Sinopsis The Princess Royal Episode 9

Wen Xuan butuh duit, tapi saat ini dia lagi miskin, makanya dia butuh bantuan pinjaman dari Li Rong. Di kehidupan sebelumnya, Wen Xuan membangun jaringan kabar rahasia, ini bisnisnya yang sangat sukses dulu.

Berhubung sekarang dia balik ke masa lalu, jadi dia perlu membangun ulang, dan dia butuh duit untuk modal. Dia janji kalau dia pasti akan mengembalikan uangnya Li Rong berkali-kali lipat nantinya.

Li Rong akhirnya memberikan lencana tuan putrinya padanya agar Wen Xuan bisa mengambil sendiri berapa pun yang dia perlukan pada Kepala Pelayan di Kediaman Tuan Putri. 

Tapi Li Rong juga memperingatkan Wen Xuan untuk berhati-hati dengan uang ini karena uang dan asetnya saat ini juga belum banyak, dia akan memeriksa setiap sen yang Wen Xuan pakai.

"Li Rong."

"Apa?!"

"Jika ada kesempatan lain, aku akan tetap mengadang di depanmu. Punya orang yang melinduungimu adalah hal yang bagus," ujar Wen Xuan (Aww, so sweet). 

Li Rong terpana mendengar kata-kata manis itu. Selama beberapa saat, dia terus menatap Wen Xuan yang berjalan semakin menjauh darinya dengan agak perasaan campur aduk.

Li Rong kemudian pergi menemui Kaisar, sengaja menggembar-gemborkan hubungan baiknya dengan Wen Xuan, meyakinkan Kaisar bahwa Wen Xuan tuh baik banget, calon suami idaman deh pokoknya. Kaisar juga suka dan setuju dengan pilihan Li Rong, makanya Kaisar memberitahunya bahwa nanti dia akan mengantarkan dekret pernikahan ke kediaman Keluarga Pei. 

Baru saja Wen Xuan tiba di rumah, dia sudah ditunggu Bibi Tong, pemilik kereta kuda yang disewa Wen Xuan ke acara perjamuan Li Rong waktu itu. Dia datang untuk menagih uang sewa yang belum mereka lunasi. Waduh! Masalahnya Wen Xuan belum punya uang sekarang.

Bibi Tong sontak kesal menyindirnya dengan sengit. Namun omelannya tersela gara-gara kedatangan Kasimnya Kaisar yang membawa dekret pernikahannya Wen Xuan dengan Li Rong.

Wen Xuan bakalan jadi menantu Kaisar dengan gelar Tuan Agung, Bibi Tong sontak berubah sikap. Dia bahkan langsung berlutut di hadapan Wen Xuan, meminta maaf padanya seolah Wen Xuan bakalan menghukumnya atas sikapnya tadi dan menyatakan bahwa Wen Xuan tidak perlu lagi membayar uang sewa kereta kudanya. 

Tapi tentu saja Wen Xuan akan tetap bertanggung jawab dan berjanji akan melunasinya dua hari lagi. Dari mana dia dapat duit?... Pastinya dari meminjam duitnya Li Rong. Wkwkwk!

Beberapa anggota Keluarga Pei ada yang senang, ada yang sinis cemburu, ada pula yang khawatir tentang pernikahan ini. Terutama Ibunya Wen Xuan, dia khawatir karena menjadi suami Tuan Putri itu tidak mudah dan juga karena dia mengira kalau Wen Xuan melakukan ini gara-gara patah hati terkait pembatalan pernikahannya dengan Qin Zhen Zhen. 

Wen Xuan menyangkal dan dengan lembut meyakinkan Ibu bahwa dia memang ingin menikahi Li Rong karena Li Rong sangat baik, malah dia duluan yang melamar Li Rong. Dia berusaha sangat keras baru bisa menikahi Li Rong.

Ibu jelas tercengang mendengar pengakuannya, tapi dipikir-pikir, memang sih Wen Xuan selama ini tidak pernah menunjukkan tanda-tanda jatuh cinta pada Qin Zhen Zhen. Dia selalu memperlakukan Zhen Zhen sama seperti orang lain.

Di istana, Selir Rou memasakkan sup pir untuk Kaisar dengan alasan sebagai ungkapan terima kasih karena Kaisar mempercayai adiknya, Xiao Su, untuk mengambil alih barat laut.

Tapi... sekalian dia memanfaatkan momen ini untuk meminta agar gurunya Li Cheng (Pangeran Su) diganti. Dia ingin Li Cheng diajar oleh Su Rong Qing.

Kaisar setuju dengan ide ini, tapi Menteri Su cemas dengan niatan Selir Rou, curiga kalau niat dan tujuan Selir Rou adalah untuk melobi Keluarga Su untuk berada di pihaknya, padhaal Keluarga Su selama ini selalu netral.

Namun Su Rong Qing santai meyakinkan ayahnya untuk tidak perlu mencemaskan apa pun. Selama mereka sendiri tetap netral dan bersih, maka tidak ada yang perlu mereka cemaskan. Karena itulah, Su Rong Qing setuju untuk menerima perintah ini.

Li Rong mulai sibuk mempersiapkan pernikahannya. Kaisar menyiapkan dua jenis gaun pengantin. Li Rong meminta pendapat Wen Xuan untuk memilih salah satu.

Tapi setelah Wen Xuan memilih yang pertama, Li Rong malah langsung memilih yang kedua. Pfft! Cowok mana ngerti fashion. Yang mana pilihan cowok, maka itu yang harus disingkirkan.

Namun di tengah kesibukan persiapan pernikahannya, pikiran Li Rong terganggu oleh Permaisuri yang berniat ingin menjodohkan Shangguan Ya sebagai Putri Mahkotanya Li Chuan.

Permaisuri juga berniat memilih tiga wanita lain sebagai selir dan semuanya harus dari keluarga jenderal agar bisa membantu Li Chuan mendapatkan hak militer. Li Rong jelas cemas jika semua itu bakalan kembali terulang di kehidupan ini.

Kembali ke kesibukannya, Li Rong mulai memilih berbagai aksesoris pernikahannya. Sementara di tempat lain, Wen Xuan sibuk membagi-bagikan uang perayaan pada para pejabat... termasuk Su Rong Qing yang menerimanya dengan senyum lebar dan mendoakan kebahagiaan mereka padahal diam-diam dia sedih.

Dia juga memperingatkan Wen Xuan untuk jaga jarak dengan wanita lain setelah mereka menikah nanti seolah dia tahu kalau Wen Xuan akan menyakiti hati Li Rong.  Wen Xuan dengan dinginnya balas memperingatkannya untuk tidak mengkhawatirkan sesuatu yang bukan urusannya. 

Tapi, sedetik kemudian, Wen Xuan mendadak penasaran menanyakan pendapat Rong Qing tentang masalah rumah tangga. Jika semisal istrinya berkonflik dengan keluarganya, siapa yang akan Rong Qing pilih?... Rong Qing terdiam beberapa saat sebelum kemudian menjawab dengan bijak bahwa dia akan memihak siapa pun yang pendapatnya paling logis, karena istri juga keluarga.

Li Chuan bergegas pulang demi menghadiri pernikahan kakak tersayangnya, dia bahkan menolak beristirahat satu hari pun dan berhasil tiba kembali di istana H-1 sebelum pernikahan.

Walaupun sebenarnya dia masih kurang setuju dengan Pei Wen Xuan yang menurutnya nggak worth it untuk kakaknya, tapi dia tetap bahagia untuk kakak tercintanya.

Keesokan harinya, dengan mengenakan gaun pengantinnya yang megah, Li Rong menghadap ayahanda dan ibundanya untuk mendapatkan berbagai wejangan pernikahan dan doa restu kedua orang tuanya.

Seperti ibu-ibu pada umumnya, Permaisuri juga sedih harus melepaskan putrinya menikah. Li Rong dengan lembut menghapus air matanya dan berjanji akan sering berkunjung.

Setelah itu, Li Rong pun pamit dan Li Chuan langsung maju untuk mengantarkannya dan mengosongkan jalan untuknya. Walaupun itu sebenarnya bukan tugasnya, tapi dia tetap ngotot untuk melakukannya demi kakaknya.

Sepanjang jalan menuju tempat upacara pernikahan di Kediaman Tuan Putri, Li Chuan sendiri yang membagi-bagikan uang perayaan pada semua masyarakat yang berkumpul di sepanjang jalan.

Di kehidupan sebelumnya, Wen Xuan sendiri yang menyambut pengantin wanita. Padahal menurut adat, seharusnya saudaralah yang melakukannya. Keluarga Pei memang sering berselisih, makanya waktu itu Wen Xuan sendiri yang menyambutnya.

Apakah sekarang Wen Xuan sendiri juga yang akan menyambutnya? Li Rong jadi khawatir karena Wen Xuan sama sekali tidak membocorkan informasi tentang masalah ini.

Yang tak disangkanya, setibanya di sana, yang menyambut pengantin wanita ternyata Su Rong Qing. Li Rong begitu tercengang dan bingung sampai-sampai dia lupa bahwa pengantin wanita harus menutupi wajahnya.

Wen Xuan memang sudah bilang sebelumnya bahwa dia punya hadiah yang pasti akan Li Rong sukai, jadi ternyata ini hadiah yang Wen Xuan maksud. Berdiri di samping tandu pengantin, Rong Qing mulai membacakan puisi dan janji kesetiaan yang ditulis sendiri oleh Pei Wen Xuan. 

Namun kemudian, dia menambahkan sendiri bagian terakhirnya dengan puisi buatannya sendiri yang Li Rong kenali sebagai puisi yang pernah Rong Qing gubah di kehidupan sebelumnya. (Kok aneh dia bisa menggubah puisi yang sama persis? Kayaknya Wen Xuan benar, dia juga kayaknya kembali ke masa lalu)

Dengan saling memegang pita merah, kedua pengantin berjalan bersama menuju aula dan memulai upacara pernikahan. Saat tiba waktunya kedua pengantin membungkuk pada satu sama lain, Wen Xuan mendadak membeku karena teringat di kehidupan sebelumnya, dahi Wen Xuan tak sengaja terantuk mahkotanya Li Rong. Kali ini dia berusaha menghindarinya, tapi Li Rong malah sengaja menabrakkan mahkotanya ke dahi Wen Xuan.

Sepanjang upacara pernikahan, Rong Qing tampak benar-benar sedih tapi dia menahan perasaannya dan tetap mengucap selamat dengan senyum. Usai upacara, Li Chuan memperingatkan kakak iparnya untuk memperlakukan kakaknya dengan baik. Jika tidak, dia sendiri yang akan menghabisi Wen Xuan.

Saat Li Chuan hendak pulang, Rong Qing menyusulnya hanya untuk mengingatkan Li Chuan tentang besarnya kasih sayang Li Rong terhadapnya.

Li Rong melindunginya dengan sangat gigih, bahkan sampai rela mempertaruhkan nyawanya. Karena itulah, dia mengingatkan Li Chuan agar jangan sampai dia memusuhi Li Rong sampai kapan pun. (Hmm, kata-katanya jelas menunjukkan kalau dia tahu hubungan masa depan Li Rong dan Li Chuan)

Di dalam tembok istana kekaisaran atau di dalam rumah keluarga bangsawan, selalu ada perebutan kekuasaan, persaingan terbuka dan rahasia, perseteruan saudaran dan perselisihan anak dengan ayah.

Dia beralasan bahwa dia mengatakan semua ini karena sangat iri terhadap hubungan murni antara Li Chuan dengan Li Rong. Karena itulah, dia berharap hubungan mereka ini tidak akan hancur karena semua itu.

Kedua pengantin sudah masuk ke kamar pengantin mereka. Li Rong capek banget, pingin rebahan, tapi mahkota besarnya masih belum dilepas. Sudah tidak ada pelayan yang membantunya juga, jadi dia langsung menyuruh Wen Xuan untuk membantunya melepaskan mahkotanya.

Wen Xuan awalnya ogah, tapi berhubung Li Rong mengancam akan melaporkannya ke ibu mertuanya, ancaman yang biasanya dia gunakan di kehidupan sebelumnya, Wen Xuan akhirnya menurut dan membantunya melepaskan mahkota itu.

Di tempat lain, Su Rong Hua (Kakaknya Su Rong Qing) menemukan Rong Qing sedang mabuk-mabukan sendirian. Heran melihat adiknya yang biasanya jarang minum, mendadak mabuk tepat di hari pernikahan Li Rong, Rong Hua jadi curiga bahwa Rong Qing sebenarnya menyukai Li Rong.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments