Sinopsis Love Me If You Dare episode 24 [END]

  Sinopsis Love Me If You Dare episode 24 [END]



Jin Yan pingsan, tapi untunglah ada Andy si mobil jenius yang bisa jalan sendiri dan membawa Jin Yan ke rumahnya Dr. Barnes.

Saat Jin Yan sadar, dia melihat Dr. Barnes memberinya suntikan obat penenang agar Jin Yan bisa tidur.


Jin Yan akhirnya tidur lagi... tapi beberapa saat kemudian, saat dia mulai membuka mata, dia malah mendapati seseorang menodongkan pistol padanya lalu menghajarnya sampai pingsan.


Sementara itu, Zi Yu dan asistennya masih bekerja keras sepanjang malam, berusaha mengidentifikasi sample darah dari Jin Yan itu.

Keesokan harinya, Zi Yu gagal mengidentifikasi sample darah itu, akhirnya dia menyerahkannya pada Susan agar diidentifikasi oleh badan forensik saja.


Saat Jin Yan terbangun, dia mendapati dirinya duduk di sebuah kursi yang terletak di tengah-tengah ruangan gelap dalam keadaan kedua tangan dan kakinya di rantai. Dia menyadari kehadiran orang lain yang tengah mengawasinya dari sudut gelap.

"Kau siapa? Xie Han yang asli? Sepertinya kau mirip Tommy. Kau pikir dengan menculik, mencambuk dan menyiksa tubuh bisa membuatmu mencapai tujuanmu"


"Bagaimana bisa aku disamakan dengan Tommy? Waktu itu selama kau bisa melarikan diri, kau selamat. Tapi kali ini, bahkan sekalipun kau melarikan diri dariku, kau tetaplah seorang buronan dengan tuduhan pembunuhan. Akuilah Simon, aku telah menciptakan situasi yang hampir sempurna untukmu. Saat ini, harapanmu satu-satunya hanyalah teman-teman yang masih mempercayaimu" kata orang itu.

Begitu mendengar suaranya, Jin Yan seketika langsung tersentak menyadari kalau dia mengenali suara yang terdengar cukup akrab itu.

 

Menyadari Jin Yan mengenali suaranya, orang itu mulai berjalan mendekati Jin Yan dan dia adalah... tunangannya bu presdir, Yi Yang.

"Kau ternyata"

"Kau tidak menyangka kan? Selalu ada di sisimu cukup lama tapi kau tidak pernah memandangku dengan serius"

Yi Yang mengaku kalau Tommy dan Xie Han adalah hasil ciptaannya. Tapi sekarang Jin Yan sudah ada di tangannya, jadi kedua ciptaannya yang sudah mati itu sudah tidak berarti lagi. Apalagi Jin Yan jauh lebih tangguh daripada kedua ciptaannya yang dulu itu.

"Kenapa Xie Han bunuh diri?"

"Dia hanya salah satu hasil kreasiku. Membuatnya hancur sama mudahnya seperti menjentikkan jariku"


Flashback...
Malam itu, Xie Han mengajak Yi Yang bersulang untuk merayakan kesuksesannya. Dia mengira kalau dia sudah menang, Jin Yan  sudah membunuh Yao Yao dan sekarang Jin Yan benar-benar jatuh ke tangannya.

Yi Yang lah yang mengetahui kebenaran itu. Yi Yang dengan senyum kejamnya, memberitahukan tipu daya yang Jin Yan lakukan dan mengolok-olok kebodohan dan kegagalan Xie Han.

Gara-gara tipuan Jin Yan ini, Xie Han menyadari kalau Yi Yang sekarang jadi kecewa dan tidak tertarik lagi padanya, makanya dia memutuskan untuk bunuh diri. (semudah itu kau memutuskan untuk bunuh diri Xie Han? saya kecewa!)


Kembali ke masa kini,
Yi Yang dengan penuh kebanggaan memberitahu Jin Yan bahwa dia seorang pemahat seni yang tidak pernah sekalipun membunuh orang secara langsung dengan tangannya sendiri.

"Tanganku bahkan jauh lebih bersih darimu. Kau masih ternoda oleh darah ayahmu, bukankah begitu?"

"Apa yang kau mau?"

"Aku mau kau untuk melakukan kejahatan bersamaku, setelah aku memahatmu. Simon, aku tahu kalau tekadmu sangat kuat. Tapi semakin kuat sesuatu, aku semakin ingin menghancurkannya. Saat aku menghancurkannya, Allen akan kembali."


Yi Yang tiba-tiba mengeluarkan sebuah pisau lalu menusukkannya ke dalam lengan Jin Yan pelaaaan-pelaaaan. Jin Yan kesakitan, darahnya tercucur deras, tapi dia berusaha bertahan bahkan tidak mengeluarkan suara kesakitan sedikitpun.


Tiba-tiba sesuatu terjatuh dari dalam lengan Jin Yan. Yi Yang memungutnya dan langsung kaget menyadari alat itu ternyata sebuah alat sadap.


Seketika itu pula, pintu tiba-tiba terbuka. Susan, seorang rekan kerjanya dan Zi Yu menerobos masuk sambil menodongkan pistol pada Yi Yang. Zi Yu melepaskan ikatan rantai tangan dan kakinya Jin Yan.


Ternyata mereka memang sudah membuat rencana menjebak Yi Yang dan Dr. Barnes lah yang memasukkan alat sadap itu kedalam lengan Jin Yan setelah Dr. Barnes mengeluarkan peluru yang melukai lengannya.


Yi Yang tampak santai-santai saja tapi yang membuatnya penasaran, sejak kapan Jin Yan mulai mencurigainya. Dia yakin sekali kalau selama ini Jin Yan tidak pernah sekalipun mencurigainya.

Jin Yan langsung tergelak mendengarnya "Apa aku benar-benar tidak mencurigaimu? Kau sungguh-sungguh berpikir begitu? Apa kau benar-benar percaya bahwa selain sidik jari didalam kartu (kartu yang ada dalam buket bunga di kamarnya Yi Yang, buket bunga dan pesan yang diduga dari Xie Han) kau tidak meninggalkan cela yang lain?"


Masih ingat waktu mereka masih di Hong Kong dan bu presdir pernah memberitahu Jin Yan bahwa sebenarnya dia tidak pernah tahu kalau Yi Yang kecanduan obat?

Ternyata waktu itu, Jin Yan sudah mulai curiga. Dan karenanya dia minta sample darah dari suster. Dan setelah memeriksanya, hasilnya menunjukkan kalau Yi Yang bukan pecandu obat-obatan.

Kecurigaannya yang kedua adalah dokter Hong Kong yang tiba-tiba saja memutuskan agar Xun Ran dibawa ke Amerika. Jin Yan yakin kalau dokter itu membuat keputusan seperti itu karena ada seseorang yang mengontrolnya.

Dia yakin orang itu bukan Xie Han karena pada saat itu Xie Han tengah menjalankan rencana melarikan diri dari Hong Kong.


Jadi pastinya orang yang berada dalam rumah sakitlah yang mengontrol si dokter. Dengan pura-pura dirawat di rumah sakit yang sama, Yi Yang bisa dengan mudah menentukan target mana yang ingin dia kontrol.

Dan begitu Xun Ran masuk rumah sakit, dokter yang dia kontrol langsung mengajukan diri untuk menangani Xun Ran.


Kecurigaannya yang ketiga adalah buket bunga yang ada dalam kamar rawatnya Yi Yang. Waktu itu, Yi Yang berkata kalau dia tidak tahu siapa yang menaruh bunga itu disana.

Waktu itu, Yi Yang berkata kalau dia sedang tidur dan bunga itu sudah ada disana waktu dia bangun. Anehnya, jika Yi Yang waktu itu sedang tidur lalu bagaimana bisa sidik jarinya ada didalam bunga itu.

Memang, Yi Yang telah membuat situasi sempurna dengan cara menembak Evan untuk menjebaknya dan hampir membuatnya putus asa dan harapannya satu-satunya hanyalah teman-temannya yang masih mempercayainya. Dan mungkin yang tidak Yi Yang sanga-sangka, teman-temannya benar-benar mempercayainya.


Susan mengaku kalau dia hampir saja meragukan Jin Yan tapi mereka memeriksa mayat itu lagi dan mengetahui bahwa mayat itu sebenarnya dibuat membusuk dengan lebih cepat (hah? dengan cara gimana?).

Sementara kalung salibnya pastinya didapat dari Tommy. Jin Yan yakin kalau Yi Yang pasti sudah menculik bu presdir juga dan mungkin saat ini bu presdir sedang ada di kamar sebelah.


Yi Yang tiba-tiba mengeluarkan kalung salib besar. Dan begitu melihat kalung salib itu terayun-ayun, rekan FBI-nya Susan tiba-tiba berubah jadi linglung. Tanpa mencurigai perubahan si agen FBI, Susan memerintahkannya untuk menyelamatkan bu presdir dari ruang sebelah.


Lampu tiba-tiba menyala, setelah itu pintu terbuka dan si agen FBI itu muncul kembali dengan membawa bu presdir yang dia todong dengan pistol. Jin Yan, Zi Yu dan Susan shock melihatnya.


Yi Yang langsung merebut pistolnya Susan lalu mengarahkannya ke Jin Yan dan DOR!! satu tembakan fatal tepat di d~~a, langsung membuat Jin Yan roboh.


Zi Yu marah tapi begitu dia hendak menerkam Yi Yang, Yi Yang langsung menembaknya sampai mati. Hanya tinggal Susan dan bu presdir.

Yi Yang membisikkan perintah pada si agen FBI untuk menuntaskan sisanya lalu berlalu pergi. Si agen FBI langsung menembak bu presdir dan Susan sampai mati.


Oooooh... ternyata semua itu cuma khayalannya Yi Yang saja (augh! dasar! ngagetin orang aja!). Nyatanya mereka masih menunggu si agen FBI kembali.


Lampu tiba-tiba menyala dan pintu terbuka... tapi kali ini Yi Yang lah yang shock karena yang muncul malah Mr. Evans dan kawan-kawan.

Dan mereka semua langsung menodongkan puluhan pistol padanya. Mr. Evans memberitahu Jin Yan bahwa bu presdir baik-baik saja sementara si agen FBI sudah mereka lumpuhkan.


Mereka semua ternyata sudah tahu kalau si agen FBI itu adalah korban hinotisnya Yi Yang dari sample darah si pembunuh yang Jin Yan temukan di celah lantai rumahnya Evan dan dia pula orang misterius yang nembak lengan Jin Yan di hutan. Yi Yang akhirnya ditangkap.


Jin Yan meminta maaf pada bu presdir karena telah membuatnya berada dalam bahaya, Jin Yan mengaku kalau dia sebenarnya sudah tahu kalau bu presdir berada dalam bahaya sejak saat dia meminta bu presdir bertemu Dr. Barnes tapi dia sengaja membiarkannya dan memanfaatkannya.

"Apa kau mau memaafkanku, Jie?"

"Tidak apa-apa, karena kita keluarga."


Yao Yao masih di rumah sakit memandangi tabletnya. Oh, ternyata yang dibuat Zi Yu bukan game tapi aplikasi pelacak Jin Yan. Yao Yao menatapnya terus sampai dia menyadari sinar biru dalam aplikasi itu, saat ini tengah berada di rumah sakit. Dan saat itu pula, bel pintunya berbunyi.


Yao Yao membuka pintunya dan mendapati Jin Yan ada didepan pintunya dengan membawa peralatan memancing.

"Ayo mancing" ajak Jin Yan.


Yao Yao langsung menjawabnya dengan pelukan erat. Mereka lalu mancing di tepi laut dan bersama-sama memandang langit biru.


Setelah itu mereka kencan di kapal pesiar. Jin Yan memeluk Yao Yao saat tiba-tiba saja dia berkata.

"Menikahlah denganku, Jian Yao. Aku mencintaimu. Hanya kau lah satu-satunya wanitaku. Wanita yang membuat hatiku berdebar kencang. Dulu hidupku sangat sepi. Dulu, aku selalu dikelilingi oleh banyak orang, tapi aku merasa kesepian. Sampai saat aku bertemu denganmu. Kau yang lembut, kau yang tak ada duanya, kau yang hebat. Aku mencintaimu. Dengan semua kepintaran dan hidupku, menikahlah denganku"


Satu bulan kemudian...

Semuanya akhirnya happy ending and punya calon pasangan masing-masing. Jin Yan sama Yao Yao, Zi Yu sama asistennya, bu presdir sama Dr. Barnes dan Susan sama Mr. Evans (IMO, pasangan2 ini random banget... kenapa Zi Yu ga balikan aja sama bu presdir). Terus nasib Xun Ran gimana?


Ternyata dia sudah sembuh dan kembali jadi polisi di kampung halamannya. Dan hanya dia seorang yang ga punya pasangan. (Kasihan banget deh Xun Ran, cintanya ga terbalas, disiksa, dihipnotis, ditembak sampai koma and ujung-ujungnya sendirian. Aigoo... ngenes banget nasibmu, nak!).

Tapi biarpun dia ga punya pasangan, dia tetap bahagia untuk pernikahan sahabatnya.


Jin Yan dan Yao Yao sekarang tinggal bersama di villanya Jin Yan. Yao Yao sedang sibuk memasak di dapur sementara Jin Yan pergi ke balkon melihat pemandangan pegunungan yang indah. 


Selama beberapa saat dia membelakangi kita... tapi saat dia berbalik, pandangan matanya tampak aneh dan menakutkan. 


***

Aaaaaargh!!! itu maksudnya apa? jangan bilang Jin Yan beneran punya kepribadian ganda? aduh kenapa dikasih ending gantung?! 

Err... tapi kalau dipikir-pikir lagi sebenarnya Jin Yan itu emang agak aneh sih. Dan beberapa keanehannya dia ga pernah dijelasin sampai akhir. Misalnya, waktu di episode 1, dia pernah ngomong entah sama siapa di kamar kosong. Waktu itu dia ngomong sama siapa? seingatku ga pernah dijelasin deh.

Aku juga kadang rada bingung dengan caranya dia mecahin kasus. Kadang-kadang, dia buat suatu kesimpulan atau bayangin olah TKP bahkan sebelum dia nemui bukti. Kadang pula dia langsung nemui bukti entah gimana ceritanya. Contoh waktu kasus Wan Wei, dia kan bisa langsung tahu gitu dimana obatnya dikubur. Lah dia itu tahunya dari mana, ga pernah dijelasin. Seandainya SW-nim lebih memperhatikan plot holes dan mengemas tiap kasus dengan lebih rapi dan lebih apik. Sigh! Anyway, Xie Xie semuanya... ^^

THE END

Post a Comment

0 Comments