Sinopsis White Cat Legend Episode 14

Li Bing diberitahu Shangguan Qin kalau Jenderal Qiu, lagi-lagi, mau ikut campur dalam kasus ini dengan alasan bahwa pengangkutan jalur air Shendu adalah wilayah kekuasaan mereka.
Biarpun Aula Mingjing mendapatkan kasus ini secara resmi dari Departemen Hukum, tapi Departemen Hukum sendiri juga tidak berdaya melawan Pengawal Kerajaan.

Shangguan Qin juga tidak senang dengan Jenderal Qiu, tapi berhubung mereka juga tidak berdaya, jadi dia hanya bisa menyarankan agar mereka berdua saling menyalahkan saja jika nanti Jenderal Qiu bertanya. 

Pokoknya mereka harus bekerja sama melawan si orang luar itu, Aula Mingjing harus bisa menunjukkan kehebatan mereka pada Jenderal Qiu. 
 
 
Perkembangan penyelidikan sendiri belum membuahkan hasil mengingat orang-orang di dermaga saling bekerja sama menutupinya. Karena itulah, Wang Qi punya ide. Yaitu, mereka menyelinap masuk ke pelataran barang untuk menyelidikinya langsung dengan cara menyamar.
 


Siapa sangka, Wang Qi ternyata juga memiliki bakat lain, bakat makeup. Dengan ahlinya dia membuat wajahnya menjadi seperti cacat. Dengan begini, orang-orang di dermaga tidak akan bisa mengenalinya.
Li Bing awalnya masih ragu-ragu, tapi setelah Wang Qi mendesak, akhirnya dia setuju juga.
 
 

Wang Qi dan Cui Bei pun pergi menyamar jadi petugas pengangkut barang di dermaga, sementara Alibaba dan Sun Bao menyamar jadi orang Persia di kedai arak.

Wang Qi sengaja bersuara lantang, membuat drama untuk memancing orang-orang mencurigakan untuk menyerang kapal yang dimasuki Alibaba dan Sun Bao.
 

Masalahnya, Wang Qi cs terlalu percaya diri dengan rencana mereka tanpa benar-benar waspada. Bahkan Shangguan Qin dan Li Bing yang menunggu di dalam kapal lain, juga sama-sama lalai dan terlambat menyadari bahwa tali penambat kapal mereka sudah diputus oleh seseorang.

Saat Wang Qi dan Cui Bei lengah, tiba-tiba saja mereka diserang secara diam-diam dengan jarum bius. Lalu setelah itu, Alibaba dan Sun Bao juga kena jebakan di dalam kapal. Mereka tidak sadar kalau orang-orang kapal ini sejak awal sudah mengenali mereka dan sadar betul dengan trik remeh yang mereka gunakan.

Saat mereka tersadar, mereka berempat sudah diikat di bagian dalam kargo kapal dan orang-orang yang menjebak mereka, sengaja mau menenggelamkan mereka. 
 

Namun ada yang menarik dari ucapan mereka, sebelum mereka menenggelamkan Wang Qi cs, mereka sempat berkata bahwa pihak MA sudah salah menyelidiki sejak awal. Hmm, apakah maksudnya?
 
 
Dari Paman Peramal, Chen Shi akhirnya mengetahui kalau orang yang mengirimkan surat kakaknya ternyata adalah si paman penjual air yang waktu itu, dan kebetulan sekali orangnya lewat. Si Paman penjual air mengaku bahwa setelah dia pulang waktu itu, dia baru ingat Chen Shi mirip salah seorang pelanggannya dulu.

Terus dia pergi mencari orang itu dan ternyata namanya memang Chen Jiu. Lalu dia memberitahu Chen Jiu kalau adiknya sedang mencarinya, tapi berhubung Chen Jiu sedang terburu-buru keluar kota untuk berbisnis, makanya dia menitip surat padanya untuk dikirimkan ke Chen Shi. (Heh? Kesannya kok cuek banget kakaknya Chen Shi?)

Dia bahkan langsung mengajak Chen Shi pergi ke rumah kakaknya sekarang juga. Hmm, sepertinya meyakinkan sekali, Chen Shi pun langsung ikut pergi dengannya.
 
Namun di tengah jalan, Chen Shi tiba-tiba melihat sekumpulan Pengawal Kerajaan lewat dengan terburu-buru. Dia jadi khawatir sehingga memutuskan untuk langsung pergi mengejar mereka dan menunda ke rumah kakaknya.
 

Untungnya Jenderal Qiu dan Pengawal Kerajaan yang menyamar di sekitar lokasi, segera datang sehingga Wang Qi cs pun berhasil diselamatkan tepat waktu sebelum mati tenggelam.

Saat Chen Shi, Li Bing dan Shangguan Qin tiba, mereka berempat sudah aman dan para pelaku sudah ditangkap. Dan jelas saja perkara ini langsung membuat Jenderal Qiu menuntut agar kasus ini diserahkan ke pihak Pengawal Kerajaan.
 

Dalam perjalanan pulang, Chen Shi mengaku ke Li Bing kalau dia sudah menemukan keberadaan kakaknya berkat bantuan paman penjual air. Apakah dia akan meninggalkan MA atau tidak, itu akan dia diskusikan dengan kakaknya setelah kakaknya kembali dari luar kota nanti.

Li Bing sebenarnya agak kecewa, tapi tak ada yang bisa dia lakukan. Mungkin MA memang terlalu keras untuk Chen Shi. Dia memang agak memaksa Chen Shi untuk masuk MA waktu itu, karena dia pikir kalau mereka berdua berjodoh.

Dia membutuhkan seseorang seperti Chen Shi di sisinya, tapi dia sadar kalau dia tidak bisa terlalu mendominasi dan memaksakan kehendak.

"Karena sudah menemukan kakakmu, pergilah jika kau mau," usir Li Bing walaupun dia sebenarnya tidak rela. 
 
 
Aww, Li Bing. Dia sama sekali tidak menyalahkan siapa pun dalam kelalaian penyamaran di dermaga tadi, malah menyalahkan dirinya sendiri dan mengingatkan mereka untuk lebih berhati-hati.

Wang Qi cs jadi tidak enak hati melihat wajah sedih Li Bing, bahkan merasa bersalah karena pelatihan yang mereka lakukan pada Chen Shi selama ini terlalu keras.

Namun Li Bing benar-benar tidak menyalahkan siapa pun. Bagaimanapun, tujuan awal Chen Shi datang ke Shendu memang hanya untuk mencari keluarganya. Kebetulan saja dia terlibat kasus yang pada akhirnya membuatnya bisa datang ke MA.

Li Bing  merasa kalau Chen Shi itu sebenarnya berbakat. Namun pada akhirnya hanya memaksakan perkembangannya tanpa hasil yang baik. Jadi, biarkan saja Chen Shi melakukan apa pun yang dia mau.
 
 
Chen Shi pergi keesokan harinya. Semua orang datang untuk mengantarkannya dengan sedih, termasuk Li Bing. Namun sebelum pergi, dia memberikan sebuah panah kecil pada Li Bing yang dia temukan di tepi dermaga, tepat di tali penambat kapal. 

Jelas kalau senjata ini digunakan untuk memutus tali penambat kapalnya Li Bing kemarin. Yang paling menarik perhatian Li Bing, ada ukiran nama 'Qiu' di anak panah itu. Ah? Jadi Jenderal Qiu pelaku yang memutus tali penambat kapalnya? 
 
 
Sontak saja dia dan Shangguan Qin langsung pergi menemui Jenderal Qiu untuk mengonfrontasinya. Shangguan Qin yang paling agresif menuduhnya melakukan pelanggaran hukum dengan bekerja sama dengan para pencuri dan menyalahgunakan kekuasaan, makanya kemarin dia bisa ada di sana lebih cepat dari mereka dan mengetahui rencana mereka.

Canggung mendengar keagresifan Shangguan Qin, Li Bing buru-buru menyela dan meminta Jenderal Qiu untuk menyerahkan para pelaku yang mereka tangkap kemarin.

Namun Jenderal Qiu mengaku bahwa mereka sudah mati. Mereka disiksa semalaman hingga akhirnya mengakui tentang pencurian dan pembunuhan, tapi pada akhirnya mati karena tidak tahan dengan siksaannya.

Pengakuan mereka juga sangat membosankan. Pada dasarnya, mereka adalah mantan prajurit yang sudah pensiun. Setelah kembali ke Shendu, mereka mencari nafkah di pelataran barang dan pada akhirnya terlibat dalam kejahatan ini. Berhubungan sudah mendapatkan pengakuan resmi, jadi Jenderal Qiu menyatakan bahwa kasus ini sudah selesai dari pihaknya. 
 


Chen Shi yang polos selalu ceria sekarang sudah pergi, Wang Qi cs seketika merasa hampa tanpanya. Tapi Cui Bei mengaku bahwa dia punya perasaan kalau Chen Shi pasti akan segera kembali.
 
 
Paman penjual air membawa Chen Shi ke sebuah rumah kecil yang dia bilang adalah rumahnya Chen Jiu. Errr, tapi kok? Chen Jiu katanya pergi ke luar kota, si paman ini kok bisa punya akses masuk ke rumahnya?

Si Paman mengaku bahwa dia juga dititipi setengah tiket gadai oleh Chen Jiu. Setengahnya lagi ada di pegadaian.  Mungkin isinya uang. Siapa tahu Chen Jiu sudah menabung untuk Chen Shi. Paman berkata bahwa Chen Jiu akan pergi selama beberapa bulan, makanya Chen Jiu menitipkan ini padanya untuk diberikan pada Chen Shi.
 

Namun bahkan setelah membaca penyataan mereka, Li Bing tetap merasa ada yang aneh. Makanya dia kemudian membawa tim Aula Mingjing ke kuil itu kembali.

Dia merasa aneh karena walaupun para pelaku sudah mengakui perbuatan mereka, tapi mereka tidak menyebutkan di mana lokasi barang curiannya dan siapa komplotan yang membantu mereka mengangkut barang.

Wang Qi juga merasa aneh karena para penangkap mereka itu kemarin berkata bahwa mereka sudah salah menyelidiki sejak awal. 

Memikirkan maksud kalimat itu, Li Bing menyimpulkan bahwa orang yang membantu mereka mengangkut barang curian, seharusnya bukan orang yang bekerja di pelataran barang, karena jika tidak, maka perbuatan mereka bisa gampang dicurigai.

Namun orangnya juga harus sering muncul di pelataran barang, yang berarti, orang ini haruslah memiliki identitas atau bisnis lain untuk mengelabuhi orang lain.
 

Li Bing memutar otaknya kembali... hingga akhirnya dia teringat ucapan Wakil Menteri Departemen Hukum tentang banyaknya sumur yang kering belakangan ini. Seketika itulah Li Bing langsung bisa menyimpulkan bahwa pelakunya pasti seorang penjual air. (AH! Pasti Paman penjual air yang bersama Chen Shi! Sejak awal dia memang agak mencurigakan!) 
 
Karena sumur banyak yang kering, pastinya penjual air rutin pergi ke dermaga untuk mengambil air untuk dijual. Mereka meletakkan barang curian di kuil ini, lalu kemudian diangkut oleh si penjual air. Papan kayu yang ada di tangan patung Raja Naga bukan papan kayu biasa, melainkan cara yang digunakan para pelaku untuk berkomunikasi.

Dan tak lama kemudian, Li Bing mendadak ingat ucapan Chen Shi kemarin, bahwa dia menemukan kakaknya berkat bantuan seorang paman penjual air. Gawat! Li Bing sontak lari mencari Chen Shi.
 
 
Tanpa curiga apa pun, Chen Shi mendatangi pegadaian untuk mengambil barang. Saat dia menyerahkan setengah tiketnya, dia melihat si orang pegadaian memiliki kantong kain sulaman bunga yang sebenarnya agak familier bagi Chen Shi. Chen Shi agak bingung tapi tidak curiga. Barang yang diberikan padanya berupa kotak barang tapi tidak ada kuncinya.
 
 

Chen Shi pun langsung kembali ke rumah kakaknya dan mendapati Paman penjual air masih ada di sana dan memberinya kunci kotak yang lagi-lagi, dia akui dititipkan oleh Chen Jiu padanya.

Namun kunci itu dia simpan di kantong kain sulaman bunga yang sama persis dengan milik si orang pegadaian tadi. Jelas saja Chen Shi mendadak jadi curiga dan langsung defensif. Apakah si Paman benar-benar mengenal kakaknya?

Melihat si Paman cuma diam dengan canggung, Chen Shi langsung berbalik pergi, tapi si Paman dengan cepat menghantamnya.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments