Berusaha tetap tenang menghadapi situasi ini, Xue Ning dengan cerdas menebak apa sebenarnya maksud Zhang Zhe dengan rencananya ini. Dia bisa menebak bahwa fokus rencana utamanya Zhang Zhe, bukan pada jumlah kertas yang hilang, melainkan pada pelayan wanita yang dia minta untuk memeriksa jumlah kertas.
Zhang Zhe langsung membenarkan. Jika jumlah kertas berkurang, maka ada dua kemungkinan. Yang pertama, mungkin memang berkaitan dengan Xue Ning. Kedua, mungkin orang yang memeriksa jumlah kertas-lah yang bersalah.
Pelayan wanita yang memeriksa kertas, pastinya sudah memahami apa sebenarnya niatan Zhang Zhe. Jika memang dalam kasus ini ada orang yang ingin mencelakai Xue Ning, maka biarpun sebelumnya orang itu tidak memikirkan jumlah kertas, namun sekarang pasti akan langsung memanfaatkan kesempatan barusan untuk mencuri satu lembar kertas dan menyembunyikannya di tubuhnya.
Dan karena waktunya terlalu mendesak, sudah pasti orang itu belum sempat menghancurkan kertasnya sekarang. Karena itulah, Zhang Zhe meminta Kaisar untuk memerintahkan agar para pelayan itu digeledah satu per satu. Jika tidak ada satu pun yang memiliki kertas itu, maka baru bisa dikatakan bahwa Xue Ning-lah yang paling mencurigakan.
Ibu Suri sontak kesal karena merasa dipermainkan Zhang Zhe. Tuan Chen pun buru-buru menjelaskan bahwa Zhang Zhe sengaja merahasiakan maksud aslinya agar pelaku tidak waspada. Orang ini sengaja memanfaatkan Kasim Huang untuk menjebak dan memfitnah Xue Ning.
Kaisar pun segera memberi perintah. Jadilah para pelayan istana digeledah satu per satu. Kasim Zheng Bao memperhatikan pelayan yang berdiri paling belakang tampak jelas bertingkah gelisah.
Pelayan mencurigakan itu pun langsung diperiksa, dan mereka benar-benar menemukan selembar kertas rusa putih di bajunya. Sontak saja si pelayan langsung diseret ke hadapan Kaisar dan Ibu Suri.
Namun begitu melihat si pelayan, Ibu Suri langsung sadar siapa sebenarnya pelaku yang mencoba memfitnah Xue Ning. Siapa lagi kalau bukan keponakannya, Xue Shu yang sedari tadi sudah tampak gelisah sejak dia mendengar apa sebenarnya tujuan utama rencana Zhang Zhe.
Ibu Suri pernah melihat si pelayan ini bersama Xue Shu sebelumnya. Namun tentu saja, Ibu Suri sudah pasti akan melindungi keponakannya itu, makanya dia diam saja pura-pura tak tahu.
Xue Ning mengakui bahwa tulisan di kertas itu memang tulisannya sendiri, itu pun cuma kata-kata puisi, sepertinya si pelayan ini panik, makanya dia asal mengambil kertas yang ada tulisannya.
Si pelayan buru-buru berkilah bahwa dia mengambil kertas ini cuma karena dia mengira kertas itu sudah dibuang dan mau dia pakai untuk belajar menulis.
Namun saat dia dites oleh Zhang Zheng yang menyuruhnya untuk membaca sebuah dokumen, faktanya dia buta huruf dan gampang dibodohi. Xue Ning langsung memohon pada Kaisar untuk menegakkan keadilan untuknya dan membersihkan nama baiknya.
Tapi Ibu Suri jelas tidak akan membiarkannya, karena kalau sampai ketahuan, sudah pasti Keluarga Xue akan bermasalah. Karena itulah, dia buru-buru menyudahi masalah ini sampai di sini seolah masalah ini bukan masalah penting.
Sikap Ibu Suri ini jelas langsung membuat Xue Ning curiga kalau pelakunya adalah Xue Shu dan Ibu Suri sedang berusaha melindungi keponakannya itu.
Tapi karena Kaisar bersikeras mau memenjara dan menginterogasi si pelayan, Ibu Suri terpaksa menyetujuinya. Hmm, tapi jelas dia sudah punya rencana untuk mengatasi masalah ini.
Zhang Zhe hampir saja mau protes, tapi Tuan Chen dengan cepat menghentikannya. Zhang Zhe juga sebenarnya bisa menduga kalau pelaku kasus kali ini bukanlah pelaku yang memberikan artefak Ruyi. Lagipula tidak ada manfaatnya bagi si pelaku artefak Ruyi untuk menarget Xue Ning yang notabene hanya teman belajar Tuan Putri yang sama sekali tidak penting.
Di luar istana, Xue Ning melihat Zhang Zhe dan memutuskan untuk mengejarnya dengan alasan untuk mengucap terima kasih atas bantuannya. Kalau bukan karena Zhang Zhe, dia pasti akan sulit terhindar dari hukuman. Xue Ning juga merasa bersalah karena gara-gara membelanya, Zhang Zhe jadi menyinggung Ibu Suri.
Zhang Zhe tampak jelas canggung berduaan dengannya, namun dengan rendah hati dia meyakinkan Xue Ning untuk tidak perlu berterima kasih, lagipula, menyelidiki kasus memang tugasnya.
Xue Ning tak setuju, "ini bukan tugasmu. Istana sangat berbahaya dan penuh dengan intrik. Bahkan Tuan Chen pun tidak serius dan melempar tanggung jawab. Tuan Zhang justru bersedia menyelidiki kebenaran dan mengembalikan nama baik Xue Ning. Itu sudah lebih mulai dari pemakan gaji buta di dunia ini. Anda pantas menerima ucapan terima kasih dari Xue Ning."
"Aku hanya orang yang tidak berhubungan. Justru Nona Kedua Jiang yang terkait dengan masalah, kelak harus berhati-hati."
"Tentu saja. Aku masih harus tinggal beberapa waktu di istana. Aku ini orangnya sangat takut mati. Mana bisa membiarkan mereka dengan mudah mencelakaiku."
"Baguslah jika Nona Kedua Jiang berwaspada. Aku tidak bisa berlama-lama di istana harem. Aku pamit dulu."
Tapi beberapa detik kemudian, Zhang Zhe tidak segera pergi malah gelisah memikirkan sesuatu. Dia akhirnya berbalik kembali untuk mempertanyakan masalah antara Xue Ning dan Nona Yao yang pernah bertengkar karena dirinya.
Apakah benar Nona Yao sebelumnya pernah memikirkan berbagai cara untuk membatalkan pernikahan dengannya? Canggung, Xue Ning meyakinkannya bahwa Nona Yao sekarang sudah tidak berpikir seperti itu lagi. Bukankah Zhang Zhe seharusnya mengetahui hal ini? Kenapa Zhang Zhe masih menanyakannya?
"Aku akan membatalkan pernikahan dengan Keluarga Yao," aku Zhang Zhe sebelum kemudian pergi meninggalkan Xue Ning yang masih membeku terkejut mendengar pengakuannya, mulai senang karena itu artinya, Zhang Zhe tidak menyukai Nona Yao.
Tepat saat itu juga, Xie Wei kebetulan lewat dan menyadari siapa yang sedang dipandang oleh Xue Ning, dan itu sontak membuat Xie Wei kesal hingga dia langsung membentak Xue Ning untuk mengalihkan pandangan Xue Ning dari Zhang Zhe. Pfft! mulai cemburu dia.
Xie Wei jadi semakin kesal saat Xue Ning berpaling padanya dengan wajah penuh senyum, tapi senyum itu hilang seketika begitu melihatnya yang jelas menunjukkan kalau Xue Ning tersenyum tulus hanya pada Zhang Zhe.
"Guru, kenapa anda kemari?" sapa Xue Ning dengan senyum palsu.
"Jika aku adalah kau, baru saja dicelakai orang dan nyawa terselamatkan, aku pasti tidak akan bisa tertawa," sinis Xie Wei.
"Anda sudah tahu?"
Jelas lah, tidak mungkin dia tidak tahu, kasus ini menggegerkan istana. Jadi, apakah sekarang Xue Ning sudah mengetahui siapa pelaku yang ingin mencelakainya?
Menurut Xue Ning, biarpun kelihatannya pelakunya adalah si pelayan wanita, tapi dia yakin kasus ini tidak sesederhana itu. Apalagi sikap Ibu Suri yang awalnya begitu menggebu-gebu ingin mengusut tuntas kasus ini, tapi kemudian mendadak berubah haluan ingin segera mengakhiri interogasi si pelayan wanita.
Karena itulah, Xue Ning mencurigai seseorang yang paling mampu dan paling punya kuasa untuk membuat skenario kasus ini dengan menghubungkannya ke kasus arefak Ruyi.
Dilihat dari cara pikir orang ini, kemungkinan juga orang ini sudah merencanakannya sejak lama. Tapi sayangnya Xue Ning tidak punya bukti apa pun.
"Tidak semua hal membutuhkan bukti. Reaksi Ibu Suri sudah menjelaskan banyak hal," ujar Xie Wei.
Xue Ning setuju, "meskipun Ibu Suri ingin memanfaatkan hal ini untuk melibatkan Keluarga Yan, tapi jika ingin melawanku, seharusnya dia tidak perlu begitu berbelit-belit. Kemungkinannya hanyalah orang yang dia lindungi itu."
"Karena kau sudah punya jawaban, bagaimana kau berencana menghadapinya?"
Tentu saja Xue Ning berencana balas dendam agar orang itu tahu kalau dia tidak mudah ditindas. Tapi Xie Wei kurang setuju dan menyarankan agar sebaiknya Xue Ning tidak bertindak gegabah, lebih baik pikirkan matang-matang dulu sebelum bertindak.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam