Sinopsis White Cat Legend Episode 21 - Part 2

Wakil Menteri-lah yang membunuh Zhao Ru Yi dan Wu Liu lalu memfitnah Xu Hu. Malah, Wu Liu sebenarnya adalah orangnya Wakil Menteri sejak awal.


Li Bing sebenarnya sudah merasakan keanehan mereka sejak dia menginterogasi Wu Liu karena Wu Liu beberapa kali melirik Wakil Menteri dan langsung menurut begitu Wakil Menteri membentaknya untuk bicara.

Sejak pertama kali Zhao Ru Yi dipenjara, Wakil Menteri mengirim Wu Liu ke penjara yang sama dengan Ru Yi untuk mengawasinya. Sehingga saat Zhao Ru Yi menemui Wu Liu, Wakil Menteri pun bisa langsung menemukannya dan terlibat dalam kasus ini secara logis.

Alasan Wakil Menteri melihatkan MA dalam kasus ini semata-mata hanya untuk memanfaatkannya dan Sun Bao untuk menemukan Xu Hu.

Wakil Menteri-lah yang sebenarnya malam itu menyandera Paman Yang. Sejak awal dia sudah mengatur para anak buahnya di sekitar lokasi dan menunggu kesempatan agar bisa melakukan penangkapan dengan cepat. Buktinya?... bekas gigitan Paman Yang yang masih membekas di tangan Wakil Menteri.

Wakil Menteri masih bisa sombong mengira kalau Sun Bao dan Xu Hu sudah ditangkap, jadi tidak akan ada yang bisa membuktikan tuduhan Li Bing.

Namun Li Bing dengan santainya menepuk tangannya dan Xu Hu yang memakai topeng pun muncul yang sontak saja membuat Wakil Menteri heboh menuduh Li Bing bersekongkol dengan penjahat.

Namun si orang bertopeng itu ternyata bukan Xu Hu, melainkan Jenderal Qiu. Pfft! Wakil Menteri sebenarnya belum pernah melihat wajah Xu Hu yang sebenarnya, hanya tahu bahwa Xu Hu memakai topeng, makanya dia gampang diperdaya.

Inilah idenya Li Bing sejak awal, meminta Jenderal Qiu untuk bekerja sama dengannya. Dia yakin kalau Jenderal Qiu mencari Xu Hu bukan karena dia pembunuh, karena memang Xu Hu bukan pembunuh, melainkan karena apa yang sebenarnya sedang diselidiki Xu Hu.

Dia meyakinkan Jenderal Qiu bahwa dia tahu di mana Xu Hu dan ke mana Xu Hu mau mencari barang yang dia inginkan. Dia janji, kalau Xu Hu sudah menemukan barangnya, dia akan menyerahkannya ke Jenderal Qiu.

Begitulah bagaimana kemudian mereka bekerja sama mengungkap kebobrokan Wakil Menteri. Errr... yang jadi masalah, Li Bing sebenarnya bohong terkait janjinya, makanya sekarang saat Jenderal Qiu menuntut janjinya, Li Bing dengan seenaknya membatalkannya. Pfft! Dasar!

Li Bing memberitahunya bahwa aksi pencurian itu sebenarnya adalah jebakannya Xu Hu. Sengaja dia meninggalkan jejak untuk memancing Lu Cheng Huang dan membuatnya merasa terancam.

Saat dia merasa terancam, dia pasti akan pergi ke tempat dia menyembunyikan barangnya untuk memastikan barang tersebut masih aman atau tidak sehingga otomatis Xu Hu pun akan mengetahui di mana lokasi persembunyian barang.

Ini memang ide bagus. Tapi Li Bing yakin kalau barang itu disimpan di gudang, sedangkan Lu Cheng Huang hobi mengoleksi berbagai barang rongsokan. Pasti akan sulit menemukan barang itu.

Li Bing meyakinkan kalau dia bukannya sengaja membatalkan janji. Hanya saja, barangnya kan memang belum dapat. Jika nanti dia sudah mendapatkan barangnya dan sudah mengerti tentang barang itu, dia mungkin akan menyerahkannya ke Jenderal Qiu.

Alibaba membebaskan Sun Bao dari penjara dan memberikan sebuah buntelan baju padanya, dari Li Bing, dan menyuruhnya untuk ganti pakai baju itu sebelum pergi menemui Xu Hu.

Li Bing penasaran, kenapa Jenderal Qiu santai-santai saja sejak awal. Apakah karena dia sebenarnya sudah tahu barang apa itu? Benda yang Sun Bao serahkan padanya sebelum dia ditangkap adalah sebuah bola lilin yang didalamnya berisi tentang hal yang diselidiki oleh Xu Hu selama dua tahun ini.

Xu Hu juga menulis pengalamannya tentang perang di Daerah Barat. Saat itu perang negara hampir berakhir. Dalam perjalanan kembali dari mengumpulkan informasi militer, tim pengintai yang dipimpin Xu Hu, melewati Lembah Huangsha.

Lalu mereka bertemu dengan prajurit berkuda kerajaan. Pihak lawan tiba-tiba menyerang mereka, dan karena mereka tidak siap, sehingga mereka pun kalah. Hanya Sun Bao dan Xu Hu yang selamat. Setelah Xu Hu mengamankan Sun Bao, dia kembali ke medan perang karena kebingungan memikirkan kenapa pasukan prajurit kerajaan ini ingin membunuh kawan sendiri.

Namun saat dia tiba di medan perang, dia mendapati pasukan kerajaan itu juga sudah tewas dan tak ada seorang pun yang selamat. Xu Hu kemudian menemukan bahwa prajurit kerajaan ini mengangkut sebuah peti mati batu yang sangat besar, tapi peti mati batu itu sudah kosong. Benda di dalamnya menghilang tanpa jejak.

Xu Hu menduga bahwa pasukan ini pasti dikerahkan secara khusus untuk mengangkut peti mati batu ini, dan kematian mereka juga berhubungan dengan benda yang ada di dalam peti mati batu itu. Xu Hu kemudian menemukan jejak pembalik mayat, Lu Cheng Huang. Yang membuat Li Bing penasaran, Jenderal Qiu kan dulu juga ikut perang negara. Apakah Jenderal Qiu mengetahui cerita ini? 

Hmm, dalam ingatan masa lalu Jenderal Qiu, jelas dia pernah melihat sesuatu yang aneh di medan perang. Rekan-rekannya tampak dipaksa entah mengubur atau menggali sesuatu. Namun sekarang, Jenderal Qiu berbohong dan mengklaim kalau dia tidak tahu dan tidak pernah mendengar cerita semacam itu lalu buru-buru mengganti topik dan mengajaknya pergi menyusul Sun Bao dan Xu Hu.

Pastinya, Sun Bao pergi untuk membantu Xu Hu untuk masuk ke gudangnya Lu Cheng Huang untuk mencari barang penting itu. Mereka menemukan sebuah kotak, tapi tiba-tiba Lu Cheng Huang muncul menghadang mereka berdua dua anak buahnya. Apakah barang di kotak itu yang dia curi dari peti mati batu?

Entahlah, Lu Cheng Huang tetap misterius, tapi dia mengklaim kalau barang di kotak itu memang sangat penting, menyangkut hidupnya. Dia bahkan mengancam mereka untuk mengembalikan kotak itu atau dia akan meledakkan tempat ini. 

 

Namun bahkan sebelum dia sempat bertindak apa pun, tiba-tiba lilin apinya padam kena angin entah dari mana padahal ruangan itu tertutup. Sun Bao dan Xu Hu langsung memanfaatkan kesempatan untuk melarikan diri lewat jendela atas. 

Lalu entah bagaimana, tiba-tiba saja koleksi baju zirahnya Lu Cheng Huang yang ada di rak atas, roboh dan pedangnya langsung menancap di tubuh Lu Cheng Huang.  Setelah dia mati, tiba-tiba tampak sebuah bayangan aneh yang melesat bagai roket di langit-langit. Ah! Pasti ulahnya Setangkai Bunga.

Di luar, Sun Bao dan Xu Hu mendadak dihadang Li Bing dan Jenderal Qiu dan pasukannya. Sun Bao langsung menyerahkan kotak itu ke Li Bing. Namun saat mereka membukanya, ternyata isinya cuma sekumpulan dokumen bukti-bukti persekongkolan Lu Cheng Huang dengan Wakil Menteri. Hah? Cuma itu? 

Berhubung sudah ada bukti kuat tentang kejahatan kedua orang itu, Jenderal Qiu pun langsung memutuskan bahwa kasus ini selesai sampai di sini. Errr... tapi Li Bing jelas tidak bisa tenang dan kebingungan.

Kasus sudah selesai, Xu Hu pun pamitan, mau mengantarkan jenazah Paman Yang kembali ke kampung halamannya sekalian dia juga akan pulang kampung. Xu Hu mungkin tidak akan kembali lagi. Karena itulah, sebelum pergi, dia terlebih dulu menyerahkan liontin kepala singanya pada Sun Bao.

Walaupun kasus ini sudah selesai, tapi Sun Bao juga merasa ada yang aneh. Terutama tentang kejadian malam itu. Dia dan Xu Hu sama sekali tidak bertarung dengan Lu Cheng Huang, makanya kematian Lu Cheng Huang terasa aneh baginya. 

Dia juga yakin bahwa malam itu ada orang lain diam-diam bersembunyi di sudut tergelap gudang itu, tapi anehnya, tidak ada jejak orang lain di sana. Li Bing jadi curiga kalau ini ulah Setangkai Bunga, tapi dia sengaja tidak mengatakan apa pun pada siapa pun.

Suatu hari, Paman Peramal mendengar beberapa anak yang sedang bermain, kompak melantunkan sajak yang sebenarnya liriknya agak aneh... Kucing memakan manusia, pencuri pergi tanpa membawa apa-apa, obat gagal diramu, darah memenuhi cangkir. Sajak yang jelas aneh, terutama diucapkan oleh anak-anak.

 

Di tempat lain, Chen Shi sedang antri beli garam di sebuah toko. Saat tiba gilirannya, garam di gentong ternyata habis, jadi pegawai toko harus membuka gudang dulu untuk mengambil persediaan garam, tapi malah shock mendapati ada mayat setengah terkubur di tumpukan garam.

Bersambung ke episode 22

Post a Comment

0 Comments