Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 15 - Part 1

Karena Zhang Zhe sudah berhasil menyelidiki beberapa markas pemberontak yang ada di ibu kota, Kaisar bertanya-tanya, apakah menurut hasil penyelidikannya, Keluarga Yan benar-benar ada hubungan dengan pemberontak?

Zhang Zhe jujur masih belum memiliki jawaban pasti. Mereka tidak punya bukti lain selain setengah surat tanpa cap Adipati Yan dan seorang petugas milikter dari pasukan Keluarga Yan yang mereka tangkap.

Petugas militer tersebut keukeuh menegaskan bahwa dia tidak berhubungan dengan pemberontak. Namun Zhang Zhe tidak bisa sembarangan mengambil kesimpulan bahwa Keluarga Yan bersalah atau tidak bersalah.

Karena itulah, hari ini dia datang untuk meminta Kaisar mengeluarkan sebuah titah yang mengizinkannya pergi ke Tongzhou untuk menyelidiki Keluarga Yan lebih lanjut dan mendapatkan bukti nyata untuk memutuskan apakah Keluarga Yan bersalah atau tidak.

Namun berhubung hari ini Pejabat Gu tiba di ibu kota, Kaisar menyuruh Zhang Zhe untuk menyambut kedatangan Pejabat Gu dulu saja. Nanti dia baru pergi ke Tongzhou kalau semua urusan Departemen Hukum sudah selesai saja.

Xue Ning galau memikirkan Xue Shu yang dengan gigih melakukan segala cara untuk mencapai posisi permaisuri tanpa menyadari bahaya yang tersembunyi di dalam kegelapan. Yang dia maksud adalah Xie Wei. Orang itulah bahaya yang sesungguhnya bagi Keluarga Xue.

Tiba-tiba Nona Zhou muncul dan Xue Ning berbaik hati mengizinkannya mencicipi kue persik pemberian Xie Wei itu. Padahal dia cuma bilang mencicipi, eh Nona Zhou salah paham merebut semuanya dan langsung pergi begitu saja bahkan sebelum Xue Ning bisa protes.

Usai kelas keesokan harinya, Nona Fang lagi-lagi meramal dan mendadak khawatir karena ramalan hari ini tidak terlalu bagus. Sedangkan Nona Zhou keluar untuk diam-diam memakan sisa kue persik yang diambilnya dari Xue Ning semalam.

Tepat saat dia sedang asyik menikmati kue itu, Xie Wei kebetulan lewat dan melihatnya. Nona Zhou yang tidak tahu kalau kue persik pemberian Xie Wei, dengan polosnya memberitahu Xie Wei kalau kue ini pemberian Xue Ning.

Xie Wei sontak kesal mendengarnya, mengira Xue Ning tidak menyukai kuenya sehingga Xue Ning memberikan semuanya ke Nona Zhou. Jadi saat Nona Zhou menawarinya untuk mencicipi kue itu, Xie Wei langsung saja merebut semuanya. Pfft! 

Xie Wei jadi bad mood seharian gara-gara masalah ini. Dia bahkan mengajar dengan penuh emosi sambil melirik Xue Ning dengan sinis yang jelas saja membuat Xue Ning bingung memikirkan apa lagi salahnya kali ini.

Bahkan begitu pulang, Xie Wei memberitahu juru masaknya bahwa dia tidak akan lagi membuat kue persik ini lagi dan menyuruh si juru masak untuk membuang kue persiknya.

Malam itu, Zhang Zhe menemui Menteri Hukum Gu Chun Fang yang langsung to the point menanyakan pendapatnya tentang masalah Keluarga Yan. Zhang Zhe jujur mengaku bahwa dia memiliki banyak keraguan.

Baik bukti maupun saksi yang mereka miliki, semua itu rasanya seperti sebuah fitnah dari Keluarga Xue. Jika Keluarga Yan sungguh tidak bersalah, maka para pemberontak yang mereka tangkap di ibu kota, sudah pasti diatur oleh orang lain. Jika tidak bisa menangkap si pelaku ini, maka Keluarga Yan akan sulit terbebas dari tuduhan.

Menteri Gu setuju dengannya. Sebenarnya dendam antar kedua keluarga itu tidak ada hubungannya dengan Departemen Hukum. Namun orang yang diam-diam bersekongkol dengan Raja Pingnan, harus ditemukan. 

Jika tidak, itu akan menjadi masalah besar di masa depan. Jika orang ini menyusun rencana dari belakang, maka orang ini pasti sangat peduli dengan perkembangan kasus Keluarga Yan.

Zhang Zhe memikirkan satu orang yang dia curigai. Orang ini memang datang mencarinya secara khusus karena hal ini. Orang itu adalah Guru Muda Putra Mahkota, Xie Wei.

Pada saat yang bersamaan, Xie Wei juga sedang mengkhawatirkan Zhang Zhe. Dia sadar betul bahwa menggunakan Zhang Zhe itu bisa baik dan buruk. Zhang Zhe adil dalam menyelidiki kasus Keluarga Yan, tapi juga sangat ketat dalam menyelidiki pemberontak yang bisa saja berpotensi mengarah kepadanya.

Apalagi sekarang Menteri Gu juga sudah kembali. Karena itulah, Xie Wei menyuruh pengawalnya untuk mengawasi kedua orang ini dengan ketat. Tepat saat itu, Zhou Yin Zhi emndadak muncul untuk menjemputnya karena Adipati Yan ingin bertemu Xie Wei.

Setibanya di sana, Yan Lin mendadak berlutut hormat padanya. Ternyata dia dipanggil ke sana karena mereka menginginkan Yan Lin untuk memimpin upacara kedewasaannya Yan Lin.

Sesuai tradisi sejak zaman kuno. Genap umur 20 tahun menandakan awal menjadi seorang pria dewasa yang ditandai dengan dipakaikan topi dan diberi gelar oleh ketua suku.

"Tuan Guru Muda, Keluarga Yan sudah lama berada di medan perang. Anggota keluarga sedikit. Sekarang hanya ada kamu," ujar Adipati Yan. (Ah, dia pasti benar-benar yakin kalau Xie Wei adalah Ding Fei, keluarga mereka, kakak sepupunya Yan Lin, makanya dia menginginkan Xie Wei memimpin upacara kedewasaannya Yan Lin).

Xie Wei awalnya agak ragu-ragu, Yan Lin jadi kecewa mengira Xie Wei bakalan menolak, tapi ternyata tidak. Setelah memikirkannya beberapa menit, Xie Wei akhirnya setuju juga. Dia beralasan kalau tadi dia diam hanya karena sedang memikirkan gelar apa yang akan dia berikan pada Yan Lin nantinya.

Saat mereka keluar, Xie Wei melihat para Pengawal Kaisar sedang memeriksa beberapa keranjang sayur yang hari ini masuk kediaman. Yan Lin memberitahu Xie Wei bahwa sejak Xie Wei mengutus Zhou Yin Zhi kemari, Pengawal kaisar jadi jauh lebih sopan dan hanya membatasi keluar-masuk tanpa terlalu banyak batasan.

Namun Xie Wei mengaku bahwa Zhou Yin Zhi bukan orangnya. Dari sinilah Yan Lin akhirnya sadar bahwa ternyata Xue Ning selama ini juga melindunginya melalui Zhou Yin Zhi.

"Guru, bagaimana kehidupan Ning Ning di istana belakangan ini?"

"Apakah di hatimu masih ada dia?"

"Selalu ada."

"Lalu bagaimana jika kelak dia menyukai seseorang?"

"Yang dia sukai, pasti lebih hebat dariku berkali-kali lipat. Asalkan dia menyukainya, itu sudah cukup. Jika kubilang tidak sedih, itu mustahil. Tapi setelah dewasa aku mengerti apa itu cinta dan dendam bertemu. Apa yang diinginkan, tidak bisa didapatkan."

Yan Lin sudah lama menulis undangan khusus untuk Xue Ning. Awalnya dia sempat ragu untuk mengirimnya. Namun sekarang mumpung Xie Wei ada di sini, jadi dia menitipkan undangan ini padanya untuk diberikan pada Xue Ning. Apakah nanti Xue Ning akan datang atau tidak, Yan Lin tidak akan mempermasalahkannya.

Xue Ning masih bingung memikirkan sikap aneh Xie Wei di kelas kemarin. Sepertinya hanya tertuju padanya, masalahnya, dia tidak tahu apa dosanya. Apa dia menyinggung Xie Wei?

Nona Zhou juga masih kesal sama Xie Wei. Dia langsung nyerocos memberitahu Xue Ning tentang bagaimana Xie Wei merebut kue persik pemberian Xue Ning kemarin.

Ah! Xue Ning seketika paham apa masalahnya. Maka begitu bertemu Xie Wei, Xue Ning langsung menggodanya dan menjelaskan kalau dia sungguh tidak sengaja terkait masalah kue itu. Untungnya emosi Xie Wei sendiri sudah mereda sekarang. Dia tidak ada kelas hari ini, jadi dia datang hanya untuk menyerahkan undangannya Yan Lin. 

Xue Ning tanpa ragu menyatakan bahwa dia akan datang. Bahkan sekalipun Yan Lin tidak mengundangnya pun, dia akan tetap akan datang. Hanya saja, dia khawatir akan ada orang jahat yang ingin mengacaukan acara tersebut. Karena itulah, dia menyarankan agar mereka mengambil tindakan pencegahan.

Zhi Yi juga menerima undangan, dia ingin pergi, tapi tidak bisa karena ibundanya melarangnya. Shen Jie diberi izin pergi oleh Kaisar, tapi dia dilarang keluar oleh Ibu Suri dengan alasna kalau dia Tuan Putri yang tidak seharusnya bersama orang-orang tersebut.

Dia tahu kalau dia tidak seharusnya terlibat, tapi karena masalah yang menimpa Keluarga Yan sekarang ini, orang-orang di ibu kota sekarang tidak ada yang bersedia menghadiri acara itu, makanya Zhi Yi ingin sekali hadir untuk mendukung Yan Lin.

Acara ini sekali seumur hidupnya Yan Lin. Jika dia tidak hadir untuk mendukungnya, bagaimana pandangan orang lain terhadap Yan Lin nantinya? Karena itulah, dia meminta Xue Ning untuk membantunya memikirkan cara. Xue Ning kan biasanya punya banyak ide. Xue Ning memang punya ide. Dia jamin bakalan berhasil. Caranya? Dengan memanfaatkan Shen Jie dan Xue Shu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments