Mengetahui Pin dan Yam mau memberitahukan masalah Pudtarn ke ibunya, Rid berusaha menghentikan niatan mereka dengan cara menakut-nakuti mereka dan mengingatkan mereka tentang kejadian yang terjadi pada ibunya dulu gara-gara Krishna Kali.
Kalau sampai itu terjadi, maka kali ini mungkin ibunya tidak akan bisa selamat karena sudah tidak ada Kakek yang bisa memanggil kembali jiwa Kade. Jika ibunya mati, maka dia dan saudara-saudaranya akan menjadi piatu. Rencananya sukses membuat Pin dan Yam ketakutan sehingga mereka pun mengurungkan niatan mereka untuk memberitahu Kade.
Kade menyadari kedua pelayannya itu bertingkah aneh. Jelas ada yang mereka tutupi darinya, tapi saat dia mencoba menanyakannya, mereka bersikeras tutup mulut. Kade jadi kesal sama mereka.
Rid memperlihatkan Krishna Kali pada saudara-saudaranya, dan mereka memiliki reaksi yang sama saat mencoba menyentuh benda itu, sama-sama merasa seperti kesetrum yang jelas saja membuat mereka ketakutan dan akhirnya mereka semua sepakat untuk mengamankan benda ini di Song Kwae supaya ibu mereka tidak mengetahuinya apalagi menyentuhnya.
Tapi Ruang penasaran apa yang akan Rid katakan kalau Pudtarn menanyakan kitab ini?... Tentu saja Rid akan mengatakan yang sebenarnya, tapi tidak masalah, kitab ini kan pada dasarnya milik keluarga mereka yang telah diturunkan dari generani ke generasi sejak ratusan tahun yang lalu. Jadi tidak mungkin banget kalau kitab ini milik wanita itu. Wanita itu pembohong.
Menurut Ruang, lebih baik Rid mencoba menanyakan masalah Pudtarn ke ibu mereka. Pudtarn memiliki wajah yang sama persis dengan ibu mereka seolah mereka saudara kembar, sikap dan cara bicaranya juga hampir sama walaupun ada bedanya juga. Ruang yakin kalau semua itu tidak mungkin cuma sekedar kebetulan.
Tapi Rid tidak setuju. Saat mereka pertama kali bertemu, langit tiba-tiba menjadi gelap di siang bolong. Itu adalah pertanda buruk. Rid khawatir kalau wanita itu hanya akan membawa sial bagi keluarga mereka.
Mungkin saja kedatangan wanita itu adalah sihir hitam yang dikirim seseorang untuk menyakiti mereka. Karena itulah, lebih baik mereka tidak usah punya hubungan apa pun dengannya dan tidak usah memberitahu ibu mereka tentang dia.
Di istana, Raja Taisha sedang rapat bersama para pejabatnya. Dia memiliki tiga putra yang semuanya masih kecil, namun posisi Putra Mahkota diberikan pada adiknya, Putra Mahkota Bhorn.
Salah satu pejabatnya adalah orang keturunan Cina yang bergelar Kosathibodi yang bertanggung jawab atas perdagangan antara Ayutthaya dengan negara-negara luar, sedangkan putranya adalah salah satu dari royal pages Raja.
Selain para pejabat senior, Raja memiliki lima orang royal pages yang salah satunya adalah Rid dan George Phaulkon (Putranya Mali dan Constantine Phaulkon). Namun ada orang yang tampaknya tidak senang pada raja baru, yaitu pamannya sendiri, Pangeran Dum.
Biarpun Raja tampak selalu tenang, tapi Rid memperhatikan bahwa Raja tampak murung saat sedang sendirian. Bisa dimaklumi, beliau baru saja naik tahta, tapi sebenarnya segalanya masih kacau.
Ternyata sebenarnya, mendiang Raja Harimau mewariskan tahta pada Putra Mahkota Bhorn. Namun kedua kakak-adik itu saling menyayangi sehingga Putra Mahkota Bhorn mengalah dan rela menyerahkan tahta kembali ke kakaknya secara damai. Begitulah bagaimana kemudian ia menjadi Raja. Jika tidak, mungkin kerajaan mereka akan kacau.
Namun Raja juga sadar bahwa dia memiliki musuh-musuh dalam selimut, termasuk pamannya - Pangeran Dum, beberapa pejabat dan beberapa bangsawan yang siap menyerangnya kapan saja. Kadang dia tidak tahu harus bagaimana, kadang dia ingin melawan, tapi kadang ragu. Makanya dia kadang terlihat murung dan galau.
Namun di sisi lain dia juga bisa tenang dan merasa mampu mengemban tahta ini karena dia tahu kalau dia memiliki lima royal pages yang selalu setia padanya. Dia dan mereka memang memiliki hubungan yang baik, malah, mereka sudah berteman sejak masih kecil.
Raja bahkan pernah main ke rumah Rid dulu dan belajar hal-hal tak lazim di zaman ini dari ibunya Rid, dan yang paling dia sukai saat main ke rumah Rid adalah masakan Ibunya Rid yang sangat lezat, terutama barbecue-nya.
Keluarga Kade memang hobi dan rutin barbecue. Kade bahkan menghadiahkan banyak panggangan daging ke banyak orang di seluruh ibu kota. Dan setiap kali pesta barbecue, sekeluarga pasti akan berkumpul rame-rame, termasuk para pelayan yang suka ribut.
Khun Ying sebenarnya tak senang dengan keributan para pelayan, apalagi karena dia masih meyakini kalau para pelayan itu lebih rendah darinya. Makanya sulit baginya untuk makan di satu tempat dengan para pelayan.
Namun Kade sangat menghargai para pelayan karena para pelayan ini sudah bekerja keras sepanjang hari demi keluarga mereka, dan Kade menularkan pikiran baiknya ini pada anak-anaknya sehingga mereka pun selalu menghormati para pelayan. Lagipula, hanya pada saat seperti ini saja kok mereka makan bersama para pelayan, di hari-hari lain mereka tidak makan bersama para pelayan.
Berbeda dengan Ibunya Rid yang terkenal karena barbecue-nya, Ibunya George terkenal karena kue-kuenya. Berkat keahliannya inilah, dia dipekerjakan sebagai koki istana khusus bagian dessert, dan kue-kue tradisional buatannya terkenal sangat lezat.
Mali juga sedang berusaha untuk menuntut yang investasi mendiang suaminya dulu pada pihak Perancis. Bahkan Raja Thaisa juga membantu, tapi sayangnya, sampai sekarang mereka masih belum mendapat jawaban. Rasanya dia ingin menyerah saja, tapi keluarganya menyemangatinya untuk terua memperjuangkan haknya.
Biarpun mendiang Ayahnya Raja Thaisa dulu yang membvnvh Ayahnya George, tapi Mali selalu membesarkan hati putranya dan mengingatkannya bahwa Raja Thaisa sangat baik pada mereka.
Nenek Gui mengirim beberapa pelayan dan tukang untuk membuatkan rumah tersendiri untuk Pudtarn di hutan. Eung dan seorang pelayan pria bernama Perm nantinya akan tinggal bersama Pudtarn di rumah barunya.
Gui mengerti kalau Pudtarn pasti merasa kesepian tinggal di tempat baru ini. Biarpun Pudtarn adalah malaikat (pfft!), tapi tetap saja Gui ingin Pudtarn hidup nyaman.
Klin iri dan kesal hingga dia sengaja banting-banting barang. Pudtarn pun sontak emosi dibuatnya. Mereka hampir saja bertengkar lagi, tapi untungnya Gui dengan cepat mencegahnya dan memohon padanya untuk tidak memedulikan Klin.
Dia meyakinkan Pudtarn bahwa Klin itu memang begitu orangnya, sama neneknya sendiri juga begitu. Dia juga memperingatkan kedua pelayannya Pudtarn untuk berusaha sebisa mereka untuk mencegah timbulnya pertengkaran antara Klin dan Pudtarn.
Memimpin proses pembangunan gubuk barunya dengan antusias, Pudtarn santai saja memanggil dan memperlakukan para pelayannya seolah mereka teman yang setara dengannya. Perm sampai kaget dan bingung waktu Pudtarn memanggilnya P'Perm.
Dia dengan antusias ikut aktif dalam proses pembangunan bersama para tukang, tapi mereka malah jadi ketakutan karena posisinya yang lebih tinggi dari mereka, apalagi dia juga wanita yang tidak seharusnya melakukan pekerjaan pertukangan. Pudtarn jadi kecewa.
Ditambah lagi dengan kepercayaan orang zaman dulu yang membuatnya semua keinginannya ditolak. Dia mau buat toilet di dalam rumah pun ditolak karena kepercayaan orang zaman dulu yang meyakini bahwa toilet di dalam rumah itu kotor dan bisa mengundang setan.
Ditambah lagi dengan Klin yang hobi cari perkara dengannya, tantrum kayak anak kecil karena tidak mau Pudtarn punya rumah yang nyaman, menghinanya dan terus mencoba mengusirnya. Tapi seperti biasanya, semakin diprovokasi, Pudtarn jadi semakin ganas menyerang Klin. Bahkan kalau bukan karena para pelayan yang menghentikan mereka, kedua gadis itu pasti sudah baku hantam dengan heboh.
Setelah beberapa waktu, rumah gubuknya Pudtarn akhirnya jadi juga. Tinggal mengisinya dengan perabotan. Pudtarn mendesain beberapa model perabotan yang dibutuhkannya, Perm dan para tukang berhasil membuat semuanya dengan sempurna.
Pudtarn senang banget dan setulus hati mengucap terima kasih pada mereka, eh mereka malah ketakutan mendapatkan ucapan terima kasihnya. Maklum, zaman itu tidak lazim bagi seorang majikan untuk mengucap terima kasih pada budak, apalagi memperlakukan budak sebagai orang yang setara.
Namun Pudtarn selalu baik pada mereka, dia bahkan tak ragu duduk di tanah untuk makan bersama para tukang dan membagi ikan gorengnya untuk mereka semua karena dia melihat mereka makan nasi tanpa lauk. Dia juga selalu memuji dan mengucap terima kasih setiap saat pada mereka.
Rid pernah datang sekali, tapi itu pun cuma untuk bertengkar dengannya tentang rumah barunya Pudtarn, jelas-jelas selalu berusaha mengalihkan pikiran Pudtarn dari pembahasan masalah Krishna Kali. Dan saat akhirnya Pudtarn sadar kalau mereka belum membahas Krishna Kali, Rid sudah kabur. Saat akhirnya rumah Pudtarn sudah jadi, tak sengaja Pudtarn melihat Rid yang akhirnya datang lagi.
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam