Saling mengonfirmasi bahwa mereka sama-sama terlahir kembali ke masa muda mereka, Pei Wen Xuan mengiyakan kalau dia memang merasa bersalah pada Li Rong. Tapi... apakah Li Rong sendiri tidak merasa bersalah terhadapnya?
Li Rong sontak memalingkan muka dengan kesal, dua puluh tahun lamanya mereka meributkan masalah di masa lalu tapi tidak ada hasilnya. Sebenarnya untuk apa Pei Wen Xuan datang kemari?
Pei Wen Xuan mengaku kalau dia hanya ingin melihat Li Rong saat masih berusia 18 tahun, dan juga... karena dia ingin membantu Li Rong. Dia tahu kalau dia tidak seharusnya ikut campur dalam permasalahan Li Rong saat ini, tapi dia sungguh-sungguh berharap supaya Li Rong hidup dengan baik di masa mendatang.
Ini adalah hal yang tak pernah berubah dari dirinya baik di masa lalu maupun di masa depan. Karena itulah, dia ingin menikahi Li Rong sekali lagi. Nanti jika Li Rong sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri, maka mereka bisa bercerai dan Li Rong bebas memilih ulang suami.
Tapi Li Rong ngotot tak percaya dan menolak lamarannya, dia akhirnya diberi kesempatan kedua untuk mengulang hidupnya. Jadi dia tidak mau lagi mencintai orang yang salah, bertengkar setiap hari hingga akhirnya dia kesepian. Dia tidak mau lagi hidup bersama dengan saling memanfaatkan dan saling menjebak satu sama lain.
Mereka berdua sama-sama pernah berada di puncak kekuasaan, sama-sama pernah merasakan betapa kesepiannya berada di tempat itu.
Pernikahan mereka di kehidupan sebelumnya hanyalah cara untuk mendapatkan kekuasaan, tidak ada ketulusan di dalamnya dan dia semakin menyadarinya sejak dia mengetahui hubungan Pei Wen Xuan dan Selir Qin Zhen Zhen.
Hanya saja yang paling membuatnya kecewa adalah Pei Wen Xuan yang tidak pernah jujur padanya sejak awal padahal di awal pernikahan mereka sudah sepakat untuk saling jujur pada satu sama lain.
Sejak saat itulah Li Rong memberi Pei Wen Xuan dua pilihan. Bercerai secara terbuka atau tetap mempertahankan pernikahan ini tapi pisah ranjang, hidup dan mencari kebahagiaan masing-masing, menjadikan pernikahan ini hanya sebagai hubungan aliansi.
Pei Wen Xuan tidak mau cercerai, tidak baik juga untuk bercerai bagi satu sama lain. Makanya dia akhirnya memilih pilihan kedua, tetap menikah tapi hidup sendiri-sendiri, beraliansi dalam status sebagai suami-istri dan tidak boleh saling mengkhianati atau mereka akan sama-sama mati mengenaskan (Ah, pada akhirnya mereka terkena kutukan mereka sendiri).
Bahkan memikirkan kenangan itu membuat Li Rong muak. Tapi Pei Wen Xuan tetap teguh dengan tawaran lamaran pernikahannya. Dengan situasinya Li Rong saat ini, hanya dia seorang yang bisa membantu Li Rong mengadang bahaya.
Li Rong tak percaya, Pei Wen Xuan kan sudah memikirkan dan merencanakan hal ini sejak awal. Pei Wen Xuan dengan sabar mengingatkan Li Rong bahwa saat ini yang paling sulit dihadapi adalah kecurigaan Kaisar. Jika Li Rong memiliki anak keluarga bangsawan, takutnya itu akan menggoyahkan toleransi Kaisar.
Yang paling penting saat ini adalah melindungi Putra Mahkota Li Chuan. Masa depan Li Rong hanya akan bebas jika Putra Mahkota naik takhta. Saat itu terjadi, Li Rong dan Su Rong Qing akan bebas melanjutkan hubungan mereka.
Pada saat yang bersamaan, Putra Mahkota Li Chuan mendatangi ibundanya, Permaisuri Shangguan Yue, untuk memprotes pilihan ayahanda Kaisar tentang pria-pria yang dia pilih sebagai calon suami kakaknya. Tidak ada satu pun yang pantas menjadi suami Tuan Putri Pingyue.
Di masa mudanya ini ternyata dia benar-benar sangat polos dan sangat menyayangi kakaknya (ironis sekali, di kehidupan sebelumnya, dia malah akhirnya berubah menjadi musuh kakaknya sendiri). Dia bahkan tidak mengerti kenapa ayahanda Kaisar selalu mewaspadainya padahal dia Putra Mahkota.
Karena itulah, Permaisuri harus menjelaskan padanya bahwa alasan kaisar mencurigainya adalah karena dia didukung oleh Keluarga Shangguan yang merupakan keluarga bangsawan nomor satu saat ini.
Jika Li Rong juga menikah dan mendapatkan dukungan keluarga bangsawan, maka Li Chuan dan Li Rong akan menjadi sangat kuat dan tak terkalahkan. Itu adalah sesuatu yang sangat ditakuti oleh Kaisar.
Pada awal berdirinya dinasti ini, Keluarga Kekaisaran memang perlu meminjam kekuatan keluarga bangsawan. Namun sekarang, kondisi negara sudah stabil dan keluarga bangsawan justru berubah menjadi ancaman terbesar bagi kekuasaan kekaisaran.
Karena itulah, mereka hanya bisa memilih salah satu, antara posisi Putra Mahkota atau kebahagiaan Li Rong. Prioritas Permaisuri jelas, yaitu posisi Li Chuan sebagai Putra Mahkota. Jadi kebahagiaan Li Rong-lah yang harus dikorbankan.
Li Chuan sebenarnya tidak setuju, karena baginya, kebahagiaan kakaknya adalah yang paling penting. Tapi pada akhirnya dia tetap tidak mampu melawan Permaisuri.
Membantu Li Rong menganalisis para pria tadi, Pei Wen Xuan memberitahu Li Rong bahwa kandidat yang paling cocok di antara para pria tadi adalah Lu Yu.
Cui Yu Lang berasal dari keluarga yang sederhana, dia dan keluarganya tidak akan bisa membantu Li Rong dan Li Chuan sama sekali. Selain itu, sifatnya juga sangat tidak serius dan punya banyak kekurangan.
Yang Quan juga punya banyak sifat jelek. Selain itu, dia berasal dari keluarga Yang yang memiliki kekuasaan militer sangat tinggi. Alasan kenapa Yang Quan ada dalam daftar pria pilihan Kaisar, hanya karena Kaisar sudah punya rencana menjatuhkan Keluarga Yang.
Jika Li Rong menikah dengan Yang Quan, Kaisar mungkin akan bertindak tak lama setelah mereka menikah, dan Li Rong yang sudah masuk ke dalam Keluarga Yang juga akan terlibat yang pada akhirnya juga akan menjerat Putra Mahkota.
Sedangkan Lu Yu, biarpun Lu Yu itu bodoh tapi ayahnya tidak, malah, ayahnya Lu Yu dulu pernah menyelamatkan Kaisar dan Kaisar selalu sangat menghargai kesetiaan.
Selain itu, kabarnya kesehatan Lu Yu tidak baik dan mungkin akan cepat mati. Setelah Lu Yu mati nanti, maka Li Rong akan bebas untuk menikah lagi. Dia mungkin cuma perlu menanggung beban digosipin orang-orang.
Li Rong agak sinis mendengar semua analisisnya, tapi baiklah, dia akan mempertimbangkannya. Akan tetapi, karena sekarang mereka diberi kesempatan hidup kedua, Li Rong menuntut agar mereka tidak usah saling bertemu lagi dan jalani hidup masing-masing. Sekarang sudah sore, sebaiknya Pei Wen Xuan pulang saja.
Tapi sebelum Pei Wen Xuan pergi, Li Rong masih bersikeras memaksanya untuk memakan jeruk pepaya.
Pei Wen Xuan jelas kesal, tapi akhirnya dia menurutinya dan memaksa dirinya untuk memakan jeruk itu sampai Li Rong puas lalu pamit pergi.
Hmm, padahal di balik kekeraskepalaannya, Li Rong sebenarnya masih peduli terhadap Pei Wen Xuan. Makanya dia langsung memerintahkan pelayannya untuk memberikan obat pereda gatal, sup jahe, uang dan juga mantel sebagai kompensasi untuk Pei Wen Xuan.
Sebelum pergi, Pei Wen Xuan menitip pesan ke para pelayannya Li Rong agar Li Rong berhati-hati dalam segala hal dan jangan bertindak terlalu berani.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam