Setelah beberapa lama berdebat dan otot-ototan, Shen Li akhirnya bisa pergi juga. Tapi itupun gara-gara ada masalah darurat. Ternyata ibu kota Alam Spiritual diserang habis-habisan oleh Klan Laut Utara 5 hari yang lalu.
Sekarang Penguasa Spiritual tak sadarkan diri dan belasan jenderal meninggal dunia. Perang terjadi di mana-mana, situasinya sangat berbahaya.
Alam Dewa terlambat menerima surat dari sana gara-gara para dewa di sini sibuk pasca serangan waktu itu. Shen Li sebenarnya mau marah, tapi untungnya dia bisa mengontrol diri untuk berpikir tenang dan realistis.
Mengingat waktu penyerangan kedua alam yang bersamaan, jelas penyerangan di Alam Dewa hanya serangan palsu untuk mengalihkan perhatian para dewa, membuat mereka menjadi sangat sibuk sehingga tidak akan memedulikan hal-hal lain dan tidak akan bisa membantu Alam Spiritual. Karena itulah, Shen Li pun pamit pulang. Kaisar Langit mengizinkannya sekaligus menitipkan obat untuk Penguasa Spiritual.
Xing Zhi dan Shen Li sebenarnya berat harus berpisah lagi, tapi pada akhirnya, mereka pun harus merelakan perpisahan mereka.
Xing Zhi dan Kaisar Langit memiliki pemikiran yang sama dalam masalah penyerangan ini. Kemungkinan penyerangan ini disengaja dengan tujuan perebutan kekuasaan.
Mungkin juga Klan Laut Utara itu cuma kedok, sepertinya ada orang dalam Alam Spiritual yang diam-diam membuat masalah, ingin menjatuhkan penguasa Spiritual dan mengangkat penguasa baru. Namun si penguasa baru nanti pasti akan menentang Alam Dewa.
Setibanya di ibu kota, Shen Li mendapati seluruh kota sudah hancur dan korban berjatuhan di mana-mana, bahkan para prajurit pun banyak yang terluka. Yang meninggal juga tak kalah banyak sehingga bahkan setelah lima hari penyerangan, mereka masih juga belum selesai memakamkan para prajurit dan para jenderal yang gugur.
Penguasa Spiritual juga masih belum sadarkan diri karena terkena racun miasma. Namun menurut diagnosis tabib, sepertinya racun yang menyerang Penguasa Spiritual khusus ditargetkan untuk Klan Spiritual mengingat racun miasma ini beda dari racun miasma lainnya dan hanya mengancam nyawa Klan Spiritual tapi tidak membahayakan makhluk lain.
Penguasa Spiritual juga terkena sayatan pedang di leher. Sebenarnya luka lehernya tidak parah, tapi racun miasma di dalam tubuhnya membuat luka sayatan itu tidak bisa menutup dan terus berdarah.
Seluruh kota, termasuk para prajurit dan jenderal militer yang tersisa, benar-benar putus asa sehingga begitu Shen Li datang, mereka sontak menyambutnya bak seorang penyelamat dunia.
Para jenderal melapor bahwa para penyerang mereka sebenarnya jumlahnya cuma sekitar 200-an, mereka mengibarkan bendera Klan Laut Utara dan semuanya adalah para pria kekar yang mengenakan zirah hitam.
Namun biarpun jumlah mereka sangat sedikit, kekuatan mereka sangat dahsyat dan senjata mereka luar biasa tajam. Kulit mereka juga tampaknya beda dari makhluk lain karena prajurit biasa sulit menembusnya.
Hanya beberapa jenderal yang memiliki sedikit kekuatan shir yang bisa sedikit melukai mereka dengan cara menyalurkan kekuatan sihir ke dalam senjata. Mereka berhasil membunuh beberapa lawan, tapi mayat mereka tidak ada yang tersisa karena semuanya dibawa pergi oleh pihak lawan.
Mereka tidak tahu siapa pemimpinnya karena orangnya memakai pakaian hitam bertudung. Penampilannya sama seperti orang lain, tapi teknik pedangnya sangat aneh. Orang inilah yang melukai Penguasa Spiritual.
Penggambaran pihak lawan ini sontak mengingatkan Shen Li akan para anak buahnya Fu Sheng yang pernah bertarung dengannya di Gerbang Fu Sheng. Cuma 200 orang tapi memiliki kekuatan sebesar itu, mungkin saja pelakunya adalah mereka.
Penggambaran mereka akan pemimpinnya juga sama seperti sosoknya Fu Sheng. Masalahnya, kenapa dia bisa menjadi anggota Klan Laut Utara? Apa sebenarnya tujuannya menyerang Alam Spiritual?
Jenderal melapor bahwa mereka merampas Segel Emas Penguasa spiritual, jadi mungkin tujuannya adalah merebut kekuasaan. Para jenderal mati dengan mengenaskan, namun yang paling parah adalah Mo Fang karena jasadnya bahkan tidak ada sama sekali dan hanya senjatanya yang tersisa.
Menurut kesaksian semua orang di medan perang saat itu, dia dikepung oleh beberapa musuh dan ditelan hidu-hidup. Shen Li jelas shock mendengarnya, tapi dia ngotot menolak mempercayainya. Sebelum dia melihat mayatnya Mo Fang, dia tidak akan mau percaya kalau Mo Fang meninggal dunia.
Usai melakukan upacara mengantarkan roh para korban ke Sungai Kelupaan, Shen Li dengan penuh tekad bersumpah akan membalas dendam.
Di tempat lain, Fu Sheng baru saja mendapat kabar tentang kembalinya Shen Li ke Alam Spiritual. Dari ucapannya, ternyata target utamanya adalah Mutiara Laut Biru, tentu saja dia tidak menemukannya di Alam Spiritual, dan sekarang akhirnya dia sadar bahwa mutiara itu pasti ada pada Shen Li.
Karena itulah, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk memicu keributan di Kolam Xutian untuk memancing Shen Li keluar, nanti dia sendiri yang akan bertindak dan menghabisi Shen Li dan mengambil kembali Mutiara Laut Biru.
Namun ada satu hal yang paling menarik dari ucapannya, sepertinya dia bukan pemimpin tertinggi karena kelompok mereka memiliki seorang Tuan Muda. Tapi anehnya, entah mengapa dia malah berniat menyembunyikan tindakannya kali ini dari si Tuan Muda.
Dan yang lebih aneh, menurut penuturannya, dia sengaja menyembunyikannya dari si Tuan Muda karena dia tahu kalau si Tuan Muda akan sangat keberatan jika dia membunuh Shen Li.
Dari ucapannya, terkesan seolah si Tuan Muda ini punya perasaan pada Shen Li, makanya si Tuan Muda ini tidak boleh tahu dulu tentang rencananya. (Siapa si Tuan Muda yang suka sama Shen Li? Masa Mo Fang?)
Dari meneliti rute mundur pihak lawan dalam peperangan sebelumnya, para tetua dan Shen Li bisa menyimpulkan bahwa pasti ada pengkhianat di pihak mereka. Jika bukan orang dalam yang sangat memahami struktur Ibu Kota Kerajaan, tidak akan mungkin pihak lawan bisa keluar secepat itu.
Dan si mata-mata juga pasti memahami struktur militer Alam Spiritual, jadi kemungkinan besar dia anggota militer mereka. (Hmm, kayaknya memang Mo Fang deh)
Sesuai rencana, para anak buahnya Fu Sheng mulai menyerang para penduduk di perbatasan Kolam Xutian dan itu berhasil memancing Shen Li ke sana.
Saat itulah Fu Sheng muncul melawannya dan memancingnya untuk pergi mengejarnya, otomatis menjauhkannya dari para anak buahnya. Shen Li dengan mudah terpancing, para jenderal sontak cemas dan berusaha mengejar, tapi para anak buahnya Fu Sheng berhasil menghadang mereka.
Bersambung ke episode 23
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam