Seorang diri mengejar Fu Sheng, Shen Li pun masuk ke dalam perangkap mereka dan mendapati Fu Sheng dan para anak buahnya entah bagaimana bisa menguasa Teknik Penghenti Air yang seharusnya hanya dimiliki Dewa Agung.
Orang yang Shen Li pilih dan dia latih sendiri mulai dari prajurit hingga menjadi jenderal, orang yang dikenalnya selama lebih dari 300 tahun, berperang dan berjuang sehidup semati bersamanya dalam berbagai peperangan, orang yang dia percayai dan dia anggap sebagai saudara sendiri, ternyata seorang pengkhianat.
Selama ini mereka begitu baik padanya, Alam Spiritual pun selalu memperlakukan Mo Fang dengan baik. Tapi kini, Mo Fang malah membantai rakyatnya, jenderalnya, mencelakai penguasanya, dna menjadi penjahat yang membahayakan Alam Spiritual.
Mo Fang tampak jelas galau. Sepertinya dia tidak seburuk itu, hanya saja dia terhasut oleh Mo Fang. Perasaannya terhadap Shen Li jelas nyata, makanya dia sebenarnya tidak setuju dengan tindakan Fu Sheng ini.
Namun Fu Sheng dengan gigih meyakinkannya bahwa mereka harus mendapatkan Mutiara Laut Biru yang ada di dalam diri Shen Li. Karena itulah, Shen Li harus mati. Mo Fang ngotot tak setuju, tapi Fu Sheng jelas tidak mau menurutinya, pantang menyerah untuk menghasut Mo Fang, meyakinkannya bahwa dia tidak salah apa-apa.
Dia dengan gigih meyakinikan Mo Fang bahwa mereka harus mendapatkan mutiara itu. Semua yang mereka lakukan selama ini adalah demi mendapatkan mutiara itu. Jika mereka tidak mendapatkannya, maka semua usaha dan perencanaan mereka selama ribuan tahun akan hancur.
Mo Fang galau, tapi akhirnya dia lebih memilih Shen Li dan jelas saja itu membuat Fu Sheng jadi sangat murka sehingga dia tidak peduli lagi dengan Mo Fang.
Hanya dengan satu isyaratnya, para anak buahnya langsung maju menyerang Shen Li. Cemas, Mo Fang berniat ingin menyelamatkannya, tapi Fu Sheng dengan cepat mengikatnya dengan ikatan sihir. Para anak buahnya Fu Sheng dengan cepat mengepung dan mencengkeram Shen Li lalu menenggelamkannya ke laut lalu Fu Sheng membekukan laut tersebut.
Mo Fang sontak panik memerintahkan Fu Sheng untuk melepaskan Shen Li. Tapi Fu Sheng jelas menolak. Mo Fang mau menyelamatkan Shen Li? Langkahi dulu mayatnya!
Namun begitu Shen Li berusaha menghujamkan tombaknya ke Mo Fang, Fu Sheng seketika berubah jadi iblis hitam super duper jahat. Melihat bahaya mengancam Shen Li, Mo Fang sontak berusaha memperingatkan Shen Li untuk pergi. Tapi Shen Li sudah terlalu sulit untuk mempercayainya.
Panik, Mo Fang sontak menarik Shen Li pergi. Tapi Fu Sheng langsung menarik Shen Li dengan cakar iblisnya, mengeluarkan mutiara itu secara paksa dari dalam tubuh Shen Li, dan Mo Fang tak berdaya menolongnya.
Namun sebelum dia sempat mendapatkan mutiara itu, Shen Li tiba-tiba mencengkeram tangannya dengan kekuatan pheonix-nya sehingga kemudian mutiara itu terbang ke langit dan berubah menjadi pheonix yang mengubah lautan air itu menjadi lautan api yang menghancurkan dan membakar segalanya, termasuk Fu Sheng dan dirinya sendiri. Aww, Shen Li! Dia mengorbankan dirinya sendiri demi keselamatan seluruh Alam Spiritual.
Menyadari dirinya tidak akan selamat, Shen Li hanya memiliki satu penyesalan. Yaitu, Xing Zhi. Kenangan indah mereka kembali satu demi satu saat tombaknya Shen Li perlahan mulai retak dan akhirnya patah.
Dalam keadaan sekaratnya, setetes air mata Shen Li terjatuh dan satu-satunya nama yang dia pikirkan hanya Xing Zhi, lalu Shen Li pun jatuh ke lautan api.
Dan di mana kah orang yang dia pikirkan itu sekarang?... Ternyata dia lagi nyantai main catur sendirian sambil ngeteh di Langit di luar langit. Bah! Enak amat ya jadi dewa agung, yang di bawah bertarung sampai mati, dianya tetap nyantai dan tidak tahu apa yang tengah terjadi di luar.
Baru saat dia merasakan hembusan angin, dia mulai merasa ada yang aneh. Biasanya tidak ada angin berhembus di Langit di luar langit, makanya dia merasa aneh sekarang. Dan dia baru mulai merasa khawatir saat cangkir tehnya mendadak pecah tanpa alasan.
Alam Spiritual akhirnya baik-baik saja, Penguasa Spiritual pun akhirnya sadar, para jenderal telah kembali dengan selamat, namun yang kembali dari Shen Li hanya tali merah ikat rambutnya. Penguasa Spiritual shock dan patah hati mendengar kematian Shen Li.
Demi mengenang Shen Li, Penguasa Spiritual pun memerintahkan agar pengorbanan dan keberanian Shen Li digaungkan ke seluruh dunia, dan memerintahkan Jenderal Shang Bei untuk pergi ke Alam Dewa untuk mengabarkan masalah ini pada mereka.
Xing Zhi turun ke Alam Dewa saat Jenderal Shang Bei datang dan melaporkan kematian Shen Li.
Xing Zhi sontak percaya, bahkan langsung emosi saat Jenderal Shang Bei bersumpah atas nyawanya bahwa Shen Li benar-benar sudah mati, dia mati bersama musuh di Laut Timur, mayatnya hilang di sana dan tidak bisa ditemukan kembali, dan tidak ada yang di mana lokasi tepatnya Shen Li menghilang. (Ya lagian kenapa juga kamu cuma nyantai main catur?)
Xing Zhi benar-benar murka sehingga seluruh tempat itu bergetar oleh amarahnya, bahkan Kaisar Langit pun ketakutan dan langsung saja mengizinkan saat Xing Zhi dengan tatapan seram penuh ancaman meminta (memaksa lebih tepatnya) izin padanya untuk turun ke dunia bawah dengan alasan untuk menyelidiki kerusuhan di sana.
Setibanya di sana, Xing Zhi melihat wanita berbaju merah berdiri di atas bebatuan. Dia pikir itu Shen Li dan langsung meraihnya, tapi ternyata bukan, itu hanya semacam ilusi dari potongan kain merah milik Shen Li yang tertinggal di sana.
Bersambung ke episode 24
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam