Sinopsis Scent of Time Episode 8

Xi Wu langsung tegang mendengar pertanyaan Hua Qian itu, secara tak langsung mengonfirmasi kecurigaan Hua Qian.

"Aku tahu Tuan Muda berprasangka padaku. Namun, Tabib Wu juga mengatakan bahwa panah itu bisa membvnvhku. Saking takutnya pada rasa sakit, aku menggunakan wewangian untuk meringankannya. 

Kau masih berpikir aku tidak takut mati? Entah apa yang kulakukan pada upacara sembahyang leluhur hingga membuatmu curiga. Namun, aku lebih mementingkan keselamatan Tuan daripada nyawaku sendiri. Bukankah itu cukup untuk membuktikan ketulusanku?"

Xi Wu jadi merasa bersalah setelah mendengar ucapan Hua Qian itu. Dia langsung mengulurkan tangan untuk membantu Hua Qian berdiri, tapi Hua Qian lebih memilih dibantu Qian Zhi sehingga membuat tangan Xi Wu menggantung di udara dengan canggung.

Tepat saat itu juga, Mu Yao datang untuk menjemput Xi Wu pergi menemui Ye Lan. Hua Qian pun akhirnya bisa tenang dan langsung memerintahkan Qian Zhi untuk menyingkirkan dupa wewangiannya. 

Dia tidak akan menggunakannya lagi mulai sekarang. Sesuai kata Tabib Wu tadi, dupa wewangian berlebihan bisa merusak otak, dia tidak boleh kehilangan akal lagi.

Hua Qian benar-benar sedih memikirkan perbedaan dirinya dengan Mu Yao. Mu Yao bisa begitu mudahnya mendapatkan kepercayaan dan cinta orang. Sedangkan dia, tak peduli usaha apa pun yang dia lakukan, tetap saja dia dicurigai dan dimusuhi.

Sejak saat itu, Hua Qian jadi istri yang diabaikan dan dimusuhi suaminya sehingga para pelayan (kecuali beberapa pelayan pribadinya Hua Qian) tidak ada yang datang untuk mengurus kediamannya.

Beruntungnya, dia tetap disayang oleh keluarganya sendiri. Hua Shen terus menerus rutin mengirim hadiah perhiasan untuk Hua Qian, tapi sayangnya, dia tidak bisa masuk karena Ye Lan sengaja menghalangi Keluarga Hua untuk menemuinya. Mungkin dia juga mengatakan sesuatu pada mereka, makanya biarpun Nyonya Hua dan Hua Shen sering datang, tapi mereka tidak bisa masuk.

Hua Qian jelas tidak senang dengan situasi ini, makanya dia langsung pergi ke kamarnya Ye Lan, tapi dihalangi oleh Mu Yao. Hua Qian dengan sabar menggenggam tangan Mu Yao dan meyakinkannya bahwa dia sekarang sudah berbeda dengan yang dulu. Sekarang dia sama sekali tidak memiliki niat jahat pada Mu Yao.

"Aku berjanji akan membayar utangku kepadamu sedikit demi sedikit," janji Hua Qian.

Dari dalam kamar, Ye Lan akhirnya bersuara menolak kedatangan Hua Qian dengan alasan sedang sibuk. Tapi Hua Qian tak peduli dan langsung saja menyatakan niatnya saat itu juga... "Aku, Hua Qian, datang untuk meminta cerai."

Jelas saja semua orang yang ada di sana kaget mendengarnya. Hua Qian serius, dia sudah mempertimbangkan keputusannya ini dengan matang. Jadi dia harap Ye Lan juga akan mempertimbangkan permintaannya ini dengan baik. Dia akan menunggu jawaban Ye Lan.

Saat kembali ke kediamannya, Hua Qian akhirnya memperhatikan pengawal barunya yang berjaga di depan kediamannya. Hua Qian langsung ingat kalau si pengawal ini adalah yang menyelamatkannya dalam insiden penyerangan di upacara sembahyang leluhur waktu itu.

Hua Qian pun langsung menyapanya dengan ramah dan saat inilah akhirnya dia baru benar-benar mendengarkan nama si pengawal dengan benar, Hua Rong Zhou, baru berumur 16 tahun.

Huaa Qian benar-benar berterima kasih padanya dan berjanji akan mengingatnya, apalagi nama marga mereka sama, usia mereka juga tidak beda jauh, Hua Qian lebih tua satu tahun darinya (Pfft! Semuanya masih remaja. Tapi zaman dulu memang sudah biasa sih menikah di usia remaja). Hua Qian rasa, mereka memang ditakdirkan untuk bertemu. Dia dengan ramah menyemangati Rong Zhou yang sontak saja membuat Rong Zhou berbunga-bunga.

Hakim Wang melaporkan hal mencurigakan yang dia dapatkan dari hasil penyelidikan penyerangan waktu itu. Ada tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama, pelakunya memang Keluarga Ge. Kemungkinan kedua, mungkin pelakunya adalah orang luar.

Tapi mengingat tujuan penyerangan waktu itu sepertinya adalah untuk mencuri formula rahasia mereka, maka kemungkinan ketiga adalah ada orang di ibu kota ini yang membantu menyembunyikan jejak Keluarga Ge sehingga anggota Keluarga Ge bisa menyelinap masuk ke kota ini dan tinggal di sini tanpa terdeteksi.

Hakim Wang meyakinkan bahwa pengawal mereka akan meningkatkan usaha untuk berpatroli dan menemukan pelakunya. Xi Wu menyarankan agar sebaiknya mereka menambah jumlah pengawal di gerbang kota saja, di dalam kota sebaiknya tetap sama seperti sedia kala.

Bagaimanapun, sebentar lagi perjamuan dupa akan segera dimulai. Lebih baik mereka menjaga situasi tetap sama agar mereka tidak kehilangan muka di depan para pedagang dari luar kota. Menambah jumlah pengawal hanya akan menimbulkan kepanikan di masyarakat, jadi lebih baik meyakinkan masyarakat dan tetap waspada secara diam-diam.

Permintaan cerainya Hua Qian membuat Ye Lan jadi gelisah sepanjang hari, dia bahkan sampai tidak nafsu makan. 

Berbeda total darinya, Hua Qian justru bahagia sepanjang hari. Dia makan dengan lahap, mandi kembang, skincare-an, pokoknya menikmati hidup banget deh.


Bahkan orang yang ada di pikirannya bukan lagi suaminya, melainkan Hua Rong Zhou. Menurutnya, Rong Zhou tuh cuuuuuakep banget. Heran dia, kok bisa ada pengawal setampan itu di rumah ini, apalagi marganya sama dengannya. 

Tapi kenapa dia tidak ingat pernah melihat Rong Zhou? Apa mungkin... Rong Zhou adalah anak haram hasil perselingkuhan ayahnya? (Pfft!) Bibi Li sontak menyangkal, Ayahnya Hua Qian adalah seseorang yang lurus dan hanya memedulikan bisnis, dia bahkan tidak pernah mengambil selir. Jadi tidak mungkin dia punya anak haram.

Tapi tetap saja Hua Qian tidak bisa berhenti memikirkan Rong Zhou. Apalagi Rong Zhou adalah orang yang tidak pernah ada di kehidupannya yang sebelumnya.

Tidak bisa tidur, Hua Qian pun membuka semua kotak perhiasan pemberian kakaknya dan berniat mau menjualnya saja. Tapi tiba-tiba Ye Lan muncul mengagetkannya dan langsung sinis menuduh Hua Qian sedang bersiap-siap pergi dari rumah ini.

Ye Lan bingung akan sesuatu, makanya dia datang untuk menanyakannya pada Hua Qian. Apakah tujuan Hua Qian menyelamatkannya dari penyerangan waktu itu sebenarnya hanya untuk menebus kesalahannya agar dia bisa pergi?

Hua Qian sontak menyangkal dan meyakinkan Ye Lan bahwa cintanya pada Ye Lan sangat tulus. Hanya saja waktu itu dia dikuasai oleh obsesi, sekarang pikirannya sudah jernih, makanya dia meminta cerai.

Tapi jawabannya itu malah membuat Ye Lan menolak menceraikannya dan memaksanya untuk tetap tinggal di sini. Jika Hua Qian sungguh menyesali perbuatannya, maka dia bisa menebusnya dengan tetap tinggal di sini. 

Hua Qian jelas tidak mau dan berusaha mendebatnya, tapi Ye Lan menolak bicara lebih lanjut. Keputusannya sudah bulat dan langsung pergi mengabaikan Hua Qian.

Tapi jelas niatannya hanya untuk mengurung Hua Qian di rumah ini, dia sudah tidak bisa lagi mempercayai Hua Qian, makanya dia sama sekali tidak ada niatan untuk menjadikan Hua Qian sebagai nyonya rumah dan memperlakukan Hua Qian dengan sangat buruk bagai tahanan rumah.

Dia mengambil hampir semua pelayan dan pengawal di kediamannya Hua Qian, menyisakan beberapa pelayan pribadinya Hua Qian dan Rong Zhou saja untuk melayani dan menjaga kediaman Hua Qian.

Makanan yang diberikan pada Hua Qian juga cuma sayur mayur tanpa lauk. Dia juga tidak lagi mendapatkan baju baru, dan wewangian yang diberikan padanya juga cuma dupa murah. Parahnya lagi, camilan yang diberikan padanya adalah kacang kenari berkualitas rendah padahal kan itu camilan favoritnya Hua Qian. Bagus untuk kesehatan otak, bagaimana kalau Hua Qian jadi bodoh kalau tidak makan itu?

Hua Qian yang awalnya mencoba untuk bersabar, lama-lama kesal juga dengan perlakuan buruk Ye Lan. Hua Qian tidak terima, dia mau membeli sendiri saja semua kebutuhannya, tapi bagaimana caranya?
Dia dan para pelayannya tidak bisa keluar, semua orang di kota ini juga tahu siapa mereka. Di saat seperti ini, lebih baik tidak cari masalah lebih lanjut dengan Ye Lan. Ah!... Hua Qian mendadak punya ide bagus.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments