Sinopsis Legend of Shen Li Episode 4

Canggung, Shen Li mengklaim kalau dia tidak baca apa-apa dan cuma meletakkan daun yang terjatuh saja di dalam buku dairy-nya Xing Yun. Beneran, nggak bohong.

Shen Li jadi semakin penasaran dengan Xing Yun setelah membaca kisah pedih keluarganya yang satu demi satu meninggal dunia karena penyakit.

Jadi dia itu sebenarnya apa? Kalau dia mata-mata dari Alam Spiritual atau Alam Dewa, sepertinya tidak perlu juga mengalami kehidupan yang begitu menyedihkan seperti ini.

Tapi kalau dia bukan berasal dari Alam Spiritual atau Alam Dewa, bagaimana dia bisa mengetahui rahasia langit dan bisa menyusun formasi roh?

Yang pasti, saat ini dia memang cuma manusia biasa dan benar-benar tidak memiliki kekuatan spiritual di tubuhnya. Kesalahan apa sebenarnya yang pernah dia perbuat sehingga sekarang dia harus menanggung karma buruk dan mengalami hidup yang begitu mengenaskan?

Prihatin, Shen Li akhirnya memutuskan untuk bersikap lebih baik padanya selama tinggal di sini. Akhirnya selama beberapa hari berikutnya, mereka pun hidup rukun dan menjalani hari-hari yang damai bersama.

Shen Li menggunakan kekuatan sihirnya untuk melakukan apa pun yang Xing Yun minta, berusaha bersabar walaupun Xing Yun terkadang rada nyebelin dan masih terus saja memanggilnya Gegeda, dan baru memanggil nama Shen Li dengan lembut setiap kali dia mulai protes.

Namun terkadang juga saat mereka tak sengaja berdekatan, Shen Li seketika menjadi gugup sampai wajahnya memerah. Hehe. Bahkan sejak itu, dia mulai menyadari betapa tampannya Xing Yun.

Xing Yun juga berbeda dari orang-orang yang pernah dikenalnya, saat orang lain biasanya memanggilnya hanya untuk bicara terkait pekerjaan, Xing Yun satu-satunya orang yang begitu perhatian padanya dan memanggilnya hanya untuk mengajaknya makan.

Suatu hari, Gu Cheng Rui mendadak menerobos masuk bersama sekumpulan pengawalnya. Sebenarnya Xing Yun sudah memprediksi kedatangannya sih, dia juga tahu apa yang Gu Cheng Rui inginkan, ingin diramal tentang kapan dia bisa menggantikan ayahnya dan menjadi pemimpin kota.

Namun Xing Yun sama sekali tidak tertarik untuk membantunya, tak peduli seberapa besar imbalan yang Gu Cheng Rui tawarkan padanya, jadi dia menolak meramalkannya.

Malah saat Gu Cheng Rui mencoba mengancamnya, Xing Yun santai balas menyindirnya yang jelas saja membuat Gu Cheng Rui kesal dan langsung menyiram matanya pakai teh panas.

Para anak buahnya bahkan langsung menghunus pedang padanya. Untungnya Shen Li cepat bertindak menghajar semua orang pakai bambu dan menaboki Gu Cheng Rui bak seorang ibu menaboki anaknya yang nakal.

Setelah semua orang pergi, Shen Li langsung mengomeli Xing Yun, tapi dengan cepat berubah kasihan juga saat menyadari Xing Yun benar-benar kesakitan dan matanya memerah gara-gara siraman air panas tadi.

Tapi... berkat kejadian ini juga dia baru menyadari kalau tangannya Xing Yun sebenarnya tidak patah. Pfft! Dasar Xing Yun. Shen Li jelas kesal, tapi kali ini dia tetap bersabar.

Karena Shen Li penasaran dengan kejadian tadi, Xing Yun pun merangkum ceritanya. Gu Cheng Rui adalah anak sulung sekaligus anak sah pemimpin kota ini. Dia manja, angkuh, suka semena-mena, dan selalu menanti-nantikan ayahnya dan saudaranya untuk cepat mati.

Orang seperti ini jelas tidak pantas dan tidak layak untuk menanggung tanggung jawab yang besar dan menjadi pemimpin kota. Bisa-bisa kota ini akan hancur. Ini bukan ramalan loh yah, melainkan membaca karakter seseorang saja.

Shen Li penasaran, seandainya hari ini tidak ada dia, apa yang akan Xing Yun lakukan, Xing Yun bahkan tidak bisa bertarung tapi sok berani.

"Jika kau tidak ada, tentu saja aku tidak berani begitu kurang ajar. Namun, bukankah ada dirimu? Kau terlihat jauh lebih kurang ajar daripada aku., kau membuatku tampak lebih baik dan ramah. Cukup mengandalkan auramu yang tangguh dan berani itu, sudah membuat orang terkesan. Sangat keren!"

Shen Li jadi semakin kagum padanya, "tidak pernah ada orang yang memujiku seperti itu."

"Kalau begitu, orang-orang itu pandangannya tidak sebaik diriku."

Saking terpesonanya pada Xing Yun, Shen Li santai saja membantu menuangkan obatnya Xing Yun dari teko yang panas membara hanya dengan tangan kosong. Kaget dan cemas, Xing Yun pun dengan penuh perhatian merawat tangan Shen Li dan otomatis membuat Shen Li menjadi semakin kesengsem sama dia.

Tapi apakah Xing Yun akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja?... Oh jelas tidak. Dia ingin balas dendam pada Gu Cheng Rui, tapi dia tidak akan dan tidak bisa melakukannya secara langsung, jadi dia akan memanfaatkan orang lain untuk itu.

Orang lain yang dia maksud adalah adiknya Gu Cheng Rui yang bernama Gu Cheng Jin. Dia adalah anak tidak sah (anak selir), tapi dia terkenal sebagai orang yang lebih baik daripada Gu Cheng Rui. Bahkan banyak pejabat kota ini yang sangat merekomendasikan Gu Cheng Jin untuk menjadi pewaris kota alih-alih kakaknya. 

Apalagi sampai saat ini pemimpin kota masih juga belum menunjuk siapa pewarisnya. Makanya kedua kakak-adik itu memiliki banyak dendam dan permusuhan. Karena inilah, Xing Yun ingin memanfaatkan Gu Cheng Jin untuk melawan Gu Cheng Rui.

Keesokan harinya, dia membawa Shen Li ke rumahnya Gu Cheng Jin. Dia meyakinkan Gu Cheng Jin kalau dia datang sebagai penasihat, dia memiliki strategi yang bisa membantu Cheng Jin untuk meraih kejayaan.

Namun begitu melihat wajah Gu Cheng Jin, Xing Yun seketika tercengang karena wajah Cheng Jin sangat mirip dengan orang berambut putih yang sering muncul dalam mimpinya. Hmm, apakah mereka kenalan lama di kehidupan sebelumnya? Entahlah.

Apakah Gu Cheng Jin benar-benar sesuai rumor bahwa dia orang yang lebih baik daripada kakaknya? Hmm, entahlah. Malah, dia terkesan lebih misterius dibandingkan Gu Cheng Rui.

 
Selain itu, Shen Li menyadari bahwa wanita muda nan cantik simpanan Gu Cheng Jin adalah seorang siluman. Sepertinya Cheng Jin seorang kekasih yang penuh perhatian dan romantis pada siluman cantik itu, tapi tetap saja rasanya agak aneh dengan fakta bahwa tuan muda kedua itu memelihara siluman di rumahnya.

Lebih anehnya lagi adalah Gu Cheng Jin sebenarnya menyimpan seorang wanita muda lain bernama Ye Shi, tapi Ye Shi ini koma selama tiga tahun dan tubuhnya disimpan di sebuah ruang rahasia di balik rak buku, dan dibaringkan di atas ranjang khusus yang menjaganya tetap hidup.

Sepertinya dia sangat mencintai Ye Shi, jadi untuk apa dia memelihara siluman cantik itu dan bersikap seolah dia mencintai si siluman padahal jelas dia cuma pura-pura?

Usai keluar dari kediamannya Gu Cheng Jin, Shen Li menyadari kalau dia tidak bisa tinggal terlalu lama, dia masih harus kabur dari para pengejarnya, takutnya malah akan menimbulkan lebih banyak masalah bagi Xing Yun kalau dia terus tinggal di sini. 

Namun dia tidak bisa tenang meningalkan Xing Yun begitu saja, makanya dia hanya bisa berharap Xing Yun bisa mendapatkan perlindungan dari Gu Cheng Jin sebelum dia pergi. Mungkin harapannya akan berhasil mengingat Gu Cheng Jin mempercayai Xing Yun, bahkan memberinya sekantong uang yang cukup banyak.

Xing Yun senang, dengan manisnya dia membelai kepala Shen Li dan memberitahunya bahwa mereka bisa membeli banyak daging dengan uang ini. Namun sikapnya yang terlalu santai dan polos ini jelas membuat Shen Li tidak bisa pergi begitu saja meninggalkannya dengan tenang. Akhirnya dia memutuskan untuk tinggal lebih lama untuk melindungi Xing Yun sampai Xing Yun benar-benar bisa mendapatkan perlindungan yang layak.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments