Recap Derailment Episode 3

Qi Lian mengenal Xiao Yuan di dunia yang ini karena ternyata mereka teman sekampung, makanya dia masih berpikir kalau Xiao Yuan pura-pura tak mengenalnya dan itu membuatnya jadi bingung dengan sikap Xiao Yuan.

Sebenarnya dia punya maksud baik pada Xiao Yuan, makanya dia terus membuntuti Xiao Yuan, berniat memastikannya baik-baik saja dan aman di kota ini.

Sayangnya, Xiao Yuan tidak bisa mempercayainya dan tidak ingin ketahuan kalau dia bukan Jiang Xiao Yuan yang dikenal Qi Lian. Makanya dia bersikeras untuk melarikan diri dari Qi Lian. Awalnya Qi Lian bisa selalu mengejarnya dengan mudah, tapi pada akhirnya Xiao Yuan berhasil melarikan diri melalui jendela toilet wanita.

Xiao Yuan hampir tidak punya uang untuk membeli makanan yang layak, satu-satunya uang yang dia miliki hanya dua koin yang hanya cukup untuk membeli semangkok nasi saja tanpa lauk ataupun sayur.
Pun begitu, dia masih saja bersikap angkuh. Dia bahkan hampir menghabiskan separuh kotak tisu hanya untuk mengelap meja sampai membuat si pemilik warung kesal.

Jiang Xiao Yuan, putri seorang konglomerat yang biasanya makan makanan mahal, kali ini malah hanya bisa makan nasi tanpa lauk dan sayur. Kali ini akhirnya dia baru menyadari bahwa rasa lapar yang begitu hebat bisa membuatnya merasa bahwa nasi saja sudah enak.

Seandainya ada ayahnya, dia pasti tidak akan kelaparan dan menderita seperti ini. Tapi sekarang, dia bahkan tidak memiliki siapa pun yang bisa dia andalkan, dan dia sama sekali tidak tahu harus bagaimana.

Pada saat yang bersamaan, Qi Lian kebetulan lewat sambil menelepon seseorang  memberitahu orang di seberang tentang keanehan ponsel aneh yang mendadak menyala dan menerima koordinat setelah sekian lama tak pernah berbunyi. 

Saat itulah dia melihat Xiao Yuan hanya makan nasi putih. Melihat keadaan Xiao Yuan yang menyedihkan itu, Qi Lian meminta orang di seberang untuk sekalian membantunya menyelidiki tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Xiao Yuan di Chongqing sehingga Xiao Yuan sekarang pura-pura tidak mengenalinya.

Usai makan, Xiao Yuan berpikir untuk mencari pekerjaan, eh malah kena sial tasnya dijambret dua orang pencuri. Untungnya ada Qi Lian yang sedari tadi membuntutinya. Berkat keahlian bela dirinya Qi Lian dalam menyerang kedua pencuri itu, polisi berhasil menangkap para pencuri itu.

Tapi alih-alih berterima kasih, Xiao Yuan justru kesal karena Qi Lian membuntutinya terus. Apalagi dia merasa kalau Qi Lian mengasihaninya dan dia tidak mau dikasihani. Dia tidak terima dan merasa terhina oleh rasa kasihan Qi Lian terhadapnya.

Mengabaikan kesinisannya, Qi Lian menyodorkan uang padanya dan menyuruhnya untuk menggunakan uang ini untuk mencari tempat tinggal, bahaya berkeliaran di luar tengah malam begini. 

Terserah Xiao Yuan kalau Xiao Yuan mau terus pura-pura tidak mengenalnya, tapi dia mengingatkan bahwa saat ini, hanya dia yang bisa menolong Xiao Yuan. Tanpa bantuannya, bagaimana Xiao Yuan akan melewati malam ini?

Dia memang benar dan Xiao Yuan menyadari itu, makanya akhirnya dia mengalah, menerima uang itu dan mau mengikuti Qi Lian. Mereka diam sepanjang jalan hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah hotel.

Dia membiarkan Xiao Yuan untuk check-in sendiri dan mau langsung pergi, tapi Xiao Yuan penasaran bagaimana caranya dia  mengembalikan uangnya Qi Lian ini nanti. Dia bersikeras ingin membayar uangnya ini kembali kapan-kapan kalau dia sudah punya uang karena dia menganggap ini sebagai hutang, dia tidak mau disedekahi.

"Kalau begitu, telepon nomor ayahmu," ucap Qi Lian lalu pergi.

Hotel itu punyanya temannya Qi Lian dan dia sudah bekerja sama dengan si pemilik hotel agar Xiao Yuan menginap di hotel ini seharga uang yang Qi Lian kasih ke dia.

Yang jadi masalah, si pemilik hotel melakukan kesalahan dengan mengklaim bahwa harga standar kamar tidak termasuk sarapan. Lah, Xiao Yuan kan tidak punya lebihan uang. Bagaimana dia akan makan besok?

Di tengah kegalauannya, Xiao Yuan melihat sebuah iklan loker menjadi pengurus warnet, dapat makan dan tempat tinggal. Wuih! Iklan itu jelas lebih menggoda, makanya Xiao Yuan memutuskan batal check-in dan pergi mencari keberadaan warnet tersebut.

Saat pemilik hotel menelepon Qi Lian dan mengabarkan tentang masalah ini, Qi Lian sontak panik mencari Xiao Yuan. Apalagi saat dia tidak menemukan Xiao Yuan di warnet tersebut.

Jelas saja, karena Xiao Yuan ternyata salah tempat. Dia malah berakhir diterima kerja jadi pengurus sebuah warnet ilegal yang pemiliknya jelas-jelas preman dan rada mesvm, dan para pelanggannya pun cowok semua. (Hadeh! Apa sih yang kamu pikirin Qi Lian, nggak percaya satu cowok baik-baik, malah nekat kerja di tempat yang lebih nggak bisa dipercaya)

Dia memang dapat tempat tinggal dan makan, tapi cuma mie instan tiga kali sehari dan tempat tinggalnya cuma gudang. Gajinya sangat rendah tapi kerjanya sulit, meladeni berbagai permintaan pelanggan yang ingin ini-itu.

Jiang Xiao Yuan yang tidak terbiasa diperintah orang, jelas tidak senang dengan pekerjaannya ini. Tapi karena dia butuh, dia terpaksa harus bertolerasi dengan keadaannya dan meladeni para pelanggan itu dengan setengah hati.

Karena hanya ponsel aneh pemberian Asisten Xu itu yang masuk ke dunia ini bersamanya, Xiao Yuan jadi berpikir bahwa mungkin dengan ponsel inilah dia bisa menghubungi dan kembali ke dunia aslinya. Tapi masalahnya sekarang, ponsel itu mati kehabisan baterai dan dia tidak punya charger-nya juga.

Qi Lian terus berusaha mencari Xiao Yuan ke semua warnet yang ada di area itu, tapi tidak bisa menemukannya di mana-mana. Si pemilik hotel jadi curiga kalau Xiao Yuan mungkin kesasar ke warnet ilegal. Cemas, Qi Lian pun bergegas mencari ke semua warnet ilegal.

Xiao Yuan sekarang harus hidup dengan penuh perhitungan dengan menggunakan sedikit uang pemberian Qi Lian yang dia miliki. Setiap hari hanya mampu membeli pangsit sayur.

Dia juga membeli charger, tapi saat mencoba menghubungi ayahnya, teleponnya tak terjawab. Tapi semenit kemudian, dia malah mendapat telepon scam yang mengklaim kalau ayahnya Xiao Yuan kena stroke dan mendesak Xiao Yuan untuk mengirim uang untuk biaya pengobatan ayahnya.

Saking kesalnya, Xiao Yuan refleks membuang ponselnya ke tong sampah, tapi sedetik kemudian ponsel itu berbunyi sehingga Xiao Yuan harus memungutnya kembali dari tong sampah.

Kali ini yang menghubunginya ternyata Qi Lian, teleponnya tadi ternyata masih terhubung ke nomornya Qi Lian dan bukan ke nomor ayahnya di dunia aslinya.

Qi Lian akhirnya menemukan Xiao Yuan, tapi Xiao Yuan terus bersikeras menghindarinya. Qi Lian jadi kesal juga lama-lama, masih mengira kalau Xiao Yuan pura-pura tak mengenalnya setelah 6 tahun tak bertemu.

"Persahabatan kita sudah bertahun-tahun, hal apa yang bisa kubantu, kau langsung katakan saja."

"Kau tidak bisa membantuku. Semua orang tidak bisa membantuku. Jangan mengikuti lagi, oke?" kesal Xiao Yuan.

Tapi Qi Lian tidak bisa meninggalkannya begitu saja, jadi dia diam-diam terus membuntuti Xiao Yuan.
Setiap hari, Xiao Yuan harus bekerja meladeni berbagai permintaan pelanggan seorang diri, hidup sehemat mungkin dengan uangnya yang semakin lama semakin menipis. 

Dia benar-benar sedih dan frustasi dengan keadaannya ini. Dia tidak sadar kalau Qi Lian diam-diam memperhatikannya dari kejauhan. Qi Lian sebenarnya prihatin, tapi dia memutuskan tetap diam dan jaga jarak.

Parahnya lagi, suatu hari, ada pelanggan kurang ajar yang menyentuhnya. Untungnya Xiao Yuan bukan jenis wanita lemah tak berdaya yang akan diam saja diperlakukan kurang ajar seperti ini.

Dengan garangnya dia menghajar orang itu yang berujung membuat dia diomeli dan diancam dipecat sama bos premannya . Xiao Yuan tak gentar dan balas mengancam si bos preman untuk membayar gajinya atau dia akan melaporkan bisnis ilegalnya ini ke pihak berwenang.

Si bos preman seketika kicep dan akhirnya mengalah, memberikan hak gajinya Xiao Yuan selama beberapa hari ini. Xiao Yuan akhirnya punya uang untuk membayar hutangnya pada Qi Lian, jadi dia langsung menghubungi Qi Lian. 

Tak lama kemudian, Xiao Yuan pun mendatangi sebuah rumah sesuai arahan Qi Lian. Tapi saat dia mencoba mengetuk pintu, malah tidak ada yang menjawab. Kesal, Xiao Yuan asal saja menendang pintu bergaya kuno itu, eh pintunya malah terbuka.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments