Aww, Mian Tang jelas bahagia sekaligus kecewa mendengarnya. Xing Zhou selalu saja terburu-buru setiap kali dia mau pergi, dia jadi tidak pernah punya kesempatan untuk menyiapkan apa pun.
Xing Zhou juga sedih, tapi berusaha keras menyembunyikannya, "menyiapkan apa? Sebaliknya dirimu, ingat bawa salep obatmu. Setiap malam saat berada di perapian, hangatkan dengan baik, lalu tempelkan di tanganmu. Setelah dua bulan, tanganmu pasti akan sembuh."
"Kau tidak boleh melupakan etika saat belajar nanti. Jika kau kekurangan sesuatu, tulislah surat untukku. Aku akan menyuruh Bibi Li untuk mengantarnya. Selain itu, cuaca di gunung dingin. Kau suka minum arak dingin dan memakai pakaian tipis. Jika kau measa panas, jangan langsung berendam air dingin."
Mendengar itu, Xing Zhou sontak memeluknya erat-erat dengan sedih sebelum kemudian pergi.
Bersambung ke episode 12
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam