Di rapat keesokan harinya, Kanlaya seperti biasanya, pesimis dan sinis tentang inovasi terbaru desain proyek yang dikemukakan oleh Saruch. Pokoknya dia maunya tetap mempertahankan gaya lama dan tidak percaya dengan perubahan.
Namun untungnya Pak Bos menyetujui idenya Saruch, dia tidak mau terus-menerus melakukan hal yang sama, berpegang pada prestasi masa lalu hanya akan membuat mereka jadi malas.
Kalau Kanlaya dan tim pemasarannya tidak yakin dengan proyek ini, maka dia bisa merekrut tim pemasaran lain dari luar. Pfft! Kanlaya jelas tak senang, tapi apa boleh buat, terpaksa dia mengalah.
Namun selain urusan pekerjaan, sikap Petch pada Fah hari ini sangat dingin. Bahkan saat mereka berpapasan di luar, dia langsung berbalik menghindar tanpa mengucap sepatah kata. Fah kan jadi bingung dan kesal, sama sekali tidak mengerti kenapa hari ini Petch bersikap seperti itu. Ada apa dengan Petch hari ini? Dia hobi banget merajuk.
Makanya Fah langsung balas dendam dengan bersikap sama terhadapnya. Tak lama kemudian, Fah masuk ke ruangannya hanya untuk menyerahkan beberapa lembar kuisioner untuk konsep pernikahannya Phu, lalu setelah itu, dia langsung pergi begitu saja.
Fah bangga dengan dirinya sendiri, apalagi rencananya berhasil dengan cepat karena saat itu juga, Petch keluar untuk menyuruhnya masuk kembali ke ruangannya dan menyuruh Fah untuk menulis sendiri jawaban-jawaban dari kuisionernya.
"Apa itu ide yang bagus?" Fah ragu.
"Mengapa tidak? Apa mungin kau lebih suka jika Poom yang mengajakmu menemui mereka?" sindir Petch.
"Saya tidak keberatan siapa pun yang membawa saya," tegas Fah berusaha menahan emosi. "Saya hanya memerlukan sedikit informasi untuk mengerjakan ini."
Petch mendadak jadi merasa bersalah padanya, "aku minta maaf."
Fah tak mempermasalahkannya. Oke, kalau begitu, Petch akan memberitahu Fah lebih lanjut setelah dia membuat janji dengan Phu. Dia akan membawa Fah menemui mereka di istana Jutathep. OMG! Fah akhirnya akan memasuki istana Jutathep.
Nus cs sedang menggosipkan Kanlaya yang punya banyak musuh di kantor saat tiba-tiba saja Meena muncul membawakan sepiring cookie untuk Pak Bos. Ini bukan pertama kalinya Meena melakukan ini. Masalahnya, itu cookie manis banget.
Kalau Pak Bos memakan makanan seperti itu setiap hari, bisa-bisa Pak Bos bakalan kena banyak penyakit. Bahaya! Nus harus melindungi Pak Bos! Nus sontak mencegat Meena saat dia mau mengetuk pintu ruangan Pak Bos, dan jadilah kedua wanita itu perang mulut saling menyindir satu sama lain.
Keributan mereka terdengar oleh Petch yang langsung keluar dan Meena langsung mempersembahkan cookie-nya dengan gaya genitnya. Petch pun menerimanya... lalu langsung mentransfernya ke Nus dan menyuruh Nus membagi-bagikannya ke yang lain. Wkwkwk!
Dia bahkan tidak ingat siapa nama Meena tapi tetap berterima kasih dengan sopan, dan meminta Meena untuk tidak lagi membeli cookie di toko itu, soalnya cookie-nya kemanisan. Meena mengklaim kalau dia membuatnya sendiri, tapi siapa juga yang percaya, lah wong bungkusnya dibuang di tempat sampah pantry. Wkwkwk!
Lagipula, percuma juga Meena ngotot ngasih cookie ke Pak Bos, soalnya Pak Bos tuh sukanya kue-kue tradisional Thailand. Seperti misalnyam kue tradisional yang dijual di toko makanan keluarganya Fah.
Pak Bos suka banget. Setiap kali Fah membawa kue tradisionalnya ke kantor, Pak Bos bahkan tidak mau berbagi dengan yang lain. Mending dia bawa balik saja nih cookie-nya, mereka tidak mau kena diabetes.
Hari ini Fah mengawasi interview-nya Ploy untuk promosi mereka. Saat pewawancara menanyakan siapakah inspirasinya Ploy sehingga dia menjadi wanita mandiri dan hebat seperti ini, Ploy dengan tulus menjawab, ibunya.
Ibunya adalah panutan yang sempurna. Jawaban itu sontak membuat Fah sedih mengingat bagaimana ibunya tidak pernah bisa menjadi panutan yang baik untuknya. Ploy berkata bahwa bukan hanya ibunya, para bibinya, para menantu Jutathep, juga merupakan panutan yang baik untuknya.
Mereka semua sangat baik, semuanya memiliki kelebihan mereka sendiri-sendiri. Mereka semua mengajari anak-anak mereka untuk menjadi orang baik dan memperlakukan orang lain dengan baik. Aww, dia benar-benar tumbuh di keluarga yang baik dan bahagia, kebalikan total dari Fah.
Tak lama kemudian, Petch memanggilnya. Dia kira ada apa, ternyata karena ada Poom yang langsung mengajaknya makan bersama. Waduh! Di depan Petch lagi ngomongnya, Fah kan jadi tidak enak. Dia berusaha menolak dengan alasan punya banyak pekerjaan dan langsung melirik Petch seolah meminta bantuannya, tapi Petch malah mengizinkan mereka pergi walaupun sebenarnya dia juga tidak rela.
Dia bahkan berniat memberi Fah cuti setengah hari biar dia bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Poom, tapi Fah refleks menolak. Poom yang memahami kegalauan mereka, langsung mengusulkan agar Petch ikut makan bersama mereka saja, sekalian dia yang traktir mereka. Untungnya Petch setuju.
Jadilah mereka makan bertiga. Poom mengaku bahwa akhir pekan ini dia tidak bisa libur, jadi tidak bisa mengajak Fah keluar lagi. Fah malah kayaknya senang. Tidak apa-apa, lagipula, dia sendiri ada kerjaan lain yang harus dia lakukan akhir pekan ini. Bukan kerjaan kantor sih, melainkan mengurusi konsep pernikahannya Phu.
Petch mendadak lebih bersemangat sekarang, merasa dirinya di atas angin karena akhir pekan nanti dia bisa menghabiskan waktu bersama Fah sedangkan Poom tidak bisa. Dia akan membawa Fah ke istana Jutathep. Wah! Seorang Asira Jutathep akan membawa seorang wanita ke istana? Ini pertama kalinya, belum pernah terjadi sebelumnya. Sesuatu banget nih.
Chavit ikut bergabung tak lama kemudian, maka Fah pun pamit duluan, dia harus kembali bekerja. Poom mau mengantarnya. Melihat itu, Chavit secepat kilat mencegahnya dan menyuruh Petch untuk balik kerja juga, alias pergi bersama Fah. Namun Petch malah ragu, jadilah Fah balik sendiri. Hadeh!
Saat Petch dan Poom kembali ke kantor tak lama kemudian, mereka tak sengaja berpapasan dengan Lisa dan Saruch yang juga baru balik dari makan siang bersama.
Namun saat Poom menjabat tangan Saruch, dia mendadak mendapat firasat buruk (nih orang cenayang atau apa?). Namun tentu saja dia tidak mengungkapkannya terang-terangan dan tetap ramah pada Saruch.
Petch yang memperhatikannya sedari tadi, langsung sadar kalau Poom pasti merasakan sesuatu dari Saruch. Dia sendiri juga punya firasat tidak enak tentang Saruch, hanya saja dia tidak begitu yakin juga.
"Kurasa kau harus mengawasi mereka," saran Poom.
Malam harinya, Saruch mengeluh ke Lisa tentang pekerjaannya karena dia merasa tidak terlalu cocok dengan tim JT Property. Hanya Petch satu-satunya yang memahami desainnya, tapi para insinyur lainnya tidak setuju tentang segala hal.
Dia jadi curiga bahwa mungkin sebelumnya sudah ada arsitek lain yang sudah membuat kesepakatan dengan mereka, tapi dia malah menggantikan orang tersebut. Makanya semua orang bersikap seperti ini terhadapnya.
Dia tidak berani ngomong ke Petch, takutnya dia bakalan semakin dicecar dan dikatai bermulut besar. Bagaimanapun, dia orang baru di sini. Mengadu ke Bos hanya akan membuat pekerjaannya jadi tambah sulit.
Lisa prihatin mendengarnya, kalau begitu, biar dia saja yang nanti akan bicara pada Petch. Petch pasti akan mendengarkannya. Saruch tersentuh mendengarnya dan langsung mengelus sayang kepala Lisa. Hmm, apakah dia beneran pria sebaik ini? Tapi kenapa para pria punya firasat buruk tentangnya?
Petch stres, makanya dia mengajak Chavit main basket. Tapi tentu saja Chavit memahami sumber masalahnya, apalagi kalau bukan tentang kedekatan Fah dan Poom. Chavit yakin kalau Fah menyukai Petch. Chavit yakin seyakin-yakinnya kalau Fah tidak menyukai Poom, jadi kenapa dia malah memberi kesempatan pada Poom?
Petch galau. Dia dan Fah tidak punya hubungan spesial apa pun, jadi dia tidak punya hak untuk mencegah kedekatan hubungan Fah dengan Poom. Jika ternyata Fah tidak memiliki perasaan terhadapnya, maka dia hanya berharap Fah bisa lebih bahagia dari sekarang. Poom sendiri membingungkan. Dia bilang belum merayu Fah, tapi nalurinya menyuruhnya untuk tetap dekat dengan Fah.
Chavit rasa, Poom mungkin saja akan melakukan itu mengingat Fah cantik banget. Tapi dia masih sangat yakin bahwa orang yang disukai Fah tuh Petch. Masalah kenapa Fah memberi kesempatan pada Poom, itu harus Petch cari tahu sendiri. Dia pasti punya alasan. Jadi Petch tidak boleh menyerah sebelum dia mengetahui keseluruhan kebenarannya. Terus, di mana Poom sekarang.
"Dia sedang mengantarkan Fah pulang."
Lah, gimana sih. Petch bodoh banget, bisa-bisanya dia membiarkan pria lain mengantarkan wanitanya. Kenapa dia begitu tidak mementingkan dirinya sendiri? Pantas saja dia stres sekarang.
Dia langsung mengharap mereka bakalan keluar lagi akhir pekan nanti, dan langsung tak senang begitu mendengar Poom tidak ada waktu untuk itu dan Fah ada rencana lain, bahkan langsung memberondong Fah dengan berbagai pertanyaan tentang rencana lainnya itu. Dia mau pergi ke mana? Ngapain? Sama siapa?
Fah terlalu takut untuk menjawabnya, maka Poom yang langsung memberitahunya bahwa Fah akan pergi ke istana Jutathep untuk mengatur pernikahan sepupunya, Phu.
"Karena kau akan pergi ke sana, bagaimana kalau kau bertemu dengan orang tuaku?" usul Poom.
Fah sontak galau melirik ibunya yang menatapnya dengan tajam, jelas kalau Rumpa sedang memberi Fah isyarat untuk pergi ke sana dan bertemu dengan Ronnaphee.
Bersambung ke episode 7
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam