Pei Wen Xuan seketika berubah bahagia kembali melihat semua pemberian Li Rong tersebut, bukti bahwa Li Rong sebenarnya masih peduli padanya.
Namun di tengah jalan, mereka tiba-tiba saja berpapasan sekelompok pria misterius mengendarai kuda-kuda perang menuju ke kediaman Tuan Putri.
Tengah malam begini, siapa lagi yang berani menunggangi kuda perang di ibu kota kalau bukan Keluarga Yang. Gawat! Pei Wen Xuan langsung mengerti apa yang mereka rencanakan.
Yang Quan mengirim beberapa anak buahnya untuk menculik Li Rong, lalu kemudian Yang Quan akan pura-pura menyelamatkannya yang dalam prosesnya akan mengharuskan mereka untuk bermalam bersama. Kaisar sangat mementingkan reputasi, jadi mereka pasti akan dipaksa untuk menikah.
Karena itulah, Wen Xuan kemudian memerintahkan Tong Ye untuk pergi ke istana untuk melaporkan masalah ini dan memanggil bala bantuan.
Sedangkan dia sendiri tetap di sini untuk membuat jebakan untuk menghalangi pasukan Keluarga Yang. Dia yakin kalau Li Rong akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri mengingat dia selalu dibekali beberapa pengawal rahasia.
Pengawal rahasianya Li Rong memang kompeten, makanya mereka bisa tahu ada beberapa orang yang bersembunyi di luar. Berdasarkan laporan pengawal rahasianya inilah, Li Rong langsung bisa menduga bahwa mereka adalah orang-orangnya Keluarga Yang.
Karena itulah, mereka kemudian membuat rencana untuk mengelabuhi musuh. Rencana pertama adalah menjadikan salah satu pelayannya Li Rong menyamar menjadi Li Rong.
Namun ternyata rencana pertama ini entah bagaimana cepat ketahuan oleh mata jelinya Yang Quan sehingga Li Rong pun harus menjalankan rencana kedua. Hmm, apakah ada mata-mata di sisi Li Rong sehingga rencananya cepat ketahuan?
Untuk rencana kedua ini, Li Rong menyuruh Jing Lan untuk menyamar jadi dirinya dan keluar lewat pintu belakang dengan membawa sekelompok pasukan. Kali ini mereka berhasil mengecoh Yang Quan sehingga Li Rong yang menyamar dengan pakaian pengawal, bisa keluar ke arah lain.
Namun Li Rong tidak sadar kalau dia mengendarai kudanya ke jalan yang sudah dipasangi jebakan oleh Wen Xuan. Wen Xuan pun tidak melihat siapa yang datang sehingga begitu ada kuda mendekat, Wen Xuan langsung saja menarik tali jebakannya yang otomatis membuat si kuda terjungkal dan Li Rong terjatuh sampai pingsan.
Dia bahkan hampir saja menghantam Li Rong tapi untungnya dia mendengar pengawalnya Li Rong memanggilnya Tuan Putri. Namun tepat saat itu juga, Yang Quan cs sudah menyadari kesalahan mereka dan sekarang mereka mengejar rombongan Li Rong yang asli.
Para pengawal sontak sibuk melawan Yang Quan cs. Berpikir cepat, Wen Xuan akhirnya menggotong Li Rong pergi dari sana dan melepaskan kudanya pergi ke arah lain sebagai pengecoh.
Wen Xuan membawanya pergi tak tentu arah sampai mereka berada di tengah di rawa alang-alang dan tidak tahu bagaimana cara keluar dari tempat ini.
Parahnya lagi, Li Rong mendadak ngotot tidak mau jalan lagi dengan alasan kepalanya pusing. Terpaksa akhirnya Wen Xuan harus menggendongnya lagi sambil berdebat imut dengannya sepanjang jalan.
Mulai dari segala masalah di kehidupan sebelumnya dan kehidupan sekarang, semuanya mereka perdebatkan... sampai akhirnya perut Wen Xuan mendadak berbunyi menyela pertengkaran mereka.
Akhirnya Li Rong mengakhiri perdebatan ini untuk sementara waktu dan fokus melanjutkan perjalanan saja untuk cari makan... sampai akhirnya mereka tiba di tepi sungai.
Wen Xuan dengan penuh perhatian mengurus segalanya, mencarikan jerami untuk alas tidurnya Li Rong, ranting-ranting kayu untuk api unggun, memberikan mantelnya untuk Li Rong yang menggigil kedinginan, dan juga memancing ikan untuk mereka berdua.
Bahkan saat Li Rong menolak membakar ikannya sendiri karena maunya dilayani dan juga karena dia tidak tahu cara bakar ikan, Wen Xuan mengalah dan membakarkan ikan itu untuknya.
Ujung-ujungnya mereka mulai berdebat lagi, kali ini Wen Xuan mempertanyakan alasan Li Rong mengirim orang untuk membunuhnya, dan Li Rong sontak menyalahkan Wen Xuan sebagai penyebabnya.
Wen Xuan duluan yang melanggar sumpah aliansi mereka dan membunuhnya. Jadi wajar dong kalau dia balas membunuh Wen Xuan.
Wen Xuan sontak menyangkal. Dia akui kalau dia memang menempatkan mata-mata di Kediaman Tuan Putri, tapi itu hanya untuk mengawasi Su Rong Qing dan bukan untuk membunuh Li Rong. Mereka sudah menikah selama puluhan tahun, kalau dia sungguh ingin membunuh Li Rong, dia pasti sudah melakukannya sejak awal.
Li Rong jelas tak percaya. Malam itu Wen Xuan memakai kantong wewangian yang memiliki bau aneh yang sangat kuat, jelas kantong wewangian itu mengandung Racun Dupa Kecantikan. Kondisinya langsung kritis setelah mencium bau dari kantong wewangiannya Wen Xuan itu.
Wen Xuan biasanya tidak suka memakai begituan, tapi malam itu dia memakainya, bukankah jelas itu artinya Wen Xuan pelakunya? Kalau bukan dia pelakunya, lalu bagaimana dia akan menjelaskan tentang aroma aneh yang berasal darinya waktu itu?
Wen Xuan akhirnya mengerti akar masalahnya, "aku takut kau tidak akan senang jika aku mengatakannya."
Malam itu sebelum dia masuk menemui Li Rong, dia dihadang oleh Su Rong Qing yang ngotot memaksanya memakai kantong wewangian itu dengan alasan demi kesehatan Li Rong. Dia percaya saja karena melihat para pengawal juga memakai kantong yang sama.
Wen Xuan pernah mendengar tentang racun itu. Racun itu tercipta dari dua jenis racun yang saling tarik menarik. Efeknya tidak instan.
Makanya Wen Xuan curiga kalau Li Rong sebenarnya sudah terpapar racun itu, namun racun itu baru bereaksi setelah dia mencium aroma kantong wewangian pemberian Su Rong Qing. Kantong wewangian itu adalah pemicu racun yang sudah ada dalam tubuh Li Rong sejak lama.
Selain itu, Su Rong Qing-lah yang selalu memasakan sup dan mengantarkan obat untuknya. Jadi dia punya lebih banyak kesempatan untuk meracuni Li Rong.
Li Rong jelas tercengang mendengarnya, orang yang paling dia percayai dan dia sukai ternyata malah pengkhianat. Padahal dia pikir kalau Su Rong Qing selalu baik padanya karena Su Rong Qing berutang budi padanya.
Wen Xuan mengingatkan bahwa terlepas dari hutang budinya terhadap Li Rong, tapi Su Rong Qing tetap menyimpan dendam terhadap Keluarga Li.
Di kehidupan sebelumnya, Li Chuan-lah yang menyebabkan seluruh Keluarga Su dipenjara dengan tuduhan merencanakan pemberontakan. Para prianya dihukum mati, sedangkan para wanitanya diasingkan.
Hanya Su Rong Qing yang selamat berkat pertolongan Li Rong yang memohon-mohon dengan gigih pada Li Chuan untuk melepaskan Su Rong Qing.
Li Chuan sebagai Kaisar di kehidupan yang sebelumnya, benar-benar seorang Kaisar tiran yang kejam. Namun demi jasa-jasa Li Rong terhadapnya, dia bersedia mengalah dan membiarkan Su Rong Qing tetap hidup, tapi dia tetap menghukumnya dengan hukuman kebiri dan Li Rong juga dia hukum dengan hukuman pukul.
Namun pertolongan Li Rong tetap tidak mengubah fakta bahwa Keluarga Li-lah yang menyebabkan musnahnya seluruh Keluarga Su dan Rong Qingmenyimpan dendam itu selama bertahun-tahun, menunggu kesempatan terbaik untuk membalas dendam.
Pada saat yang bersamaan, Li Chuan mendapat kabar penculikan kakaknya dan segera mengerahkan pasukannya untuk mencari kakaknya. Su Rong Qing juga mengetahuinya entah bagaimana, makanya dia dan pasukannya juga datang untuk membantu Li Chuan.
Di tempat lain, Selir Ning mendatangi Permaisuri untuk mengancamnya dan menekannya agar menikahkan Li Rong dengan Yang Quan dengan iming-iming akan memberikan hak militer mereka untuk membantu Putra Mahkota.
Jika Permaisuri menolak, maka mereka akan menjebak Putra Mahkota dan menuduhnya mau merebut hak militer Keluarga Yang dengan tujuan untuk melakukan pemberontakan.
Permaisuri jelas bukan orang yang pintar dalam politik dan mudah goyah, makanya dia jadi cemas dengan ancaman Selir Ning walaupun dia berusaha keras menutupinya.
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam