Setelah Jae Wan pergi, Mo Ne melihat Ciel dari kejauhan. Dalam hatinya dia berjanji pada ayahnya untuk selalu melindungi Ciel, dia juga berjanji akan mengungkapkan kebenaran tentang kematian ayahnya.
Malam harinya, Woo Hyun datang ke kamarnya Mo Ne yang sedang sibuk menikmati aneka kue-kue. Dia ingin bermain dengan Woo Hyun tapi Woo Hyun langsung menolaknya. Mo Ne jadi bingung, ada apa dengan Woo Hyun, apa sekarang dia ingin memihak Jae Wan.
"Sekarang nona adalah ketua dan saya hanya seorang pegawai biasa"
Karena perbedaan status diantara mereka inilah, Woo Hyun merasa sebaiknya mereka tidak perlu terlalu lagi berhubungan karena dia tidak mau merepotkan Mo Ne. Tapi Mo Ne langsung heran apakah hubungan mereka ini sama dengan hubungan terlarang antara guru dan murid versi perhotelan.
"Karena sekarang anda bukan tamu, jadi jika anda membutuhkan sesuatu, tolong jangan panggil saya. Silahkan hubungi kantor sekretariat saja" ujar Woo Hyun dengan gaya formal
Setelah Woo Hyun selesai bicara, tiba-tiba Mo Ne berdiri lalu berjalan mendekati Woo Hyun sambil menatap mata Woo Hyun dan membuat Woo Hyun langsung mundur dengan gugup. Tiba-tiba Mo Ne memegang wajah Woo Hyun, sesaat dia menatap mata Woo Hyun, lalu...
DUUK!!!... Mo Ne menjedotkan kepalanya ke kepala Woo Hyun sampai membuat Woo Hyun berteriak kesakitan. Tapi Mo Ne sangat senang dengan hasilnya, karena sekarang Woo Hyun terlihat seperti Woo Hyun yang sebenarnya.
Mo Ne tidak mau tahu, pokoknya mulai sekarang kalau dia butuh sesuatu maka Woo Hyun harus datang, kalau dia suruh Woo Hyun pergi maka Woo Hyun harus pergi. Tapi Woo Hyun tetap bersikeras untuk melaporkan semua yang Mo Ne butuhkan pada kantor sekretariat.
"Silahkan istirahat" Woo Hyun pamit pergi
Setelah Woo Hyun pergi, Mo Ne jadi semakin kesepian "Kalau kau seperti itu juga, lalu apa yang harus kulakukan? Dengan siapa aku harus bicara?"
Keesokan harinya, Iring-iringan mobil memasuki pintu depan Ciel. Saat Noah membuka pintunya, ternyata yang datang adalah Mo Ne yang datang untuk bekerja dengan pakaian yang sangat casual. Para direktur yang melihat pakaiannya langsung melongo keheranan.
Bersama-sama, para direktur dan Mo Ne berjalan memasuki hotel dan berpapasan dengan Jae Wan. Jae Wan melihat baju Mo Ne tapi dia tidak mengatakan apapun. Mo Ne lalu menghampirinya dan meminta Jae Wan untuk menemaninya memasuki hotel.
Jae Wan membawa Mo Ne ke bagian dapur, Mo Ne menyapa para pekerja dapur dengan ceria. Saat Mo Ne melihat api di kompor berkobar hebat, dia langsung ketakutan sampai hampir saja memeluk Jae Wan. Mo Ne jadi canggung, lalu cepat-cepat melepaskan pegangannya pada Jae Wan lalu berjalan sendirian memasuki sebuah gudang.
Tapi setelah masuk ke dalam gudang, Mo Ne jadi bingung sendiri karena tidak bisa menemukan pintu keluarnya. Saat dia melihat ada seorang pekerja yang bekerja seorang diri menyapu lantai gudang itu, dia langsung menghampirinya untuk menanyakan pintu keluarnya. Tapi pekerja itu hanya diam saja.
"Anak kecil, apa kau tidak dengar?" tanya Mo Ne
"Disini tidak ada anak kecil" ujar pekerja itu
Mo Ne jadi ingat kalau mereka belum saling mengenal, maka dia pun langsung memperkenalkan dirinya adalah ketua baru Ciel. Tapi pekerja itu tetap diam mengacuhkan Mo Ne.
Melihat sikap acuh pekerja itu, Mo Ne langsung mengoceh panjang lebar mengeluhkan sikap kasar pekerja itu. Pekerja itu tetap mengacuhkannya tapi tiba-tiba saja dia menyapukan sampah-sampah pada Mo Ne dan membuat Mo Ne melompat-lompat menghindari sapuannya sampai akhirnya dia sampai ke pintu keluar.
Mo Ne jadi mengerti kalau pekerja itu hanya menunjukkan pintu keluar padanya, tapi tetap saja dia mengeluh karena pekerja itu menunjukkan pintu keluarnya bukan dengan kata-kata.
Saat dia sampai di luar, Mo Ne melihat Jae Wan sudah menunggunya. Saat dia bertanya bagaimana Jae Wan tahu kalau dia akan lewat disini, Jae Wan memberitahu kalau ini adalah satu-satunya jalan masuk. Dia lalu mengajak Mo Ne untuk pergi melihat tempat-tempat lain di hotel ini.
Mereka lalu memasuki sebuah tempat dimana para pelayan berlalu lalang dengan sibuk melakukan pekerjaan mereka mengantarkan pesanan makanan para tamu hotel. Saat Mo Ne mengeluhkan rumitnya semua jalan-jalan di hotel, Jae Wan memberitahu bahwa semua jalan itu digunakan agar para pelayan bisa membawakan pesanan para tamu dengan cepat. Karena itulah Mo Ne harus bisa hapal jalan di area itu.
Saat mereka berpapasan dengan beberapa pelayan, Mo Ne langsung menyapa mereka dengan ceria dan langsung memperkenalkan dirinya adalah ketua baru Ciel. Mo Ne dengan baik hati memberitahu para pelayan bahwa dia akan menerima keluhan mereka menyangkut apa saja baik itu kenaikan gaji, mempekerjakan pegawai ataupun kekejaman si general manager Jae Wan.
"Kalian sedang dalam perjalan mengecek persediaan barang-barang, bukan? Cepatlah pergi" perintah Jae Wan pada para pelayan.
Para pelayan itu langsung ketakutan dan melarikan diri. Mo Ne langsung marah-marah pada Jae Wan, bisa-bisanya dia memotong pembicaraan ketua seperti itu. Tapi Jae Wan memberitahu kalau dia membuat para pekerja kembali ke pekerjaan mereka karena setiap hari mereka selalu kedatangan ratusan tamu jadi mereka tidak boleh menyiakan-nyiakan waktu sedetikpun.
Perkataan Jae Wan itu langsung membuat Mo Ne semakin kesal sampai-sampai dia mengangkat tinjunya ke udara, pada saat itulah dia menyadari kalau gelang pemberian ayahnya sudah tidak ada di tangannya. Mo Ne langsung curiga jangan-jangan tukang sapu tadi pelakunya.
Dia langsung berlari kembali ke gudang dan saat dia memberitahu si tukang sapu kalau dia kehilangan gelang, tiba-tiba saja si tukang sapu ketakutan dan langsung melarikan diri. Sikap tukang sapu itu langsung membuat Mo Ne semakin curiga padanya dan dia langsung mengejar tukang sapu itu.
Setelah berhasil menangkapnya, Mo Ne melihat nama tukang sapu itu adalah Eun Seong Jae. Dia lalu bertanya apakah Seong Jae melarikan diri karena dia merasa bersalah.
"Gelangku. Kembalikan padaku dengan diam-diam dan kita akhiri disini" perintah Mo Ne
Tapi Seong Jae sama sekali tidak mengerti gelang apa yang dimaksud Mo Ne karena dia tidak mencuri. Saat Jae Wan datang menghampiri mereka, Mo Ne langsung melaporkan kalau gelangnya hilang dan si Seong Jae ini bersikap sangat mencurigakan.
"Apa itu benar?" tanya Jae Wan pada Seong Jae
"Aku tidak pernah melihat gelang" ujar Seong Jae
Seong Jae meyakinkan Jae Wan kalau dia sama sekali tidak tertarik dengan milik orang lain dan tidak pernah pula mencuri apapun. Mo Ne tidak mempercayainya dan Jae Wan langsung menyuruh Mo Ne mengkonfirmasi dulu kebenarannya.
"Gelang itu sangat penting bagiku. Ayahku memberikannya padaku sebagai hadiah kelulusan"
Saat seorang manager datang setelah mendengar keributan mereka, Jae Wan menyuruh manager itu untuk memeriksa Seong Jae karena dia mengambil gelangnya ketua. Seong Jae langsung protes kenapa mereka tidak mempercayainya. Manager lalu menyeret Seong Jae untuk interogasi.
Saat Mo Ne melihat Seong Jae diseret pergi, dia langsung bertanya dengan cemas apakah mereka akan memukuli Seong Jae. Jae Wan langsung mengingatkan bahwa hal itu mungkin dilakukan karena Mo Ne sangat yakin kalau Seong Jae yang mencuri gelangnya. Tapi Jae Wan juga mengingatkan Mo Ne bahwa jika tuduhannya salah maka penghinaan yang akan diderita Seong Jae akan jauh lebih besar daripada dipukuli.
Saat Mo Ne kembali ke lobi hotel, dia melihat seorang tamu hotel sedang memakai gelangnya. Tamu hotel gila yang pernah memberi manager Jang informasi kalau Bin Laden mau menyerang menara kembar.
"Permisi" ujar Mo Ne pada wanita gila yang langsung menyambut permisinya Mo Ne dengan sangat sopan.
Saat Mo Ne meminta izin untuk melihat gelangnya, wanita gila itu langsung memandangi Mo Ne seolah sedang mengamatinya. Tiba-tiba wanita itu mengulurkan tangannya dan Mo Ne langsung melihat bagian belakang gelang itu, gelang itu memang miliknya karena ada ukiran MONE di bagian belakangnya.
"Saudari, kau tahu juga kebenaran dibalik gelang ini" ujar si wanita gila
"Kebenaran yang kutahu adalah gelang ini milik orang lain" ujar Mo Ne
Mendengar hal itu, si wanita gila langsung menarik kembali tangannya dan mengatakan kalau dia mengerti kenapa Mo Ne bicara seperti itu. Wanita itu yakin kalau Mo Ne pasti iri karena dia memiliki gelang itu.
"Manusia memang lemah terhadap benda-benda" ujar wanita gila itu "Karena itulah manusia kehilangan kesucian mereka setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang dari taman surga. Jika mereka tidak tamak akan buah terlarang itu, akankah dunia ini akan berbeda?"
Mo Ne yang sama sekali tidak mengerti dengan ceramahnya si wanita gila, langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bingung. Dia lalu berusaha menjelaskan pada si wanita gila kalau gelang yang dipakainya itu adalah miliknya.
Manager Jang langsung datang untuk menyelamatkan Mo Ne dan setelah dia mengerti alasan keributan ini, dia langsung berusaha membantu Mo Ne dengan berusaha melepaskan gelang itu dari tangan si wanita gila. Tapi wanita gila itu langsung menjauhkan tangannya dan memberitahu mereka bahwa pada dasarnya manusia tidak memiliki apapun.
"Ada apa dengannya?" bisik Mo Ne pada manager Jang
"Susah menjelaskannya" manager Jang ikutan berbisik
Pada saat itu, tiba-tiba Woo Hyun datang dari belakang mereka dan langsung memberi permen lolipop pada wanita gila itu.
Wanita gila itu langsung senang dan karena dia merasa Woo Hyun orang yang baik, maka dia langsung menyerahkan gelang itu pada Woo Hyun.
Setelah wanita gila itu pergi, manager Jang memberitahu Mo Ne kalau wanita itu adalah putrinya ketua Goh sang pemilik lapangan golf. Awalnya tempat ini adalah sebuah taman sebelum akhirnya dibangun jadi sebuah hotel. Wanita itu sering datang kemari karena dia memiliki banyak kenangan dengan tempat ini.
Dan sejak dia menjadi gila, dia jadi lebih sering datang. Dan karena adanya permintaan khusus dari ketua Goh, mereka jadi tidak bisa mengusirnya.
"Jadi dia gila?" tanya Mo Ne
Manager Jang mengiyakannya, tapi Woo Hyun tidak setuju dengan pendapat Mo Ne. Baginya wanita itu hanya sakit. Woo Hyun lalu mengembalikan gelangnya Mo Ne dan setelah menerima gelangnya kembali, Mo Ne langsung teringat sesuatu. Dia cepat-cepat berterima kasih pada Woo Hyun lalu cepat-cepat pergi.
Setelah Mo Ne pergi, manager Jang memuji tindakan Woo Hyun. Dia lalu bertanya sejak kapan Woo Hyun mempersiapkan permen itu. Woo Hyun memberitahu kalau dia selalu mempersiapkannya karena kadang di lobi ada anak kecil yang berkeliaran di lobi.
Mo Ne mendatangi Jae Wan di kantornya dan memberitahu kalau dia sudah menemukan gelangnya kembali, tapi Jae Wan hanya menanggapinya dengan cuek. Mo Ne langsung kecewa dengan tanggapan Jae Wan yang cuek itu, tapi dia ingin Jae Wan menyampaikan permintaan maafnya pada Seong Jae.
"Dia sudah dipecat" ujar Jae Wan
Mo Ne langsung kaget kenapa Seong Jae dipecat. Saat Mo Ne memberitahu kalau semua ini kesalahannya sendiri, Jae Wan langsung menyetujuinya. Karena itulah tidak seharusnya Mo Ne mencurigai pegawainya tanpa alasan.
Mo Ne membela diri kalau dia curiga karena Seong Jae tiba-tiba melarikan diri. Tapi Jae Wan memberitahu Mo Ne bahwa jika dia melihat seorang pekerja mencuri tapi jika pekerja itu menyangkalnya maka Mo Ne tetap harus mempercayainya. Karena pegawai itu adalah pegawai mereka sendiri.
"Baiklah, karena itulah batalkan pemecatannya"
Tapi Jae Wan tetap akan memecatnya bukan karena gelangnya Mo Ne tapi karena dia baru saja tahu kalau Seong Jae ternyata bukan nama dia yang sebenarnya, anak itu benama asli Yoon Jae dan dia sebenarnya adalah anak dibawah umur, pernah membunuh teman sekelasnya dan pernah dipenjara. Mo Ne jadi heran, bagaimana bisa anak dibawah umur dapat pekerjaan disini.
"Dia berbohong dengan menggunakan identitas kakaknya dan aku baru mengetahuinya berkat kau"
Mendengar dia ikut andil dalam masalah ini, Mo Ne merasa dia harus menemui anak itu secara langsung.
Mo Ne lalu pergi ke gudang dan melihat Yoon Jae sedang berlutut dihadapan manager yang sedang berusaha keras untuk mengusirnya. Yoon Jae berusaha keras memohon agar dia tidak dipecat karena hanya dia tulang punggung keluarganya. Saat manager marah padanya, Mo Ne langsung menyela mereka dan mengatakan kalau dia membatalkan pemecatan Yoon Jae.
Tapi Jae Wan yang baru tiba menyusulnya, tidak bisa membiarkan Mo Ne tetap mempekerjakan seorang pembunuh di hotel mereka ini. Yoon Jae langsung berteriak dan menangis membela diri kalau dia bukan pembunuh, dia melakukannya karena orang yang dia bunuh memang tidak pantas untuk hidup.
"Dia pantas mati" tangis Yoon Jae "Ini bukan salahku"
Melihat pembelaan diri Yoon Jae membuat Jae Wan teringat dengan pembelaan dirinya sendiri pada Joong Goo karena dia tidak merasa bersalah dengan membunuh bos preman yang menurutnya memang pantas untuk mati.
"Tidak kau membunuhnya. Bahkan sekalipun kau membunuh setan" ujar Jae Wan
"Tidak, kubilang tidak" tangis Yoon Jae
Mo Ne yang merasa kasihan pada Yoon Jae, langsung menyuruh Jae Wan untuk berhenti. Tapi Jae Wan tetap bersikeras untuk memecatnya dan menyuruh Seong Jae pergi. Mo Ne akhirnya mengalah dan menyetujui pemecatan Seong Jae, tapi hari ini juga dia mempekerjakan Yoon Jae.
"Ketua..." protes Jae Wan
"Benar, aku ketua. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya sebagai ketua"
Saat Mo Ne pergi, Jae Wan langsung mengejarnya dan bertanya apakah Mo Ne sudah gila mempekerjakan seorang pembunuh di hotel yang ditinggali oleh para tamu ini. Tapi Mo Ne langsung membela anak itu karena dia hanya anak muda yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.
Lagipula selama 3 bulan anak itu bekerja disini, dia tidak pernah membuat masalah apapun, malah ada yang bilang kalau anak itu bekerja dengan tekun. Jae Wan langsung mengingatkannya bahwa hal itu terjadi sebelum Mo Ne menuduh anak itu sebagai pencuri. Dan sekarang semua orang akan tahu kalau anak itu adalah seorang pembunuh.
"Dia akan bertahan. Kau bilang aku harus mempercayai pegawaiku"
"Kenapa kau tidak mempercayainya sebelumnya?"
Sementara itu, manager Jang sedang menginterogasi seorang petugas kebersihan yang dia curigai menyebarkan rumor-rumor jelek tentang ketua baru mereka di tangga darurat.
Petugas kebersihan itu berusaha membela diri kalau manager Jang juga sama saja dengannya. Manager Jang langsung marah dan menyuruh si petugas kebersihan untuk tidak bicara apapun, tidak mendengar apapun, tidak mencium bau apapun dan terlebih lagi dia harus berhati-hati dengan mulutnya karena sekarang Mo Ne sudah jadi ketua.
Manager Jang mengancam jika kejadian ini sampai terulang lagi maka petugas kebersihan itu akan berhadapan langsung dengan manager Baek.
Tepat saat itu, mereka mendengar suara langkah kaki manager Baek dari tangga lantai atas. Mereka berdua langsung ketakutan dan manager Jang langsung menutup mulut si petugas kebersihan dan bersembunyi.
Mereka melihat manager Baek masuk lewat pintu darurat di tangga dan langsung heran kenapa manager Baek lewat situ.
Diam-diam mereka mengintip manager Baek menenteng sebuah bungkusan lalu menaruhnya secara diam-diam di sebuah kotak sakelar listrik yang tersembunyi di belakang sebuah lukisan. Mereka melihat manager Baek menengok kanan-kiri dan setelah merasa keadaan sudah aman dia langsung pergi.
Setelah manager Baek pergi, Manager Jang bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang disembunyikan manager Baek secara diam-diam terutama di lorong yang tidak ada kamera CCTV-nya. Tapi walaupun mereka melihat semuanya, dia menyuruh si petugas kebersihan untuk pura-pura tak melihat dan tetap tutup mulut.
Malam harinya, baik Mo Ne maupun Jae Wan sama-sama mencari informasi tentang Yoon Jae. Dari informasi yang mereka dapat, Yoon Jae selalu disiksa oleh teman sekelasnya dan pada suatu hari saat dia sedang disiksa, dia langsung membunuh orang yang menyiksanya itu.
Direktur Yoon datang ke kantornya untuk melapor bahwa dia akan memecat si pembunuh Yoon Jae, tapi Mo Ne langsung menyuruhnya untuk tidak melakukannya, lagipula Yoon Jae sudah pernah dipenjara untuk membayar kejahatannya.
Saat direktur Yoon berusaha menjelaskan bahwa jika Mo Ne tetap mempekerjakan Yoon Jae maka posisinya akan terancam, Mo Ne langsung bertanya apakah dia hanya harus duduk diam dan mendengarkan para direktur bicara seperti sebuah boneka.
Keesokan harinya, saat para pegawai sedang makan. Noah melihat Yoon Jae sedang duduk sendirian, dia berbisik memberitahu teman-temannya bahwa anak itu adalah pembunuh yang dipekerjaan oleh ketua Mo Ne.
Saat Go San melihat para pekerja berlarian menjauhi Yoon Jae dengan ketakutan, dia langsung memberitahu mereka untuk diam saja. Go San yakin kalau ketua mempekerjakannya karena anak itu memang seseorang yang harus mereka rangkul.
Mo Ne tiba-tiba datang untuk ikut makan bersama mereka karena dia dengar makanan para pegawai sangat enak, tapi saat melihat kedatangannya para pegawai langsung pergi.
Setelah mengambil makanannya, dia langsung duduk didepan Yoon Jae dan berusaha bicara dengan ceria padanya tapi Yoon Jae langsung pergi. Mo Ne kecewa tapi Woo Hyun datang menghampirinya sambil membawakan segelas air untuknya.
"Kenapa kau melakukan sesuatu yang tidak kuminta?" tanya Mo Ne
"Karena sepertinya tidak ada orang lain yang bisa memberimu air selain aku" jawab Woo Hyun
Mo Ne melihat ke sekitarnya dan ternyata semua pekerja sudah pergi dari kantin itu. Mo Ne langsung bertanya-tanya dengan kecewa kenapa semua orang bersikap seperti ini, ketua kan bukan pasien yang punya penyakit menular.
"Mereka hanya belum merasa nyaman" ujar Woo Hyun
Kata 'belum' membuat Mo Ne jadi ceria lagi. Karena kata itu berarti masih ada kemungkinan para pegawai akan merasa nyaman dengannya suatu hari nanti.
Woo Hyun lalu kembali ke mejanya karena masih ingin melanjutkan makannya. Tapi saat dia melihat makanannya ternyata makanannya sudah habis. Woo Hyun akhirnya menghabiskan waktu memandangi Mo Ne yang makan sendirian.
Setelah selesai makan, Mo Ne melihat Jae Wan dan beberapa pekerja berjalan dengan terburu-buru ke suatu tempat. Mereka melihat para pegawai sedang ribut berusaha memisahkan seorang pegawai dapur yang memukuli Yoon Jae.
Pegawai dapur menjelaskan pada Jae Wan kalau Yoon Jae tadi datang ke dapur untuk mengambil sampah, tapi dia tidak mengizinkan dengan alasan kalau dia sendiri yang akan membawakan sampah itu pada Yoon Jae, tapi Yoon Jae malah mengamuk dan membuat keributan seperti orang gila.
Saat Mo Ne bertanya kenapa dia tidak mengizinkan Yoon Jae mengambil sampahnya, pegawai dapur memberitahu Mo Ne kalau semua pegawai merasa gugup dengan kehadiran Yoon Jae.
"Aku bukan orang kotor, aku tidak jahat! Kenapa semua orang menjauhiku? Memangnya apa salahku pada kalian?" teriak Yoon Jae
Jae Wan lalu menarik kerah baju Yoon Jae dan mendorongnya ke tembok. Dia memberitahu Yoon Jae bahwa dia adalah orang yang jauh lebih hina dan lebih menakutkan daripada penyakit menular. Setelah itu, Jae Wan berbisik pada Mo Ne bahwa Yoon Jae sudah benar-benar hancur. Jadi sebaiknya Mo Ne memecatnya saja terutama karena Mo Ne sendiri yang mempekerjakannya.
Mo Ne lalu pergi menemui manager Baek dan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa salahnya. Manager Baek lalu memberitahu Mo Ne apa saja kesalahan yang telah diperbuatnya.
Pertama, Mo Ne mencurigai pegawai hanya karena sebuah insiden kecil. Yang kedua, karena Mo Ne merasa bersalah, dia malah menyalahgunakan kekuasaannya. Yang ketiga, Mo Ne ingin bersikap arogan dan memperlihatkan kalau dirinya berbeda dari ketua yang dulu.
Dan karena Mo Ne lah, anak yang sebenarnya sudah membayar kejahatannya sekarang harus menerima hukuman yang jauh lebih buruk. Saat Mo Ne berusaha membela diri kalau dia tidak tahu, manager Baek langsung memberitahu bahwa ketidaktahuan Mo Ne juga merupakan suatu kesalahan.
Malam hariya, saat Yoon Jae sedang berbaring di gudang yang gelap sendirian, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki seseorang. Selama beberapa saat, Yoon Jae melihat orang misterius yang mendatanginya itu.
Setelah orang misterius itu pergi, Yoon Jae memegang sebuah kunci lalu pergi ke dapur dan membuka pintu dapur dengan kunci itu. Mo Ne diam-diam mengikutinya dari belakang.
Di dapur itu, Yoon Jae melihat ada beberapa tong minyak tanah dan pemantik api. Yoon Jae lalu menyiram semua dapur dengan minyak tanah, tapi saat dia ingin menyalakan pemantiknya, dia langsung gemetar ketakutan.
Tepat saat itu, Mo Ne masuk ke dapur dan bertanya apa yang sedang Yoon Jae lakukan. Yoon Jae yang terkejut dengan kehadiran Mo Ne langsung menyuruh Mo Ne untuk pergi.
"Jangan lakukan ini, aku yang bersalah" Mo Ne berusaha menenangkan Yoon Jae
Tapi Yoon Jae langsung marah karena Mo Ne lah yang telah membuatnya jadi seperti ini, dan sekarang dia akan membalas dendam pada semua orang di dunia ini.
Mo Ne berusaha keras membujuknya "Bukan itu yang kau inginkan. Kau tidak ingin balas dendam"
Mo Ne berjanji bahwa dia akan membantu Yoon Jae karena dialah yang bersalah. Yoon Jae sepertinya mulai luluh tapi tepat saat itu ada orang misterius yang datang secara diam-diam lalu menyalakan pemantiknya sendiri dan melemparkannya ke kompor yang berada didekat Mo Ne.
Kompor itu langsung meledak dan si sosok misterius langsung pergi menutup pintu dapur, membiarkan Mo Ne dan Yoon Jae terjebak di api.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam