Sinopsis Hotel King episode 5 - part 1

 Sinopsis Hotel King episode 5 - part 1



Setelah memeluk Mo Ne di kebun, Jae Wan mendatangi rumah Joong Goo dan melihat rumahnya kosong. Saat dia melihat anjing peliharaan Joong Goo dia langsung mengelusnya dan teringat perkataan Joong Goo yang mengingatkannya untuk tidak pernah lupa kalau Joong Goo adalah majikannya Jae Wan, dia juga teringat permintaan dokter yang meminta Jae Wan untuk menjauhkan Mo Ne dari Joong Goo.

Pada saat yang bersamaan, Mo Ne yang sedang dalam perjalanan kembali ke kamar, teringat pelukan Jae Wan yang tiba-tiba.


Flashback,
Mo Ne sangat terkejut dengan pelukan Jae Wan dan berusaha memberontak dari pelukannya tapi Jae Wan semakin mempererat pelukannya. Hal itu membuat Mo Ne berusaha semakin keras memberontak sampai akhirnya dia terlepas dari pelukan Jae Wan. 

Dan saat itulah, Mo Ne akhirnya menyadari kalau mata Jae Wan sedang berkaca-kaca. Sesaat dia bingung dengan ekspresi Jae Wan itu tapi kemudian dia menuduh Jae Wan sedang melakukan tipuan lain padanya.


"Kau salah" ujar Jae Wan dengan nada suara lembut "Ketua lebih menyukai bunga liar yang tumbuh di pinggir jalan. Sama sepertimu"

"Apa kau pikir aku tidak tahu bunga apa yang ayahku suka?"

"Udara malam sangat dingin, masuklah"

Jae Wan lalu pergi, tapi sebelum ia pergi jauh, Mo Ne langsung menyatakan bahwa dia tidak akan mengalah pada Jae Wan.


Kembali ke masa kini,
Mo Ne bertanya-tanya pada dirinya sendiri dengan bingung apa yang sebenarnya Jae Wan inginkan.


Saat dia kembali ke kamar, tiba-tiba dia dikejutkan oleh Soo Ahn yang langsung masuk tanpa permisi. Soo Ahn mengatakan kalau dia sudah menyiapkan teh hangat untuk Mo Ne. Tapi Mo Ne yang sangat terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba langsung menuduhnya penguntit.

"Apa Cha Jae Wan mencambukmu kalau kau tidak mengawasiku?" tanya Mo Ne

Soo Ahn tidak menanggapi pertanyaannya dan hanya meminta Mo Ne untuk istirahat karena besok adalah rapat dewan direksi.


Sementara itu, Joong Goo sedang kesal setengah mati karena anjingnya menghilang tiba-tiba, dia sangat sangat marah sampai tidak mau menerima pendapat anak buahnya yang mengira mungkin anjing itu menggingit tali anjingnya dan melarikan diri.

Anak buahnya langsung minta maaf dan pergi untuk mencari anjingnya. Setelah anak buahnya pergi, Joong Goo menerima telepon dari Jae Wan.


Setelah mendapat telepon dari Jae Wan, Joong Goo terengah-engah naik tangga. Saat dia berhenti sejenak untuk istirahat, tiba-tiba dia mendengar suara salakan anjingnya.

Saat dia sampai di atas, dia melihat Jae Wan sudah menunggunya bersama anjngnya. Joong Goo langsung senang melihat anjingnya lagi. 

Tanpa basa basi, Jae Wan langsung memberitahu kalau dia baru saja bertemu dan bicara dengan dokter yang merawat ketua Ah. Dia lalu bertanya apakah tujuan utama Joong Goo membawanya kemari adalah memanfaatkannya untuk menyiksa dan membunuh ayahnya.

Joong Goo langsung terkejut mendengarnya tapi dia berusaha tetap tenang saat menyangkal tuduhan itu. 

"Kau salah paham. Aku tidak tahu dari mana kau mendengarnya dan apa yang kau dengar. Tapi lupakan saja semuanya, kau harus percaya padaku"


Tapi Jae Wan tidak percaya apalagi dia baru tahu kalau sekretarisnya ketua Ah yang berhenti kerja segera setelah ketua Ah meninggal, sekarang malah menjalankan bisnis resort mewah di pulau Jeju.

"Dia adalah orang yang melayani ketua Ah selama lebih dari 10 tahun. Apa salah untuk memberinya kompensasi?"

Jae Wan tetap tidak mempercayaiya, dia langsung bertanya curiga apakah kompensasi yang diterima si sekretaris itu sebenarnya adalah bayaran agar si sekretaris pura-pura tak tahu saat Joong Goo memberi ketua Ah obat-obatan.

Joong Goo langsung tertawa "Apakah memberi pasien obat adalah suatu kejahatan?"

"Kaulah yang membuatnya jadi pasien!" teriak Jae Wan

Jae Wan yakin kalau Joong Goo sengaja membuat ketua Ah jadi gila agar saat dia membunuh ketua Ah, hasil forensik tidak akan menemukan apapun. Joong Goo memang tidak membunuh ketua Ah secara langsung, tapi tetap saja dialah yang membunuh ketua Ah.

Joong Goo akhirnya menyerah untuk menyangkal lagi, tapi dia langsung mengingatkan Jae Wan bahwa sekalipun apa yang Jae Wan tuduhkan padanya benar, tetap saja Jae Wan tidak akan bisa lepas darinya.

Joong Goo tahu kalau selama ini Jae Wan tidak pernah setulus hati mempercayainya karena itulah jika dia sampai ditangkap maka semua data-data penggelapan uang akan digunakan untuk melawan Jae Wan agar Jae Wan juga ikut ditangkap bersamanya.


Saat Jae Wan memandanginya dengan kesal, Joong Goo meyuruhnya untuk tidak mengeluh lagi karena pada saat Jae Wan menginginkan hotel ini, dia tidak dibodohi tapi dia sendiri yang ingin dibodohi. Jika Jae Wan ingin kembali ke dunianya yang seperti sampah dulu maka Joong Goo akan dengan senang hati mengantarkannya.

"Aku mencintaimu, Jayden"

Tapi sayangnya, Jae Wan langsung mengingatkan Joong Goo bahwa dia telah melupakan sesuatu, jika dia kembali ke dunia sampahnya, jika dia kembali menjadi Jayden maka dia tidak akan rugi apapun dan tidak ada pula yang harus ia takuti. Keadaannya ini sangat berbeda dengan Joong Goo karena Joong Goo punya sesuatu untuk ia takuti.

Jae Wan lalu mengeluarkan ponselnya untuk memutar rekaman telepon dari Da Bae yang mengatakan kalau dia ada di lantai bawah sekarang, rekaman itu langsung membuat Joong Goo gemetar marah.

"Jika Da Bae mengetahui kebenaran tentang ayahnya yang sangat baik sedunia, bukankah dia akan cukup terkejut?"


Joong Goo sangat marah sampai ingin memukul Jae Wan dengan tongkatnya, tapi saat dia melihat Jae Wan sama sekali tidak takut dengan ancamannya, dia langsung menurunkan tongkatnya kembali.


Joong Goo meminta Jae Wan untuk tidak macam-macam dengan Da Bae, sebagai gantinya dia berjanji akan menjadikan Jae Wan ketua besok di rapat dewan direksi. Joong Goo juga berjanji kalau dia akan meminta maaf, karena itulah dia meminta Jae Wan untuk menyuruh Da Bae pergi sekarang.

"Sudah terlambat" ujar Jae Wan


Dia lalu pamit pergi tapi Joong Goo cepat-cepat berteriak menghentikannya. Joong Goo lalu berjalan ke tepi bangunan dan mengatakan kalau hotel ini adalah surga baginya dan dia akan lega jika dia mati disini. Jika Da Bae sampai tahu kalau ayahnya adalah seorang pembunuh, maka sama saja dia hidup di neraka.

Awalnya Jae Wan tertawa karena Joong Goo masih saja memainkan sandiwara yang sudah ia mainkan selama 20 tahun ini padanya. Tapi saat dia melihat Joong Goo benar-benar berniat bunuh diri, senyumnya langsung menghilang. 

"Hiduplah dengan baik, Jayden"

Joong Goo lalu melompat melewati pagar dan Jae Wan langsung cepat-cepat menyambar tangan Joong Goo untuk menyelamatkannya. Saat Joong Goo menyuruh Jae Wan melepaskan pegangannya, dia teringat saat Joong Goo datang padanya setelah dia membunuh bos preman.

"Akan kulepaskan. Matilah! MATI!" teriak Jae Wan 

Tapi walaupun dia ingin Joong Goo mati, Jae Wan tetap menyelamatkannya.


Setelah berhasil menyelamatkan Joong Goo, Jae Wan langsung tertawa geli pada dirinya sendiri. Saat melihat Jae Wan tertawa Joong Goo mengatakan bahwa walaupun Jae Wan tidak mempercayainya, tapi dia sungguh-sungguh mencintai hotel ini.

Joong Goo bersikeras kalau dia tidak membunuh ketua Ah dan jika Jae Wan ingin menyerahkan hotel ini pada Mo Ne hanya karena merasa bersalah maka dia hanya akan membuat Mo Ne mati sebagai orang gila seperti ayahnya. 

Jae Wan langsung marah dan menarik kerah baju Joong Goo "Tutup mulutmu. Mulai sekarang, hiduplah dengan diam-diam seolah kau sudah mati. Jika kau tidak mau Da Bae menyadari kalau ayahnya adalah seorang pembunuh"


Dia lalu mendorong Joong Goo sampai dia terjatuh lalu pergi. Joong Goo jadi semakin kesal apalagi Jae Wan langsung pergi begitu saja tanpa membantunya. Joong Goo merasa kakinya sangat sakit dan saat dia menyingkap kakinya yang pincang, terlihat kalau dia memakai kaki pasangan. Oh jadi dia pincang beneran, setelah kutonton ulang ternyata di episode 1 Joong Goo menggerak-gerakkan kaki kanannya yang tidak pincang dan kaki kirinya memang pincang beneran ternyata.


Keesokan harinya, manager Baek mendatangi Mo Ne untuk mendandaninya. Saat Mo Ne tidak mengerti kenapa dia didandani seperti ini, manager Baek langsung menjelaskan kalau mereka harus menutupi kekurangan Mo Ne yang kurang bisa dipercaya, kurang elegan dan otak Mo Ne yang kurang pintar.

Mo Ne langsung tersinggung "Ahjumma! Aku ini pintar dan elegan. Kau mungkin tidak tahu, tapi aku ini pernah kuliah di New York University..."

Sebelum Mo Ne sempat menyelesaikan kalimatnya, manager Baek langsung menjentikkan tangannya dan pelayan langsung masuk membawakan baju-baju yang akan dipilih untuk penampilan Mo Ne di rapat dewan direksi.

Tapi Mo Ne langsung menolak memakai baju-baju itu karena semua baju-bajunya adalah baju-baju designer yang limited edition.

"Baju-baju designer yang tidak akan mampu ahjumma beli bahkan dengan gaji selama setahun"

"Aku bukan ahjumma, tapi manager Baek. Ubahlah cara bicara si*lanmu itu"

Mo Ne langsung terkejut "Apa kau barusan bilang 'si*lan'?"'


Manager Baek lalu menyabet-nyabetkan tongkatnya ke baju-baju itu sambil memberitahu Mo Ne bahwa bagi seorang presdir, baju juga bagian dari strategi bisnis karena itulah mulai sekarang tema utama dari fashion yang akan dipakai Mo Ne adalah elegan, kepercayaan dan kuat.

"Kau harus memilih baju yang terlihat minimalis dengan dekorasi yang minimalis"

Mo Ne ketakutan setiap kali manager Baek menyabetkan tongkatnya "Aku mengerti. Akan kulakukan apapun yang kau inginkan"

Manager Baek mengatakan bahwa Mo Ne hanya punya waktu 4 jam sebelum rapat dimulai, dia lalu memberi Mo Ne buku untuk ia pelajari sebelum rapat berlangsung. Saat Mo Ne membuka bukunya, dia langsung kaget dengan banyaknya yang harus ia pelajari hanya dalam waktu 4 jam.


Saat sedang mempersiapkan penampilannya, Mo Ne melihat sebuah gelang emas yang berhiaskan batu zamrud. Gelang itu membuatnya terkenang masa lalunya bersama ayahnya.


Flashback,
Mo Ne sangat terkejut sekaligus senang saat dia melihat gelang zamrud yang diberikan ketua Ah sebagai hadiah kelulusan SMA Mo Ne. Ketua Ah memberitahu Mo Ne bahwa batu zamrud berarti kebahagiaan.

"Sekarang kau sudah beranjak dewasa, kau akan mengalami banyak saat-saat dimana kau harus membuat sebuah keputusan. Kapan saja hal itu terjadi, kebahagiaanmu haruslah menjadi faktor penentu. Jika kau harus menderita hanya untuk mendapatkan sesuatu, sebaiknya kau menyerah saja. Menemukan kebahagiaan adalah pilihan yang lebih baik. Jangan lupa itu, putriku"


Kembali ke masa kini,
Mo Ne tersenyum saat dia memakai gelang itu dan berkata kalau dia akan berusaha untuk bahagia, karena itulah dia meminta ayahnya untuk menyemangatinya sekarang.


Saat kedua resepsionis sedang bertengkar tentang siapa yang akan menjadi ketua baru, manager Jang dan Noah datang untuk menghentikan mereka, manager Jang memberitahu mereka bahwa jika Mo Ne menjadi ketua maka siapa yang akan untung.

"Sun Woo Hyun. Kekasih sang putri" jawab Noah

"Kau cepat tanggap" puji manager Jang

Karena itulah manager Jang dengan setulus hati mendoakan semoga Mo Ne benar-benar menjadi ketua baru. Saat Noah bertanya apakah manager Jang yang menyebarkan rumor kalau Woo Hyun menyukai Mo Ne, manager Jang langsung membela diri kalau dia melakukannya untuk menyebarkan berita baik.


Sementara itu, Hong Joon si pegawai baru mendatangi meja concierge untuk memerintahkan Woo Hyun agar Woo Hyun membawakannya beberapa dokumen laporan yang ia perlukan. 

Tepat saat itu, Mo Ne langsung menyela mereka dan menyuruh mereka meminta semua laporan itu langsung ke bagian manajemen. Mo Ne lalu menghampiri Woo Hyun dan dengan senangnya dia mengatakan kalau dia baru saja mengingat semua pelajaran di buku yang diberikan manager Baek tadi.

Saat Hong Joong mmeberitahu Mo Ne kalau dia memerintah Woo Hyun karena dia adalah atasannya Woo Hyun, Mo Ne langsung mengacuhkannya untuk menyuruh Woo Hyun mengganti semua interior kamarnya dengan barang-barang yang bergambar Hello Kitty.

"Meong, meong. Kau tahu Hello Kitty kan?"


Dengan perintahnya itu Mo Ne memberitahu Hong Joon kalau Woo Hyun tidak akan bisa melakukan perintah Hong Joon karena dia harus melakukan perintahnya. Saat Hong Joon mengeluh karena Mo Ne melewati batas padahal dia masih belum ditunjuk sebagai ketua baru, Mo Ne langsung mengingatkannya bahwa dia adalah tamu disini.

"Kalian bahkan tidak memberiku diskon. Bukankah tanggung jawab seorang hotelier adalah menempatkan tamunya lebih daripada yang lainnya?"

Perkataan Mo Ne itu langsung membuat Hong Joon terdiam dan Go San tersenyum diam-diam.


Saat Mo Ne sedang berjalan ke ruang rapat, dia melirik Chae Kyung sedang berjalan mengikutinya dari belakang. Saat Mo Ne mempercepat langkahnya, Chae Kyung juga mempercepat langkahnya. Saat Mo Ne memperlambat langkahnya, Chae Kyung juga melakukan hal serupa. Dan saat Mo Ne berhenti, Chae Kyung juga ikut berhenti.


"Aku sibuk, jadi jangan ganggu aku dan pergilah" ujar Mo Ne

"Kau terlihat baik hari ini" puji Chae Kyung

Saat Chae Kyung mengatakan kalau dia bisa membantu Mo Ne menjadi ketua, Mo Ne langsung curiga tipuan apa lagi yang sedang dimainkan Chae Kyung.

"Aku tidak menipu. Aku datang sebagai direktur"

Chae Kyung berjanji jika Mo Ne untuk meminta bantuannya dengan sopan, maka dia akan langsung mengangkat tangan menyetujui Mo Ne sebagai ketua baru. 

"Karena orang sepertimu, politik negara ini dipenuhi oleh penipuan dan korupsi" ujar Mo Ne

Mendengar hal itu, Chae Kyung langsung memberitahu Mo Ne bahwa apa yang Mo Ne lakukan saat ini juga bisa diartikan korupsi. Mo Ne tidak tahu apapun tentang dunia perhotelan dan dia ingin menjadi ketua hanya karena dia putrinya ketua Ah. Lagipula jika Mo Ne menjadi ketua, dia hanya akan menjadi orang-orangan sawah yang pada akhirnya hanya akan menghancurkan Ciel.


"Aku akan membantumu tapi sebagai gantinya, jika kau menjadi ketua, jangan ganggu Cha Jae Wan. Satu-satunya orang yang bisa melindungi Ciel dari serigala buas adalah Cha Jae Wan" ujar Chae Kyung

"Apa Jae Wan yang menyuruhmu mengatakan ini? Kalian sangat cocok"

"Berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan mengganggu Jae Wan"


Saat mereka berdua tiba di ruang rapat, Mo Ne langsung duduk di kursi ketua sambil menghela napas gugup. Saat dia melihat manager Baek, dia langsung tersenyum padanya tapi manager Baek langsung memalingkan wajahnya.

Rapatpun dimulai, direktur Yoon yang bertugas sebagai pemimpin rapat meminta sebuah direktur untuk mengangkat tangan jika mereka menyetujui Mo Ne sebagai ketua baru. Tapi sayangnya, dari semua direktur yang hadir hanya 3 orang direktur yang mengangkat tangan.

Joong Goo yang tidak angkat tangan tiba-tiba saja mengangkat tangan dan membuat direktur lain yang tidak angkat tangan langsung terkejut. Setelah Joong Goo angkat tangan, tiba-tiba saja hampir semua direktur ikut angkat tangan.


Saat Chae Kyung yang tidak angkat tangan meihat raut wajah Mo Ne yang gugup, dia langsung tersenyum lalu mengangkat tangannya.


Manager Baek yang tidak ikut angkat tangan, tiba-tiba bersuara untuk menanyakan sesuatu pada Mo Ne. Dia bertanya apa rencana Mo Ne untuk mengatasi kerugian yang diderita Ciel setelah kematian ketua Ah. Pertanyaan itu langsung membuat Mo Ne jadi semakin gugup dan Joong Goo langsung tersenyum senang.

"Saya... akan berusaha keras..." ujar Mo Ne gugup

Tapi manager Baek langsung menyelanya "Jawaban yang diberikan oleh pemimpin Ciel, sebuah hotel yang berharap menjadi hotel terbaik se-Asia, adalah dia akan berusaha 'melakukan yang terbaik?'"

Saat Mo Ne tidak bisa menjawabnya, manager Baek langsung menunjukkan pada semua direktur bahwa Mo Ne masih belum siap untuk menjadi ketua baru. Karena itulah, manager Baek meminta agar mereka mengadakan voting lagi 3 bulan yang akan datang dengan syarat Mo Ne harus mampu menghasilkan keuntungan 100%.


Syarat manager Baek itu langsung membuat direktur yang lain heboh karena syarat itu terlalu sulit apalagi disaat seperti ini, tapi Mo Ne langsung menerima tantangan itu.

"Dalam waktu 3 bulan, anda akan menyesali kata-kata anda sendiri" ujar Mo Ne pada manager Baek

"Itulah yang kuharapkan"


Setelah rapat selesai, Joong Goo berpapasan dengan Jae Wan. Dia lalu berbisik bahwa dia sudah melakukan apa yang Jae Wan inginkan yaitu membantu Mo Ne sebagai ketua baru. Namun sayangnya, manager Baek malah memberi Mo Ne tantangan 3 bulan dengan sebuah syarat.


Sementara itu Mo Ne yang masih belum pergi dari ruang rapat, sedang mondar-mandir dengan kesal didepan manager Baek.

"Nenek sihir pengkhianat!" ujar Mo Ne kesal

"Apa kau lupa untuk tidak mempercayai siapapun?"

"Aku tidak tahu kalau kau akan menjadi salah satu diantara mereka"

Manager Baek menyuruh Mo Ne untuk memperkirakan dan mencurigai siapapun dan apapun. Dia memberitahu Mo Ne bahwa para direktur mendukungnya hanya karena mereka bisa membuat Mo Ne melakukan apa saja yang mereka inginkan dengan Ciel.

"Perlindungan ayahmu berakhir sampai disini. Dalam waktu 3 bulan, kau harus berdiri sendiri dengan tegak dan kuat dan jangan biarkan orang lain memerintahmu. Buktikan kemampuanmu. Itulah cara agar kau bisa menjadi pemilik hotel ini"



Saat manager Baek hendak pergi, Mo Ne bertanya apakah dia tidak boleh mempercayai manager Baek juga dan manager Baek langsung mengiyakannya. Tapi manager Baek memberi Mo Ne sebuah saran. 

"Gunakan kemampuan general manager Cha Jae Wan"

Saat Mo Ne heran kenapa dia harus memanfaatkan orang semacam Jae Wan, manager Baek mengatakan bahwa Jae Wan akan sangat berguna sebelum Mo Ne membuang Jae Wan di kemudian hari.


Saat Mo Ne bertemu Jae Wan di luar, dia langsung memberitahu Jae Wan kalau dia sudah menjadi ketua. Tapi Jae Wan langsung tersenyum, dia lalu memberitahu Mo Ne bahwa walaupun dia ketua, tapi wakil ketua dan para direktur yang lain sudah mengambil alih manajemen hotel. Terlebih lagi semua data-data tentang sistem operasional hotel, pegawai, dsb berada di tangan Jae Wan.

"Apa yang bisa kau capai dalam waktu 3 bulan?" 

"Aku sudah bisa mengungkap orang macam kau" 

"Hanya itu saja?"

"Aku pasti akan membuatmu membayar semua kejahatanmu" janji Mo Ne


Jae Wan langsung marah lalu memaksa Mo Ne melihat Ciel dan memberitahu Mo Ne bahwa musuh Mo Ne yang sebenarnya bukan dirinya tapi hotel itu. Tempat dimana para pegawai bersembunyi dalam kegelapan, para direktur yang berbaring dengan mulut berbisa mereka, ratusan tamu yang datang dan pergi setiap hari.

"Orang yang harus mengurus semua itu adalah kau yang duduk di kursi ketua. Jika kau ingin menjadi ketua sejati maka pergilah dan lihatlah dengan baik-baik" 

Jae Wan juga menyuruh Mo Ne untuk selalu waspada karena dia masih belum menyerah.


Saat Jae Wan berbalik pergi, dia berkata dalam hatinya "Ah Mo Ne, adikku yang malang. Kau dan aku adalah musuh yang tidak terelakan. Karena itulah, kumohon kau harus kuat"


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments