Sinopsis Hotel King episode 4 - part 2

 Sinopsis Hotel King episode 4 - part 2



Flashback, 
Saat manager Baek menyuruh Mo Ne pergi, Mo Ne langsung menolaknya. Dia tidak mau pergi apalagi hotel ini milik ayahnya. Tapi hanya dari memandang mata Mo Ne, manager Baek tahu betul kalau Mo Ne sedang ketakutan dan ingin melarikan diri.

"Aku Ah Mo Ne. Aku tidak takut sama sekali" Mo Ne berusaha menyangkal.

Tapi saat manager Baek terus memandangnya, Mo Ne akhirnya mau mengaku kalau dia memang takut, dia ingin melarikan diri ke Amerika sekarang juga tapi walaupun begitu, dia tidak mau melarikan diri.


"Karena itulah, tolong bantu aku, ahjumma" Mo Ne memohon

"Apa kau percaya padaku?" tanya manager Baek


Saat Mo Ne mengaku kalau dia tidak sepenuhnya percaya, manager Baek langsung lega. Manager Baek menyuruh Mo Ne untuk tidak mempercayai siapapun dan tidak perlu menerima bantuan siapapun karena Mo Ne sudah punya sebuah senjata andalan.

"Kau adalah satu-satunya darah daging ketua Ah. Jika kau membutuhkan sesuatu maka pergunakanlah itu"

Jika Mo Ne tidak bisa melarikan diri maka dia harus mengambil senjata andalan itu, menggunakannya dan melindunginya.


Kembali ke masa kini,
Jae Wan memperhatikan saat Mo Ne dan manager Baek saling memandang dan tersenyum.


Di luar tempat pesta, Jae Wan bertemu menagaer Baek lalu dia bertanya pada manager Baek bagaimana bisa Mo Ne yang selama ini ceroboh dan gegabah, bisa berubah hanya dalam hitungan hari. Apakah manager Baek terlibat dengan Mo Ne.

Manager Baek langsung menyangkalnya "Saya tidak mengerti kenapa anda berpikir seperti itu tapi sejak awal dia memang putrinya ketua Ah dan masih sampai sekarang. Itu artinya dia memang selalu seperti itu"

Jae Wan langsung kesal saat manager Baek menyebut Mo Ne putrinya ketua Ah.


Jae Wan lalu kembali masuk ke tempat pesta dan langsung naik ke podium. Dia berterima kasih pada semua orang dan juga ingin mengumumkan sebuah pengumuman yang sangat penting. Saat itu juga Joong Goo langsung memberi aba-aba pada anak buahnya yang bertugas sebagai sekuriti. (anak buahnya ini yang kemarin bertugas atau mungkin menyamar sebagai pelayan yang berpapasan dengan Woo Hyun)

Tapi sebelum Jae Wan sempat membuat pengumuman apapun, tiba-tiba Mo Ne langsung ikut naik ke podium dan meminta izin Jae Wan untuk membiarkannya menyapa semua tamu dulu sebelum Jae Wan memberitahukan pengumumannya.

Walaupun ragu tapi Jae Wan mempersilahkannya dan Joong Goo langsung mengisyaratkan anak buahnya untuk berhenti.



Dalam pidatonya Mo Ne mengatakan bahwa dia tahu tentang berbagai kabar miring dan kesalahpahaman seputar dirinya tapi Mo Ne melakukannya karena dia butuh waktu setelah kehilangan ayahnya secara mendadak. Mo Ne perlu waktu untuk mencari tahu siapa yang berada disisinya dan siapa yang bisa ia percayai.

Mo Ne lalu membuat sebuah pengumuman yang mengejutkan "Saya akan menominasikan diri saya sendiri sebagai kandidat presdir baru dalam rapat dewan direksi yang akan datang"

Pengumuman itu langsung membuat semua tamu saling bisik-bisik, Joong Goo mengetukkan tongkatnya dengan kesal dan Jae Wan mengepalkan tangannya dengan marah.


"Mo Ne-ah, seharusnya kau membicarakan masalah pekerjaan nanti saja. Bukankah hari ini kita sedang berpesta?" Joong Goo mengeluh sambil tersenyum.

"Ahjussi, tadi kau bilang ayah berkata padamu untuk bersenang-senang, bukan?" tanya Mo Ne

Dan saat Joong Goo membenarkannya, Mo Ne langsung mengoreksi perkataan Joong Goo, ayahnya sekarang ini tidak sedang bersuka cita tapi sedang menangis.

"Sebelum ayah meninggal, dia mengatakan padaku untuk tidak mempercayai siapapun"


Pengumuman itu langsung membuat semua tamu heboh. Mo Ne lalu memperlihatkan obat-obatan yang ia temukan di kantor ayahnya dan memberitahu semua orang bahwa pil-pil itu disembunyikan oleh ayahnya. Joong Goo langsung panik dan Jae Wan terlihat sangat terkejut.

Jae Wan berpaling ke Joong Goo dengan bingung tapi Joong Goo langsung berusaha menghindari tatapan Jae Wan dengan canggung.

"Ayahku, Ketua Ah. Tidak bunuh diri"

Pengumuman itu membuat semua tamu jadi semakin heboh dan Jae Wan langsung melepaskan kepalan tangannya.



Setelah pesta selesai, Joong Goo meyakinkan Jae Wan kalau ketua Ah memang bunuh diri dan Mo Ne melakukan hal itu tadi hanya untuk mengacaukan hotel.

Joong Goo memerintahkan Jae Wan untuk segera menyingkirkan Mo Ne dengan cara apapun bahkan sekalipun dengan cara membuat Mo Ne jadi gila seperti ayahnya sebelum rapat dewan direksi dimulai 2 hari mendatang.

"Kalau kau tidak mau kehilangan segalanya, tetap fokus" perintah Joong Goo

Dan Jae Wan langsung mempercayai semua perkataan Joong Goo dan menuruti perintahnya.


Dia lalu mendatangi Mo Ne yang sudah kembali ke kamar lamanya dan menuntut penjelasan Mo Ne atas pil-pil obat yang tadi.

"Berapa kali aku harus mengatakannya agar kau sadar dari halusinasimu?!" teriak Jae Wan

PLAAK!!! Mo Ne langsung menampar Jae Wan dan bertanya-tanya apakah Jae Wan manusia yang jatuh dari langit.

"Di dunia ini, putri macam apa yang memperlakukan kematian ayahnya sebagai candaan, bajing**!"

Mo Ne yakin kalau ayahnya tahu bahwa dia tidak menderita depresi dan saat dia terus-menerus diberi obat yang tidak seharusnya ia konsumsi, ia langsung tahu kalau ada orang yang ingin membunuhnya. Karena itulah ketua Ah mengumpulkan semua obat-obatan itu secara diam-diam agar ada seseorang yang menemukannya.


Mo Ne lalu memperlihatkan rekaman seorang pria yang mendorongnya dan berusaha menenggalamkannya. Mo Ne mengatakan bahwa dia berniat untuk menyiarkan rekaman itu di TV. Saat Jae Wan mengambil USB yang berisi rekamannya, Mo Ne malah tenang-tenang saja. Karena ternyata dia sudah membuat copy-nya dalam jumlah yang banyak.

"Kau pasti takut. Kau pasti ingin mengubur kebenaran ini selamanya. Tapi aku pasti akan mengungkapkannya. Aku akan mengungkapkan manusia macam kau, satu demi satu"

"Baiklah" Jae Wan menerima tantangannya "Kita lanjutkan saja. Aku juga penasaran tentang kebenarannya"


Setelah kembali ke kantornya, Jae Wan menelepon dokter yang selama ini menangani kesehatan ketua Ah sekaligu yang memberikan obat-obatan itu pada ketua Ah. Tapi Jae Wan diberitahu kalau dokternya sedang ada seminar di luar negeri.



Mo Ne menelepon manager Baek dan meminta manager Baek untuk memberinya pujian. Dan manager Baek langsung memberinya pujian dengan cara menirukan ketua Ah.

"Booksoon ku melakukannya dengan baik. Aku bangga padamu. Ketua Ah pasti akan mengatakannya padamu seperti itu"


Setelah menutup teleponnya, manager Baek berganti baju dan saat itu terlihat bekas luka besar di punggungnya.


Jae Wan memerintahkan Cha Soo Ahn untuk mengawasi Mo Ne setiap saat, Soo Ahn tidak boleh membiarkan Mo Ne menemui reporter ataupun datang ke rapat dewan direksi. Saat Soo Ahn menolak perintahnya karena merasa mengawai orang bukan pekerjaannya, Jae Wan langsung mengatakan kalau itu bukan pengawasan tapi pelayanan CCTV.

"Aku perlu orang yang bisa kupercayai. Kumohon" pinta Jae Wan

Soo Ahn terlihat ragu tapi dia bersedia membantu Jae Wan.


Saat Soo Ahn menghambur masuk ke kamar Mo Ne, tanpa basa basi dia langsung memberitahu Mo Ne kalau dia akan menjadi pelayannya Mo Ne setiap saat-setiap waktu mulai dari sekarang. Tapi Mo Ne sama sekali tidak terperdaya, dia sangat yakin kalau Soo Ahn pasti mata-matanya Jae Wan.

"Kau mau mengawasiku setiap saat? Lupakan saja. Keluarlah"

Tapi Soo Ahn sama sekali tidak bergeming dengan perintah itu, dia beralasan bahwa dia hanya mengikuti perintahnya general manager.

Bahkan saat Mo Ne memberitahu Soo Ahn kalau dia adalah ahli waris perusahaan dan calon presdir baru, Soo Ahn tetap tidak mau keluar. Mo Ne jadi semakin kesal dan berusaha untuk mengusir Soo Ahn dengan cara mendorongnya tapi Soo Ahn malah menghindar dan membuat Mo Ne tersungkur ke lantai.

"Apa anda baik-baik saja?" Soo Ahn khawatir

"Tidak!"

Manager Jang dan Go San sedang minum-minum sambil membicarakan masalah di pesta tadi. Manager Jang frustasi karena hotel sekarang tidak pernah tenang sementara Go San penasaran apakah ketua Ah benar-benar tidak bunuh diri. Tepat saat itu pegawai baru minus Soo Ahn datang menghampiri mereka.


Mereka lalu membuat Go San tegang lagi saat mereka mulai bertanya-tanya dalam bahasa inggris dan menasehati Go San tentang pentingnya bahasa inggris di dunia perhotelan dan tugas concierge yang harus selalu memastikan kenyamanan tamu.


Tapi kali ini Woo Hyun datang untuk menyelamatkan Go San. Dia langsung membalas mereka dalam bahasa inggris dan Cina lalu mengusir mereka dalam bahasa isyarat.

Saat pegawai baru saling berpandangan bingung, Woo Hyun langsung menyindir "Kalian tidak bisa bahasa isyarat? Kalian bisa repot kalau yang datang tamu penyandang cacat. Tugas concierge adalah memastikan agar semua tamu merasa nyaman"

Pegawai baru akhirnya menyerah kalah dan pergi.


Setelah semua pegawai baru pergi, manager Jang langsung memesankan minuman mahal khusus untuk Woo Hyun. Di belakang mereka, ada putrinya Joong Goo, Da Bae yang terus memperhatikan Woo Hyun.


Saat Jae Wan terus teringat teriakan Mo Ne tentang ayahnya yang menyembunyikan obat-obatnya, dia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. 

Saat dia memarkir mobilnya di depan sebuah rumah, dari kejauhan Jae Wan melihat dokternya ketua Ah yang katanya sedang di luar negeri, ternyata baru saja keluar dari rumahnya lalu pergi dengan panik.


Jae Wan lalu mengikutinya sampai ke sebuah hotel murah. Saat dokter itu melihat kedatangan Jae Wan, dia langsung tegang bahkan sampai minum bir padahal selama ini dokter itu tidak pernah minum-minum.


Dokter itu tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dicari oleh Jae Wan sampai mengikutinya ke hotel ini, tapi apapun itu, Jae Wan tidak akan bisa menemukannya. Dokter mengatakan kalau Joong Goo tidak tahu dia sedang ada disini dan mereka pun tidak saling bertanya apapun karena mereka tahu bahwa masalah ini mungkin akan diketahui.

"Kalau begitu saya akan bertanya dengan terus terang. Saat ketua Ah meninggal, anda tidak pulang ke rumah tidak pula ke rumah sakit. Kenapa anda bersembuyi disini?"

"Apa kau kaki tangan Joong Goo?" tanya dokter

"Saya hanya ingin tahu kebenarannya"


Saat dokter berusaha mengelak dan mengatakan bahwa tidak ada kebenaran, Jae Wan langsung memberitahu dokter kalau dia datang untuk mencari tahu sesuatu yang mungkin bisa membantu Mo Ne karena saat ini Mo Ne sedang berusaha menyelidiki kematian ketua Ah.

"Tidak ada gunanya" dokter mengatakan kalau Mo Ne tidak akan bisa menemukan apapun

Saat Jae Wan bertanya apakah kematian ketua Ah merupakan bagian dari konspirasi dokter dan Joong Goo, dokter langsung ketakutan dan mengusir Jae Wan. Reaksi dokter itu membuat Jae Wan jadi yakin dengan dugaannya.

"Apa kau menyuruhnya minum obat yang tidak seharusnya dia minum karena perintah Joong Goo?"

Pertanyaan itu membuat dokter jadi semakin tegang, dengan tergagap takut dokter mengatakan kalau kematian ketua Ah bukan karena obat yang dia resepkan, dokter bahkan tidak tahu kalau ketua Ah akan meninggal secepat itu.


Jae Wan tidak mau lagi mendengarnya dan memutuskan untuk pergi lalu kembali lagi dengan membawa polisi. Dokter yang ketakutan langsung berusaha mencegah Jae Wan pergi dan memohon agar Jae Wan menyelamatkannya karena dia melakukan ini atas perintah Joong Goo.

Jae Wan langsung marah lalu menarik kerah baju dokter, bagaimana bisa dokter itu masih ingin hidup setelah menjerumuskan temannya sendiri ke kematian hanya karena dibutakan oleh uang.


Dokter itu langsung mengingatkan Jae Wan bahwa orang yang memberikan obat itu pada ketua setiap hari adalah Jae Wan sendiri. Jae Wan jadi sangat terguncang saat dia menyadari kebenaran dari perkataan dokter itu. 

Dokter meminta Jae Wan untuk menghentikan aksi Mo Ne karena jika dia terus melakukannya maka Joong Goo akan membawa Mo Ne mati bersamanya.

"Kau juga tahu, kalau kau dan aku tidak akan bisa lepas dari Joong Goo" kata dokter

Jae Wan memperingatkan dokter untuk tutup mulut saja kalau dia masih mau hidup.


Jae Wan lalu pergi dan berhenti di pinggir jalan dan muntah-muntah. Jae Wan teringat saat Mo Ne tidak mau mempercayai ayahnya bunuh diri, saat dia berteriak pada ketua Ah untuk mengakuinya sebagai anak yang ia buang dan dokter yang memberitahunya kalau dia sendirilah yang memberikan obat-obatan itu untuk ketua Ah. Semua kenangan itu membuat Jae Wan langsung berteriak frustasi.


Jae Wan lalu pergi ke rumah Joong Goo dan diam-diam mengintip Joong Goo yang sedang bersenang-senang dan tertawa bahagia bersama istri dan anaknya. Melihat Joong Goo, Jae Wan jadi teringat masa lalunya bersama Joong Goo.



Flashback,
Sejak saat Jae Wan masih kecil sampai remaja, Joong Goo sering menyiksanya dengan tongkat sampai membuatnya ketakutan. Dengan senyum mengerikan Joong Goo terus menerus mengingatkan Jae Wan untuk selalu mematuhinya.

Joong Goo juga terus menerus melatih Jae Wan untuk membenci ketua Ah dan tidak lupa pula Joong Goo selalu mengingatkannya bahwa dia adalah seorang pembunuh dan satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya hanya Joong Goo seorang.



Kembali ke masa kini,
Jae Wan lalu pergi ke kebun Mo Ne dengan bengong. Di kebun itu, Jae Wan melihat Mo Ne sedang menyirami bunganya sambil curhat pada ayahnya. Jae Wan lalu menghampirinya dan memandang Mo Ne dengan sedih.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau mau mengataiku gila karena aku bicara pada diriku sendiri? Jangan melakukannya, aku sangat waras"


Saat Mo Ne hendak pergi, Jae Wan langsung mencegahnya. Mo Ne langsung marah dan menampik tangan Jae Wan. Saat Jae Wan terus memandanginya dengan sedih, Mo Ne berjanji bahwa mulai sekarang dia tidak akan membiarkan Jae Wan untuk melakukan apapun yang Jae Wan inginkan padanya dan Ciel.




Mo Ne lalu berjalan pergi lagi, tapi Jae Wan langsung menghentikannya lagi lalu menarik Mo Ne kedalam pelukannya. Pelukan itu membuat Mo Ne jadi sangat terkejut.

Post a Comment

0 Comments