Sinopsis Legend of Shen Li Episode 11

Salah satu dewa temannya Fu Rong memberinya ide terkait pernikahan politik ini. Berhubung dia tidak bisa membujuk Kaisar Langit, maka suruh saja Shen Li untuk ribut dengan Penguasa Spiritual atau buat dia kabur lagi.

Fu Rong pura-pura berbuat saja di hadapan Shen Li, buat Shen Li kesal dan tidak tahan padanya, maka Shen Li pasti akan ribut dengan Penguasa Spiritual. Tidak usah takut pada Shen Li. Tak peduli seseram apa pun wanita itu, dia tidak akan mungkin seberani itu untuk membunuh Fu Rong karena Fu Rong adalah cucu Kaisar Langit.

Lagipula, belakangan ini kan Dewa Agung berada di Alam Spiritual, jadi kalau semisal keadaan gawat, Fu Rong sembunyi saja ke tempat Dewa Agung. Dewa Agung pasti tidak akan mengabaikan Fu Rong. Hmm, itu memang ide bagus. 

Baiklah, Fu Rong akhirnya memutuskan untuk pergi ke Alam Spiritual dan langsung mendatangi rumahnya Shen Li, berniat membuat onar di sana. Dia bahkan dengan angkuhnya mengira dirinya bagai raja sehingga dengan seenaknya menuntut pelayannya Shen Li untuk melayaninya.

Sementara itu, Shen Li dan Xing Zhi masih terus jalan-jalan di dalam Kolam Xutian. Xing Zhi tetap berjalan dengan santai, sementara Shen Li jadi semakin khawatir karena entah sudah berapa lama di sini, tapi dia juga tidak berani banyak tanya-tanya lagi.

Apalagi banyak monster yang berseliweran di sekitar mereka yang membuat Shen Li tidak tenang. Namun Xing Zhi dengan santainya mengibaskan tangannya dan seketika itu seekor monster langsung mati, semudah itu.

Lalu kemudian dia menggenggam tangan Shen Li, menyuruhnya menutup mata, dan saat Shen Li membuka mata kembali, dia mendapati mereka berdua sudah keluar dari Kolam Xutian.

Lah? Shen Li bingung, katanya harus berjalan-jalan dua putaran?... Ah, Zing Zhi membohonginya lagi, rupanya. Dia sontak melepaskan pegangan tangan mereka dengan kesal, tapi baru saat itulah dia menyadari kalau tangan Xing Zhi barusan sangat dingin.

Xing Zhi ternyata beneran terluka, tapi berhubung tadi situasinya tampak mulai berbahaya, makanya dia nekat menggunakan trik khusus untuk mengeluarkan mereka walaupun resikonya sedikit melukai tubuhnya.

Shen Li jadi merasa bersalah sekaligus kasihan padanya, tidak menyangka kalau dewa sehebat dia juga bisa kesakitan karena terluka.

Saat mereka kembali ke barak militer, mereka baru mengetahui bahwa mereka ternyata telah menghilang selama lima hari, makanya orang-orang sampai mengira kalau dia kabur lagi dari pernikahan.

Jenderal Shang Bei sampai hampir gila mencari Shen Li dan kemarin sore dia sudah kembali ke Ibu Kota untuk meminta maaf kepada Penguasa Spiritual.

Mendengar itu, Shen Li mau segera pulang, tapi Xing Zhi seperti biasanya, santai dan meyakinan Shen Li untuk tidak terburu-buru juga, semuanya berada di bawah kendalinya, mereka akan bisa sampai ibu kota lebih cepat daripada Jenderal Shang Bei.

Mereka pun kembali ke Ibu Kota bersama, dan setibanya di sana, rakyat sontak menyambut kepulangan Shen Li dengan sorak sorai. Seorang anak kecil bahkan memberinya sebuah mahkota bunga, tampak jelas dia sangat dicintai oleh rakyat. 

Shen Li bahagia banget dengan sambutan mereka, dia memang sering mendapat sambutan semeriah ini setiap kali pulang dari perang, dan dia benar-benar menyukainya. Dia sangat senang melihat kebahagiaan rakyat karena itu membuatnya tahu bahwa apa yang dia lakukan sangatlah bermakna.

"Ratu benar-benar sangat hebat. Aku salut," puji Xing Zhi.

Jenderal Shang Bei sendiri memang belum tiba di ibu kota dan cuma mengirimkan pesan, pesan itu baru tiba tepat saat Shen Li dan Xing Zhi juga baru tiba di istana.

Penguasa Spiritual yang awalnya sudah hampir panik saat membaca pesan itu, akhirnya mulai bisa agak tenang, apalagi setelah mendengar penjelasan Shen Li tentang menghilangnya mereka selama 5 hari.

Penguasa Spiritual juga sudah mendengar jasa-jasa besar Shen Li dari Mo Fang, makanya dia memutuskan untuk tidak lagi menyalahkan Shen Li.

Dia berterima kasih pada Xing Zhi karena telah membantu membersihkan miasma di tubuh Shen Li, tapi tetap saja dia cemas dengan keberadaan Xing Zhi di sini. Makanya dia secara implisit mengharapkan Xing Zhi untuk segera pulang ke Langit di luar langit, eh Xing Zhi malah terang-terangan menyatakan kalau dia mau tinggal untuk sementara waktu di Alam Spiritual. Pfft!

Dia mengklaim kalau dia mau tinggal lebih lama karena dia ingin lebih merasakan dan memahami hubungan antar manusia di Alam Spiritual. Dia benar-benar tertarik dengan hal itu sejak melihat betapa meriahkan sambutan masyarakat untuk Shen Li tadi. Alam Spiritual benar-benar berbeda dari Alam Dewa dan Langit di luar langit. Jadi, apakah Penguasa Spiritual akan mengizinkannya?

Shen Li dan Penguasa Spiritual jadi canggung mendengarnya. Penguasa Spiritual jelas tidak mau, tapi juga tidak berani menolak secara langsung, makanya dia berusaha cari-cari alasan dengan menakut-nakuti Xing Zhi tentang betapa garangnya rakyat Alam Spiritual.

Namun Xing Zhi seperti biasanya, santai-santai saja dan langsung menyindir Penguasa Spiritual yang tampaknya tidak ingin dia tinggal di sini.

Canggung, Penguasa Spiritual menyangkal dan akhirnya terpaksa menyetujui permintaannya. Dia memerintahkan Qing Yan untuk mengatur tempat tinggal untuk Xing Zhi di aula dalam istana.

Tapi Xing Zhi langsung menolak dan menuntut untuk tinggal di kediaman Ratu Bicang. Pfft! Dia ngotot dengan alasan bahwa satu-satunya yang dia kenal di sini hanyalah Ratu Bicang, dan dia ingin Ratu Bicang membawanya melihat-lihat Alam Spiritual.

Shen Li dan Penguasa Spiritual terus berusaha menolaknya secara halus, berusaha meyakinkannya bahwa tinggal di aula dalam istana akan lebih tenang, tapi Xing Zhi tak peduli dan ngotot mau tinggal di kediamannya Shen Li.

Kalau dia mau tenang, Langit di luar langit adalah tempat yang paling tenang di dunia. Dia justru datang ke Alam Spiritual demi suasana ramai. Shen Li sebenarnya ingin menolaknya lagi, kali ini dia bahkan mau langsung berterus terang, tapi Penguasa Spiritual dengan cepat membungkamnya dan terpaksa menyetujui permintaan Xing Zhi dan memerintahkan Shen Li untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Setelah itu, dia bicara berdua dengan Shen Li dan mulai menjadi lebih tenang saat mendengar Shen Li justru berniat untuk membuat Xing Zhi tidak betah tinggal di kediamannya.

Namun dia penasaran apa alasan Shen Li tidak menginginkan Xing Zhi untuk tinggal di kediamannya. Apakah karena Xing Zhi sangat mirip dengan manusia fana itu?

"Tidak peduli dia mirip atau tidak, aku sudah memutuskan untuk melepaskan masa lalu dan tidak memikirkannya lagi... Aku sudah memutuskan untuk menerima pernikahan politik dan menerima Dewa Fu Rong," ujar Shen Li sedih.

Setelah pertarungannya dengan monster di depan Kolam Xutian, dia mulai memahami kekuatan monster. Di dalam Kolam Xutian juga ada ribuan monster dengan kekuatan seperti ini.

Segel Kolam Xutian lebih penting dari yang dia bayangkan, tapi Dewa Agung Xing Zhi juga tidak bisa terus menerus berjaga di Alam Spiritual.

Makanya dia sekarang mengerti kalau Alam Spiritual membutuhkan seorang dewa yang memiliki kekuatan pemurnian untuk membantu menjaga segel. Pernikahan politik adalah cara terbaik dan teraman untuk itu. Jadi, tidak masalah biarpun calon suaminya memiliki reputasi yang buruk.

Pfft!... Dia tidak tahu kalau calon suaminya itu sedang berada di rumahnya dan bikin perkara dengan semua orang di rumah, membuat semua orang di rumah membencinya setengah mati.

Penguasa Spiritual mengetahuinya, tapi dia tidak tega memberitahu Shen Li, makanya dia hanya meminta Shen Li untuk memikirkan keputusannya dengan matang dan bukan cuma karena emosi atau impulsif sesaat.

Shen Li menegaskan bahwa keputusannya sudah bulat dan dia pasti akan menepati ucapannya sendiri. Penguasa Spiritual senang mendengarnya, senang karena Shen Li sudah semakin dewasa pasca perang di Kolam Xutian.

Terlepas dari masalah ini, sebenarnya Penguasa Spiritual benar-benar menyayangi Shen Li seperti anak sendiri karena dialah yang membesarkan Shen Li. Dia mengingat segala hal tentang Shen Li termasuk hari ultahnya Shen Li yang keseribu tahun beberapa hari mendatang.

Tapi entah apa yang dia cemaskan saat tiba-tiba saja dia menanyakan apakah Xing Zhi pernah mengatakan sesuatu tentang tubuh Shen Li saat Xing Zhi membersihkan miasma di tubuh Shen Li.

"Tidak ada. Ada apa, Guru?" bingung Shen Li.

"Tidak apa-apa. Baguslah kalau tidak bicara," Penguasa Spiritual lega mendengarnya. (Hmm, sepertinya ada yang dia sembunyikan tentang Shen Li)

Qing Yan benar-benar bingung dengan Xing Zhi. Bukan hanya wajahnya yang super duper mirip si manusia fana yang disukai Shen Li, tapi juga karena dia merasa niatan Xing Zhi datang kemari adalah demi Shen Li.

Apakah mungkin karena Xing Zhi sebenarnya adalah si manusia fana, dia masih belum menyerah akan perasaannya terhadap Shen Li, makanya dia mengejar Shen Li mulai dari Dunia Fana, ke Kolam Xutian, hingga ke Ibu Kota Alam Spiritual? Tapi tidak mungkin. Kalaupun benar begitu, Shen Li dan Alam Spiritual tidak akan sanggup menerimanya.

Baru malam harinya, Shen Li pulang ke kediamannya. Tapi malah bingung mendapati Rou Ya, pelayannya, sedang merengek sedih gara-gara ulah Fu Rong.

Begitu melihat Shen Li yang cantik, Fu Rong seketika terpesona (Pfft!). Calon istri yang selama ditakutinya ternyata begitu cantik, imut, menawan, dan tampak lemah lembut, dan seketika itu pula sifat playboy-nya kumat dan langsung menggoda Shen Li... sampai saat Xing Zhi mendadak ikutan muncul dan langsung mengomelinya karena sikap tidak sopannya.

Shen Li jelas kesal begitu mendengar kalau dia adalah Fu Rong dan mendadak tinggal di sini tanpa sepengetahuannya dan tanpa seizinnya. Rou Ya mengaku kalau ini perintah Penguasa Spiritual, makanya Rou Ya juga tidak berdaya, dan ini gara-gara Shen Li yang mendadak kabur begitu saja.

Rou Ya tersiksa, Fu Rong memerintahkannya melakukan ini dan itu sepanjang hari. Masalah air mandi panas dan dingin saja terus dia permasalahkan tiada habisnya. Nih orang benar-benar merepotkan.

Mendengar laporan itu, Shen Li jelas lebih membela pelayannya. Makanya walaupun tetap berusaha bersikap sopan pada Fu Rong, tapi dia juga langsung menunjukkan kekuatan hebatnya ke Fu Rong yang jelas saja membuat Fu Rong merinding ketakutan. (Pfft!)

Dia yang awalnya naksir, mendadak mundur teratur dan buru-buru menyatakan bahwa kedatangannya kemari adalah untuk membantu membersihkan miasma di Alam Spiritual.

Dengan gaya sok angkuhnya dia bersikap seolah dia tidak terima dengan sikap Shen Li terhadapnya. Jelas kalau dia melakukan ini biar ada alasan agar Shen Li mengusirnya.

Namun tentu saja, karena Shen Li sudah memutuskan untuk menerima pernikahan politik ini, makanya Shen Li justru memutuskan untuk membiarkannya tinggal di sini.

Shen Li bahkan memerintahkan Rou Ya untuk memperlakukan Fu Rong selayaknya Fu Rong memperlakukannya. Namun dia juga memperingatkan Fu Rong untuk tidak seenaknya menyuruh-nyuruh orang di sini.

Xing Zhi langsung ikutan membantu menyudutkan Fu Rong dengan menyuruhnya untuk melakukan pemurnian miasma sekarang juga. Fu Rong kan bilang kalau dia datang kemari untuk itu, kebetulan tadi Xing Zhi melihat ada miasma di sudut tenggara kota. Cepetan pergi. Ketakutan menghadapi kedua orang itu, Fu Rong akhirnya pergi melaksanakan perintah Xing Zhi.

"Apakah Dewa Fu Rong pernah menyinggung Dewa Agung?" heran Shen Li.

"Apa maksud Ratu?"

"Kau sepertinya menindasnya juga tadi."

Xing Zhi sontak menyangkal dengan wajah tanpa dosa, "aku tidak pernah menindas siapa pun."

Tapi sebenarnya dia diam-diam menyadari kalau dia tadi memang marah pada Fu Rong tanpa alasan, cemburu lebih tepatnya.

Keesokan harinya, Penguasa Spiritual memberikan sebuah mutiara pada Shen Li. Tapi bukan sembarang mutiara, itu adalah Mutiara Laut Biru yang sebenarnya adalah miliknya Shen Li.

Mutiara ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan Shen Li lahir dengan mutiara ini di mulutnya. Namun karena waktu itu Shen Li masih kecil, makanya kekuatan mutiara ini terlalu berat bagi Shen Li.

Makanya mendiang ibunya Shen Li menitipkan benda ini padanya. Dia menyimpannya dengan rapat dan berbohong pada dunia bahwa mutiara ini sudah tertelan oleh Shen Li demi menghindari niatan orang jahat. Sekarang sudah saatnya dia mengembalikan mutiara ini ke Shen Li.

"Guru bilang kalau aku terlahir di medan perang dan orang tuaku meninggal dalam perang dengan monster ribuan tahun lalu. Aku tidak pernah bertemu mereka, juga tidak pernah merasakan mereka. Lalu apakah Guru tahu, ibuku pernah melihat mutiara ini atau tidak?"

"Tentu saja."

"Berarti dari sedikit benda yang kumiliki, ini adalah satu-satunya yang berkaitan dengannya."

"Mutiara ini bisa menyembuhkan kekuatan spiritual."

Sebelum Shen Li pergi ke Kolam Xutian, dia kehilangan kekuatan spiritual selama 500 tahun, makanya dia terluka parah. Penguasa Spiritual takut terjadi sesuatu pada Shen Li, makanya dia mengembalikan mutiara ini kepadanya. 

Dia meyakinkan Shen Li untuk tidak khawatir, mutiara ini akan menemukan tempat yang aman di dalam tubuh Shen Li dan tidak akan menghilang.

Shen Li sebenarnya tidak rela, hangatnya mutiara ini terasa seperti pelukan ibunya. Tapi, akhirnya dia membiarkan Penguasa Spiritual untuk memasukkan mutiara itu ke dalam tubuhnya.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments