Sinopsis Love Me If You Dare Episode 23

 Sinopsis Love Me If You Dare episode 23



Susan mendatangi rumahnya Evan (pensiunan FBI). Setibanya di sana, dia mendapati rumah dalam keadaan gelap gulita. Dan lebih anehnya lagi, pintu rumahnya tidak terkunci.

Curiga, Susan langsung mengeluarkan pistolnya. Perlahan-lahan dia berjalan masuk sambil berusaha memanggil-manggil Evan... tapi malah mendapati Evan tersungkur di lantai, mati.


Zi Yu dan asistennya sedang meneliti file data dirinya Xie Han (data diri yang akhirnya berhasil mereka dapatkan setelah mereka mendapatkan sidik jari Xie Han).

Setelah beberapa lama, si asisten langsung menyingkirkan laptopnya dan memberitahu Zi Yu bahwa berdasarkan penyelidikannya, dia mendapati kalau data diri Xie Han yang mereka temukan itu palsu. (Hah?). Hal ini diketahuinya tanggal pembuatan file yang semuanya bertanggal sama.

Perkataannya itu mengingatkan Zi Yu bahwa Xie Han menghilang sekitar tahun 2006 yang sekaligus tahun pertama Tommy menjalankan kejahatannya.

Baru saat itulah Zi Yu mulai menyadari kebodohannya. Tapi yang tidak dia mengerti, kenapa musti memalsukan nama jadi Xie Han.

"Mungkin... jika identitas palsu ini tidak pernah ada, apa yang akan kau temukan dari sidik jari itu?" tanya si asisten.

Zi Yu tiba-tiba teringat bahwa identitas yang pertama kali dia temukan dulu sebenarnya atas nama Mei Jun Yuan, tapi waktu itu data komputernya menunjukkan kalau passport-nya Mei Jun Yuan palsu.


Sementara di rumah sakit, Dr. Barnes tampak bertingkah aneh. Setelah memastikan rumah sakit lagi sepi, dia masuk ke salah satu ruangan lalu mencopy sebuah data kedalam USB.


Mr. Evans berpikir kalau Jin Yan lah yang membunuh Evan dan karenanya Jin Yan harus diinterogasi. Susan yang masih mempercayai Jin Yan, langsung angkat bicara membelanya dan berkata kalau semua ini (mulai dari hilangnya file tentang Jin Yan sampai pembunuhan Evan) adalah cara yang dilakukan seseorang untuk menghapus semua bukti bahwa Jin Yan tidak bersalah.

Tapi Mr. Evans tetap yakin Jin Yan lah pembunuhnya. Dia menduga kalau Jin Yan membunuh Evan karena Evan tahu kalau Jin Yan memang punya kepribadian ganda saat dia kecil.

Lalu saat Jin Yan disiksa oleh Tommy, dia tidak tahan lagi dengan penderitaannya dan akhirnya mulai membunuh orang. Mungkin Evan merahasiakan masalah ini karena mungkin dia kasihan atau mungkin demi pertemanan di masa lalu. Dan sekarang Jin Yan membunuh Evan karena dia takut kalau Evan akan mengungkapkan kebenarannya.


Susan masih sulit mempercayai dugaan Mr. Evans itu dan karenanya dia menuntut Mr. Evans untuk menunjukkan bukti. Mr. Evans dengan santainya menyerahkan sebuah USB pada Susan.

Isi USB itu adalah video saat Jin Yan diculik, dimana dalam video itu Jin Yan mengaku ke Tommy kalau dia membunuh seorang gadis kecil pirang karena gadis itu menyebalkan dan dia mengubur mayatnya di sebuah lapangan bola yang sudah tidak terpakai.

Susan masih belum mau mempercayainya, dia yakin kalau Jin Yan cuma berbohong pada Tommy. Mereka pasti tidak akan menemukan mayat apapun.


Akan tetapi keesokan harinya, mereka benar-benar menemukan lokasi yang disebut Jin Yan di video dan sebuah tulang belulang mayat berambut pirang... err, tapi di dekat mayat itu ditemukan sebuah kalung salib.

Susan akhirnya setuju untuk menginterogasi Jin Yan. Tapi Mr. Evans malah mengeluarkan sebuah surat perintah yang menyatakan kalau mulai sekarang dialah yang akan mengambil alih kasus Jin Yan ini.


Sementara itu, Zi Yu memperlihatkan informasi data diri Xie Han yang sebenarnya pada Jin Yan. Nama aslinya memang Mei Jun Yuan. Anehnya, selama Tommy melakukan kejahatannya, Mei Jun Yuan/Xie Han sebenarnya berada di penjara.

Dari sini bisa dipastikan kalau Xie Han sebenarnya bukan mentornya Tommy. Tapi Tommy pernah mengaku kalau dia memang punya seorang mentor.


Mr. Evans memimpin tim FBI mencari Jin Yan ke rumah sakit. Susan mengikuti mereka belakangan sambil diam-diam menelepon Jin Yan dan mengabarkan berita ini dan berita kematian Evan. Jin Yan langsung shock dan sedih mendengar kabar itu.


Di rumah sakit, Mr. Evans dan para anak buahnya tidak bisa menemukan keberadaan Jin Yan dimana-mana. Mr. Evans akhirnya menanyai Yao Yao tapi Yao Yao tidak mau buka mulut.


Setelah semua FBI dan polisi itu pergi, Dr. Barnes masuk ke kamarnya Yao Yao dan mengaku bahwa dia menerima pemindahan Xun Ran dari Hong Kong adalah karena data medis yang dikirimkan padanya menyatakan kalau kondisi Xun Ran sangat amat serius.

Begitu Xun Ran tiba kemari, mereka langsung mengecek kondisinya. Tapi hasilnya, mereka malah mendapati kondisi Xun Ran tidak separah yang disebutkan dalam data medis.

Lebih anehnya lagi, komputernya di-hack seseorang dan semua informasi didalamnya dihapus. Tapi untungnya, dia punya kebiasaan buruk memback-up semua data komputer (itu mah namanya kebiasaan baik, dok!).

Dia lalu menyerahkan sebuah USB pada Yao Yao. Yao Yao tidak mengerti kenapa Dr. Barnes ingin membantu Jin Yan padahal dia tahu kalau Jin Yan sekarang jadi buronan FBI.

Dr. Barnes menjawabnya dengan menunjukkan foto seorang wanita. Dr. Barnes berkata kalau wanita itu adalah adiknya yang dulu pernah diselamatkan oleh Jin Yan, karena itulah dia tidak percaya kalau Jin Yan seorang pembunuh berdarah dingin.


Susan dan tim FBI menggeledah rumah orang tua Jin Yan. Susan melihat-lihat foto-foto Jin Yan yang terpajang di rak dan menemukan sebuah foto yang menarik perhatiannya.

Foto kelulusan Jin Yan dimana dalam foto itu, Jin Yan tampak mengenakan kalung salib yang sama persis dengan kalung salib yang tadinya mereka temukan didekat mayat berambut pirang.

Saat dia menanyakan kalung salib itu, ibunya Jin Yan berkata kalau kalung salib itu adalah pemberian neneknya Jin Yan. Dulu Jin Yan selalu memakainya tapi sejak dia diselamatkan dari penculikannya, dia tidak pernah lagi memakainya.


Jin Yan yakin kalau tujuan utama si penjahat itu adalah melanjutkan apa yang belum bisa diselesaikan Xie Han. Orang itu ingin menghancurkannya, makanya dia mencuri data-datanya dan membunuh Evan. Kalau FBI sampai menemukan bukti yang bisa memberatkannya maka sudah pasti dia akan langsung diseret kedalam penjara.

Cemas, Zi Yu langsung beranjak pergi untuk minta bantuan Susan. Tapi Jin Yan langsung melarangnya. Dia tidak mau berdiam diri saja di tempat ini karena dia bisa kalah dia cuma diam.

"Katakan pada Jian Yao. Selama aku masih bisa bernapas, aku pasti akan kembali ke sisinya"


Zi Yu akhirnya menyerahkan kunci mobilnya pada Jin Yan. Tak lama kemudian, Jin Yan pergi ke tempat yang letaknya cukup sepi dimana di tempat itu Zi Yu memarkir Andy. Dia lalu membawa Andy pergi.


Sementara itu, Zi Yu pergi ke rumah sakit menemui Yao Yao yang sudah cemas setengah mati apalagi baik dia maupun Jin Yan tidak ada yang bisa dihubungi. Zi Yu menjelaskan kalau mereka hanya cemas, takutnya telepon mereka disadap.

Mereka kemudian saling bertukar informasi dan Yao Yao memberinya USB pemberian Dr. Barnes. Setelah itu, Zi Yu menunjukkan sebuah video game yang diciptakannya khusus untuk Yao Yao.

"Saat dia sedang tidak berada disisimu, mainkan saja game ini. Setelah kau menyelesaikannya, dia pasti akan kembali padamu"

"Kalau begitu akan harus memainkannya secepat mungkin"

"Jian Yao, Jin Yan memberitahuku untuk menyampaikan padamu, bahwa selama dia masih bisa bernapas maka dia pasti akan kembali ke sisimu"


Dalam perjalanan, Jin Yan ditelepon Zi Yu yang melapor tentang USB pemberian Dr. Barnes. Isi USB itu adalah catatan informasi tentang kondisi medis Xun Ran yang sangat berbeda dengan kondisinya yang sebenarnya.

Zi Yu yakin pasti ada seseorang yang sengaja memalsukan catatan medis itu dan karenanya dia sudah menghubungi polisi Hong Kong untuk menyelidiki masalah ini.

Jin Yan cukup kaget mendengar USB itu pemberian Dr. Barnes, Zi Yu mengingatkannya kalau Jin Yan dulu pernah menyelamatkan adiknya Dr. Barnes.

Jin Yan tiba-tiba teringat bagaimana dulu Dr. Barnes tampak ingin mengatakan sesuatu padanya tapi urung gara-gara kesibukannya.

Bu presdir pergi menemui Dr. Barnes di sebuah cafe. Dr. Barnes lah yang menghubunginya karena Dr. Barnes berkata kalau dia punya informasi tentang Jin Yan.

Dr. Barnes mengaku kalau dia menghubungi bu presdir atas suruhan Jin Yan. Jin Yan meminta bantuannya karena dia dan Zi Yu saat ini sedang diawasi polisi. Dia lalu menuliskan sebuah alamat.


Susan pergi menemui Zi Yu dan menyerahkan foto-foto mayat berambut pirang dan kalung salib yang ditemukan didekat mayatnya. Mayat itu sangat sesuai dengan apa yang Jin Yan ucapkan pada Tommy dan kalung salibnya sama persis dengan kalung salibnya Jin Yan. Susan mengaku semua penemuan itu membuatnya mulai meragukan Jin Yan.


Asistennya Zi Yu menyela mereka karena dia menemukan sesuatu. Dari emailnya Dr. Barnes, dia menemukan beberapa email yang bisa membuktikan adanya seseorang di Hong Kong yang bekerja untuk Xie Han. Email itu telah di-hack seseorang tapi si asisten berhasil melacak si hacker itu.


Jin Yan tiba di rumahnya Evan malam harinya. Dia masuk ke rumah kosong itu lalu mulai membayangkan aksi pembunuhan malam itu, sejak si pembunuh masuk rumah hingga ia membunuh Evan.

Dia membayangkan bagaimana Evan berusaha melarikan diri dari si pembunuh, lalu mengambil senapannya sendiri dan menembak lengan si pembunuh. Darah si pembunuh terciprat ke tembok dan ke lantai.

Evan mengira dia sudah mengalahkan si pembunuh tapi tiba-tiba si menembakkan pelurunya pada Evan sampai mati. Setelah memastikan Evan mati, si pembunuh mengambil senapannya Evan dan membersihkan ceceran darahnya sebelum dia pergi.

Menduga masih ada jejak darah di celah lantai, Jin Yan langsung mengambil sedikit serat kayu lantai itu.


Bu presdir pergi ke sebuah hutan seorang diri, dia celingukan dengan bingung sampai saat Jin Yan memanggilnya. Bu presdir sangat cemas karena sekarang Jin Yan jadi buronan. Dia datang membawakan uang untuk Jin Yan tapi Jin Yan menolaknya.

"Aku sudah merencanakannya, aku akan mengirimmu ke Amerika Selatan. Setelah keadaan tenang, aku akan mengirimkan nona Jian kesana juga"

"Jie (kakak perempuan)."

Bu presdir tampak terharu mendengarnya, apalagi selama ini kan Jin Yan bahkan tidak mau mengakui hubungan persaudaraan mereka.

Jin Yan memohon agar selama dia pergi, bu presdir menjaga Yao Yao untuknya. Dia lalu menyerahkan sample yang dia ambil dari lantai rumahnya Evan dan meminta bu presdir untuk menyerahkannya pada Zi Yu.


Mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengikuti mereka dan diam-diam mengawasi mereka. Begitu bu presdir pergi, orang misterius itu tiba-tiba beraksi menembak lengan Jin Yan. Panik, Jin Yan langsung masuk mobilnya dan melarikan diri.


Jin Yan pucat pasi dan Andy mendeteksi tekanan darah Jin Yan menurun drastis dan detak jantungnya meningkat tajam, Zi Yu menelpon saat itu dan memberitahunya kalau Susan sudah berhasil menemukan si hacker tapi orang itu ternyata tidak tahu siapa orang yang mempekerjakannya.

Jin Yan sama sekali tidak mempedulikan sakitnya dan langsung menanyakan tentang Yao Yao. Zi Yu meyakinkannya kalau Yao Yao aman, bahkan saat ini dia dijaga oleh agen FBI.

Zi Yu menyadari suara Jin Yan yang kedengaran lemah, dia jadi cemas tapi Jin Yan cepat-cepat mematikan sambungan mereka. Jin Yan pingsan tak lama kemudian.


Bersambung ke episode 24

Post a Comment

0 Comments