Sinopsis White Cat Legend Episode 22

Gara-gara itu, toko garam terpaksa harus ditutup dan tim Aula Mingjing datang tak lama kemudian untuk investigasi. Di tangan korban ditemukan semacam bekas cakaran atau sayatan cukup banyak.

Dilihat dari situasi TKP, sepertinya korban dilukai di tempat lain lalu kemudian kabur dari penyerangnya dan masuk ke gudang garam lewat tangga yang berada tepat di jendela belakang gudang garam.

Namun sayangnya, jejak-jejak darah dengan cepat menghilang di jalan, karena pastinya, sudah tersapu oleh banyak langkah orang dan kereta kuda yang berlalu-lalang.

Tiba-tiba ada sekumpulan anak kecil lewat yang kompak menyanyikan sajak agak seram itu. Alibaba seketika merasa aneh dengan sajak itu karena setiap liriknya sepertinya mengacu ke beberapa kasus yang mereka tangani sebelumnya, kecuali lirik bagian terakhir. Apakah mungkin lirik bagian terakhir itu mengacu ke kasus yang akan datang?

Sayangnya, Wang Qi dan Sun Bao sama sekali tidak merasa ada yang aneh dan meyakini kalau itu cuma sajak anak-anak yang dibuat-buat.

Li Bing membawa Chen Shi ke ruang otopsi untuk memeriksa mayat sekali lagi. Menurut pemeriksaan koroner, korban mati karena kehabisan darah melalui banyaknya luka sayatan di tangannya, makanya mayatnya sangat putih.

Bagian jari-jarinya tampak agak sedikit kapalan yang menunjukkan korban sering berhubungan dengan jarum dan gunting. Jadi kemungkinan besar, dia adalah seorang penjahat.

Tapi belum juga selesai, tiba-tiba saja petugas MA lain muncul mengabarkan adanya korban satu lagi. Polanya sama, korban kedua ini juga wanita dan memiliki luka sayatan cukup banyak di tangannya.

Yang menemukan korban kedua adalah seorang pencerita dongeng yang biasanya bekerja di kedai teh milik korban. Bedanya dengan yang pertama, korban kedua ini mati di dalam kedai tokonya, jadi tidak jejak pengejaran. Tidak ada yang melihat korban setelah dia menutup toko kemarin.

Menurut informasi dari pemilik kedai mie, Korban Kedua ini biasanya mengenal banyak orang karena dia juga merangkap jadi mak comblang. Jadi, entah dia punya musuh atau tidak. 

 

Tak lama kemudian, mereka menemukan toko jahit milik Korban Pertama. Sepertinya bisnisnya cukup bagus dilihat dari kain-kain berkualitas yang digarapnya.

Namun jelas toko ini sudah cukup lama ditinggalkan dilihat dari banyaknya debu, dan Li Bing menemukan catatan toko yang membuatnya tahu bahwa toko ini sudah tidak diurus selama tiga hari. Sepertinya korban pergi dengan tergesa-gesa karena masih ada pekerjaannya yang belum selesai. 

Namun yang paling menarik perhatian adalah sebuah baju yang ukurannya sangat panjang, sepertinya pemilik baju ini sangat tinggi, mungkin kurang-lebih, 2 meter. Tapi anehnya, tidak ada nama pelanggan di baju ini, berarti mungkin ini baju milik saudara atau keluarganya sendiri.


Tetangga sekitar kedua korban sama-sama mengklaim bahwa mereka sama sekali tidak melihat ada keanehan pada kedua korban. Pembunuhnya sungguh misterius. Li Bing yakin kalau kedua pembunuhan ini sudah direncanakan sejak lama, pembunuhnya pasti sangat memahami kedua korban.

Hasil penyelidikan Cui Bei membuat kasus ini jadi semakin rumit karena ternyata dua tahun yang lalu pernah ditemukan mayat seorang wanita muda yang juga mati karena kehabisan darah, namun kasus itu masih belum terpecahkan sampai sekarang.

Wang Qi cs mendadak menangkap seorang pria sangat tinggi yang kedapatan mencuri dari toko korban pertama. Namun yang tidak mereka sangka, pria tinggi itu bukan pencuri, melainkan anaknya korban pertama.

Dulunya hubungan ibu dan anak itu tidak pernah dekat, baru belakangan ini Korban Pertama mulai mendekati putranya kembali, mungkin karena khawatir tidak akan ada orang yang akan memakamkannya kalau dia mati nanti.

Namun dia benar-benar bukan pembunuh ibunya sendiri, dia masuk ke toko hanya untuk mengambil beberapa aksesoris. Mengenai apakah ibunya punya musuh, dia menduga kalau musuh ibunya mungkin adalah Niu'er, seorang pemilik rumah judi. Ibunya pernah bertengkar dengan Niu'er karena dia punya hutang di rumah judi itu.

Mereka pun pergi ke rumah judi yang dimaksud, tapi tidak mendapati ada yang mencurigakan, hutangnya juga sudah dibayar sejak setengah bulan yang lalu. Jadi tidak mungkin pemilik rumah judi pelakunya, alibinya juga kuat.

Namun menurut informasi lain, Korban Pertama seharusnya sudah tidak punya uang tabungan setelah menghabiskan seluruh hartanya untuk membeli toko jahitnya. Uang yang dia dapatkan dari hasil menjahit pun, seharusnya tidak cukup untuk membayari hutang putranya beserta bunganya yang tinggi.

Maka mereka pun menanyai para tetangga lagi untuk mencari tahu dari mana korban pertama mendapatkan uang untuk bayar hutang. Dari salah satu pelanggan jahit-lah, Wang Qi dan Sun Bao mengetahui bahwa ternyata Korban Pertama pernah memiliki seorang murid bernama Sun Xiao Ying, seorang gadis yatim piatu yang sangat terampil, berbakat dan pintar.

Tapi sejak setengah bulan yang lalu, Sun Xiao Ying sudah tidak bekerja di sana, Korban Pertama pernah bilang kalau Sun Xiao Ying sudah menikah. Hah? Setengah bulan yang lalu? Aneh sekali, waktunya berbarengan dengan waktu Korban Pertama membayari hutang anaknya.

Tak lama kemudian, Alibaba mendapatkan informasi lain yang lebih penting. Ternyata bisnis sampingan Korban Kedua itu bukan mak comblang, melainkan perdagangan manusia. Bahkan katanya dia punya tempat khusus untuk mengurung gadis-gadis muda.

Ah! Sekarang hubungan kedua korban mulai jelas. Korban Pertama pasti menjual Sun Xiao Ying ke Korban Kedua untuk membayari hutang anaknya.  Makanya Wang Qi dan Sun Bao yakin kalau pembunuh kedua korban pastilah Sun Xiao Ying untuk membalas dendam.

Tak lama kemudian, mereka menemukan dan menggeledah sebuah tempat di mana Korban Kedua mengurung para gadis. Li Bing menemukan sebuah dokumen yang disembunyikan di dalam bantal, dokumen itu adalah catatan bisnis lengkap perdagangan gadisnya.

Dari situ pula mereka menemukan nama seorang pria yang dicurigai sebagai pembelinya Sun Xiao Ying. Namun saat mereka menemui pria itu, pria itu mengaku bahwa waktu itu dia gagal membeli kedua gadis itu.

Awalnya sebenarnya mereka sudah sepakat, tapi Korban Kedua mendadak ingkar janji gara-gara ada orang lain yang membayar lebih banyak.

Dia juga pada akhirnya tidak keberatan karena korban kedua memberinya ganti rugi yang jauh lebih besar.
Dia tidak tahu siapa yang sebenarnya membeli kedua gadis itu, tapi dia yakin kalau si pembeli itu sudah rugi besar karena kemudian dia dengar kalau kedua gadis itu kabur.

Wang Qi jadi semakin yakin kalau Sun Xiao Ying pastilah pembunuhnya, tapi Cui Bei tak yakin karena alasan balas dendam itu menurutnya terlalu remeh untuk pembunuhan sesadis ini.

Selain itu, Cui Bei juga masih meyakini kalau kedua pembunuhan sekarang ada hubungan dengan pembunuhan dua tahun yang lalu, sedangkan Sun Xiao Ying bahkan belum berada di Shendu dua tahun yang lalu.

Namun fakta kalau Sun Xiao Ying memang yang paling mencurigakan, membuat Li Bing meyakini kalau dialah kunci dari kedua kasus ini, dan mungkin, gadis yang bersama Sun Xiao Ying juga.

Menurut informasi yang Cui Bei dapatkan, para gadis yang ada dalam daftar, kecuali Sun Xiao Ying, adalah para budak. Jadi seharusnya sulit bagi mereka untuk keluar kota.

Memikirkan dari sudut pandang pelaku, Sun Bao yakin kalau satu-satunya cara seharusnya adalah bersembunyi sembari mencari kesempatan untuk melarikan diri. Tempat terbaik adalah di tempat yang familier. Semakin berbahaya, justru akan semakin aman.

Li Bing langsung punya ide ke mana harus mencarinya. Yaitu salah satu properti milik Korban Kedua yang letaknya paling dekat dengan gerbang kota. Dan yups! Tebakannya benar, di sana lah akhirnya menemukan seorang gadis sedang bersembunyi di kolong kasur, tapi dia bukan Sun Xiao Ying, melainkan Liu'er, gadis kedua yang bersama Xiao Ying. Namun sekarang dia sendirian dan mengaku bahwa Xiao Ying sebenarnya tidak bisa kabur.

Liu'er bercerita bahwa setelah korban kedua menemukan pembeli yang cocok waktu itu, dia dan Xiao Ying dibawa ke suatu tempat untuk menemui si pembeli. Namun mereka sama sekali tidak tahu di mana tempatnya karena mata mereka sama-sama ditutup sepanjang jalan. Namun dari suara-suara sekitar, Liu'er menduga kalau tempat itu mungkin rumah bordil.

Namun yang paling aneh dan misterius adalah pembeli mereka. Karena si pembeli itu tidak memilih gadis berdasarkan kecantikan, melainkan dari baunya. Hah? Selain mereka berdua, juga ada beberapa gadis lainnya yang juga sama-sama ditutup matanya, dan pembeli aneh itu mengendusi mereka satu per satu sebelum kemudian memutuskan untuk memilih Xiao Ying dan Liu'er.


Mata mereka terus ditutup bahkan setelah keluar dari rumah bordil dan sepanjang perjalanan kereta. Tapi ada orang yang mengikuti mereka sepanjang jalan. Orang itu lalu menarik gaun Liu'er dan membawanya turun dari kereta. 

Dia tidak tahu siapa orangnya karena suasana malam yang sangat gelap dan orang itu juga menutupi wajahnya. Namun seingatnya, setelah orang itu melihat wajahnya dengan jelas, dia sedikit terpana dan sedikit kecewa. Ah, berarti dia salah menyelamatkan orang. 

Lalu orang itu ingin mengejar kereta kuda yang membawa Xiao Ying, tapi kereta kuda itu sudah pergi jauh. Bisa dipastikan kalau orang itu pria, dan pria itu langsung pergi meninggalkannya sendirian di sana setelah menyadari kalau dia sudah salah menyelamatkan orang.

Tak lama kemudian, mendadak ada kejadian tak terduga. Seorang pejalan kaki tak sengaja menemukan satu mayat wanita di sebuah tanah lapang.

Namun saat petugas pemerintah memeriksa TKP, mereka justru mendapati bahwa tempat ini adalah kuburan massal yang para korbannya mati dengan cara yang sama, disayat-sayat bagian lengannya dan mati kehabisan darah, dan semuanya wanita muda.

Kondisi mayat berbeda-beda, ada yang masih baru, ada sudah mulai membusuk, ada juga yang sudah jadi tengkorak. Jelas ini menunjukkan kalau pembunuhan ini sudah dilakukan sejak lama.

Tapi apa tujuan pelaku menyayat-mayat tangan para korban? Alibaba jadi curiga kalau pelaku mengambil darah para korban untuk menghisapnya. Dia pernah dengar bahwa di Daerah Barat ada orang yang menghisap darah wanita muda agar bisa terlihat awet muda. Sepertinya kasus ini adalah yang dimaksud dalam lirik terakhir sajak anak-anak itu.

Namun Li Bing meyakini bahwa kasus para wanita ini dan dua kasus terakhir kemungkinan beda pelaku walaupun mungkin semua kasus ini saling berhubungan. Dia Masih yakin kalau kedua kasus terakhir, ada hubungannya dengan Sun Xiao Ying.

Namun kemudian Wang Qi tak sengaja menemukan bulu kucing di sepatu salah satu. Tapi yang lebih aneh, sepatu semua mayat masih lengkap. Jadi sepatu ini milik siapa? Wang Qi dengan cepat mengetahui bahwa sepatu itu adalah milik Sun Xiao Ying. Hmm, apakah dia juga sudah meninggal dunia?

Cui Bei jadi menduga-duga bahwa pelaku dua kasus terakhir ini, kemungkinan pelakunya adalah pria yang awalnya berniat menyelamatkan Sun Xiao Ying, tapi karena dia gagal dan Xiao Ying mati, jadi dia membunuh kedua korban untuk membalas dendam.

Menurut Alibaba, jika tujuan si pembunuh benar-benar membalaskan dendam Xiao Ying, maka seharusnya target utamanya adalah orang yang meminum darah itu. 

Berarti target utama mereka juga seharusnya menemukan orang itu. Kalau begitu, mereka bisa memulainya dengan mencari rumah bordil yang dikatakan Liu'er.

Karena terlalu sulit mencarinya satu per satu, jadi mereka meminta Liu'er untuk mengidentifikasi bau dupa yang pernah dia cium di rumah bordil itu. Setiap rumah bordil memiliki dupa sendiri-sendiri, makanya gampang saja membedakannya dan untungnya Liu'er masih mengingat bau dupa waktu itu.

Lucunya, Alibaba langsung bisa tahu dupa mana yang dipakai di rumah bordil mana. Pfft! Kayaknya dia sering pergi ke berbagai rumah bordil.

Li Bing pun membawa hampir semua anak buahnya, kecuali Cui Bei yang dia perintahkan menjaga Liu'er di sini. Tapi tentu saja mereka tidak bisa masuk ke sana dengan memakai seragam MA, jadi mereka semua menyamar dan bersandiwara datang ke sana untuk menjual gadis, tapi gadis yang mau mereka jual adalah Wang Qi yang menyamar. Pfft! 

Tapi siapa sangka, ternyata tidak mudah juga untuk menjual gadis di sana karena itu rumah bordil resmi dan calon penjual juga harus punya dokumen resmi.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

0 Comments