Di istana, para pejabat memperdebatkan masalah ini. Adipati Xue jelas tidak menyetujuinya dan berusaha menghasut Kaisar untuk tidak memberi izin, tapi para pejabat yang berada di pihaknya Xie Wei, langsung maju untuk mendebatnya.
Untungnya Kaisar akhirnya memberi izin, lagipula, menurutnya ini bukan masalah besar dan tidak seharusnya mengganggu penyelidikan. Malah Kaisar kesal karena Pengawal Kaisar dan Departemen Hukum terus saling menyalahkan dan berujung membuat kasus ini tidak kunjung selesai diselidiki.
Karena itulah, Kaisar memerintahkan Zhang Zhe untuk memimpin kasus ini untuk sementara waktu sampai Pejabat Gu kembali ke ibu kota nanti. Atas perintah resminya, Zhang Zhe bebas menggunakan enam departemen di ibu kota untuk membantunya menyelidiki kasus ini. Pokoknya, Kaisar menginginkan hasil sesegera mungkin.
Di kelas wanita, Xue Shu berniat mau mempermalukan Xue Hui karena dia kan anak baru. Xue Hui pikir kalau Xue Hui pasti tidak pintar bermain Guqin mengingat Xue Ning tidak pandai bermain Guqin.
Xue Hui pun merendah bahwa kemampuannya tidak seberapa. Tapi begitu dia memainkan Guqinnya, satu kelas sontak terpana dibuatnya. Jelas-jelas dia bukan hanya mahir tapi memang berbakat, bahkan kemampuannya lebih bagus dibandingkan Xue Shu. Zhi Yi sampai heran, kenapa mereka kakak-adik bisa begitu beda? Mereka beneran kakak-adik kah?
"Kakakku memang sangat pintar sejak kecil. Aku juga merasa malu," ujar Xue Ning merendah sebelum kemudian mulai menyindir Xue Shu secara halus, "tapi orang yang tidak bisa membedakan kami, barulah benar-benar buta."
Tapi tak pelak ini malah membuat Xie Wei membanding-bandingkan Xue Ning dengan kakaknya, sehingga dia menyuruh Xue Ning untuk lebih giat belajar Guqin.
Namun saat dia menyadari bahwa sekarang Xue Hui yang jadi primadona baru di kelas sehingga Xue Ning diabaikan, Xie Wei langsung memaksa membawa Xue Ning pergi dari kelas dengan alasan mau melatih Xue Ning bermain Guqin lagi.
Setelah semua orang pergi, Nona Yao mendadak mendekati Xue Hui, berniat mau menghasutnya dan merusak hubungannya dengan Xue Ning. Namun untungnya Xue Hui bukan orang yang mudah dihasut dan tahu betul apa niatan Nona Yao.
Awalnya dia masih berusaha bersabar, tapi lama-lama Nona Yao mulai keterlaluan menghina Xue Ning, mengatainya tidak berpendidikan, mempermalukan keluarga dan lain sebagainya.
Jelas saja semua hinaannya itu membuat Xue Hui kesal sehingga dia langsung membela Xue Ning dan menegaskan agar Nona Yao tidak perlu ikut campur dalam masalah keluarga mereka.
Biarpun Keluarga Jiang tidak sebanding dengan keluarga bangsawan lainnya, tapi didikan di keluarga mereka termasuk ketat. Kalaupun Xue Ning melakukan kesalahan, maka biarkan ayah dan ibu mereka yang mengurusnya, Nona Yao tidak perlu banyak bicara mengenai masalah itu. Pfft!
Biarpun masih bersikap sok dingin dan sinis pada Xue Ning, tapi sebenarnya Xie Wei baik juga membawakan kudapan untuk Xue Ning. Saat melihat kalau kudapan yang Xie Wei bawa ternyata kue persik, Xue Ning ternyata masih ingat dengan kenangan empat tahun yang lalu.
Waktu itu, mereka tersesat setelah bertemu sekawanan bandit. Xue Ning menangkap seekor kelinci, tapi setelah Xie Wei memanggang kelinci tersebut, Xue Ning sama sekali tidak tega memakannya. Tapi dia kelaparan, akhirnya Xie Wei memberinya sebungkus kue persik yang rasanya sangat enak.
Xue Ning penasaran banget dari mana Xie Wei membeli kue persik yang waktu itu. Rasanya sangat enak, kue-kue persik lain yang pernah dia coba tidak ada yang seenak itu. Dia meyakinkan Xue Ning bahwa yang dia ingat tentang empat tahun yang lalu cuma kue persik saja kok, dia sudah lupa hal-hal lainnya (bo'ong).
Alih-alih menjawabnya, Xie Wei langsung beralih topik memberitahu Xue Ning bahwa Kaisar mengizinkan Keluarga Yan untuk mengadakan upacara kedewasaannya Yan Lin. Kaisar juga menunjuk Zhang Zhe untuk mengambil alih penyelidikan kasus hubungan Keluarga Yan dengan pemberontak.
Xue Ning mendadak antusias mendengar nama Zhang Zhe, dia yakin kalau Zhang Zhe pasti akan bisa menyelidiki kasus ini dengan baik dan menjernihkan nama baik Keluarga Yan.
Pfft! Xie Wei mendadak kesal dan cemburu mendengarnya, "kau begitu percaya padanya?"
Xue Ning meyakinkan Xie Wei kalau dia percaya pada kemampuan Xie Wei. Setiap kali Keluarga Xue membuat satu langkah, Xie Wei selalu bisa menghalangi langkah mereka selanjutnya. Dia yakin kalau apa yang terjadi dalam rapat pagi tadi, juga pasti adalah perbuatannya Xie Wei. Xue Ning akui kalau dia kagum pada Xie Wei.
Tapi Xie Wei tetap cemas, "semoga pada upacara kedewasaan kali ini, tidak akan ada masalah lagi."
"Pasti tidak akan ada," batin Xue Ning yakin, karena setuasi sekarang kan sudah berubah.
Kembali ke paviliun para wanita, teman-temannya sekarang memanggilnya 'Ning'er jiejie' alih-alih 'Jiang jiejie'. Soalnya kan sekarang ada dua Nona Jiang. Jadi untuk membedakannya, mereka sepakat untuk meniru Xie Wei memanggil Xue Ning sebagai 'Ning'er'.
Kenapa mereka bilang meniru Xie Wei? Karena cuma Xie Wei satu-satunya orang yang memanggilnya 'Ning'er'. Yang lain rata-rata memanggilnya Xue Ning, atau Nona Jiang, atau Ning Ning. Saat inilah, Xue Ning sendiri baru sadar bahwa memang hanya Xie Wei seorang yang selama ini memanggilnya Ning'er.
Keesokan harinya, Xue Ning dengan antusias membangga-banggakan kakaknya yang hari ini, lagi-lagi, menjadi yang paling hebat di kelas puisi mengalahkan Xue Shu.
Xue Ning senang banget melihat wajah cemberut Xue Shu yang masih harus memaksakan diri untuk pasang senyum palsu dan menyelamati Xue Hui.
"Ning'er, apa belakangan ini aku terlalu memanjakanmu? Kata-kata seperti ini, apakah seharusnya kau katakan di hadapanku?" tegur Xie Wei.
"Terlalu bebas tidak boleh. Terlalu takut pada Guru juga tidak boleh. Seulit sekali menjadi murid," keluh Xue Ning.
Canggung, Xie Wei mendadak perhatian menanyakan apakah Xue Ning sudah makan siang? Sudah makan camilan?... Sudah semuanya. Biasanya memang Xue Ning tidak menyukai camilan buatan istana karena terlalu manis, tapi kali ini kebetulan ada camilan asin, jadi dia makan sedikit.
Xie Wei rasa kecewa dan mendadak ingin menyembunyikan kotak makanan yang di hadapannya, tapi Xue Ning sigap mencegahnya dan membuka kotak itu. Ternyata isinya kue persik lagi, tapi yang kali ini tidak terlalu manis dan rasanya mirip dengan yang pernah Xue Ning makan empat tahun yang lalu. Xue Ning suka, Xie Wei beli di mana?
Hmm, kayaknya Xie Wei buat sendiri spesial buat Xue Ning, tapi gengsi dong, jadi dia beralasan kalau itu buatan juru masak. Kalau Xue Ning suka, dia ambil saja semuanya.
Wah! Makasih... eh tapi, Xue Ning juga harus berterima kasih pada Xie Wei untuk satu hal lagi. Tentang masalah nama panggilannya. Dulu Xie Wei memanggilnya sama seperti cara orang lain memanggilnya. Tapi tak lama setelah dia berada dalam bahaya, Xie Wei mulai ganti memanggilnya 'Ning'er'.
Sebelumnya dia tidak begitu memperhatikan. Tapi sekarang setelah dipikir-pikir, dia baru mengerti maksud Xie Wei. Jiang adalah nama keluarga, Xue adalah urutan generasi. Hanya nama 'Ning' saja yang benar-benar miliknya, nama yang membedakannya dengan orang lain.
Xie Wei pastinya memahami belenggu hatinya dengan keluarganya, makanya Xie Wei memanggilnya 'Ning'er' untuk membuatnya merasa nyaman. Bukankah begitu?
"Guru sangat memahami hati manusia. Sungguh tidak ada yang bisa menandingi. Ternyata Guru sudah memahamiku sejak begitu awal."
"Semua manusia bisa berubah. Siapa yang bisa memahami dengan mudah?"
"kalau begitu, menurut Guru, antara aku yang dulu dan aku yang sekarang, mana yang lebih baik?"
"Dulu maupun sekarang tetaplah kau. Kau tetaplah Nona Ning'er yang tidak ada duanya. Selain itu, ada masa lalu, baru ada sekarang. Hadapi saja dengan tenang. Tapi, jika harus dibedakan dengan jelas. Aku merasa nOna Ning'er yang sekarang, tahu apa yang dia inginkan. Itu sangat bagus. Kelak akan lebih bagus."
Xue Ning tersentuh mendengarnya. "kalau begitu, bisakah aku menganggapnya bahwa Guru tidak berniat jahat dan tidak begitu waspada terhadap Nona Nong'er yang sekarang, anda bersedia berteman denganku dengan sungguh-sungguh dan setara?"
"Kalau tidak? Bukankah di antara kita selalu seperti itu?"
Senang, Xue Ning sontak memberinya hormat dan setulus hati berterima kasih padanya. Dia janji akan mendengarkan semua ucapan Xie Wei selama Xie Wei tidak ada niatan untuk memebvnvhnya.
Begitu kembali ke paviliun wanita, Xue Ning malah dihadang Nona Yao yang cuma ingin mengejeknya, mengira Xue Ning begitu lama karena tadi dia dihukum oleh Xie Wei.
Xue Ning dengan bangga dan angkuhnya menyangkal, malah tadi dia mendapat pujian dari Xie Wei. Dia langsung melangkah pergi sambil menyenggol Nona Yao, tapi tidak sadar kalau dia menjatuhkan kantong uangnya. Nona Yao yang memungut kantong uang itu, mendadak punya ide licik dan tak mengembalikannya ke Xue Ning.
Kebetulan, dia tak sengaja mengintip dan mencuri dengar percakapan Ibu Suri dan Xue Shu tentang Xue Hui yang ternyata adalah wanita yang disukai Shen Jie.
Tak sengaja dia terjatuh di sesemakan yang sontak saja mengagetkan Ibu Suri. Cemas dan ketakutan, Nona Yao langsung kabur diam-diam dengan hanya meninggalkan kantong uangnya Xue Ning sehingga Xue Shu mengira kalau Xue Ning-lah yang menguping.
Namun saat dia baru tiba di depan paviliun, dia bertemu Nona Zhou yang tadinya melihat Nona Yao memungut kantong uangnya Xue Ning tersebut. Dari situlah Xue Shu tahu kalau bukan Xue Ning yang ada di sana tadi.
Maka Xue Shu pun memanfaatkan ini untuk mencoba menghasut Xue Ning. Dia mengakui bahwa dialah pelaku di balik kasus penggeledahan dan penemuan surat pemberontak di kamarnya Xue Ning. Tapi targetnya yang sebenarnya bukan Xue Ning karena waktu itu dia salah paham pada Xue Ning.
Dia tahu kalau Xue Ning tidak akan memaafkannya dengan mudah, perbuatannya harus membuatnya membayar mahal, tapi dia menyarankan agar sebaiknya Xue Ning melupakannya saja dan biarkan berlalu. Lagipula, cepat atau lambat juga Xue Ning akan meninggalkan istana.
Dia bahkan berusaha menawari Xue Ning untuk membantu Xue Ning memberi pelajaran pada Nona Yao yang telah berniat mengkambinghitamkan Xue Ning menguping percakapannya dengan Ibu Suri.
Tapi Xue Ning menolak sambil menyindirnya secara halus, menegaskan bahwa dia tidak suka orang lain menggantikannya melakukan sesuatu. Dan lagi, dia juga tidak suka melibatkan orang lain yang tidak bersalah.
"Kuharap kau tetap berpikir begitu, tapi ketulusanku ini akan selalu ada," sinis Xue Shu sambil mengembalikan kantong uangnya Xue Ning tersebut.
Sementara itu, Xie Wei dipanggil oleh Kaisar dan mendapati ada Zhang Zhe juga di sana. Kaisar memberitahunya sebuah kabar baik, Zhang Zhe sudah berhasil menyelidiki pemberontak dan menemukan beberapa markas pemberontak di ibu kota.
Bersambung ke episode 15
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam