Sinopsis Snowfall Episode 4 - Part 1

Shen Zhi Heng dan Wei Lian sontak lari ke lantai atas dan menerobos kamar Mi Lan, dan menemukannya pingsan di lantai. Badannya demam tinggi, Wei Lian pun langsung menyuruh Shen Zhi Heng untuk membawanya ke rumah sakit.

Sehn Zhi Heng pun langsung menggendongnya pergi tanpa memedulikan omelan dan ancaman Nyonya Mi, bahkan langsung mendorongnya minggir dari pintu.

Jadilah sekarang Nyonya Mi melampiaskan amarahnya pada para pelayan dan mengancam Bibi Zhang untuk merahasiakan masalah ini dari Tuan Mi. Tapi syukurlah saat itu juga, dia langsung kena karma terpeleset dan jatuh bergulingan dari tangga. Wkwkwk! Kuapok!

Saat Mi Lan sadar, dia mendengar suara Shen Zhi Heng yang menjaganya dan memberitahunya bahwa dia berada di rumah sakit sekarang. Dia sendiri yang mengantarkan Mi Lan kemari.

Mi Lan lalu mengulurkan tangannya dan Shen Zhi Heng meraihnya lalu meletakkan tangan Mi Lan ke dahinya supaya Mi Lan tahu dan yakin kalau dia sudah sembuh total. 

Mi Lan pun senang, tapi dia juga menyesal karena tidak bisa merawat bunga pemberian Shen Zhi Heng dengan baik. Dia setulus hati minta maaf untuk itu.

"Tidak apa-apa, aku akan memberikannya lagi."

Mi Lan menolak, "ibuku tidak menyukainya. Dia akan menghancurkannya lagi."

"Apakah ibumu yang membuat rambutmu menjadi seperti ini?"

Mi Lan menyangkal, dia sendiri yang memotongnya. Soalnya ibunya sering menjambak rambutnya setiap kali memukulinya. Makanya dia potong supaya ibunya tidak bisa menjambaknya lagi.

Shen Zhi Heng prihatin mendengarnya, "namun rambut pasti akan tumbuh panjang lagi."

"Kalau begitu, nanti kupotong lagi."

Mendengar itu, Shen Zhi Heng lalu mengeluarkan sebuah stempel yang biasanya dipakai di percetakan korannya dan memberikannya pada Mi Lan. Stempel itu tertulis kata 'Janji', ini adalah lambang janjinya pada Mi Lan. 

Mereka berjodoh karena dia pernah menerima kebaikan Mi Lan saat dia berada dalam masa sulit. Maka kelak jika Mi Lan berada dalam kesulitan, Shen Zhi Heng janji tidak akan tinggal diam.

"Mi Lan, apakah kau percaya padaku?"

"Aku percaya padamu."

Bau darah para pasien di rumah sakit ini sebenarnya cukup mengganggu Shen Zhi Heng, membuatnya sangat tergoda untuk menerkam mereka bagai binatang buas. Namun untungnya dia berhasil mengontrol dirinya sendiri.

Begitu mendengarnya dirawat di rumah sakit, Jin Jing Xue langsung pergi mengunjungi Li Ying Liang. Namun tentu saja dia bisa langsung tahu dari luka-lukanya bahwa Li Ying Liang seperti ini karena ada orang yang mau membunuhnya.

Jing Xue benar-benar kesal, apa yang Li Ying Liang lakukan untuk Pengawas Chi sama sekali tidak ada untungnya. Yang ada malah mencemarkan nama baiknya.

Kenapa juga dia cuma ingin menjadi pejabat, pekerjaan lain kan banyak, yang penting bisa menghasilkan uang. Lebih baik Li Ying Liang pulang kembali padanya saja, dia janji akan menghidupi dan mengurus Li Ying Liang dengan baik sampai tua.

"Nona Kedua, apakah Nona salah paham tentangku?"

"Salah paham apa?"

"Aku ini orang, bukan kucing atau anjing."

"Aku tahu. Kau tidak selucu kucing dan anjing."

"Selain kebutuhan jasmaniku sendiri, aku juga harus berkeluarga dan menghidupi mereka. Apakah Nona Kedua juga akan menghidupi keluargaku?"

"Aku tidak akan menghidupi keluargamu, jadi aku melarangmu untuk menikah. Kau tetaplah berada di sisiku seperti saat masih kecil di Keluarga Jin."

Selama beberapa hari berikutnya, Shen Zhi Heng rutin mengunjungi dan menemaninya di rumah sakit. Membawakan bunga untuknya, membacakan berita koran untuknya, memperdengarkan kotak musik di telinganya, dan lain sebagainya. Dia benar-benar membuat Mi Lan bahagia.

Gui Sheng sekarang punya kabar terbaru tentang Shen Zhi Heng. Tentu saja, kabar yang dimaksudnya adalah tentang hubungannya dengan Mi Lan. Namun saat ini mereka masih belum tahu pasti detil hubungan kedua orang itu, tapi yang pasti, Shen Zhi Heng terlihat sangat peduli pada Mi Lan. 

Dia yang membawa Mi Lan ke rumah sakit dan dia juga selalu menemani Mi Lan di rumah sakit. Selain itu, Gui Sheng juga menempatkan mata-mata di rumah Shen Zhi Heng. Siapa lagi kalau bukan si pelayan baru, mereka pasti akan segera mendapatkan kabar darinya. 

Tiba-tiba Jing Xue datang lagi, kali ini dia membawakan jeruk potong khusus untuk Li Ying Liang dan langsung memaksa menyuapinya. Li Ying Liang hampir kesal dibuatnya, tapi terpaksa dia harus menurutinya. 

Dia berusaha memberi Gui Sheng isyarat untuk mengusir Jing Xue, eh Gui Sheng malah langsung keluar meninggalkan mereka berduaan. Parahnya lagi, Jing Xue dengan ceria mengumumkan bahwa dia mau datang setiap hari untuk merawat Li Ying Liang. Hadeh! Li Ying Liang jelas tidak menginginkan itu.

Maka begitu Jing Xue pergi, dia langsung menyuruh Gui Sheng untuk mengurus administrasinya sesegera mungkin. Pokoknya dia mau segera keluar dari rumah sakit. Tapi dia juga tidak mungkin bisa pulang karena sudah pasti Jing Xue akan mencarinya ke rumah. Jadi dia mau tinggal di rumahnya Gui Sheng saja.

Yang tidak dia sangka, rumahnya Gui Sheng ternyata bagus dan cukup luas, lebih bagus daripada rumahnya sendiri. Gui Sheng benar-benar baik banget sama dia.

Gui Sheng bahkan memberikan kasurnya dan selimut khusus untuknya, selimut merah yang biasanya dipakai untuk pengantin. Wkwkwk! Itu sebenarnya dibuat oleh ibunya Gui Sheng untuk hari spesialnya. Bahannya bagus dan berkualitas. Belum pernah dipakai, jadi Li Ying Liang pakai saja.

Saat Shen Zhi Heng hendak pulang dari rumah sakit, You Wen kebetulan datang untuk menjenguk seorang temannya yang patah kaki saat mendaki gunung. Temannya ini pernah mencari peramal beberapa hari yang lalu. Katanya peramal ini tahu segala hal duniawi dan sudah mengembara ke seluruh dunia. 

Peramal itu bilang bahwa akan ada kejadian buruk yang menimpanya yang akan membuatnya cedera tulang, eh beneran terjadi. Makanya You Wen berencana mencari peramal itu besok untuk meramal nasibnya juga. Hmm, menarik. Maka Shen Zhi Heng mendadak menyatakan bahwa besok dia akan mewakili You Wen untuk pergi mencari peramal itu. 

Pastinya dia melakukan ini demi mencari dan menemukan adiknya. Walaupun dia tidak tahu apakah dia akan mendapatkan hasil atau tidak, tapi dia harus terus mencoba dan tidak boleh kehilangan harapan.

Setibanya di depan Paviliun Tengyun tempat si peramal itu tinggal, terdengar suara  si peramal yang berkata bahwa dia sudah lama menunggunya dan langsung menyuruhnya masuk.

Suasana rumah itu agak seram dan ada burung gagak berbulu hitam putih di meja. Tiba-tiba si burung gagak itu terbang mengelilinginya sebelum kemudian menghilang lalu si peramal muncul dalam penampilan hitam putih juga.

Dia memperkenalkan dirinya adalah Tuan Mo (Ah! Dia anggota Keluarga Mo) dan langsung tahu kalau Shen Zhi Heng datang karena ingin mencari seseorang, padahal Shen Zhi Heng bahkan belum bilang apa tujuannya datang kemari.

Dia bahkan tahu kalau Shen Zhi Heng sudah hidup selama ratusan tahun. Orang sepertinya sudah pasti tidak lagi peduli dengan harta duniawi, jadi yang mengganggu pikirannya pastilah seseorang yang sangat penting baginya.

Jelas saja ucapannya itu membuat Shen Zhi Heng langsung waspada. Tuan Mo tampak jelas mengetahui apa yang ada di pikirannya, makanya dia langsung meyakinkan Shen Zhi Heng bahwa dia bukan musuh, dia tidak punya niat jahat terhadapnya.

"Aku mau mencari adik bungsuku. Namanya Shen Zhi Qian."

"Sebelum aku membantumu, ada yang ingin tanyakan dulu. Siapa yang mengubahmu hingga menjadi seperti ini?"

"Bibiku, Wei Qiu." 

"Ternyata Wei Qiu memang dari Tiga Keluarga Dunia Luar," komentar Tuan Mo.

"Tiga Keluarga Dunia Luar? Apa maksudmu?"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments