Shen Li mengajak Xing Zhi jalan-jalan ke pasar saat Xing Zhi tiba-tiba tertarik ingin mencicipi es lilin, tapi dia tidak punya uang, jadi meminta Shen Li untuk membelikannya untuknya. Dia janji akan mengembaliknnya kalau sudah punya uang nanti.
Si pedagang es sebenarnya berniat memberikannya gratis saja mengingat dia Dewa Agung, tapi Shen Li langsung menolaknya, jelas berniat mempersulit Xing Zhi dengan terus menekankan bahwa Xing Zhi harus bayar sendiri apa pun yang ingin dia makan.
Xing Zhi tak mau kalah, mengingatkan Shen Li bahwa Shen Li sudah berjanji pada Penguasa Spiritual untuk menjamunya dengan baik di sini, masa sekarang dia sudah seperti ini?
"Aku mau makan yang rasa durian," tuntut Xing Zhi kayak anak kecil.
Baiklah! Shen Li akhirnya membelikannya satu pak es lilin berbagai rasa, "makan sampai habis!"
Orang-orang yang melihat Shen Li jalan sama cowok sontak penasaran dengan identitas si cowok dan mendadak sembarangan menebak kalau dia pasti Dewa Fu Rong, calon suaminya Shen Li. Pfft! Xing Zhi kesal.
Di tempat lain, Fu Rong sedang mencari miasma yang Xing Zhi maksud, tapi tidak menemukannya di mana-mana. Tapi kemudian, tak sengaja dia menguping dua pria yang penasaran ingin melihat Dewa Agung.
Otak nakalnya sontak kumat memanfaatkan kesempatan ini untuk bikin onar di kediaman Shen Li, biar Shen Li semakin membencinya dan pernikahan mereka akan dibatalkan.
Tak lama kemudian, Mo Fang baru tiba di depan kediamannya Shen Li tapi malah mendapati Fu Rong sedang mengumpulkan banyak orang, teriak-teriak menuntut mereka untuk membayar sejumlah uang bagi siapa pun yang ingin melihat Dewa Agung yang sekarang tinggal di kediamannya Shen Li.
Pada saat yang bersamaan, Shen Li dan Xing Zhi baru pulang tapi malah mendapati Rou Ya diikat di dalam karung goni dan pelakunya ternyata Fu Rong. Wkwkwk!
Tepat saat itu juga, Mo Fang baru masuk dengan menyeret paksa Fu Rong setelah membubarkan semua orang. Shen Li jelas kesal saat mendengar apa yang dilakukan Fu Rong barusan.
Tapi berhubung dia sudah memutuskan untuk menerima pernikahan ini, akhirnya dia menahan emosi dan cuma mengingatkan Fu Rong dengan sabar untuk tidak mengulanginya lagi. Pfft! Fu Rong Kecewa.
Bahkan saat Xing Zhi kemudian menghukum Fu Rong kayak menghukum anak nakal, Shen Li sontak tidak terima dan dengan ketus mengingatkan Xing Zhi untuk tidak ikut campur dalam urusan keluarganya.
Fu Rong adalah calon keluarganya, jadi masalah ini adalah urusan internal keluarganya. Baik tindakannya benar atau salah, dihukum atau dihargai, dia sendiri yang akan memutuskannya. Jadi tidak seharusnya Xing Zhi sembarangan bertindak menghukum Fu Rong.
Padahal sebenarnya Shen Li kesal banget dengan perbuatan Fu Rong. Tentu dia tahu apa tujuan Fu Rong, tapi pernikahan ini tidak boleh dibatalkan demi hubungan kedua alam.
Dia akan tetap membiarkan Xing Zhi tinggal di sini, tapi dia juga tidak mau Xing Zhi ikut campur lagi. Karena itulah, dia meminta bantuan Mo Fang untuk mengawasi Fu Rong.
Shen Li tidak bisa tidur gara-gara mutiara yang ada di dalam tubuhnya yang sepertinya mulai bereaksi menyatu dengan tubuhnya. Dia bahkan tidak nafsu makan tapi terus minum.
Keesokan paginya, Rou Ya melapor bahwa pengeluaran rumah tangga mereka jadi membengkak sejak Fu Rong dan Dewa Agung tinggal di sini. Maka Shen Li pun memerintahkan Rou Ya untuk menagih uang pada para tamu mereka. Yang tidak mau bayar, tidak dapat makanan.
Saat Rou Ya hendak menagih uang ke Xing Zhi, dia malah kebetulan bertemu dengan Fu Rong. Fu Rong berbaik hati membayar untuknya sendiri sekaligus untuk Xing Zhi.
Tapi... Rou Ya tidak sadar kalau Fu Rong sebenarnya diam-diam nyolong segerombol kunci yang tergantung di sabuk bajunya. Dengan kunci itu, Fu Rong pun bisa masuk ke gudang senjatanya Shen Li dan mendapati Shen Li benar-benar wanita yang menakutkan dilihat dari puluhan atau mungkin ratusan senjata menakutkan yang dimilikinya.
Saat Shen Li masuk ke gudang senjatanya tak lama kemudian, dia malah mendapati tempat itu sudah kosong melompong tak bersisa satu pun. Pfft! Saat Rou Ya mengetahuinya, dia sontak mengejar Fu Rong pakai sapu. Namun Fu Rong dengan cerdiknya berlindung di belakangnya Xing Zhi.
Shen Li tetap sabar meminta Fu Rong untuk mengembalikan semua senjatanya, tapi Fu Rong malah mengklaim kalau dia sudah menjual semua senjatanya Shen Li.
Dia beralasan bahwa dia melakukan ini demi kebaikan Shen Li sendiri, seorang gadis tidak seharusnya berperang terus-menerus. Mending dia koleksi kosmetik daripada senjata. Inilah caranya menyayangi istri.
Xing Zhi menawarkan bantuan, tapi Shen Li masih bersikeras tidak mau dia ikut campur dan menegaskan pada Fu Rong bahwa pernikahan mereka akan tetap dilangsungkan tak peduli Fu Rong suka atau tidak. Jadi tidak ada gunanya dia berbuat onar seperti apa pun.
Baru setelah Shen Li pergi, Xing Zhi mulai mengomeli Fu Rong dan memaksanya untuk menyerahkan semua senjatanya Shen Li. Dia tahu kalau Fu Rong belum menjualnya.
Ketahuan, Fu Rong akhirnya menyerahkan Tas Qiankun padanya. Tas itu adalah sebuah kantong kecil namun bisa memuat barang sebesar apa pun. Barang apa pun yang dimasukkan ke dalamnya, akan otomatis mengecil, dan akan otomatis membesar saat dikeluarkan.
Tapi Xing Zhi sengaja tidak langsung mengembalikannya ke Shen Li, melainkan memeriksa semuanya lebih dulu. Semua senjatanya Shen Li memang keren-keren, sekaligus menakutkan. Tapi yang paling menarik perhatian Xing Zhi adalah kotak besar.
Namun kotak besar itu ternyata bukan berisi senjata, melainkan berisi Kotak Kunci Emas Langit dan Bumi yang di dalamnya tersimpan panah kecil pemberiannya dulu yang dia gunakan sebagai ganti tusuk kondenya Shen Li yang patah.
Dan jelas saja penemuan itu membuatnya senang, menyadari Shen Li menganggap itu sebagai barang berharga sehingga dia simpan dengan baik di Kotak Kunci Emas Langit dan Bumi.
Di tempat lain, Shen Li mengajak Mo Fang minum-minum saking kesal dan frustasinya dengan masalah ini. Dia sudah berusaha mencarinya keliling pasar, tapi tentu saja dia tidak bisa menemukan ke mana semua senjatanya dijual.
Mereka minum-minum sampai sama-sama teler dan Mo Fang baru membawa pulang Shen Li keesokan paginya. Xing Zhi jelas tak senang dengan itu dan langsung menyindir Mo Fang dengan sengit. Tapi Mo Fang tak takut sedikitpun padanya, dan balas menyindir Xing Zhi dengan tak kalah sengit, bahkan berusaha mengusirnya secara halus.
Xing Zhi santai mengingatkan bahwa masalah dia tinggal di Alam Spiritual dan Kediaman Ratu Bicang itu bukan urusannya Mo Fang. Mo Fang tidak punya hak mengambil keputusan apa pun karena Xing Zhi-lah, sebagai Dewa Agung, yang paling berwenang membuat keputusan untuk ketiga alam. Pfft! Mo Fang kalah.
Sementara itu, Fu Rong bingung memikirkan Shen Li yang sama sekali tidak marah setelah semua yang dia lakukan. Jangan-jangan... Shen Li sudah jatuh cinta padanya? Pffft! Maklum sih, dia kan super duper ganteng. Jadi wajar saja Shen Li naksir padanya.
Tapi tidak bisa! Pernikahan ini harus tetap dibatalkan dan dia tetap bertekad akan melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya itu.
Makanya dia kemudian sengaja cari gara-gara di pasar, membuat orang-orang jadi kesal padanya. Tapi kemudian Mo Fang datang dan menyelesaikan masalahnya lalu menyeret paksa Fu Rong.
Kesal, Fu Rong langsung menggunakan kekuatannya untuk menghilang, tapi dia tidak sadar kalau Mo Fang memiliki kekuatan melihat yang tak kasat mata.
Saat Shen Li bangun, dia mendapati Tas Qiankun di mejanya yang sontak saja membuatnya sumringah. Tentu saja dia tahu siapa yang mengembalikan semua senjata ini padanya, yang pasti bukan Fu Rong.
Dia langsung keluar mencari Xing Zhi dan menemukannya sejak menikmati es lilin lagi di kedai es.
"Kau yang membantuku meminta ini kembali?" tanya Shen Li.
"Hanya bantuan kecil."
"Baiklah. Kalau begitu, aku yang traktir semua es lilin ini. Kau bisa makan sepuasnya, aku tidak suka berutang budi," ujar Shen Li sembari memberinya sebuah batu spiritual kecil.
"Harta sebanyak ini hanya ditukar dengan sedikit es lilin?" protes Xing Zhi, "Ratu, kau menyebut ini tidak berutang budi?"
"Kau ingin apa?"
"Duduk dan temani aku mengobrol."
Shen Li diam saja, maka Xing Zhi pun langsung menyindir tentang Shen Li dan Mo Fang yang minum arak di luar sepanjang malam dan baru pulang pagi. Dia cuma ingin Shen Li duduk dan menemaninya mengobrol, masa Shen Li begitu tidak bersedia?
Shen Li akhirnya terpaksa menurutinya, tapi Xing Zhi masih saja protes, mengklaim kalau dia menyesal sudah membantu Shen Li meminta kembali harta sebanyak itu tapi hanya dihargai dengan satu batu spiritual kecil oleh Shen Li.
Bersambung ke episode 13
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam