Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 12 - Part 1

Sesaat, Kaisar sempat terpesona melihat senyum manis Xue Ning. Namun dengan cepat dia menguasai diri lalu mulai menanyakan keakraban hubungannya dengan Xie Wei. Maksud Kaisar sebenarnya cuma menggoda, tapi Xue Ning salah mengira kalau Kaisar sekarang sedang mencurigai Xie Wei dan itu sontak membuatnya jadi khawatir, takut kecurigaan Kaisar pada akhirnya akan mengarah ke dirinya dan Keluarga Yan juga.

Maka dengan pura-pura bodoh, Xue Ning berkata bahwa dia merasa Xue Ning memang bersikap berbeda terhadapnya. Xue Ning sering datang ke rumahnya dan akrab dengan ayahnya, tapi setelah dia masuk istana, sikap Xie Wei jadi berbeda terhadapnya.

Niatnya berkata begini maksudnya agar Kaisar tidak mencurigai hubungan mereka, tapi dia tidak sadar kalau Kaisar justru mengira kalau sikap Xie Wei itu seperti sikap anak lelaki yang cuma sedang menggoda cewek yang disukainya.

Departemen Hukum sedang dilanda masalah gara-gara Zhang Zhe bersikeras ingin memutuskan perjodohan dengan Nona Yao. Gara-gara itu, sekarang Menteri Yao - Ayahnya Nona Yao hobi nyari masalah dengan Departemen Hukum.

Tuan Chen sampai frustasi gara-gara masalah ini. Dia berusaha keras membujuk Zhang Zhe, tapi keputusan Zhang Zhe sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat. Dia bahkan tidak peduli biarpun Menteri Yao memecatnya karena masalah pribadi seperti ini. Toh pada dasarnya dia tidak berambisi untuk menjadi pejabat tinggi. Kalau dipecat, maka dia akan pulang kampung dan jadi pejabat kecil di desanya.

Frustasi, Tuan Chen pun bergegas menemui Xie Wei untuk mengonsultasikan masalah ini dengannya. Yang tak disangkanya, Xie Wei justru memberitahunya tentang latar belakang Zhang Zhe.

Zhang Zhe itu berasal dari keluarga miskin dan orang tuanya hanya tinggal ibunya. Karena dia tidak mau menyusahkan ibunya, makanya dia tidak mengikuti ujian pejabat pemerintah, melainkan hanya mengikuti ujian pegawai pemerintah.

Lulusan ujian itu bukanlah pejabat resmi, hanya digunakan pada saat mendesak dan bisa dipecat kapan saja. Namun Pengawas Hukum Kekaisaran Gu Chun Fang memiliki mata yang jeli. Dialah yang melihat dan menghargai bakatnya Zhang Zhe. Makanya Tuan Gu merekomendasikan Zhang Zhe ke istana.

Persahabatan kedua orang itu tidak biasa. Gu Chun Fang bukan hanya berjasa dalam karirnya Zhang Zhe, tapi juga membantunya menyelesaikan kasus ketidakadilan mendiang ayahnya. 

Tuan Chen langsung mengerti maksudnya Xie Wei. Kemungkinan Tuan Gu menempatkan Zhang Zhe di istana karena ada niatan lain. Kebetulan sebentar lagi Tuan Gu akan segera kembali ke ibu kota, mungkin... dia akan ditunjuk menjadi Menteri Personalia baru. Informasi ini sukses membuat Tuan Chen tak lagi mempermasalahkan masalah batalnya perjodohan Zhang Zhe dengan Nona Yao.

Xue Ning akhirnya pulang. Gara-gara banyak hadiah yang dikirim Kaisar, keluarganya jadi tahu tentang apa yang terjadi padanya di istana beberapa malam yang lalu, padahal Xue Ning sengaja merahasiakannya dari mereka.

Nyonya Meng jelas-jelas khawatir, tapi gengsi dan harga dirinya terlalu tinggi sehingga dia malah menyindir Xue Ning, karena dia yakin kalau Xue Ning kena masalah seperti itu gara-gara ulahnya sendiri dan tidak mengindahkan peringatannya agar dia berhati-hati selama dia tinggal di istana.

"Di mata Ibu, apakah semuanya adalah salahku?" Xue Ning sakit hati, "anda benar-benar, setiap kali selalu membuatku tak habis pikir."

Ibu dan anak itu hampir saja bertengkar lagi, untungnya Tuan Jiang cepat bertindak melerai mereka dan bergegas menjauhkan Xue Ning dengan menyuruhnya kembali ke kamar saja dan beristirahat.

Geli melihat interaksi mereka, Xue Hui pun berusaha membujuk Nyonya Meng dan meyakinkannya bahwa kasus itu belum tentu salahnya Xue Ning. Lagipula, mereka kan mendengar kasus itu dari mulut orang lain yang bisa saja memelintir kebenarannya.

"Aku tahu ini belum tentu salahnya. Tapi kalian jangan lupa, ini istana kekaisaran. Istana kekaisaran itu tempat apa? Itu adalah tempat di mana kita setiap hari harus mengkhawatirkan apakah kita masih bisa hidup. Jika tidak berhati-hati, nyawa akan melayang."

Masalah utamanya adalah sifatnya Xue Ning yang gampang panas. Nyonya Meng pasti tidak akan bersikap begini seandainya saja Xue Ning memiliki setengah ketenangannya Xue Hui.

Menurut Xue Hui, Xue Ning sekarang sudah semakin dewasa dan lebih pengertian. Karena itulah, dia menyarankan Nyonya Meng untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya dan menenangkan dirinya sendiri.
Membicarakan masalah umur, sontak membuat Nyonya Meng mendadak ganti haluan membicarakan masalah pernikahan Xue Hui dan Xue Ning mengingat sekarang mereka sama-sama sudah dewasa.

Tapi Nyonya Meng paling mengkhawatirkan masalah pernikahannya Xue Ning mengingat sifatnya yang seperti itu. Pria mana yang menginginkan gadis seperti Xue Ning?

Nyonya Meng juga mengkhawatirkan pernikahannya Xue Hui. Dulu dia berpikir bahwa Xue Hui pasti bisa menikah dengan mudah ke dalam keluarga yang baik. Tapi sekarang Xue Hui juga sedikit banyak terpengaruh oleh Xue Ning. Xue Hui dengan bijak tapi santai meyakinkan Ibu untuk tidak terlalu mengkhawatirkan masalah itu, serahkan saja pada takdir.

Malam harinya, Xue Ning menemui ayahnya yang sedang menulis kaligrafi. Cuma dari satu kata itu saja Xue Ning dengan cerdasnya menebak bahwa ayahnya sedang mengkhawatirkan Keluarga Jiang dan Keluarga Yan.

Dia akui bahwa Ibu Suri memang berniat memanfaatkan kasusnya kemarin untuk menjebak Keluarga Yan. Namun untungnya ada Zhang Zhe yang membantunya membersihkan kecurigaan terhadapnya.

Tapi Ayah tetap khawatir mengingat beberapa hari yang lalu ada masalah di kediaman Keluarga Yan.
Kalau yang ini, Xue Ning sendiri baru dengar. Maka Tuan Jiang pun menceritakan apa yang dia ketahui tentang kejadian malam itu.

Xue Ning langsung bisa menyimpulkan bahwa hubungan kedua keluarga itu sudah berada dalam tahap yang tidak bisa didamaikan lagi. Tuan Jiang kagum juga dengan pengamatannya. Xue Ning jadi semakin dewasa sejak masuk istana. Dia bisa memahami semuanya hanya dengan sedikit melihat.

Masalah kedua keluarga itu memang sudah bertumpuk sejak 20 tahun yang lalu. Dendam mereka sudah sangat yang penyebab utamanya adalah insiden yang terjadi pada Pangeran Ding Fei. Bagaimana detil kejadian itu, tidak ada yang benar-benar tahu karena kebenarannya sudah tercampur aduk dengan rumor-rumor yang disebarkan dari mulut ke mulut.

Yang benar-benar mereka lihat secara nyata hanyalah Kaisar terdahulu mangkat karena sakit parah, Putra Mahkota lalu naik tahta. Namun karena waktu itu dia masih kecil, jadi Ibu Suri-lah yang memegang kekuasaan. 

Pada akhirnya Keluarga Xue pun semakin naik derajatnya. Kekuatan dan kekuasaan mereka jadi semakin besar dan kuat sehingga mereka bisa dengan mudah menekan Keluarga Yan.

Tuan Jiang akui bahwa sebenarnya dia menyukai Yan Lin. Biarpun dia agak nakal dan usil seperti anak kecil, tapi dia pintar dalam sastra dan bela diri, dia jauh lebih baik daripada anak-anak bangsawan lainnya yang manja.

Awalnya Tuan Jiang mengira bahwa Yan Lin dan Xue Ning pada akhirnya akan menikah. Tapi dilihat dari situasi sekarang, jelas itu sudah tidak mungkin lagi.

Tuan Jiang khawatir, mengira Xue Ning akan sedih karena masalah ini. Karena itulah, dia meyakinkan Xue Ning bahwa dia pasti akan mencarikan jodoh terbaik untuk Xue Ning.

"Ayah jangan khawatir. Aku dan Yan Lin hanya bersahabat, tidak ada perasaan antara pria dan wanita. Aku juga tidak mau gegabah menikah hanya karena masalah ini."

Tapi bagaimanapun, Yan Lin pernah sangat berjasa padanya. Karena itulah, Xue Ning ingin membantu Yan Lin sebisanya tanpa melibatkan Keluarga Jiang.

Tuan Jiang jadi semakin kagum mendengar ucapannya. Sungguh tak disangka, Xue Ning yang dulu tak berperasaan, sekarang menjadi sangat pengertian, bahkan tahu untuk membalas budi. Karena itulah, Ayah berjanji bahwa dia pasti akan memihak Keluarga Yan.

Adipati Xue baru pulang saat seseorang men3mb4kkan panah ada yang suratnya. Begitu membaca isi surat itu, Adipati Xue langsung pergi ke istana untuk menghadap Kaisar dan memperlihatkan surat itu padanya.

Tak lama kemudian, Xie Wei dipanggil ke sana dan diperlihatkan surat itu. Ternyata itu adalah setengah surat komunikasi antara Adipati Yan dengan Raja Pingnan (Hmm, inikah rencana Adipati Xue?). Kaisar memanggilnya kemari untuk mendengar pendapatnya tentang bagaimana dia harus menghukum si pengkhianat ini.

Tapi Xie Wei tetap tenang dan dengan mudahnya membalikkan situasi dengan berpendapat bahwa surat ini tidak diketahui asalnya. Tidak ada cap lambang Adipati Yan, isinya juga cuma menanyakan apakah Pangeran Ding Fei masih hidup atau tidak, sama-sama tidak ada kata-kata pengkhianatan. Jika ada orang jahat yang bilang bahwa Adipati Xue sendiri yang menulis surat ini, rasanya itu tidak berlebihan. 

Pfft! Adipati Xue jelas kesal mendengarnya, pura-pura tersinggung dengan ucapan Xie Wei yang menuduhnya bersekongkol dengan musuh untuk menjebak Adipati Yan. 

Xie Wei tetap tenang menjelaskan maksud ucapannya. Surat ini kan cuma setengah, masih ada setengahnya lagi yang belum mereka ketahui. Jadi dia menyarankan agar surat ini diserahkan saja pada Departemen Hukum untuk diselidiki. Nanti kalau setengah suratnya sudah ditemukan dan ada cap atau nama Adipati Yan di situ, baru menentukan kejahatan Adipati Yan.


Adipati Xue jelas tidak terima dan langsung berusaha keras menghasut Kaisar untuk segera menindak Adipati Yan, meyakinkan Kaisar bahwa bukti ini sudah sangat jelas.

Namun untungnya Kaisar bisa berpikir lebih logis dan meyakini bahwa ucapan Xie Wei ada benarnya.
Karena itulah, sementara masalah ini diselidiki, Kaisar menitahkan agar Keluarga Yan dikurung di kediaman mereka. Adipati Xue dan Departemen Pengawal Kaisar disuruh untuk segera menemukan setengah bagian surat ini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments