Ketakutan dengan ancaman Fang Fei, Ketua akhirnya menyetujui tuntutan Fang Fei. Keluarga Jiang memang tidak akan mengenalinya karena mereka tidak mengetahui bagaimana rupa Jiang Li yang sekarang, tapi orang-orang di sini pasti akan mengetahuinya.
Makanya Ketua menyuruhnya tinggal sementara waktu di kamar ini, sementara dia akan membuat persiapan agar Fang Fei nantinya bisa keluar dengan identitas Jiang Li. Makanya dia juga memerintahkan para anggota lainnya untuk tidak mengganggu Jiang Li untuk sementara waktu.
Usai mereka mengubur Jiang Li di bawah pohon bunga persik, Tong'er hampir saja mau membunuh Fang Fei, mengira Fang Fei mau menyamar jadi Jiang Li supaya bisa menikmati kekayaan Keluarga Jiang.
Untungnya Fang Fei dengan cepat mencegahnya dan mengingatkannya bahwa pelaku utama dan akar masalah ini bukan ada padanya dan Ketua, melainkan Keluarga Jiang.
Untungnya Fang Fei dengan cepat mencegahnya dan mengingatkannya bahwa pelaku utama dan akar masalah ini bukan ada padanya dan Ketua, melainkan Keluarga Jiang.
Jika Keluarga Jiang tahu kalau Jiang Li sudah mati, mereka hanya akan pura-pura berduka sebentar lalu akan melanjutkan hidup dengan tenang.
Tong'er pikir ayahnya Jiang Li akan menegakkan keadilan untuknya? Tidak akan! dia seorang ayah yang mengabaikan putrinya sendiri selama sepuluh tahun, jadi mana mungkin dia akan menegakkan keadilan untuknya sekarang.
Memangnya apa yang akan mereka lakukan untuk Jiang Li sekarang? Mau menyegel Balai Gadis Suci? Membawa pulang jasad Jiang Li untuk dimakamkan secara megah? Kalau begitu, si Ibu Tiri akan mendapat sanjungan sebagai ibu tiri yang penyayang tapi reputasi Jiang Li akan tetap ternoda.
Dia dan Jiang Li memiliki kesamaan, reputasi mereka sama-sama ternoda, dikhianati dan difitnah oleh orang-orang yang awalnya mereka percayai. Namun Jiang Li sekarang sudah meninggal dunia dan tidak bisa lagi membela dirinya sendiri. Karena itulah, dia membutuhkan identitas Jiang Li agar dia bisa menegakkan keadilan bagi Jiang Li.
"Bukankah mereka mengira kita akan hidup di bawah reputasi buruk seumur hidup? Kalau begitu, kita perlihatkan kepada mereka bagaimana kita melangkah keluar dari reputasi buruk ini."
Memang tidak salah Fang Fei terkenal sebagai gadis berbakat. Selama tinggal di Balai Gadis Suci, Fang Fei dengan jeli memperhatikan beberapa keanehan aturan tempat ini, terutama si Ketua.
Ada satu lampion khusus yang berada di luar aula leluhur yang entah mengapa hanya boleh disentuh oleh Ketua. Kalau yang lain berani menyentuhnya, maka mereka akan dihukum pukul. Dia memperhatikan lampion khusus itu dinyalakan dan digantung tinggi di tiang hanya pada beberapa malam tertentu oleh si Ketua.
Beberapa kali Ketua datang menemuinya, dan beberapa kali itu pula Fang Fei memperhatikan ada bau yang berbeda dari si Ketua. Dan saat dia sengaja mempertanyakannya pada Ketua, si Ketua langsung kesal, seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu dan takut ketahuan.
Aturan tempat ini mewajibkan setiap anggota untuk tidak keluar kamar dan tidur sejak pukul 7 malam dengan alasan bahwa keluar di malam hari dianggap hal yang kotor bagi wanita. Tong'er bercerita bahwa aturan ini dibuat karena dulunya ada seorang anggota Gadis Suci yang menyelinap ke luar untuk menemui kekasihnya.
Namun kemudian gadis itu jatuh ke jurang dan meninggal dunia tapi rohnya selalu bergentayangan dan mengganggu tempat ini sepanjang malam. Pernah juga ada seorang Gadis Suci yang iseng keluar main di malam hari, tapi malah bertemu dengan hantu wanita itu. Gadis itu sangat ketakutan sampai kehilangan separuh jiwanya.
Menurut cerita si Gadis, hantu wanita itu juga memakai pakaian seragam Gadis Suci mereka, tapi tubuhnya tinggi. Hmm, kelihatannya cerita yang cukup meyakinkan. Namun Fang Fei agak ragu dengan kebenaran tentang hantu tersebut.
Malam itu juga, Fang Fei tetap nekat keluar kamar dan benar-benar melihat ada sosok berseragam Balai Gadis Suci dan bertubuh tinggi masuk dari gerbang menuju ke... aula leluhur? Hantu itu kah?
Suatu hari, Balai Gadis Suci kedatangan tamu penting. Yaitu Nyonya Liu. Menurut Tong'er, Nyonya Liu dulunya adalah teman baik Nyonya Ye (Ibunya Jiang Li).
Tusuk konde yang diberikan Jiang Li pada Fang Fei adalah pemberian Nyonya Liu dulu. Namun sama seperti Keluarga Jiang, Nyonya Liu juga tidak pernah menanyakan kabar Jiang Li biarpun dia tahu kalau Jiang Li ada di sini.
Pada malam hari di hari kedatangan Nyonya Liu, Fang Fei membangunkan Tong'er dan mengajaknya untuk bekerja sama untuk menjatuhkan Ketua malam ini juga dan membebaskan diri mereka dari tempat ini.
Malam ini adalah kesempatan emas bagi mereka, terutama dengan adanya Nyonya Liu, dia akan bisa membantu mereka. Fang Fei meminta Tong'er untuk membawa tusuk kondenya Jiang Li ke Nyonya Liu dan menyuruhnya untuk bilang ke Nyonya Liu bahwa Jiang Li sedang dalam masalah.
Beliau pasti akan datang kemari begitu melihat tusuk konde itu. Nyonya Liu pasti akan membela mereka dan membantu mereka kalau dia melihat sendiri perilaku buruk si Ketua. Tong'er tidak mengerti maksudnya. Fang Fei pun menjelaskan kecurigaannya tentang Ketua dari berbagai hal yang dia perhatikan selama ini.
Dia curiga dan yakin kalau Ketua sebenarnya orang munafik yang punya kekasih di luar dan diam-diam menyelundupkan kekasihnya masuk kemari pada malam hari setiap lampion khusus digantung tinggi.
Lampion khusus itu tidak setiap hari digantung tinggi, tapi setiap kali lampion khusus itu digantung tinggi, Ketua pasti memiliki aroma yang khas, aroma bunga kenanga. Itu adalah aroma yang biasanya digunakan untuk meningkatkan gairah. Fang Fei mengenali aroma ini karena dulu pernah menggunakannya untuk menggoda suaminya.
Sosok tinggi dan memakai seragam Gadis Suci yang mereka yakini sebagai hantu itu, Fang Fei yakin kalau dia bukan hantu, melainkan kekasihnya si Ketua yang menyamar.
Dia pernah melihat kedatangan 'hantu' itu pada malam hari tepat saat lampion khusus itu digantung tinggi.
Jelas kalau lampion itu hanya boleh disentuh oleh Ketua karena itu adalah pertanda bagi kekasihnya. Dan alasan sebenarnya mereka semua dilarang keluar kamar di malam hari adalah untuk memudahkan si Ketua bertemu dengan kekasihnya.
Saat dia diam-diam menyelinap keluar untuk mengumpulkan kayu bakar di sekitar Kuil Helin, dia memperhatikan lampion itu bisa terlihat dari gunung seberang saat sedang tergantung tinggi. Makanya dia yakin kalau si kekasih itu pasti tinggal di Kuil Helin yang berada di gunung seberang.
Dulu dia pernah bersembahyang di Kuil Helin, makanya dia tahu kalau biasanya Kuil Helin mengadakan puja bakti setiap dua malam sekali.Dia memperhatikan Ketua biasanya memakai wewangian kenangan setiap kali ada puja bakti di Kuil Helin. Makanya hari ini dia akan memanfaatkan kesempatan emas ini untuk menjatuhkan si Ketua.
Malam ini ada puja bakti di Kuil Helin, tapi sedang ada Nyonya Liu yang datang, Ketua pasti tidak akan berani memanggil kekasihnya kemari. Tapi Fang Fei tadi siang diam-diam menggantung tinggi lampion khusus itu, biar si kekasih itu datang dan dia akan membuat Nyonya Liu memergoki mereka. Hmm, ide bagus.
Namun sebelum Tong'er pergi memanggil Nyonya Liu, Fang Fei menyuruh Tong'er untuk memukulnya dulu. Sandiwara mereka harus sempurna.
Karena itulah, mereka harus membuat luka-luka di tubuhnya agar Nyonya Liu percaya kalau dia adalah Jiang Li yang dibuli di tempat ini.
Tong'er sebenarnya tidak tega, tapi terpaksa akhirnya dia memukuli Fang Fei sebelum kemudian pergi mengadu ke Nyonya Liu dengan menunjukkan bukti tusuk konde itu.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam