Sinopsis White Cat Legend Episode 24 - Part 1

Tim Aula Mingjing jelas sedang menyelidiki segala keanehan yang belakangan ini muncul, tapi semua orang menyelidiki sendiri-sendiri dan berusaha menyembunyikan informasi dari satu sama lain... kecuali Wang Qi dan Sun Bao yang tak sengaja bertemu di jalan saat mereka sedang melakukan penyelidikan masing-masing.
 
Bukan cuma mereka, bahkan Li Bing pun merasa kalau semua kasus yang mereka tangani sejak dia kembali, seperti sudah diatur oleh seseorang, dan yang dia curigai pastinya, Setangkai Bunga.

Dia yakin kalau Setangkai Bunga belum mati, cuma sedang menyembunyikan diri saja. Sejak kasus di dermaga, Setangkai Bunga selalu samar-samar menyembunyikan diri dan hanya meninggalkan sedikit jejak. Dia sangat yakin bahwa Setangkai Bungalah yang ada di belakang semua ini.

Li Bing yakin kalau tulang penambah khasiat inilah yang pernah muncul di perang negara di Lembah Huangsha. Semua kasus adalah kasus yang sama. Setangkai Bunga bukan hanya dalang di balik semua ini, tapi juga orang yang ingin menemukan misteri.Setangkai Bunga memberinya petunjuk sedikit demi sedikit dengan tujuan agar dia membantunya menemukan kebenaran.
 

 
Chen Shi mencoba menyarankannya untuk memberitahu yang lain tentang masalah ini agar mereka bisa membantunya, tapi tentu saja Li Bing menolak.

Memikirkan orang lain selain Chen Shi mengetahui rahasianya, membuat Li Bing khawatir dan takut. Makanya lebih baik dia menyelidiki masalah ini sendiri. Dia sendiri yang akan mengungkapkan misteri ini.
 

Kasus baru, korban baru. Penjagal Zhao ditemukan mati mengenaskan dalam keadaan gigi ompong di sebuah penginapan di daerah utara, padahal toko dagingnya dia berada di daerah selatan. Namun Li Bing diam saja, pura-pura tak mengenal korban.

Pembunuhnya (yang sudah pasti adalah Setangkai Bunga) meninggalkan sebuah surat yang menyatakan bahwa kasus ini hanya bisa dipecahkan oleh Aula Mingjing.

Menurut bos penginapan, Penjagal Zhao datang ke sana hanya membayar uang sewa sehari tanpa membawa barang apa pun. Sungguh aneh, kenapa pula orang lokal tinggal di penginapan yang berada di daerah seberang tanpa alasan?

Apakah mungkin Penjagal Zhao mau melakukan sesuatu atau mau menemukan seseorang yang tidak bisa leluasa di lakukan di area tempat tinggalnya?

Kalau benar dia menemui seseorang, berarti orang ini jelas bukan orang biasa. Pembunuhannya dilakukan dengan sangat rapi, bahkan orang-orang di kamar sebelah saja tidak mendengar suara apa-apa. Pembunuhan seperti ini jelas tidak bisa dilakukan oleh orang biasa.

Apakah mungkin pembunuhnya sama dengan pembunuh si tukang di penjara? Tapi bukannya orang itu sudah mati terbakar dan Li Bing sendiri yang menyaksikannya?
 

Belum juga selesai membahas masalah ini, mendadak Lai Zhong Shu muncul dan mengabarkan bahwa kasus ini akan diambil alih oleh Pengawal Kerajaan karena kasus ini berada di bawah yuridiksi mereka.

Semua orang langsung protes, tapi Li Bing dengan santainya menyerahkan kasus ini ke mereka. Lalu setelah itu, Li Bing mengumumkan kalau dia mau pulang kampung beberapa hari untuk hari peringatan kematian ayahnya. Jadi selama dia pergi, dia menyerahkan Aula Mingjing ke Shangguan Qin.
 
 
Dia juga mengajak Chen Shi ikut dengannya. Namun begitu berdua saja dengan Chen Shi, Li Bing baru mengaku bahwa itu cuma alasannya untuk meninggalkan Shendu.

Seperti yang dia bilang, dia sendiri yang akan menyelidiki kasus ini. Dia khawatir akan membuat yang lain dalam bahaya jika dia mengikutsertakan semua orang di Aula Mingjing. Selain itu, dia juga belum siap untuk membiarkan mereka mengetahui rahasianya.

Dia sengaja mengalah pada Pengawal Kerajaan karena dia curiga kalau Jenderal Qiu mengetahui sesuatu. Awal mula semua ini adalah dari Lembah Huangsha semasa perang dan Jenderal Qiu juga pernah berperang di sana. 

Dan fakta kalau Jenderal Qiu selalu menghambatnya setiap kali ada kasus yang berhubungan dengan Setangkai Bunga, jelas sangat mencurigakan bagi Li Bing. Dia mau tahu apa yang sebenarnya diketahui oleh Jenderal Qiu.
 


Dia mau keluar kota karena petunjuk kasus ini mengarah ke luar kota. Li Bing mendapatkan petunjuk itu di antara lelehan lilin yang ada di penginapan. 

Lebih tepatnya, petunjuk itu adalah lak, minyak lilin yang digunakan untuk menyegel surat resmi. Lak di setiap pos peristirahatan berbeda-beda, dan lak ini berasal dari luar kota. Lebih tepatnya, ini lak dari pos 90 Km.


Li Bing dan Chen Shi pun pergi berdua saja dengan Chen Shi yang jadi kusir kereta kudanya Li Bing. Setelah beberapa lama, Chen Shi pun menghentikan kereta kuda di pinggir sungai untuk beristirahat.

Li Bing dan Chen Shi memiliki satu kesamaan, mereka sama-sama pernah melewati jalan ini dulu. Chen Shi melewatinya waktu berjalan ke Shendu, sedangkan Li Bing melewatinya sewaktu mengantarkan jenazah ayahnya kembali ke kampung halaman. Li Bing juga pernah melewati pos 90 Km, makanya dia bisa langsung tahu tentang lak ini.
 
 
Mengingat kenangan masa lalu membuat Li Bing jadi sedih. Kebetulan waktu itu musim dingin, salju begitu tebal sepanjang jalan saat dia mengantarkan jenazah sang ayah.

Hanya dia yang mengantarkan kepergian ayahnya. Maklum, ayahnya adalah orang jujur. Orang jujur biasanya memang punya banyak musuh di pemerintahan, makanya tidak ada seorang pun yang mengantarkan kepergiannya.

Eh, sebentar. Li Bing baru ingat kalau waktu itu dia melihat ada satu orang di kejauhan. Dia tidak tahu siapa orang itu dan tidak melihat wajahnya dengan jelas juga, tapi dia menduga kalau orang itu adalah orang MA karena orang itu punya kembang api MA. 

Orang itu berdiri di sana dan menyalakan kembang api MA di tengah jalan, sepertinya untuk mengantarkan kepergian ayahnya. Ya, setidaknya ada satu orang yang mengantarkan kepergiannya.
 

Dia lemah dan sakit-sakitan sejak kecil, makanya saat ayahnya tiba-tiba meninggal, dia seketika mengalami perubahan drastis yang membuatnya sempat mengira kalau dia bakalan mati muda dan tidak akan sempat untuk membalaskan dendam ayahnya.

Siapa sangka akan terjadi berbagai peristiwa yang akan mengubah segalanya, ditakdirkan bertemu dengan Chen Shi dan sekarang dia bisa kembali ke MA dan bertemu dengan orang-orang Aula Mingjing.

"Aku sebelumnya tidak pernah menyangka, aku orang dari desa, bisa masuk ke Mahkamah Agung."

"Kalau begitu, maaf, aku yang melibatkanmu."
 


Bukan begitu maksud Chen Shi. Maksudnya tuh pertemuan mereka adalah takdir. Li Bing langsung suka mendengar pilihan katanya, Chen Shi sudah banyak berkembang sekarang, setidaknya lebih bagus daripada Alibaba yang suka ngomong peribahasa tapi susunan kalimatnya kacau. 

Dulu sebelum ke Shendu, Chen Shi sama sekali bisa membayangkan seperti apa Shendu itu. Di satu sisi dia takut bertemu masalah, tapi di sisi lain juga berharap bertemu sedikit masalah.

Siapa sangka, sesampainya di Shendu, dia bertemu dengan kucing besar dan pintar, bisa menyalakan kembang api dan memecahkan kasus.
 
 
"Dua hari lagi ada penilaian di Mahkamah Agung, apa kau yakin bisa lulus?" tanya Li Bing.

"Aku... tidak tahu. Bisa... jadi."

"Pokoknya aku tidak peduli. Sebelumnya aku pernah bilang, kau itu cocok tinggal di Mahkamah Agung. Jangan sampai mengecewakanku."

Bagaimanapun hasil penyelidikan kasus ini nanti, tak peduli kapan Chen Shi akan menemukan kakaknya, Li Bing sungguh-sungguh berharap Chen Shi akan tetap tinggal dan memecahkan kasus di Mahkamah Agung.

Ah, Chen Shi punya ide bagus. Nanti kalau dia sudah menemukan kakaknya, dia dan kakaknya bisa sama-sama ikut ujian Mahkamah Agung.

Mengalihkan topik kembali ke kasus ini, Chen Shi bingung kenapa Li Bing tidak mau menyelidiki kasus ini bersama anggota mereka yang lain. Jika Li Bing bisa mempercayainya, maka seharusnya Li Bing juga harus percaya pada yang lain. Bagaimanapun, Li Bing lah yang membangun kembali Aula Mingjing. Kalau Li Bing tidak mempercayai anggota timnya sendiri, berarti mahkamah Agung juga tidak layak dipercaya.
 

Saat tengah memikirkan ucapan Chen Shi itu, Li Bing mendadak mendengar suara derap langkah kuda. Ada orang yang mengikuti mereka.

Ada dua orang yang tampak tengah mengintai mereka. Li Bing pun langsung menggunakan kekuatan supernya untuk menyingkirkan kedua orang itu, lalu mencuri satu kuda mereka dan mengajak Chen Shi pergi dari sini secepatnya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments