Menteri Shangguan datang dan langsung memarahi mereka, tapi dengan cepat dia hanya menyerang Li Bing, secara tak langsung memaksa Li Bing untuk tidak melibatkan putrinya dalam kasus ini. Li Bing langsung bisa memahaminya dan menyetujuinya.
Jadilah Shangguan Qin harus pulang bersama ayahnya dan sontak saja mereka bertengkar hebat karenanya. Shangguan Qin sama sekali tidak peduli dengan apa pun bahaya yang menyertai kasus ini dan keras kepala untuk tetap ikut terlibat.
Di mana-mana yang mananya kasus kriminal pasti berbahaya. Mana boleh dia menghindari tanggung jawab hanya karena alasan ini, tapi Menteri Shangguan jelas tidak setuju dan tidak akan mengizinkan. Pokoknya dia tidak akan membiarkan Shangguan Qin kembali dan memerintahkan para pelayan untuk mengurung Shangguan Qin di kamar.
Dari memperhitungkan semua petunjuk, Li Bing cs menduga bahwa target berikutnya adalah pemilik kedai arak di dermaga.
Dan dugaan mereka benar, ada jejak-jejak air yang mereka temukan saat membuka kedai arak itu. Li Bing pun mengandalkan kekuatan indera penciumannya hingga mereka menemukan si bos kedai arak bersembunyi dengan gemetar ketakutan dan kedinginan di dalam kolam teratai.
Dia mengaku ada orang yang ingin membunuhnya, saat melarikan diri, dia terjatuh ke dalam kolam teratai. Orang itu juga melompat ke dalam kolam, makanya dia bersembunyi di dalam lumpur dan untungnya dia selamat berkat dedaunan teratai yang menutupinya.
Orang itu tidak bisa menemukannya, makanya orang itu kemudian kembali ke kedai arak untuk mencarinya dan meninggalkan jejak air di sana. Namun saat Li Bing mencoba mendekatnya, si bos kedai arak malah mendadak berubah menyerang Li Bing. Untungnya yang lain sigap mencegahnya, tapi si bos mendadak saja keracunan dan mati seketika.
Di dalam bajunya, mereka menemukan sebuah bola kuning kecil yang di dalamnya ada sebuah kertas yang lagi-lagi merupakan petunjuk berikutnya. Li Bing akhirnya sadar bahwa Raksasa Hitam sudah merencanakan segalanya dengan matang. Jadi meskipun mereka menemukan target, tetap saja mereka tidak akan bisa menyelamatkannya.
Yang membingungkan, kenapa Raksasa Hitam melakukan hal merepotkan seperti ini. Kalaupun dia ingin menghabisi Li Bing, maka seharusnya dia sudah bisa melakukannya saat Li Bing pingsan malam itu. Li Bing menduga bahwa dalang utama di balik semua inilah yang menyuruhnya melakukan itu agar mereka sulit membedakan mana benar dan salah. Para penjahat ini berniat membunuh orang-orang yang pernah mereka selamatkan untuk membuat mereka kalah telak.
Dari petunjuk baru itu, Sun Bao menyimpulkan bahwa target berikutnya pastilah istrinya Zhao Ru Yi. Namun karena Wang Qi juga khawatir tentang adiknya Pejabat Luar, jadi mereka pun berpencar. Sayangnya, lagi-lagi mereka terlambat. Istrinya Zhao Ru Yi sudah ditusuk dan mati saat mereka menemukannya. Namun ada satu pria yang ada di dekat Nyonya Zhao saat kejadian itu terjadi.
Sun Bao langsung emosi meyakini kalau dia benar-benar pembunuhnya, tapi Li Bing menyangkal, pembunuh yang sebenarnya sudah kabur. Sedangkan pria ini cuma seorang pencuri, makanya pria ini tetap ditangkap.
Tidak ada petunjuk apa pun yang ditinggalkan di tubuh korban, tapi mereka menemukan kantong uang milik Nyonya Zhao di baju si pencuri. Sepertinya Raksasa Hitam sengaja meninggalkan kantong uang ini untuk mereka, dan lagi-lagi, isinya adalah petunjuk berikutnya.
Wang Qi cs mendadak kembali dan melapor bahwa adiknya Pejabat Luar menghilang sejak kemarin. Hmm, apakah dia diculik Raksasa Hitam?
Tapi kalau dia diculik duluan, kenapa malah Nyonya Zhao yang dibunuh duluan? Ataukah mungkin ada yang salah dengan rencana Raksasa Hitam dan adiknya Pejabat Luar sebenarnya tidak berada di tangannya?
Tepat saat itu juga, Chen Shi mendadak datang dengan ceria tapi langsung ikut berlarian mencari adiknya Pejabat Luar bersama yang lain.
Di tengah jalan, Chen Shi melihat Paman Peramal hari ini tidak buka. Ah, Li Bing ingat kalau Chen Shi sering membawa adiknya Pejabat Luar main ke tempat Paman Peramal.
Li Bing pun langsung membawa Chen Shi ke rumahnya Paman Peramal dan menemukannya sudah mati terbunuh. Aww, Chen Shi sontak menangis sedih. Di tangannya, Paman Peramal menggenggam ramalan yang berbunyi 'Bahaya'.
Sedangkan adiknya Pejabat Luar, Li Bing temukan sedang sembunyi di dalam gentong. Dia sama sekali tidak tahu apa-apa, tetap ceria saat Li Bing menemukannya karena dia mengira kalau mereka lagi main petak umpet. Dia bahkan tidak tahu kalau Paman Peramal sudah mati.
Li Bing dan Chen Shi tidak ingin membuatnya sedih, makanya mereka berbohong kalau Paman Peramal sudah pergi dan Li Bing kemudian menyuruh Chen Shi untuk mengantarkannya pulang dulu.
Li Bing menduga kalau kemarin adiknya Pejabat Luar mungkin benar-benar bertemu dengan Raksasa Hitam lalu datang kemari mencari Paman Peramal. Lalu Paman Peramal membawanya bersembunyi di dalam gentong itu dengan alasan bermain petak umpet, makanya si adik selamat dari maut.
Tak lama kemudian, tim Mahkamah Agung datang untuk membawa pergi korban. Li Bing menemukan ada beberapa dokumen tentang kasus-kasus kriminal dan kompilasi ujian Mahkamah Agung.
Dari sinilah mereka baru mengetahui bahwa Paman Peramal ternyata dulunya pernah ikut ujian masuk Mahkamah Agung, namun sayangnya, dia tidak lulus. Makanya terpaksa ganti haluan menjadi peramal.
Semua orang benar-benar sedih dengan kematiannya, apalagi Chen Shi. Paman Peramal-lah yang selama ini selalu menyemangatinya untuk bisa lulus ujian MA dan menasehatinya untuk kembali saat dia ingin pergi dari Mahkamah Agung.
Namun tentu saja mereka tidak bisa bersedih terus menerus. Sekarang yang harus mereka lakukan adalah melindungi adiknya Pejabat Luar. Mereka tidak boleh menyia-nyiakan usaha Paman Peramal. Mereka pun membuat strategi dengan membuat Wang Qi menyamar jadi si adik.
Sedangkan Chen Shi ditugaskan menjaga si adik di Kediaman Li. Masalahnya, saat tengah bermain petak umpet, Chen Shi malah tidak bisa menemukannya di mana-mana yang jelas saja membuatnya panik dan langsung keluar mencarinya.
Dia tidak sadar bahwa si adik menemukan ruang rahasia secara tak sengaja dan di sanalah dia sedang bersembunyi. Makanya si adik mendadak jadi bingung sendiri saat mendengar Chen Shi keluar.
Namun alih-alih si adik yang berada dalam bahaya, malah Chen Shi sendiri yang sekarang menghilang entah ke mana. Waduh! Kayaknya diculik si Raksasa Hitam.
Si adik memberitahu yang lain tentang kronologi kejadian tadi dengan cara memperagakannya dan memperlihatkan ruang rahasia yang menjadi tempat persembunyiannya tadi dan bagaimana Chen Shi menghilang setelah hitungan ke-10.
Tempat ini mengingatkan Li Bing akan masa lalunya bersama ayahnya. Di sini pada malam naas itu, ayahnya tidak bilang ada masalah apa dan hanya menyuruhnya untuk segera meninggalkan Shendu. Sayangnya, malam itu juga, Ayahnya terbunuh.
Ingatan itu membuat Li Bing mulai meneliti ruang rahasia ini hingga dia menemukan satu dokumen yang menarik perhatiannya yang berjudul 'Kasus Pembunuhan di Gerbang Jalan'.
Entah apa isi dokumen itu, tapi itu sontak membuat Li Bing tercengang. Namun dia sengaja merahasiakannya dari yang lain, mungkin agar tidak membuat mereka cemas dan meyakinkan mereka bahwa Chen Shi pasti baik-baik saja mengingat tidak ada jejak perkelahian di sini.
Dia memerintahkan mereka untuk mengantarkan si adik kembali ke MA, sedangkan dia sendiri yang akan mencari Chen Shi. Dengan mengandalkan indera penciuman supernya, Li Bing bisa dengan cepat mendapatkan jejak si Raksasa Hitam.
Di tempat lain, Shangguan Qin diam-diam menyelinap masuk ke ruang kerja ayahnya, dan menyembunyikan dirinya di balik sekat saat mendengar ada suara-suara mendekat.
Menteri Shangguan masuk bersama seorang pria misterius, tapi obrolan mereka lebih mencurigakan lagi. Yaitu tentang tahanan penjara terpidana mati, dan juga tentang penyelesaian tugas terakhir di kediaman Menteri Ritus.
Hmm, sepertinya... Menteri Shangguan juga terlibat dalam kejahatan ini. Pria misterius itu juga meletakkan sebuah dokumen di atas meja.
Begitu mereka keluar, Shangguan Qin langsung membuka dokumen itu yang sontak membuatnya tercengang. Namun saat dia hendak membawanya pergi, dia kepergok ayahnya.
Shangguan Qin pun langsung mengonfrontasinya dan Menteri Shangguan santai mengakui kalau dia memang mengenal Raksasa Hitam. Ya, pria misterius tadi adalah Raksasa Hitam.
Dokumen itu adalah almanak dari tiap-tiap korban yang dibunuh Raksasa Hitam belakangan ini, dan Menteri Shangguan mengetahui segalanya, atau mungkin, dialah dalang utamanya?
Jelas saja Shangguan Qin sangat kecewa padanya ayahnya dan bertanya-tanya apakah Ayah juga yang memerintahkan pembunuhan ayahnya Li Bing tiga tahun yang lalu? Menteri Shangguan malah cuma diam saja yang jelas saja membuat Shangguan meyakini kalau dugaannya benar.
Setelah mengamankan si adik, tim Aula Mingjing berniat mencari Li Bing tapi malah mendapati berbagai almanak pemberian Raksasa Hitam sudah hilang.
Mereka seketika sadar bahwa pasti Li Bing yang mengambilnya dan sekarang dia pergi mencari Raksasa Hitam sendirian, tidak bilang ke mereka karena tidak ingin mereka terlibat dalam bahaya.
"Hakim Muda selalu seperti ini. Lagi pula, ini bukan urusannya sendiri."
Tiba-tiba ada orang melempar batu yang ada surat dibentuk burung. Isinya sepertinya sebuah puisi atau peribahasa. Alibaba yang selama ini memang suka bermain peribahasa, langsung bisa paham kalau itu dari Shangguan Qin yang menyuruh mereka untuk pergi ke kediaman menteri.
Kenapa Shangguan Qin menyuruh mereka pergi ke Kediaman Menteri? Kemungkinan ini berhubungan dengan Raksasa Hitam, mungkin maksudnya, dia tahu kalau kediaman menteri adalah tempat persembunyian Raksasa Hitam. Tapi kediaman menteri mana yang dimaksud?
Mengingat itu adalah tempat persembunyian penjahat, jadi Cui Bei menduga bahwa itu pastilah kediaman menteri yang sudah ditinggalkan karena si menteri terlibat kasus lama. Yang lain langsung mau pergi ke sana, tapi Alibaba lebih mengkhawatirkan Shangguan Qin dan memutuskan pergi sendiri ke kediaman Shangguan.
Shangguan Qin punya informasi penting tapi tidak memberitahu mereka secara langsung, malah menggunakan cara seperti ini. Makanya Alibaba yakin kalau Shangguan Qin pasti mengalami masalah.
Tapi bagaimana caranya bisa masuk ke kediaman Shangguan? Dia tidak mungkin bisa sembarangan masuk ke sana. Alibaba punya ide. Yaitu, menyamar jadi penjahat untuk memaksa Hu Shi menggambarkan peta Kediaman Shangguan.
Masalahnya, dia tidak sabaran dan akhirnya bersuara padahal dia punya dialek khas yang gampang dikenali dan jelas saja Hu Shi yang awalnya ketakutan, langsung berubah memukulinya dengan kesal.
Bersambung ke episode 8
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam