Xue Ning sengaja nempel-nempel sambil menatapnya dengan penuh cinta yang jelas saja membuat Zhang Zhe gugup dan tak nyaman sampai Zhang Zhe harus menegurnya secara halus untuk menjauh.
Memahami maksudnya, Xue Ning pun menjauh, tapi dia pantang menyerah untuk mendekati Zhang Zhe dan langsung cari-cari alasan agar bisa terus bertemu Zhang Zhe.
Zhang Zhe kan ahi memperbaiki barang, kebetulan Xue Ning memiliki banyak ornamen giok yang rusak di rumahnya. Bagaimana kalau dia meminta ayahnya untuk mengundang Zhang Zhe untuk memperbaiki barang-barang itu?
Hmm, sebenarnya dia tidak terlalu menyukai ornamen giok sih, tapi demi Zhang Zhe, dia bisa menyukai benda-benda itu.
Kebetulan, Nona Yao sedang jalan-jalan bersama Xue Shu, dan kebetulan banget mereka masuk ke toko barang antik itu tepat saat Xue Ning menyerahkan kuas ke Zhang Zhe sambil senyum manis yang jelas saja membuat Nona Yao cemburu dan langsung membentak Xue Ning dengan kesal, menuduh Xue Ning mengkhianatinya dan mengadu domba untuk merusak hubungannya dengan Zhang Zhe dan membuat Zhang Zhe membatalkan pernikahan mereka.
Zhang Zhe sontak pasang badan melindungi Xue Ning dan menghadapi Nona Yao dengan tenang, memberitahu Nona Yao bahwa sejak awal dia tidak pernah berpikir untuk menikahi Nona Yao.
Perjodohan mereka sejak awal karena dipaksakan oleh Ayahnya Nona Yao. Jadi masalah pembatalan pernikahan mereka, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Xue Ning.
Dia lalu pamit dan mengisyaratkan Xue Ning untuk pergi bersamanya. Xue Ning pun membuntutinya sampai mereka tiba di depan rumah Zhang Zhe. Xue Ning masih cemas dengan masalah tadi, khawatir kalau Zhang Zhe akan menyesali keputusannya untuk membatalkan pernikahan dengan Nona Yao.
Zhang Zhe yakin dengan keputusannya. Bukan karena masalah statusnya yang jauh lebih rendah daripada Keluarga Yao, tapi lebih karena dia sama sekali tidak menyukai gaya hidup kaum bangsawan yang sama sekali tidak cocok dengannya.
Jika dia menikahi Nona Yao, pada akhirnya mereka hanya akan saling membenci. Jadi lebih baik mengakhirinya sekarang daripada saling mencelakai di masa depan nanti.
Mendengar itu, Xue Ning pun bertanya-tanya, "kalau begitu, jika ada seorang wanita yang juga tidak menyukai hal-hal seperti itu. namun memiliki ambisi dan minat yang sama dengan Tuan Zhang, apakah dia juga tidak bisa?"
"Mungkin... bisa. Hanya saja, masalahku dengan Nona Yao, tidak ada hubungannya dengan Nona Jiang, kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Hari sudah larut, Nona Jiang silahkan pulang. Hati-hati di jalan."
Jaawabannya itu jelas membuat Xue Ning jadi merasa punya harapan. Apalagi sekarang dia sudah tidak berambisi untuk menjadi permaisuri, apakah dirinya yang sekarang cocok untuk menjadi pasangannya Zhang Zhe?
Lu Xian kesal gara-gara Tuan Ren sudah kembali ke kampung halamannya. Katanya untuk membuat sumur, tapi Lu Xian ngotot tak mempercayainya. Siapa tahu tuh orang kabur membawa lari duitnya Fang Yin.
Tapi Fang Yin tak percaya, dia yakin kalau Tuan Ren benar-benar sedang mengerjakan proyeknya, di antara rekan kerja kan harus ada kepercayaan. Lagipula, ladang garam Keluarga Ren sudah diwariskan selama ratusan tahun. Dan lagi, mereka sudah tanda tangan kontrak kok.
Tapi Lu Xian ngotot tak mempercayainya, makanya dia mengirim orang ke sana untuk mengawasi Tuan Ren. Awas saja kalau tuh orang berani macam-macam.
Tapi dia penasaran, kenapa Xue Ning ingin berinvestasi ke bisnis sumur garam ini? Apakah mungkin karena Xue Ning mengetahui suatu informasi di dalamnya?
Fang Yin beneran tak tahu, tapi Lu Xian masih saja ngotot tak mempercayainya, mengira Fang Yin cuma melindungi Xue Ning. Makanya dia berusaha menyuap Fang Yin untuk buka mulut dan berbagi semua informasi yang Fang Yin ketahui tentang Xue Ning.
Sebut saja berapa yang Fang Yin mau. Fang Yin jelas kesal mendengarnya. Dia tidak akan mengkhianati Xue Ning tak peduli berapa pun Lu Xian membayarnya.
Zhi Yi sedang kesal gara-gara para pelayannya tidak ada yang becus dalam padu-padan aksesoris. Untungnya Xue Ning datang saat itu dengan membawakannya makanan dan oleh-oleh yang sukses menenangkan emosi Zhi Yi dan membuatnya gembira lagi.
Tapi Xue Ning punya maksud lain dengan memberinya hadiah ini. Dia beralasan kalau dia masih takut gara-gara kasus artefak Ruyi yang waktu itu, karena itulah, dia meminta Zhi Yi untuk membantunya memohon pada Kaisar untuk mengusirnya dari istana.
Zhi Yi sontak berubah sedih mendengarnya, tidak terima Xue Ning mau pergi meninggalkannya. Kenapa Xue Ning ingin pergi padahal dia selalu baik pada Xue Ning? Dia harus bagaimana kalau Xue Ning pergi? Dia tidak mau orang lain, dia tidak mau mencari penggantinya Xue Ning.
Baiklah, kalau begitu, Xue Ning ganti strategi. Bagaimana kalau Zhi Yi membantunya mengeluarkan perintah agar dia tidak perlu bermain Guqin di Paviliun Wenzhao? Dia beralasan kalau dia beneran tidak suka bermain Guqin. Yang ini Zhi Yi pasti bisa, kan? Masa Zhi Yi takut sama Xie Wei?
Zhi Yi ragu sebenarnya, tapi dengan penuh harga diri dia menyangkal kalau dia takut sama Xie Wei. Dia tuan putri, mana mungkin dia takut sama Xie Wei.
Hanya saja, beberapa hari yang lalu dia membela Keluarga Yan dan membuat Ibu Suri tidak senang. Dia takut memprovokasi Kaisar juga, makanya untuk permintaan Xue Ning yang ini, dia juga tidak bisa melakukannya. Mending Xue Ning ganti permintaan lain saja. Dia janji akan mengabulkan permintaan lainnya Xue Ning.
Kesempatan! Xue Ning langsung meminta Zhi Yi untuk memanggil kakaknya, Xue Hui, ke istana untuk menjadi teman belajar mereka. Dia beralasan bahwa dia akan bisa lebih tenang jika ada keluarganya yang menemaninya dan menjaganya di sini. Itu permintaan yang paling mudah, Zhi Yi percaya-percaya saja dengan alasannya dan langsung menyetujuinya.
Zhi Yi bahkan menghadiahkan banyak sekali hadiah perhiasan-perhiasan mahal untuk Xue Ning. Xue Ning pun dengan senang hati berbagi masing-masing satu gelang untuk Nona Fang dan Nona Zhou.
Nona Yao yang masih kesal pada Xue Ning, cuma melihat dari kamarnya dengan hati dongkol. Dia tidak senang dengan fakta kalau semua orang menyukai Xue Ning.
Xue Shu pun memanfaatkan kesempatan ini untuk menghasut Nona Yao agar lebih membenci Xue Ning dengan meyakinkannya bahwa Xue Ning tuh pintar mengambil hati orang dengan sikap g3n1tnya. Dia meyakinkan bahwa lama-lama juga semua orang akan bisa melihat kebobrokan Xue Ning.
Tak lama kemudian, Shen Jie dan Zhi Yi dipanggil Ibu Suri dengan alasan ingin main lempar panah, tapi Ibu Suri juga memanggil Xue Shu. Jelas Ibu Suri hanya ingin mendekatkan Shen Jie dengan Xue Shu dengan menyuruh Shen Jie untuk mengajari Xue Shu bermain.
Shen Jie males banget sebenarnya, tapi apa boleh buat, terpaksa dia melakukannya dengan setengah hati sambil menggerutu karena dia sebenarnya pintar memainkan permainan ini berkat Yan Lin. Sayangnya sekarang Yan Lin tidak boleh masuk istana lagi.
Dia sebenarnya tidak masalah bermain dengan Xue Shu, apalagi mereka juga saling mengenal sejak kecil. Hanya saja masalah perjodohan ini terlalu dipaksakan, sungguh membuat orang tidak nyaman.
Tepat saat itu juga, Shen Jie melihat Xue Hui lewat. Sontak saja dia langsung menyapa Xue Hui dengan antusias dan penasaran kenapa Xue Hui masuk istana.
Tentu saja untuk menggantikan Nona You yang tidak diperbolehkan kembali ke istana dengan alasan sakit parah. Shen Jie jelas senang banget, berarti mulai sekarang, dia bisa bertemu dengan Xue Hui dengan lebih mudah.
Xue Shu yang tidak senang, apalagi saat dia melihat saputangannya Xue Hui dan seketika itu pula dia langsung sadar kalau wanita yang disukai Shen Jie adalah Xue Hui dan bukannya Xue Ning.
Xue Ning senang banget saat mendengar dari Xue Hui kalau tadi dia sudah bertemu dengan Shen Jie dan Xue Shu. Suasana hati Xue Shu saat ini pasti sedang tidak baik. Xue Hui jadi penasaran, apa sebenarnya tujuan Xue Ning menyuruhnya masuk istana?
Xue Ning berterus terang, Keluarga Xue menginginkan Xue Shu untuk menjadi istrinya Shen Jie dan menempati posisi Putri Mahkota. Sedangkan Xue Shu mengira kalau dialah yang disukai Shen Jie gara-gara dia memiliki saputangan yang sama dengan Xue Hui.
Gara-gara itu, Xue Hui menyerangnya. Dia tidak mau menjadi kambing hitamnya Xue Hui lagi, makanya dia membawa Xue Hui ke istana. Mendengar itu Xue Hui malah tersenyum dan tidak marah sama sekali. Xue Ning jadi bingung melihat reaksinya.
"Awalnya memang karena aku melibatkanmu. Dipikir-pikir, aku juga ada salah padamu. Apalagi setelah kau mengetahui kebenaran soal saputangan ini, kau bisa saja tidak memberitahuku tentang perasaan Yang Mulia. Kau bisa saja langsung memberitahu Nona Xue, tapi kau tidak melakukannya. Kau mengkhawatirkan perasaanku, masih mengatur aku bertemu dengan Yang Mulia. Jadi kenapa aku harus marah?"
"Jangan terlalu percaya diri. Aku takut setelah membiarkanmu masuk istana, kau akan membenciku lagi. Tidak masalah jika tidak sehati denganku, kau mungkin akan diam-diam mencelakaiku. Intinya, kau sendiri yang memilih jalan ini. Jika ingin menduduki posisi Putri Mahkota, harus mengandalkan kemampuanmu sendiri. Sudahlah, aku sudah lelah. Aku sudah selesai mengatakan yang harus dikatakan. Pergilah."
Tentu saja Xue Ning melakukan ini sejatinya untuk menebus utangnya pada Xue Hui karena dia sudah merebut jodohnya Xue Hui di kehidupan yang sebelumnya.
Gara-gara Keluarga Yan ditahan di kediaman mereka, pelayan ragu-ragu apakah harus menyebar undangan upacara kedewasaannya Yan Lin atau tidak. Tapi Yan Lin tak peduli, pokoknya undangannya tetap harus disebar.
Sekalian untuk melihat siapa saja yang berani datang. Orang-orang yang berani datang, maka orang-orang itulah teman sejati mereka, orang-orang yang tulus pada mereka.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam