Hmm... mulai dari episode 3 ini, Tuan Jin dan Jin Yan mendadak mulai terlihat agak mencurigakan. Kayaknya dia bukan benar-benar ayahtiri yang baik.
Dimulai dari tahun 1993 di mana pada suatu hari, Jin Yan menangkap basah Bian Jie yang hendak kabur dari rumah. Saat dia mencoba menghentikannya, tak sengaja ada pisau lipat terjatuh dari tasnya Bian Jie. Jin Yan juga menemukan sesuatu lainnya yang membuatnya shock. Entah apa itu dan entah apa yang terjadi selanjutnya.
Lalu pada malam harinya saat Tuan Jin baru pulang kerja, dia malah mendapati brangkas uangnya terbuka dan kosong melompong. Kita tidak melihat apa yang terjadi selanjutnya, tapi sepertinya dia mencurigai Bian Jie.
Lompat ke tahun 1996... pada suatu malam, wali kelasnya Bian Jie yang dulu datang untuk meminta buku esainya Bian Jie yang dulu pernah memenangkan penghargaan.
Di sini, tampak jelas bahwa bukan hanya Bian Jie yang cemas dan enggan menyerahkan buku itu. Tuan Jin pun tampak gugup dan buru-buru mengklaim bahwa buku itu sudah tidak ada karena sudah tiga tahun berlalu.
Namun yang tidak keduanya sangka, Nyonya Bian ternyata masih menyimpan buku esai tersebut. Cemas, Bian Jie pun pura-pura tersandung sehingga buku itu basah kuyup kena teh panas sehingga dia jadi punya alasan untuk menunda menyerahkan buku itu dengan alasan mau mengeringkannya dulu sebelum kemudian menyerahkannya ke Wali Kelas.
Sebenarnya Wali Kelas meminta buku itu bukan untuk sekolah, melainkan untuk diserahkan ke Wang Shi Tu atas permintaannya. Karena Wang Shi Tu ingin membandingkan tulisan tangan Bian Jie yang sekarang dengan yang dulu.
Saat akhirnya buku esai itu sampai di tangan Wang Shi Tu, jelas dia langsung tahu kalau buku itu bukan buku yang asli biarpun dibuat sama persis. Bagian belakangnya jelas sudah dirobek untuk menyembunyikan informasi tahun produksi buku tugas sekolah yang biasanya ada di cover belakang.
Namun yang dilupakan oleh orang yang memalsukan buku ini adalah informasi tahun produksi buku sebenarnya juga tercantum di bagian tersembunyi.
Dan yups, di sanalah, Wang Shi Tu menemukan bukti bahwa buku ini memang dipalsukan karena buku ini diproduksi tahun 1996, padahal buku esainya Bian Jie yang asli seharusnya sudah ada sejak tahun 1993.
Buku esainya Bian Jie yang asli mungkin sudah disingkirkan sekarang. Wang Shi Tu seketika sadar kalau Bian Jie yang sekarang sama sekali tidak bisa diremehkan.
Preman yang membuntuti Bian Jie (atau Xiao Qi) sepertinya adalah komplotan geng pencuri. Orang itu mengirimkan surat yang kemudian ditemukan Bian Jie di dalam kotak surat dan isinya adalah memerintahkan Bian Jie untuk mencuri uangnya Tuan Jin.
Saat tak mendapat tanggapan Bian Jie, dia dan dua orang komplotannya menghadang Bian Jie tak peduli biarpun saat itu Bian Jie sedang bersama kakak tirinya.Mereka berdua sontak berusaha melawan para preman itu dan untungnya mereka cepat terselamatkan berkat kedatangan beberapa orang di sekitar tempat itu.
Namun perkelahian barusan menyebabkan Bian Jie terluka hingga dia pingsan sehingga dia harus dirawat di rumah sakit. Untungnya hanya gegar otak ringan.
Selama dia dirawat, Wang Shi Tu mencoba menanyai Tuan Jin tentang keanehan Bian Jie yang sekarang dan mencoba membujuknya untuk melakukan tes DNA antara Bian Jie dan ibunya untuk memastikan kalau benar Bian Jie atau bukan.
Tuan Jin akui kalau Bian Jie yang sekarang memang agak beda. Bian Jie yang dulu biasanya memanggilnya 'Paman', sedangkan yang sekarang memanggilnya 'Ayah'.
Namun saat Wang Shi Tu membahas tentang tes DNA, Tuan Jin sontak emosi menolak tes DNA dan keukeuh menegaskan bahwa Bian Jie adalah benar putra mereka.
Wang Shi Tu awalnya mencoba menunjukkan pada Qin Yong tentang perbedaan gambar telinga Bian Jie yang lama dengan yang sekarang, yang memang tampak agak beda. Sayangnya, Qin Yong menolak mempercayainya dan tidak merasa kedua gambar telinga itu terlalu berbeda.
Ditambah lagi dengan fakta bahwa Bian Jie yang sekarang juga memiliki bekas luka bakar yang sama dengan bekas luka bakar Bian Jie yang dulu, dan luka bakar Bian Jie yang sekarang ini jelas bukan bekas luka bakar baru.
Namun pasca insiden penyerangan Bian Jie, Qin Yong akhirnya mulai meragukannya juga. Karena saat dua orang dari geng kriminal itu ditangkap, mereka menyebut Bian Jie sebagai Xiao Qi.
Setelah Bian Jie keluar dari rumah sakit, Tuan Jin membawanya ke pabrik mereka dan mendesak Bian Jie untuk mulai bekerja di pabrik. Bagaimanapun, pabrik ini adalah milik keluarga mereka dan nantinya akan diwariskan ke Bian Jie. Jadi lebih baik Bian Jie belajar mulai sekarang.
Bian Jie agak khawatir awalnya mengingat dia tidak bisa apa-apa, tapi pada akhirnya Tuan Jin berhasil meyakinkannya hingga dia setuju.
Namun beberapa hari kemudian, Tuan Jin tak sengaja memergoki Bian Jie mengecek barang-barang berharga di ruang kerjanya. Tampak jelas dia marah, tapi dia pintar menahan diri dan pura-pura percaya saja saat Bian Jie berbohong bahwa dia cuma sedang mencari album foto.
Dia terus menunjukkan senyum seolah tak curiga apa pun, dan jelas dia melakukan semua ini hanya demi kebaikan Nyonya Bian. Karena hanya keberadaan Bian Jie yang mampu menenangkan Nyonya Bian.
Suatu hari, Wang Shi Tu datang saat Bian Jie sendirian di rumah dengan alasan untuk menyerahkan formulir pengajuan KTP-nya Bian Jie.
Bukan cuma formulir yang dia bawakan, bahkan pulpen pun sudah dia siapkan. Jelas tujuan utamanya sebenarnya untuk mendapatkan sidik jarinya Bian Jie. Sayangnya, Bian Jie dengan cerdiknya menutupi jempolnya dengan kain kasa dengan alasan terluka.
Namun Wang Shi Tu tak kekurangan akal. Dia kemudian memanggil Bian Jie ke kantor polisi dengan alasan untuk mengidentifikasi para preman yang menyerangnya waktu itu.
Di sinilah Bian Jie tidak sadar bahwa saat Wang Shi Tu menawarinya minum teh, sebenarnya Wang Shi Tu sedang mendapatkan sampel DNA-nya.
Baru malam harinya, Bian Jie mendengar dari Tuan Jin tentang Wang Shi Tu yang menginginkannya untuk tes DNA. Tes DNA pada tahun ini sudah mulai canggih, cuma perlu sehelai rambut atau air liur sudah bisa mengidentifikasi DNA seseorang dan hubungan darah antar manusia.
Sontak saja dia cemas bukan main mengingat tadi siang air liurnya sudah pasti menempel di gelas yang dia minum tadi, dan juga saat Wang Shi Tu datang waktu itu, Wang Shi Tu sempat menggunakan kamar mandi, sedangkan di kamar mandi itu ada sisirnya Nyonya Bian yang ada rontokan rambutnya.
Menyadari dirinya sudah pasti bakalan ketahuan, Bian Jie dengan sengaja mendatangi bagian HRD untuk meminta gajinya dibayar dimuka, dan dia bisa mendapatkannya dengan mudah karena dia anak tiri presdir.
Namun sebelum pergi, dia terlebih dulu membelikan hadiah untuk semua anggota keluarga Jin, lalu diam-diam kabur tengah malam dengan hanya meninggalkan surat dengan alasan bahwa dia cuma mau menemui temannya di luar kota.
Yang jadi masalah, orang yang pertama kali menemukan surat itu pada tengah malam adalah Nyonya Bian dan sontak saja surat itu membuatnya jadi panik dan hilang akal.
Keesokan harinya, Tuan Jin dan Jin Yan panik bukan main saat menemukan surat itu dan Nyonya Bian menghilang dari rumah.
Wang Shi Tu yakin kalau Bian Jie kabur, mungkin dengan mencuri barang-barang Keluarga Jin, tapi menurut Jin Yan, tidak ada satu pun barang hilang di rumah mereka. Dia yakin sekali kalau Bian Jie pasti tidak akan kembali. Namun yang tak disangkanya, Bian Jie mendadak kembali.
Bian Jie memang berniat kabur awalnya, tapi dalam perjalanan bis, dia tak sengaja mendengar pengumuman tentang hilangnya Nyonya Bian di siaran radio.
Dia jadi cemas bukan main mengingat kondisi mental Nyonya Bian, makanya dia kembali dan bertekad mencari Nyonya Bian sendiri tak peduli biarpun malam ini hujan deras.
Wang Shi Tu mendapat informasi bahwa Nyonya Bian terlihat di desa kampung halamannya, sepertinya dia jalan kaki sepanjang hari hingga sampai di sana.
Karena kecurigaannya terhadap Bian Jie, makanya Wang Shi Tu langsung berinisiatif menggantikan Tuan Jin untuk mengantarkan Bian Jie mencari Nyonya Bian.
Dalam perjalanan, Wang Shi Tu langsung terus terang menanyai identitas Bian Jie yang asli. Namun karena hujan deras yang menghalangi pandangannya, Wang Shi Tu terlambat melihat ada binatang lewat di depan.Refleks dia banting setir sehingga membuat mobilnya menabrak sebuah gudang terdekat.
Wang Shi Tu pingsan seketika. Bian Jie bangun lebih dulu dan sontak panik teriak-teriak memanggil bantuan. Namun sayangnya, tempat itu sangat terpencil dan tak ada seorang pun yang datang.
Dalam tidurnya, Wang Shi Tu memimpikan masa lalunya bersama Duo Duo, masa lalu saat Duo Duo panik membangunkannya dengan cara menggoyang-goyang tubuhnya karena ternyata dia ketiduran saat memasak. Untungnya Duo Duo membangunkannya tepat waktu sebelum terjadi bencana.
Mimpi itu kemudian berganti, kali ini dia melihat istrinya bersama Duo Duo memanggilnya untuk datang ke mereka di ujung lorong bercahaya. (Aww, apakah Duo Duo sudah meninggal dunia?) Mimpi akan keluarga lengkapnya, benar-benar membuatnya ingin berjalan ke mereka.
Namun tiba-tiba dia terbangun berkat Bian Jie yang membangunkannya dengan cara menggoyang-goyang tubuhnya seperti yang dilakukan Duo Duo dulu.Untungnya mereka berdua dan mobilnya tidak kenapa-kenapa sehingga mereka bisa kembali melanjutkan perjalanan.
Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah pamannya Bian Jie, paman yang pertama kali mengenalinya sebagai Bian Jie di bis waktu itu.Dari Paman Bian-lah, Bian Jie mengetahui bahwa Nyonya Bian jadi seperti ini sejak menghilangnya Bian Jie.
Parahnya lagi, kejadian itu terjadi saat Keluarga Bian sedang berduka karena kematian Nenek Bian. Kehilangan dua keluarganya pada saat yang bersamaan, Nyonya Bian jadi shock berat hingga berakhir seperti sekarang ini, dan sekarang dia harus terus bergantung pada obat.
Kisah ini sontak membuat Bian Jie berpikir kalau ibunya mungkin ada di kuburan Nenek dan langsung pergi ke sana saat itu juga.
Dan untungnya kecurigaannya benar. Nyonya Bian benar-benar ada di sana dalam keadaan pingsan dan kedinginan setelah sepanjang hari dan malam kehujanan.
Bian Jie pun langsung menggendongnya pulang ke rumah Paman Bian dan menjaganya dengan baik, dan berjanji padanya bahwa dia tidak akan pergi lagi.
Setelah Nyonya Bian tertidur, Bian Jie melihat Wang Shi Tu melihat foto putranya. Dari sinilah dia akhirnya tahu bahwa putranya Wang Shi Tu hilang diculik orang.
Bian Jie pun mulai terbuka tentang dirinya yang asli, seorang yatim piatu yang tak pernah mengenal orang tuanya sejak dia kecil, makanya dia sangat merindukan sebuah keluarga. Dia bahkan tidak punya marga.
Semua kejadian hari ini akhirnya membuat Wang Shi Tu tidak lagi mempermasalahkan tentang identitas Bian Jie palsu. Selain demi kebaikan Nyonya Bian, juga karena sekarang dia sadar kalau Bian Jie tidak punya niatan buruk.
Namun suatu hari nanti saat mereka akhirnya menemukan Bian Jie yang asli, dia penasaran apa yang akan Bian Jie palsu/Xiao Qi lakukan? Apa dia ingin terus menjadi bayangan Bian Jie? Tidakkah dia ingin menjadi dirinya sendiri? Menemukan bayangannya sendiri di bawah sinar matahari?
Suatu hari, Wang Shi Tu mengundang Xiao Qi ke rumahnya dan membuatkannya mie yang sama dengan yang dulu dia buatkan untuk istri dan anaknya.
Dari obrolan mereka, Wang Shi Tu mengetahui kalau selama ini Xiao Qi tidak pernah makan mie, tidak pernah pula makan mie panjang umur karena dia bahkan tidak tahu tanggal ulang tahunnya sendiri.
Prihatin, Wang Shi Tu pun mengusulkan agar mereka menjadikan hari ini, tanggal 11 April, sebagai tanggal ultahnya Xiao Qi. Xiao Qi langsung setuju dengan antusias, akhirnya dia punya tanggal lahir walaupun palsu.
Dengan lahap dia lanjut makan dan menyeruput kuah mie-nya yang sontak membuat Wang Shi Tu tertegun haru karena teringat bagaimana dulu Duo Duo juga suka menyeruput kuah mie-nya.
Yang tidak Xiao Qi ketahui, sebenarnya hari ini adalah ulang tahunnya Duo Duo. Mie panjang umur yang dia buatkan untuk Xiao Qi sebenarnya adalah mie yang dia buatkan untuk Duo Duo.
Di tempat lain, kita melihat Du Yi tak sengaja melihat koran yang memberitakan tentang kembalinya Bian Jie. Berita itu membuatnya jadi khawatir sehingga dia langsung menghubungi ayahnya. Lalu tak lama kemudian, dia pun pulang tapi dia menolak memberitahu ayahnya tentang apa yang dia lakukan selama 3 tahun dia menghilang.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam